KAJIAN PUSTAKA
pemahaman dasar tentang konsep dan prosedur keuangan serta penggunaannya untuk
financial knowledge merupakan penguasaan seseorang atas berbagai hal tentang dunia
keuangan yang cerdas dan bagaimana cara mengatur pengeluaran, sehingga mereka
individu yang memiliki financial knowledge memadai dinilai akan memiliki perilaku
manajemen keuangan yang lebih baik pula (Candra dan Marista, 2015). Financial
Knowledge yang dimiliki akan menjadi dasar pengambilan keputusan keuangan (Ida &
Dwinta, 2010).
Financial knowledge dibutuhkan oleh individu agar dapat mengelola dan membuat
keputusan keuangan yang lebih baik sehingga terhindar dari permasalahan finansial
pendapatan yang rendah saja, masalah keuangan juga dapat muncul jika terjadi
knowledge yang rendah akan lebih rentan terhadap masalah-masalah keuangan, seperti
memiliki hutang, memiliki hipotek dengan bunga lebih tinggi, dan minat menabung
rendah untuk perencanaan pensiun. Dengan kata lain, individu dengan financial
knowledge yang rendah masih belum mengetahui sisi positif dan negatif dari kepuasan
finansial. Sedangkan, orang dengan tingkat financial knowledge yang tinggi cenderung
puas dengan keadaan finansialnya dan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas
financial behavior individu tersebut. Individu yang memiliki financial knowledge lebih
baik harus dapat menunjukkan perilaku dan pengambilan keputusan keuangan yang
lebih baik.
finansial sebagai hasilnya. Menurut Humaira dan Sagoro (2018), semakin baik financial
knowledge yang dimiliki, financial behavior yang dimiliki juga akan semakin baik.
Dimana salah satu faktor yang dapat meningkatkan financial knowledge adalah
pengetahuan yang dimiliki individu tersebut akan membuat individu tersebut lebih
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kepuasan finansial. Joo dan Grable (2004),
menemukan bahwa tingkat financial knowledge dan keterampilan keuangan yang tinggi
akan mengarah pada tingkat kepuasan finansial yang lebih tinggi dengan memperkuat
financial behavior.
B. Kepuasan financial
Kepuasan finansial telah mendapatkan perhatian yang signifikan dari para peneliti di
bidang pengambilan keputusan keuangan serta di bidang perencanaan keuangan pribadi dan
keluarga. Area-area ini memiliki penerapan yang intensif dalam praktik perencanaan keuangan
dan pengembangan kebijakan publik. Peningkatan dalam pengetahuan terkait domain dan
pemahaman yang lebih baik tentang kepuasan finansial dan faktor penentu membantu pembuat
finansial dianggap sebagai konstituen penting dari kepuasan hidup. Hasil studi tersebut
memiliki implikasi yang luas dalam kerangka kebijakan publik dan perkembangannya. Pada
saat yang sama, proses pengambilan keputusan keuangan menjadi perhatian langsung bagi
Selama dua hingga tiga dekade terakhir, akademisi juga mulai lebih menekankan pada
studi tentang kepuasan finansial. Studi yang dilakukan oleh Sahi (2013, 2017), Joo dan
Grable (2004), Power dan Hira (2004), Hira dan Mugenda (1998), Porter dan Garman (1993)
dan George (1992) menemukan bahwa beberapa faktor seperti sosioekonomi, demografi ,
pengetahuan keuangan, tekanan keuangan, sikap risiko keuangan dan perilaku keuangan
mempengaruhi kepuasan keuangan. Namun, hanya sedikit upaya yang dilakukan untuk
memahami pengaruh faktor subjektif, khususnya persepsi individu tentang kepuasan
finansial. Selain itu, hubungan antara konstruksi dan kepuasan finansial dan arah hubungan
tersebut tidak terlalu mapan. Bahkan, sangat sedikit studi yang telah dilakukan pada kelas
ekonomi menengah ke bawah dan lebih sedikit lagi yang ditemukan yang berfokus pada
ekonomi berkembang. Bukti yang ada menunjukkan bahwa kelas sosial ekonomi menengah
ke bawah mungkin merupakan kelas yang paling rentan, dan selanjutnya mereka umumnya
mengalami masalah dalam mengelola keuangannya.