Anda di halaman 1dari 4

Nama : Syarifah Adella Swaraswati

NIM : B1021201104
Kelas : Manajemen C Pagi

1. Pengembangan diri diperlukan agar kita dapat mengontrol atau mengendalikan diri kita
dengan sangat baik dan efektif. Tujuan pengembangan diri adalah memaksimalkan segala
potensi yang ada di dalam diri kita, sehingga kita dapat menjadi pribadi yang luar biasa
dan mampu bertahan dengan segala perubahan zaman yang datang silih berganti. Dengan
kata lain, kita selalu menjadi individu yang unggul, tidak peduli rintangan apapun yang
datang ke dalam hidup kita, tetap bertahan dan unggul akan menjadi kelebihan kita.
2. Faktor pendukung :
1) Pembawaan/hereditas
Pembawaan atau hereditas adalah sifat-sifat kecenderungan yang dimiliki oleh setiap
manusia sejak masih dalam kandungan sampai lahir. Pembawaan ini hanya merupakan
potensi-potensi. Berkembang atau tidaknya suatu potensi yang ada pada seorang anak
sangat tergantung kepada faktor-faktor lain.
2) Kepribadian
Perkembangan akhlak pada seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan dan
pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa pertumbuhan yang pertama.
Kemampuan seseorang dalam memahami masalah-masalah agama atau ajaran-ajaran
agama, hal ini sangat dipengaruhi oleh intelejensi pada orang itu sendiri dalam memahami
ajaran-jaran islam.
3) Keluarga
Keadaan keluarga atau rumah tangga ialah keadaan atau aktivitas sehari-hari di dalam
keluarga, seperti sikap orang tua kepada anak-anaknya, sikap ayah kepada ibu, sikap ibu
kepadaayah, serta sikap orang tua kepada tetangga. Sikap orang tua sangat mempengaruhi
tingkah laku anak, karena perkembangan sikap sosial anak dimulai di dalam keluarga.
Orang tua yang penyayang, lemah lembut, adil dan bijaksana, akan menumbuhkan sikap
sosial yang menyenangkan pada anak. Karena anak merasa diterima dan disayangi oleh
orang tuanya, maka akan tumbuh rasa percaya diri pada anak sehingga terbentuk pribadi
yang menyenangkan dan suka bergaul.
4) Guru/pendidik
Pendidik adalah salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, karena pendidik
merupakan orang yang akan bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi peserta didik
selama berada di lingkungan sekolah. Guru harus mampu menunjukkan akhlakul karimah
dalam kehidupan sehari-hari, karena peran dan pengaruh seorang pendidik terhadap
peserta didik sangat kuat.
5) Lingkungan
Salah satu faktor yang turut memberikan pengaruh dalam terbentuknya sikap seseorang
adalah lingkungan di mana orang tersebut berada. Lingkugan ialah suatu yang melingkupi
tubuh yang hidup, seperti tanah dan udara, sedangkan lingkugan manusia ialah apa yang
mengelilinginnya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. Lingkugan ada dua jenis,
yaitu lingkungan alam dan lingkungan pergaulan.
Lingkungan pergaulan adalah faktor yang sangat penting dalam pendidikan akhlak.
Sebaik apapun pembawaan, kepribadian, keluarga, pendidikan yang ditempuh, tanpa
didukung oleh lingkungan yang kondusif, maka akhlak yang baik tidak akan terbentuk.
Faktor Penghambat :
1) Kesibukan orang tua
Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pola hidup materialis dan
pragmatis menyebabkan orang tua selalu disibukkan dengan karir masing-masing.
Sehingga mereka tidak sempat memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-
anaknya serta tidak memperhatikan pendidikan agama khususnya pendidikan akhlak
anak-anaknya.
2) Sikap orang tua
Selain kurangnya perhatian yang diberikan orang tua kepada anak. Para orang tua juga
masih banyak yang berpandangan sempit mengenai pendidikan. Masih banyak para orang
tua yang beranggapan bahwa pendidikan agama khususnya pendidikan akhlak cukup
diberikan di lembaga formal (sekolah) atau guru ngaji yang ada di lingkungan sekitar.
3) Lingkungan
Interaksi anak dengan lingkungan tidak dapat dielakkan, karena anak membutuhkan
teman bermain dan kawan sebaya untuk bisa diajak bicara sebagai bentuk sosialisasi.
Sedikit banyak informasi yang diterima akan terekam dibenak anak. Lingkungan rumah
serta lingkungan pergaulan anak yang jauh dari nilai-nilai islam, lambat laun akan dapat
melunturkan pendidikan agama khususnya pendidikan akhlak yang telah ditanamkan baik
dirumah maupun di sekolah.
4) Media massa
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menciptakan perubahan
besar dalam kehidupan ini. Televisi atau media massa lain yang lahir dari kemajuan
IPTEK telah banyak memberikan dampak yang negatif kepada perkembangan anak,
terutama dalam pembentukan pribadi dan karakter anak. Sekian banyak dari tayangan
televisi, hanya sekitar 25% yang sifatnya mendidik dan terbebas dari hal-hal yang
kontradiktif. 75% lainnya justru memberi pengaruh yang buruk bagi para penontonnya.
3. 1. Pikirkan dampak emosi
Cara mengendalikan emosi yang pertama adalah dengan memikirkan dampak emosi
yang kita keluarkan. Kita perlu mengetahui bagaimana emosi bisa menjadi tidak terkendali
sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dengan begini, lebih mudah
mengidentifikasi akar masalah dan bisa mencari cara untuk mencegahnya di waktu yang
akan datang.
2. Identifikasi apa yang dirasakan
Kita perlu menenangkan diri dan mulai bertanya pada diri kita sendiri:
• Apa yang saya rasakan saat ini?
• Apa yang terjadi sehingga membuat saya merasa seperti ini?
• Apakah situasi ini memiliki yang masuk akal?
• Apa yang ingin saya lakukan tentang perasaan ini?
• Apakah ada cara yang lebih baik untuk menghadapi situasi seperti ini?
Dengan memikirkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, kita akan mencoba
menelusuri ulang situasi, sehingga dapat membantu kita mengubah reaksi ekstrem
negatif.
3. Terima emosi anda
Ketika mengalami hiperventilasi ketika menerima kabar baik atau menjerit dan terisak
ketika dalam sebuah situasi, mungkin akan lebih baik jika anda mengatakan, "Tenang
saja," atau "Ini bukan masalah besar, jadi jangan menjadi panik" pada diri sendiri.
Tapi langkah tersebut justru akan membuat kondisi mental merasa tidak nyaman.
Dengan menerima emosi yang muncul, dapat membantu mental merasa lebih nyaman.
Meningkatkan kenyamanan pada emosi yang kuat memungkinkan untuk mengeluarkan
emosi sepenuhnya tanpa bereaksi dengan cara yang ekstrem.
Menerima emosi juga menciptakan kepuasan hidup yang lebih besar, dan mengurangi
gejala kesehatan mental. Terlebih lagi, orang-orang yang menganggap emosinya sangat
membantu dapat mengarah ke tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.
4. Buat tulisan tentang suasana hati
Terkadang, cukup dengan melacak kembali kondisi mental pada pikiran. Menuangkan
perasaan di atas kertas dapat membuat kita untuk merenungkannya lebih dalam. Ini juga
membantu untuk mengenali suatu keadaan tertentu, seperti masalah di tempat kerja atau
konflik keluarga.
5. Ambil napas
Memperlambat dan mengatur napas, tidak akan membuat emosi hilang. Namun, tetap
saja latihan pernapasan ini dapat membantu kita mengendalikan diri dari reaksi ekstrem
akibat emosi yang meluap-luap.
4. Konsep Diri :
Secara garis besar mengenali konsep diri adalah saat saya mulai berpikir "bagaimana saya
menurut saya" dan "bagaimana saya menurut orang lain". Berarti secara tidak langsung
saya harus tahu apa saja kelemahan dan kelebihan yang ada dalam diri masing-masing.
Dengan begitu diharapkan saya dapat memilih keputusan dengan bijak, dan menjalankan
suatu hal dengan penuh kepercayaan. Jadi, saya harus mengenal diri saya sebaik mungkin.
Saat saya mengenal baik bagaimana diri saya, maka saya akan mudah menerima respon
dari lingkungan yang ada di sekitar saya.
Harga Diri :
Harga diri menentukan standar yang kita tetapkan dalam hidup. Cara saya menyikapi
harga diri yaitu :
1. Menilai Diri
2. Terima diri apa adanya
3. Tidak membandingkan diri dengan orang lain
4. Buat tujuan baru yang lebih realistis
5. Upaya nyata
Kepercayaan diri :
Ada 5 hal yang saya lakukan untuk meperbaiki kepercayaan diri yaitu :
1. Berpikir positif
2. Mengenal diri sendiri sebagai langkah awal meningkatkan kepercayaan diri
3. Membayangkan pencapaian dan keberhasilan
4. Melakukan hobi
5. Menjadi berani
Kemampuan komunikasi :
Yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemampuan komunikasi yaitu terus belajar
berkomunikasi melalui berbagai sumber dan pengalaman. Hal yang tidak kalah penting
adalah teruslah belajar untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi agar lebih baik
dari sebelumnya. Hal yang saya lakukan untuk mengatasi kekurangan saya dalam
kemampuan komunikasi adalah dengan membaca buku, mengikuti seminar, atau
mengikuti pelatihan yang berkaitan tentang komunikasi atau public speaking.

Anda mungkin juga menyukai