Shade Guide-Bagian Pute
Shade Guide-Bagian Pute
Persepsi warna yang mengecoh. Otak bisa tertipu dalam menerima warna. Contoh
klasiknya adalah pada Benham disk (Gbr. 23-11). Ketika disk hitam dan putih ini
diterangi dan diputar dengan kecepatan yang tepat, disk akan terlihat menjadi sangat
berwarna.
Warna ini juga dipengaruhi oleh warna disekitarnya, terutama warna yang
komplementer/saling mengimbangi (secara diametris diperbandingkan pada Gambar.
23-4). Misalnya, ketika biru dan kuning ditempatkan berdampingan, chroma
(intensitas warna) keduanya mungkin tampak meningkat. Warna gigi juga dapat
terlihat berbeda jika pasien memakai pakaian atau lipstik berwarna cerah.
Gambar. 23-4. Pengaturan Hue dan Chroma dalam sistem Munsell: R, Red; YR,
kuning-merah; Y, kuning; GY, hijau-kuning; G, hijau; BG, biru-hijau; B, biru; PB,
ungu-biru; P ungu; RP, merah-ungu.
Metamerism. Dua warna yang tampak cocok di bawah kondisi pencahayaan yang
diberikan tetapi memiliki reflektansi spektrum yang berbeda (Gbr. 23-12) disebut
metamers, dan fenomena ini dikenal dengan metamerism. Sebagai contoh, dua benda
tampak sebagai warna kuning yang identik dapat menyerap dan memantulkan cahaya
secara berbeda. Biasanya benda kuning merefleksikan cahaya kuning, tetapi beberapa
benar-benar dapat menyerap cahaya kuning dan menrefleksikan oranye dan hijau.
Sebagai orang yang mengamati, kombinasi oranye dan hijau terlihat kuning,
meskipun ketika pencahayaan berubah, metamers tidak lagi cocok. “Artinya, misalkan
sample tampak cocok di bawah cahaya operator (di dental unit), mungkin tidak akan
bagus dan terlihat cocok dengan pencahayaan matahari. Masalah metamerism dapat
dihindari dengan memilih warna dan mengkonfirmasikannya di bawah kondisi
pencahayaan yang berbeda (misalnya, sinar matahari dan lampu neon).”
Gambar 23-11. The Benham disk. Ketika berputar, cincin merah, hijau, dan biru
terlihat. Urutan warna yang terlihat akan terbalik jika disk berputar dalam arah yang
berlawanan. Ini adalah murni fenomena sensorik yang disebabkan oleh afterimages
(kesan visual yang jelas-terutama gambar visual-yang tertahan setelah stimulus
berhenti bekerja).
Fluoresensi. Bahan fluorescent, seperti email gigi, kembali memancarkan energi sinar
dengan frekuensi yang lebih rendah daripada menyerap sinar tersebut. Misalnya,
radiasi/sinar ultraviolet yang dipancarkan kembali sebagai cahaya yang terlihat.
“Secara teori, ketidakcocokan bisa terjadi jika restorasi gigi memiliki fluoresensi
berbeda dari gigi alami. Dalam prakteknya, fluoresensi tidak berperan penting dalam
pencocokan warna restorasi gigi.”
ESTETIKA
Estetika adalah ilmu mengenai keindahan atau kecantikan. Pengetahuan mengenai
estetika membantu dokter gigi mencapai tampilan atau efek yang memuaskan.
Restorasi prostodontik dikatakan sukses apabila memberikan fungsi jangka panjnag
yang sangat baik bagi pasien. Restorasi juga harus menghasilkan estetika senyum
yang menarik, dan hal ini sering menjadi faktor pendorong utama bagi pasien untuk
mencari perawatan gigi. Bahkan, dengan mengoreksi masalah estetik dapat
memberikan efek positif bagi kepercayaan diri pasien.