Hubungan Politik Dan Pendidikan
Hubungan Politik Dan Pendidikan
TAHUN 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah:
1. Bagaimana pengertian politik dan pendidikan?
2. Bagaimana hubungan antara politik dan pendidikan?
2
3. Bagaimana hubungan antara politik dan pendidikan dalam Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik
Politik adalah kenegaraan, ilmu ketatanegaraan, pemerintahan,
siasat, tipu muslihat, kelicikan, daya upaya, kebijakan, kegiatan dan
interaksi manusia yang berkenaan dengan proses pembuatan dan
pelaksanaan keputusan yang mengikat untuk masyarakat umum. 1 Politik
berarti segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat, dsb) mengenai
pemerintahan suatu negara atau terhadap negara lain.2
B. Pengertian Pendidikan
3
membahas berbagai persoalan kenegaraan dan hubungan ideologi dan
lembaga negara dengan tujuan dan metode pendidikan.5 Ia menganggap
sekolah sebagai salah satu aspek kehidupan yang terkait dengan lembaga
politik. Setiap budaya mempertahankan kontrol atas pendidikan di tangan
kelompok elite yang mengusasi politik, ekonomi, agama dan pendidikan.
Plato mengibaratkan pendidikan dan politik seperti sebuah koin yang tak
mungkin dipisahkan dan selalu dinamis. Timbal baliknya terjadi melalui
tiga aspek yaitu:
1. Pembentukan sikap kelompok (group attitudes)
2. Masalah pengangguran (un-employment)
3. Peranan politik kaum cendekia (the political role of the intelligentsia).6
5
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 6-7.
6
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 7.
7
Muhammad Sirozi, Politik Kebijakan Pendidikan di Indonesia: peran tokoh-tokoh Islam
dalam penyusunan UU No.2/ 1989, (Jakarta: Inis, 2004), hlm.,17-29.
4
terhadap pendidikan barat. Kelompok yang tertekan karena menjadi
korban imperalisme budaya cenderung menginginkan sistem
pendidikan terpisah untuk melindungi identitas mereka (pendidikan
pesantren). Sementara yang lain menginginkan terjadi penyeragaman
sistem pendidikan agar dapat mengeliminasi bahaya laten perpecahan
sosial sehingga munculah sekolah Arab, Cina, Kristen, Islam, dll.
Bertahannya sistem ini bergantung pada dua hal yaitu memberi
kesempatan yang sama pada semua kelompok masyarakat dan generasi
muda mengalami belajar bersama mencairkan perbedaan sosial
mereka.8
2. Pendidikan dan dunia kerja
Pendidikan dan dunia kerja memiliki hubungan yang sangat
kompleks. Masalah pengangguran menjadi ujian bagi pemerintah di
negara berkembang. Tuntutan itu untuk mengimbangi keberhasilan
pendidikan dengan ketersediaan lapangan kerja. Hanya dengan
sumber daya manusia yang terlatih dan kesempatan kerja yang
memadai pemerintah dan birokrasinya dapat memenuhi tuntutan
masyarakat, dan manusia yang terdidik itulah yang dapat diminta turut
serta bertanggung jawab dalam pembangunan bangsa.
8
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 9-10.
5
oleh kebijakan pendidikan oleh pemerintah yaitu lapangan kerja,
mobilitas sosial, ide dan sikap.
9
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 10-15.
6
otoritas dalam masyarakat dan pembuatan keputusan otoratif tentang
alokasi sumber daya dan nilai sosial maka jelas bahwa pendidikan
tidak lain adalah bisnis politik. Lembaga pendidikan terlibat dalam
praktek kekuatan, kekuasaan, dan otoritas. Dengan kata lain, politik
adalah bagian dari paket kehidupan lembaga pendidikan.
7
kajian akademik. Di Amerika sendiri, selama beberapa tahun sekolah
publik ditempatkan dalam sebuah ruang anti dan tanpa politik.
a. Keyakinan itu bagian dari hasil konflik tajam antara gereja dan
sekolah pada abad ke-19.
b. Konfilk itu memunculkan pandangan yang meluas bahwa politik
tidak boleh mengganggu pendidikan, dan sistem sekolah
pemerintah dan penarikan bantuan dari sekolah gereja harus
berjalan.
c. Keyakinan bahwa pendidikan diluar politik telah mengakar
dikalangan pendidik profesional selama bertahun-tahun.
d. Pandangan bahwa politik adalah sesuau yang kotor dan tidak
terhormat karena berkenaan dengan ide korupsi, penyalahgunaan
kekuasaan, dan kurang baiknya gambaran tentang partai politik.
5. Hambatan ke depan
11
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 20-26.
8
Hubungan antara politik dan pendidikan sekarang ini terlihat
dalam kebijakan pendidikan yang telah menjadi tema perdebatan dan
kompetisi antar partai politik. Dalam kampanye, pendidikan menjadi
salah satu isi pokok dalam materi atau dalam rumusan visi dan misi
para kandidat. Para pendidik telah tampil sebagai kelompok militan
yang dengan gigihnya memperjuangkan hak mereka.
6. Perkembangan di Indonesia
12
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 26-28.
9
a. Kesadaran tentang hubungan erat antara pendidikan dan politik,
b. Pentingnya pendidikan dalam menentukan corak dan arah politik.
c. Kesadaran akan pentingnya pemahaman antara keduanya.
d. Perlunya pemahaman yang lebih luas tentang politik.
e. Pentingnya civic education (pendidikan kewargaan).
10
program, dan muncul kembalinya kepentingan non kependidikan,
terutama dunia bisnis dalam wilayah pendidikan.13
13
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 28-35.
14
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm., 2.
15
Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam, (Bandung: Mizan, 1994), hlm., 53.
16
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 3.
11
Pendidikan Islam menghasilkan para pejuang yang kuat dalam
memperluas peta politik dan mencetak ulama yang membangun
masyarakat yang sadar hukum sehingga memperluas peta politik,
menambah pemeluk islam, dan terjadi perkembangan jumlah serta varietas
lembaga pendidikan.17 Ada dua alasan para penguasa muslim sangat peduli
dengan pendidikan yaitu karena Islam adalah agama yang mencakup
semua aspek kehidupan seorang muslim dan karena motivasi politik. 18
Dengan kekuasaan mereka menanamkan ideologi negara dengan tujuan
lahirnya kesamaan ide anatara penguasa dan masyarakat sehingga
memudahkan pengaturan masalah kenegaraan.19
BAB III
PENUTUP
17
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 5.
18
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 5-6.
19
Ibid., M. Sirozi, Politik Pendidikan, hlm., 6.
20
Drs. Sardjan Kadir, Drs Umar Ma’sum, Pendidikan di Negera Berkembang, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1982), hal.243.
21
Muhammad Sirozi, Politik Kebijakan Pendidikan di Indonesia: peran tokoh-tokoh
Islam
dalam penyusunan UU No.2/ 1989, (Jakarta: Inis, 2004) hlm. 199-200.
12
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
13
Asari, Hasan. 1994. Menyingkap Zaman Keemasan Islam. Bandung: Mizan.
14