Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

DISUSUN OLEH:

IRMA YANTI

105019007

YAYASAN PENDIDIKAN CENDRAWASIH

AKADEMI KEBIDANAN PALU


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


selalu memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini setelah melalui berbagai rintangan dan
hambatan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang

“Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui”

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang
agar lebih baik.

Palu, 13 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................4

A. Diagnosa Kebidanan Pada Ibu Nifas Sesuai Nomenklatur Kebidanan 4


B. Langkah-langkah Dalam Dokumentasi Kebidanan.............................15

BAB III PENUTUP.........................................................................................32

A. Kesimpulan..........................................................................................32
B. Saran...................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebidanan di indonesia sebagai suatu profesi yang sedang dalam


proses memperjuangkan penerimaan profesi yang mandiri oleh
masyarakat membutuhkan upaya aktualisasi diri dalam memberikan
pelayanan profesional . semua ini dapat dicapai apabila bidan mampu
menunjukkan kemampuannya baik dalam bidang pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan yang di dasari oleh ilmu yang jelas, serta
mendokumentasikan semua hasil kerja yang telah di laksanakan secara
baik dan benar. Akhirnya dokumentasi dapat meningkatkan
kesinambungan perawatan pasien, dan menguatkan akuntabilitas, dan
tanggung jawab bidan dalam mengimplementasikan, dan mengevaluasi
pelayanan yang diberikan serta membantu institusi untuk memenuhi
syarat akreditasi dan hukum.
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak
pemberi asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan, bidan sebagai
individu yang memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya,bio-
psiko sosial. Di tengah masyarakat,bidan juga berperan dalam memberi
pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap pola
hidup dan gaya hidup yag tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan
pada individu tapi juga terhadap keluarga dan masyarakat. Oleh karena
itu ,bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat
mengorganisasikan semua unsur unsur yang terlibat dalam
pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian
ibu dan anak .
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan –penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang terfokus pada klien. (Varney, 1997)
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,
yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap
yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah
tersebut biasa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan
semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Mengingat pentingnya
seorang bidan menguasai manajemen kebidanan maka,dalam makalah
ini akan kami bahas tentang  “Melaksanakan perencanaan” sesuai
dengan langkah ke-6 manajemen kebidanan menurut Helen Varney
Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan
yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga
langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan
dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis.asuhan
yang dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas, dan logis.
Dokumentasi ini perlu karna dapat digunakan sebagai bahan untuk
mempertanggung jawabkan tindakan yang dilakukan dan juga bila ada
kejadian gunggatan, maka dokumentasi kebidanan dapat memebantu.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan kebidanan wajib
mencatat dan melaporkan kegiatannya yang dokumentasinya harus
tersimpan dengan baik.
Sistem dokumentasi memiliki manfaat antara lain sebagai sarana
komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti
perkembangan dan evaluasi pasien, dapat dijadikan data penelitian dan
pendidikan, dan mempunyai nilai hukum merupakan dokumentasi yang
sah. Dalam kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan
yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan keluarga berencana.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Diagnosa Kebidanan Pada Ibu Nifas Sesuai Nomenklatur
Kebidanan?
2. Apa saja Langkah-langkah Dalam Dokumentasi Kebidanan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN NIFAS
DAN MENYUSUI.
2. Untuk mengetahui Diagnosa Kebidanan Pada Ibu Nifas Sesuai
Nomenklatur Kebidanan
3. Untuk mengetahui apa saja Langkah-langkah Dalam Dokumentasi
Kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Diagnosa Kebidanan pada Ibu Nifas Sesuai Nomenklatur Kebidanan


Dalam Standar Praktik Kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
sesuai dengan lingkup praktik kebidanan dan dalam tanggung jawab
maupun tanggung gugat bidan, dirumuskan berdasarkan analisis data yang
telah dikumpulkan. Difinisi Operasional :
1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi
oleh klien atau suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan
kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.
2. Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis
mengarah pada asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien.

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).

Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang


menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana
(Rahmawati, 2012) Nomenklatur Diagnosa Kebidanan adalah suatu
sistem nama yang telah terklasifikasikan dan diakui serta disyahkan oleh
profesi, digunakan untuk menegakkan diagnosa sehingga memudahkan
pengambilan keputusannya. Dalam nomenklatur kebidanan mempunyai
standar yang harus dipenuhi.
Diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar Nomenklatur (tata nama)
diagnosis kebidanan, yaitu :
1. Diakui dan telah di di sahkan oleh profesi.
2. Berhubungan langsung dengan praktisi kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan.
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan.
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Diagnosa dapat berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur
ibu dan keadaan nifas. kemudian ditegakkan dengan data dasar
subjektif dan objektif.
Daftar Nomenklatur diagnosa kebidanan:
1. Persalinan Normal
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia
luar.
2. Partus Normal
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-
ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam.
3. Syok
Syok adalah suatu kondisi patofisiologi dengan perfusi jaringan
dan organ yang tidak adekuat yang mengarah pada suatu
keadaan hipoperfusi dan hipoksia seluler pada akhirnya dengan
semua gejala sisa yang menyertai.
4. DJJ tidak normal
Suara jantung adalah suara yang dikeluarkan oleh jantung dan
akibat aliran darah melalui jantung.
5. Abortus
Abortus adalah : kegagalan kehamilan sebelum umur 28
minggu / berat janin kurang dari 1000 gram.
6. Solusio Placenta
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta yang berimplantasi normal pada kehamilan di atas 22
minggu dan sebelum anak lahir.
7. Akut  Pyelonephritis
Pyelonephritis  Akut adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan
parenkim ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh
bakteri.
8. Amnionitis
Amnionitis is an infection of the uterus, the amniotic sac (bag of
waters), and in some cases, of the fetus.
9. Anemia Berat
Anemia Berat adalah suatu keadaan yang menggambarkan
kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari
nilai standar (normal).
10. Apendiksitis
Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer,2000).
11. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah uterus tidak berkontraksi dan lembek,
pendarahan segera terjadi setelah anak lahir.
12. Infeksi Mammae
Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan
pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak
memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif
dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
13. Pembengkakan Mamae
Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak
kontinyu, sehingga sisa  ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal
ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan.
14. Presentasi Bokong
Presentasi bokong yaitu dimana bayi letaknya sesuai dengan
sumbu badan ibu (memanjang), kepala di fundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah vakum uteri atau di daerah pintu
atas panggul/simfisis.
15. Asma Bronchiale
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya
respontrachea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan
dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas
dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secaraspontan maupun
hasil dari pengobatan.
16. Presentasi Dagu
Pada presentasi bahu, titiknya adalah tulang belikat. Bila dagu
berada di belakang, berikan kesempatan kepada dagu untuk
memutar ke depan. Pada posisi mentoposterior persisten,
usahakan untuk memutar dagu ke depan dengan satu tangan
yang dimasukkan ke dalam vagina.
17. Disproporsi Sevalo Pelvik
Disproporsi sefalo pelvik yaitu ketidak seimbangan antara ukuran
kepala dan panggul. Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan
yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan
panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.
Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin
yang besar ataupun kombinasi keduanya.
18. Hipertensi Kronik
Hipertensi kronis adalah hipertensi yang dideteksi sebelum usia
kehamilan 20 minggu
Hipertensi kronis jika tekanan darah sebelum kehamilan 20
minggu tidak diketahui, sulit membedakan antara preeklamsia
dan hipertensi kronik, dalam hal demikian, tangani sebagai
hipertensi karena kehamilan
19. Presentasi Ganda
Presentasi ganda ialah keadaan dimana di samping bagian
terendah janin teraba anggota badan, antara lain dijumpai
tangan, lengan atau kaki, atau keadaan dimana di samping
bokong janin dijumpai tangan.
20. Cystitis
Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering
disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra. Penyebab lainnya
mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung kemih.
Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop.
21. Eklampsia
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan
darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan
kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.
Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila ditemukan
kejang-kejang pada penderita pre-eklampsia, yang juga dapat
disertai koma.  Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan
kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan
ini terjadi selama masa kelamilan, persalinan, dan masa nifas
yang akan berdampak pada ibu dan bayi.
22. Kelainan Ektopik
Kelainan Ektopik Adalah : kehamilan dengan implantasi terjadi di
luar rongga uterus. Kehamilan ektopik adalah : kehamilan yang
berlangsung di luar endometrium yang normal (travum uteri).
Kehamilan ekstraterin adalah : kehamilan di luar batas uterus,
sedangkan kehamilan heterntupik adalah : hamil intraveterin dan
hamil ektopik yang terjadi bersama-sama.
23. Ensephalitis
Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak.
24. Epilepsi
Epilepsi memiliki pengertian gangguan kronik ditandai bangkitan
epileptik berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermiten
yang terjadi oleh lepas muatan listrik abnormal neuron-neuron
secara paroksismal akibat berbagai etiologi.
25. Hidramnion
Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana
terdapat keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas
normal.
26. Presentasi Muka
Presentasi muka ialah keadaan di mana kepala dalam keduduka
n defleksimaksimal sehingga oksiput tertekan pada punggung da
n muka merupakan bagian terendah menghadap ke bawah.
27. Hemorargik Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu
(Mochtar, R, 1998).
28. Hemorargik Postpartum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc
atau lebih setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir)
(Wiknjosastro, 2000).
29. Inertia Uteri
Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat
untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin
keluar. (Prof. Dr. Rustam mochtar, MPH, sinopsis obstetri, 305)
30. Invertio Uteri
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik
sebagian atau seluruhnya masuk kedalam kavum uteri.
31. Mekonium
Mekonium adalah feses (tinja) pertama bayi yang baru lahir,
yang kental, lengket, dan berwarna hitam kehijauan. Mekonium
terbuat dari cairan ketuban, lendir, lanugo (rambut halus yang
menutupi tubuh bayi), empedu, dan sel-sel yang berasal dari kulit
dan saluran usus. Feses bayi biasanya berubah dari mekonium
ke tinja kuning kehijauan dalam 4 – 5 hari.
32. Meningitis
Meningitis adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik,
kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit
serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga
dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan
kematian.
33. Metritis
Metritis adalah radang miometrium. Mimetritis akut biasanya
terdapat pada abortus septic atau infeksi post partum. Metritis
adalah infeksi post partum. Metritis adalah infeksi uterus setelah
persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar
kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri merupakan bagian dari
infeksi yang lebih luas.
34. Kehamilan Mola
kehamilan mola tidak berkembang menjadi embrio setelah
pembuahan tetapi terjadi villi koriales disertai dengan degenerasi
hidropik. Rahim menjadi lunak dan berkembang lebih cepat dari
usia kehamilan yang normal, tidak dijumpai adanya janin, dan
rongga rahim hanya terisi oleh jaringan seperti buah anggur.
35. Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari
dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak
kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat (quadruplet),
kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil
kembar tentunya menjadi keajaiban. Butuh perlakuan ekstra
terhadap tubuh ibu dan janinnya, sejalan dengan perubahan dan
kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan kehamilan biasa.
Mengandung bayi kembar merupakan berita besar bagi seorang
ibu. Kehamilan kembar memang tidak pernah bisa diduga, ada
yang berasumsi bahwa seorang ibu bisa memiliki bayi kembar
karena keturunan, tetapi hal tersebut juga masih belum bisa
dipastikan.
36. Partus Macet
Partus macet adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang
mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul
komplikasi ibu maupun janin (anak).
Partus macet adalah persalinan dengan tidak ada penurunan
kepala > 1 jam untuk nulipara dan multipara. (Sarwono, 2008)
37. Posisi Occiput Posterior
Posisi belakang kepala oksiput posterior menetap adalah ubun-
ubun kecil menetap di belakang karena tidak ke depan ketika
mencapai dasar panggul. Kepala janin akan lahir dalam keadaan
muka di bawah simfisis pubis.
38. Kista Ovarium
Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang
berkembang dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan
kista tidak berbahaya. Namun, beberapa dapat menimbulkan
masalah, mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga
penyakit serius, seperti: terlilitnya batang ovarium, gangguan
kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium.
39. Abses Pelvix
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi
bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi
endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur,
miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul.
Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari
Penyakit Menular Seksual (PMS).
40. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan
oleh infeksipada selaput rongga perut (peritoneum). Peradangan
ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat
penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen
(misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus
gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi
pascaoperasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.
Pada keadaan normal, peritoneum resisten terhadap
infeksi bakterisecara inokulasi kecil-kecilan. Kontaminasi yang
terus menerus, bakteri yang virulen, penurunan resistensi, dan
adanya benda asing atau enzim pencernaan aktif merupakan
faktor-faktor yang memudahkan terjadinya peritonitis.
41. Placenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau
tertanam pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian
atau seluruh ostium utri internum. Angka kejadian plasenta
previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan. Pada awal
kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa
organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan
nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah
dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada
tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu
dan bayi.
42. Pneumonia
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat
konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat
yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-
benda asing. Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi
radiasi untuk kanker payudara atau paru, biasanya terjadi
selama 6 minggu atau lebih setelah pengobatan selesai.
43. Pre-Eklampsia Ringan/Berat
Pre eklampsia ringan adalah sindrom spesifik kehamilan dengan
penurunan perfusi pada organ-organ akibat vasospasme dan
aktivasi endothel.
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg
atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan
20 minggu atau lebih
44. Hipertensi Karena Kehamilan
hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil
akan sangat membahayakan baik kehamilan itu sendiri maupun
bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika darah
yang dipompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan,
hingga hal ini dapat membuat adanaya tekanan dan merusak
dinding arteri di pembuluh darah. Seseorang dikatakan
mengalami hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90
mmHG (berarti 140 mmHg tekanan sistolik dan 90 mmHg
tekanan diastolik). Hipertensi pada kehamilan banyak terjadi
pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40,
kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil
dengan kehamilan pertama.
45. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartus
yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada
multipara < 5 cm. Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan
yang terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput janin.
46. Partus Prematurus
Partus prematurus yaitu persalinan yang terjadi pada kehamilan
37 minggu atau kurang, merupakan hal yang berbahaya karena
mempunyai dampak yang potensial meningkatkan kematian
perinatal.
47. Prolapsus Tali Pusat
Prolapsus tali pusat adalah tali pusat dijalan lahir dibawah
presentasi janin setelah ketuban pecah. Prolapsus tali pusat
merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dalam bidang
obstetri karena insidensi kematian perinatal tinggi.
48. Partus Fase Laten Lama
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah
berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks
di kanan garis waspada persalinan aktif
49. Sisa Plasenta
sisa plasenta adalah sisa plasenta dan selaput ketuban yang
masih tertinggal dalam rongga rahim yang dapat menyebabkan
perdarahan postpartum dini dan perdarahan postpartum lambat
Tertinggalnya sebagian plasenta sewaktu suatu bagian dari
plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak
dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat
menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa
keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta.
50. Retensio Plasenta
Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta
selama setengah jam setelah kelahiran bayi, atau 1 -2 jam post
partum tanpa perdarahan yang berlebihan jika home birth
Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya
perdarahan dan infeksi. Panjang rata-rata waktu untuk kelahiran
plasenta normal dalam homebirth saat menyusui bayi yang baru
lahir pada persalinan berkisar dari 15 menit hingga 45 menit. 

B. Langkah – langkah dalam Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti bahan


pustaka, baik yang berbentuk tulisan maupun rekaman lainnya seperti
dengan pita suara/cassete,vidio, film, gambar dan foto (suyono trino).
Dalam kamus besar bahasa indonesia adalah surat yang
tertulis/tercetak yang dapat di pakai sebagai bukti keterangan (seperti
akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian, dan sebagainya). Dokumen
dalam bahasa inggris berarti satu atau lebih lembar kertas resmi (offical)
dengan tulisan di atasnya. jadikan bukti dalam persoalan hukum.
Dokumentasi adalah suatu proses
pencatatan, penyimpanan informasi data atau fakta yang bermakna
dalam pelaksanaan kegiatan.
a. Manajemen Kebidanan
1. Konsep Manajemen

Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya


adalah “ managing” yaitu pengelolaan, sedangkan
pelaksanannya disebut managar atau pengelola. Seorang
manager adalah orang yang melaksanaakan fungsii manajemen
dan bekerja dengan dan melalui orang lain. Dia bertanggung
jawab atas pekerjaannya sendiri dan orang lain,
menyeimbangkkan tujuan yang saling bertentangan dan
menentukan prioritas, mampu berfikir secara analisis dan
konseptual, menjadi penengah, oleh politisi dan diplomat dan
mampu mengambil keputusan yang sulit. Inti dari menajemen
adalah kepemimpinan. Seorang manager yang baik adalah yang
memiliki jiwa kepemimpinan. Manajemen kebidanan adalah
suatu metode proses berfikir logis sistematis dalam member
asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik
klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen
kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam
memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Fungsi – fungsi manajemen

Manajemen adalah suatu bentuk kerja. Manajer dalam


pekerjaannya harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
yang dinamakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu sebagai berikut :
i. Planning ( Perencanaan )

Yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama


suatu masa yang akan dating dan apa yang harus diperbuat
agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
ii. Organizing

Yaitu mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan


penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan itu.
iii. Staffing

Yaitu menentukan keperluan-keperluan sumber daya


manusia, pengarahan, penyaringan, latihan pengembangan
tenaga kerja.
iv. Controlling (pengawasan )

Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan,


menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil
tindakan korektif yang diperlukan.

3. Langkah – langkah dalam Manajemen Kebidanan

I. Identifikasi dan analisis masalah

Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah


pertama identifikasi dan analisis masalah. Di dalam langkah
pertama ini bidan sebagai tenaga professional tidak
dibenarkan untuk menduga-duga masalah yang terdapat
pada kliennya. Bidan harus mencari dan menggali data atau
fakta baik dari klien, keluarga maupun anggota tim kesehatan
lainnya dan juga dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
bidan sendiri.
Langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis data atau fakta untuk perumusan
masalah. Langkah ini merupakan proses berfikir yang
ditampilkan oleh bidan dalam tindakan yang akan
menghasilkan rumusan masalah yang dialami/ diderita pasien
atau klien.
II. Diagnosa Kebidanan

Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka


bidan merumuskannya dalam suatu pernyataan yang
mencakup kondisi, masalah, penyebab dan prediksi terhadap
kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud mencakup masalah
potensial dan prognosis. Hasil dari perumusan masalah
merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang
disebut diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis
kebidanan diperlukan pengetahuan keprofesionalan bidan.
Penegakan diagnosis kebidanan dijadikan dasar tindakan
dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan hidup
pasien atau klien. Masalah potensial dalam kaitannya dengan
diagnosis kebidanan adalah masalah yang mungkin timbul
dan bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan
hidup klien atau diantisipasi, dicegah dan diawasi
serta segera dipersiapkan tindakan untuk mengatasinya.

III. Perencanaan

Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, bidan menyusun


rencana kegiatannya. Rencana kegiatan mencakup tujuan
dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam
melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien
atau klien serta rencana evaluasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka langkah
penyusunan rencana kegiatan adalah sebagai berikut :
 Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk
sasaran dan hasil yang akan dicapai.
 Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan
yang akan dicapai. Langkah-langkah tindakan mencakup
kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau
rujukan.
 Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan.

IV. Pelaksanaan

Langkah pelaksanaan dilakukan oleh bidan sesuai dengan


rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan
melakukan secara mandiri, pada penanganan kasus yang di
dalamnya memerlukan tindakan di luar kewengangan bidan,
perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan.
Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang
singkat, efektif, hemat dan berkualitas. Selama pelaksanaan,
bidan mengawasi dan memonitor kemajuan pasien atau klien.
V. Evaluasi
Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah
evaluasi. Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara
keberhasilan dan rencana. Jadi tujuan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan
yang dilakukan. Pada tahun 1997, Helen Varney
menyempurnakan proses 5 langkah tersebut memnjadi 7
langkah. Langkah- langkah tersebut membentuk kerangka
yang lengkap yang bias diaplikasikan dalam semua situasi.
Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah ke
dalam tugas- tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai
dengan kondisi klien. 7 langkah manajemen menurut Varney
adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data dasar

2. Interpretasi Data Dasar

3. Mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial

4. Identifikasi tindakan segera dan atau kolaborasi

5. Rencana menyeluruh asuhan kebidanan

6. Pelaksanaan

7. evaluasi
b. Standar Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam akses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
bidan sesuai dengan wewenang dan ruang ligkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Macam – macam standar asuhan kebidanan

1) Standar I : Pengkajian

i. Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan informasi yang akurat, relevan dan


lengkap dar semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
ii. Kriteria Pengkajian

1. Data tepat, akurat, dan lengkap

2. Terdiri atas data subjektif (hasil anamnesa ; biodata,


keluhan utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan,
dan latar belakang social budaya).
3. Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan
pemeriksaan penunjang).
2) Standar II : Perumusan diagnose dan atau masalh kebidanan
I. Pertanyaan standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,


menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakan diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.

II. Kriteria perumusan diagnose dan atau masalah


 Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

 Masalah dirumusakan sesuai dengan kondisi klien

 Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara


mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
3) Standar III : Perencanaan

I. Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan


diagnose dan masalah yang ditegakkan

II. Kriteria Perencanaan

 Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas


masalah dan kondisi klien ; tindakan segera, tindakan
antisipasi, dan asuhan secara komprehensif.
 Melibatkan klien atau pasien dana tau keluarga

 Mempertimbangkan kondisi psikologi, social budaya,


klien atau keluarga.
 Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan
kebutuhan klien, berdasarkan evidence based dan
memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat
pada klien.
 Mempertimbangakan kebijakan dan peraturan yang
berlaku, sumber daya dan fasilitas yang ada.

4) Standar IV : Implementasi

a) Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara


komprehensif, efektif, efisien dana man berdsarkan
evidence based kepada klien atau pasien dalam bentuk
upaya promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaboratif, dan rujukan.
b) Kriteria :

 Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-


psiko-sosial-spiritual-klutural.
 Setiap tindakan asuhan harus medapatkan persetujuan
dari klien atau keluarganya (informconsent).

 Melaksanaakan tindakan asuhan berdasarkan


evidence based.
 Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan

 Menjaga privisi klien atau pasien

 Melaksanakan prinsip pencegahaan infeksi

 Mengikuti perkembangan kondisi klien secara


berkesinambungan
 Menggunakan sumberdaya, sarana dan fasilitas yang
ada dan sesuai.
 Melakukan tindakan sesuai standar

 Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

5) Standar V : Evaluasi

a) Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan


bekesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan, sesuai degan berubaha
perkembangan kondisi klien.

b) Kriteria evaluasi

 Penilaian dilakukan segera setelah selesai


melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
 Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikommmunikasikan pada klien atau keluarga
 Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

 Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi


klien atau pasien
6) Standar VI : Pencatatan asuhan kebidanan

a) Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,


singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang
ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan.

b) Kriteria pencatatan asuhan kebidanan

a. Pencatataan dilakukan segera setelah melaksanakan


asuhan pada formulir yang tersedia (rekam medis /
KMS/ status pasien / buku KIA)

b. Ditulis dalam pencatatan buku perkembangan SOAP

c. S adalah data Subjektif, mencatat hasil anamnesa

d. adalah data Objektif, mencatat hasil pemeriksaan

e. A adalah hasil Analisa, mencata diagnose dan


masalah kebidanan
f. P adalah Penatalaksanaan, mencatat seluruh
perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan
segera, tindakan secara komprehensif ;penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi / Follow Up dan
rujukan.
c. Pencatatan Asuhan Kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap akurat, singkat, dan


jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
Pencatatan asuhan kebidanan adalah penting karena:

a) Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat


keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan atau
perawatan sudah sesuai dan efektif, mengidentifikasi
kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk
membuat perubahan dan peningkatan pada rencana asuhan
atau perawatan.
b) Dapat digunakan sebagai tolok-ukur keberhasilan proses
membuat keputusan klinik. Dari aspek metode keperawatan,
informasi tentang intervensi atau asuhan yang bermanfaat
dapat dibagikan atau diteruskan kepada tenaga kesehatan
lainnya.

c) Merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan


dan obat yang diberikan.
d) Dapat dibagikan di antara para penolong persalinan. Hal ini
menjadi penting jika ternyata rujukan memang diperlukan
karena hal ini berarti lebih dari satu penolong persalinan akan
memberikan perhatian dan asuhan pada ibu atau bayi baru
lahir.
e) Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu
kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari satu penolong
persalinan ke penolong persalinan lainnya, atau dari seorang
penolong persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya. Melalui
pencatatan rutin, penolong persalinan akan mendapat
informasi yang relevan
f) dari setiap ibu atau bayi baru lahir yang diasuhnya.
g) Dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.

h) Diperlukan untuk memberi masukan data statistik nasional


dan daerah, termasuk catatan kematian dan kesakitan
ibu/bayi baru lahir.

Aspek-aspek penting dalam pencatatan termasuk:

 Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan.

 Identifikasi penolong persalinan.

 Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua


catatan.
 Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan
jelas, dan dapat dibaca.
 Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu
siap tersedia.
 Kerahasiaan dokumen-dokumen medis.

Kriteria pencatatan asuhan kebidanan :

 Pencatataan dilakukan segera setelah melaksanakan


asuhan pada formulir yang tersedia (rekam medis / KMS
/ status pasien / buku KIA)

 Ditulis dalam pencatatan buku perkembangan SOAP

 S adalah data Subjektif, mencatat hasil anamnesa

 adalah data Objektif, mencatat hasil pemeriksaan A adalah


hasil
 Analisa, mencata diagnose dan masalah kebidanan
 P adalah Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan
dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif
;penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi / Follow Up dan
rujukan.

SOAP
S : Subjective
O : Objektif
A : Analysis/Assessment
P : Planning
a) Data Subjektif:

Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang


pasien. Mimik pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa.
Contoh: hasil anamnesa dari ibu : “merasa hamil 9 bulan.
Sering pusing, haid terakhir tanggal 05-01-2003. Kehamilan
yang kedua, dan tidak pernah keguguran”.
b) Data Objektif

Pendokumentasian dari hasil observasi, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan laboratorium. Catatan medic dapat dimasukkan
dalam data objektif sebagai data penunjang. Contoh: hasil
pemeriksaan fisik dan laboratorium : TFU 34 cm, letak janin
memanjang, punggung kanan, letak kepala. DJJ 120 x/menit,
tekanan darah 150/90 mmHg, Hb. 11 gr %, protein urin
positif.
c) Asessment/analysis:

Kesimpulan dari data subjektif dan Objektif. Analisis data


mencakup diagnosis/masalah kebidanan.
Contoh:

Diagnosa:

Ibu G2P1A0 gravida 36 minggu, janin tunggal hidup intrauterin


dengan preeklamsi ringan.Masalah potensial : pre-eklamsi
berat. Antisipasi masalah potensial : observasi tanda dan
gejala PEB .Kebutuhan tindakan segera : tidak ada.
d) Planning

mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang


sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif ;penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi / Follow Up dan rujukan.
Contoh Perencanaan: Menjelaskan tentang keadaan
kehamilan dan bahaya pre eklamsi ringan terhadap ibu dan
bayinya Menjelaskan tanda-tanda bahaya dan tindakan yang
harus segera dilakukan bila terdapat tanda tersebut
Menganjurkan ibu untuk kontrol TD dan antenatal setiap 1
minggu sekali :
 Minggu I : G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu,
keadaan ibu dan janin baik; TD 140/90 mmHg, protein
uri (-)

 Minggu II: G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu,


keadaan ibu dan janin baik, TD 130/90 mmHg, protein
uri (-)
 Minggu III: GZPlAO usia kehamilan 39 minggu,
keadaan ibu dan janin / baik, TD 120/80 mmHg,
Persamaan dan Perbedaan dari langkah – langkah Dokumentasi
Kebidanan

Perbedaan :

a. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran,
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan
untuk pengambilan suatu keputusan terfokus pada klien.
Standar asuhan kebidanan adalah proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang
dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan.
Pencatatan asuhan kebidanan dilakukan secara lengkap,
akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan / kejadian yang
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
b. Langkah - langkah Manajemen kebidanan adalah :

1) Identifikasi dan analisis masalah

2) Diagnosa Kebidanan

3) Perencanaan

4) Pelaksanaan

5) Evaluasi

Sedangkan, standar Asuhan kebidanan terdiri dari :

1) Standar I : Pengkajian

2) Standar II : Perumusan diagnose dan atau masalh


kebidanan
3) Standar III : Perencanaan
4) Standar IV : Implementasi

5) Standar V : Evaluasi

6) Standar VI : Pencatatan asuhan kebidanan Pencatatan


asuhan kebidanan ditulis dalam bentuk

SOAP

S : DATA SUBJEKTIF
O: DATA OBJEKTIF A: ANALISIS
P: PLANNING

Persamaan :

1. Sasaran dalam melakukan manajemen kebidanan,standar asuhan


dan pencatatan asuhan kebidanan adalah : ibu hami, ibu bersalin,
ibu nifas, bayi baru lahir, balita, wanita reproduksi.
2. Langkah – langkah pertama dalam manajemen, standar asuhan
dan pencatatan asuhan kebidanan adalah melakukan analisis
data / pengkajian
3. Setiap melakukan pendokumentasian selalu dilakukan evaluasi
kembali tindakan yang dilakukan.
4. Perencanaan/planning selalu dilakukan baik dalam manajemen
kebidanan, asuhan kebidanan, ataupun rencana asuhan
kebidanan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah


lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan
(Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.
(Abdul Bari,2000:122).
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan
dan pelaporan yang di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan
perawatan yang berguna untuk kepentingan Klien, bidan dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan
tanggung jawab bidan.
Langkah – langkah dalam manajemen kebidanan :
1. Identifikasi dan analisis masalah

2. Diagnosa Kebidanan

3. Perencanaan

4. Pelaksanaan

5. Evaluasi

Macam – macam standar asuhan kebidanan


: 1. Standar I: Pengkajian

2. Standar II : Perumusan diagnose dan


atau masalh kebidanan

3. Standar III : Perencanaan

4. Standar IV : Implementasi Standar


5. V : EvaluaIsi

6. Standar VI : Pencatatan asuhan kebidanan

Pencatatan asuhan kebidanan dituliskan dalam


buku perkembangan SOAP.
S : Data
Subjektif O :
Data Objektif A :
Analisis
P : Planning/ perencanaan

Metode pendokumentasian dengan pendekatan SOAP adalah


suatu metode pendokumentasian yang sederhana, jelas, logis dan
tertulis, terdiri dari 4 komponen dan merupakan intisari dari
manajemen kebidanan, sehingga jelas ada keterkaitan antara
SOAP notes dengan manajemen kebidanan.
B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam


penyusunan makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih
banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol. 4 No. 2 Oktober 2018


Universitas Ubudiyah Indonesia e-ISSN : 2615-109X

Pitriani,risa. 2014. Asuhan kebidanan Ibu nIfas Normal. Deepublish:


Yogyakarta

Yeyeh, Yulianti. (2009). Asuhan Kebidan NIFAS & MENYUSUI . Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai