Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN BENCANA

BANJIR BANDANG

OLEH:

KELOMPOK 5

1. NI KADEK DWI NITA PURNAMAYANTI 17.321.2728


2. NI KETUT NOPIA ANTARI 17.321.2731
3. NI LUH AYU LISTYAWATI 17.321.2735
4. NI LUH DESY PURWANINGSIH 17.321.2737
5. NI LUH JULIANTARI 17.321.2740
6. NI LUH PUTU WIDHI ASTITI RAHAYU 17.321.2742
7. NI PUTU HEPINA TRESNAYANTI 17.321.2749
8. NI WAYAN AYU FEBRIYANI 17.321.2753
9. PUTU KOLA INDRIANI 17.321.2760

A11-B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini merupakan tugas dari mata
kuliah “Keperawatan Bencana” dengan judul “Bencana Alam Banjir Bandang”.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Sehingga
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Denpasar, 19 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bencana Banjir Bandang .......................................................................... 3
2.2 Sebab-Sebab Terjadinya Banjir Bandang ................................................ 4
2.3 Dampak Yang Diakibatkan Bencana Alam Banjir Bandang ................... 5
2.4 Cara Penanggulangan Bencana Alam Banjir Bandang ............................ 5
2.5 Karakteristik Dan Potensi Bahaya Yang Ditimbulkan Oleh Banjir ......... 6
2.6 Sumber Daya Yang Di Butuhkan
Saat Akan Melakukan Pertolongan ........................................................... 10
2.7 Hal-Hal Yang Perlu Di Ketahui Sebelum Melakukan

Pertolongan Pada Korban/Wilayah Terdampak Bencana ........................ 12

2.8 Hal-Hal Yang Perlu Di Persiapkan Dalam Melakukan Pertolongan Pada


Korban/Wilayah Terdampak Bencana ...................................................... 13

2.9 Pendidikan Kesehatan Yang Akan Kalian Rencanakan Untuk

Warga Yang Selamat ................................................................................ 15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .................................................................................................. 17

3.2 Saran ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan
aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor.
Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan
dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana
dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
"bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan".
Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi
bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa
bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah
"alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau
malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang
mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar
yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat / luas jika manusia yang
berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience).
Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah
tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi
dengan ketahanan terhadap bencana yang cukup.
Dengan terjadinya hal tersebut dapat menarik perhatian saya untuk
melakukan pengkajian ini, sekaligus menganalisis dampak bencana dan cara
penaggulangan bencana alam yang terjadi di Indonesia\

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian banjir bandang dan faktor–faktor apa sajakah yang


menyebabkan terjadinya banjir bandang?
2. Bagaimanakah cara penanggulangan banjir bandang?
3. Bagaimanakah permasalahan penanganan banjir bandang?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian banjir bandang dan faktor–faktor apa


sajakah yang menyebabkan terjadinya banjir bandang
2. Untuk mengetahui bagaimanakah cara penanggulangan banjir bandang
3. Bagaimanakah permasalahan penanganan banjir bandang

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bencana Banjir Bandang


Banjir Bandang adalah banjir di daerah di permukaan rendah yang
terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba.
Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut
berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang
tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan
mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam
benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat
mengakibatkan kerugian yang besar. Kelestarian alam harus dijaga untuk
mencegah banjir bandang.
Kasus Banjir Bandang yang terjadi di Indonesia yaitu Tempat wisata
pemandian air panas Pacet di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada 11
Desember 2002 yang mengakibatkan 26 orang tewas dan 14 orang hilang,
bantaran Sungai Bahorok, Taman Wisata Bukit Lawang, yang berada di kaki
Gunung Leuser, Sumatra Utara, terjadi bencana banjir pada 2 November 2003
yang mengakibatkan 151 orang tewas dan 100 orang yang hilang, di Lembah
Sungai Jenebarang yang berada di lereng Gunung Bawakaraeng, Kabupaten
Goa, terjadi bencana yang sama pada 27 Maret 2004 hingga menewaskan 32
orang serta mengubur 12 rumah dan 430 hektar lahan, banjir bandang di di
Jember Jawa Timur 1 Januari 2006 yang menewaskan 59 orang, Banjir

3
Wasior adalah bencana banjir bandang yang terjadi pada 4 Oktober 2010 di
Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat. Banjir yang terjadi menyebabkan
banyak infrastruktur di Wasior hancur termasuk lapangan udara di Wasior,
sementara kerusakan juga menimpa rumah warga, rumah sakit, jembatan dan
juga beberapa gereja, serta menyebabkan 158 orang tewas dan 145 orang
masih dinyatakan hilang, banjir bandang melanda sejumlah desa di
Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh. Akibatnya ratusan rumah di lima
desa hancur dan delapan orang masih dinyatakan hilang. Jum'at, 11 Maret
2011, banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Garut bagian selatan,
Jawa Barat, meluas menjadi tiga daerah Kecamatan, yaitu di Pameungpeuk,
Cibalong dan Cikelet, Jumat malam Jumat, 6 Mei 2011.

2.2 Sebab-Sebab Terjadinya Banjir Bandang


1. Banjir bandang terjadi, karena kerusakan hutan akibat ulah tangan
manusia.
2. Banjir bandang merupakan suatu proses aliran air yang deras dan pekat
karena disertai dengan muatan masif bongkah-bongkah batuan dan tanah
(sering pula disertai dengan batang-batang kayu) yang berasal dari arah
hulu sungai. Aliran air yang deras ini akibat hujan ekstrim yang deras dan
terus-menerus.
3. Proses pembendungan alamiah di daerah hulu sungai yang berada pada
lereng-lereng perbukitan tinggi. Pembendungan alamiah ini sering terjadi
sebagai akibat terakumulasinya endapan-endapan tanah dan batuan yang
longsor dari bagian atas lereng.

2.3 Dampak Yang Diakibatkan Bencana Alam Banjir Bandang

4
Dampak akibat banjir dan banjir bandang yang melanda berbagai daerah
antara lain meliputi:
1. Korban manusia
2. Kehilangan harta benda
3. Kerusakan rumah penduduk; sekolah dan bangunan sosial, prasarana
jalan, jembatan, bandar udara, tanggul sungai, jaringan irigasi, dan
prasarana publik lainnya
4. Terganggunya transportasi
5. Rusak hingga hilangnya lahan budidaya seperti sawah, tambak, dan
kolam ikan.
6. Di samping kerugian yang bersifat material, banjir juga membawa
kerugian non material, antara lain kerawanan sosial, wabah penyakit,
menurunnya kenyamanan lingkungan, serta menurunnya kesejahteraan
masyarakat akibat kegiatan perekonomian mereka terhambat.

2.4 Cara Penanggulangan Bencana Alam Banjir Bandang


1. Yang Harus Dilakukan Saat Banjir atau banjir bandang
a. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk
mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana.
b. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air
masih memungkinkan untuk diseberangi.
c. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret
arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga
ketempat yang lebih tinggi.
d. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah
ataupun Camat.

2. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir

5
a. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya
tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman
penyakit.
b. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya
penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
c. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir
susulan.
2.5 Karakteristik Dan Potensi Bahaya Yang Ditimbulkan Oleh Banjir
1. Karakteristik Banjir Bandang
Jenis- jenis banjir yang berbeda- beda mempunyai karakteristik yang
berbeda- beda pula antara jenis satu dengan jenis yang lainnya. Masing-
masing dari banjir mempunyai ciri khasnya masing- masing, termasuk
juga dengan banjir bandang ini. Banjir bandang setidaknya mempunyai
ciri atau karakteristik sebagai berikut:
a. Datang dengan tiba-tiba

Salah satu ciri yang khas yang dimiliki oleh banjir bandang adalah
terjadi dengan cara yang tiba- tiba. Banjir bandang ini terjadi karena
air yang berada di suatu wilayah sudah mengalami kejenuhan,
sehingga datangnya banjir ini dengan tiba- tiba, dan biasanya
datangnya air yang tiba- tiba ini langsung bersifat besar, dan tidak
perlahan- lahan seperti banjir yang terjadi karena luapan air sungai
atau semacamnya.

b. Disebabkan oleh hujan lebat yang turun tidak kunjung berhenti


Ciri- ciri selanjutnya yang dimiliki oleh banjir bandang adalah
terjadi karena hujan lebat yang bersifat terus- menerus atau tidak
kunjung berhenti. Maka dari itu banjir bandang ini terjadi setelah
hujan lebat turun dalam durasi waktu yang lama pula. Biasanya
banjir bandang ini akan terjadi maksimal selama enam jam. Dengan
kata lain, banjir bandang biasanya terjadi kurang dari enam jam.
c. Durasi terjadinya banjir relatif singkat

6
Ciri khas dari banjir bandang yang selanjutnya adalah terjadi dalam
durasi yang cukup singkat. Banjir bandang ini bukanlah tipe banjir
yang datang dan berlama- lama menggenangi daerah yang
dilewatinya. Banjir bandang merupakan tipe banjir yang terjadi
dalam durasi yang cukup singkat. Meskipun singkat, banjir bandang
ini dapat juga menggenangi. Namun genangan air yang diakibatkan
oleh banjir bandang ini relatif tidak banyak. Hanya sedikit genangan
yang menempati daerah yang lebih rendah. Dan ini terjadi ketika
banjir surut.
d. Viskositas aliran yang tinggi
Banjir bandang juga merupakan tipe banjir yang mempunyai
viskositas tinggi.
e. Tinggi genangan air di antara 3 hingga 6 meter
Meskipun telah disebutkan sebelumnya bahwa banjir bandang
merupakan tipe banjir yang tidak menimbulkan genangan yang
terlalu banyak, namun bukan berarti tidak ada genangan sama sekali.
Banjir bandang tetap merupakan suatu genangan, hanya saja air
yang akan menggenangi itu datangnya dengan tiba- tiba dan
berlangsung dalam durasi yang tidak terlalu lama (biasanya
maksimal 6 jam). Tinggi genangan air akibat banjir bandang ini
mempunyai ukuran antara 3 hingga 6 meter.
f. Membawa beberapa material lainnya
Ciri khas yang menonjol linnya dari banjir bandang adalah banjir
bandang ini memuat banyak sekali material- materian yang bisa
dibawa oleh air banjir tersebut. Beberapa material yang dapat
dibawa oleh air dari banjir bandang antara lain lumpur, kerikil, batu,
hingga pepohonan. Ya, arus dari banjir bandang yang kuar terkadang
mampu mengangkut kayu- kayu pepohinan yang seresrakan di
tanah, atau bahkan bisa mencabut pepohonan yang ukurannya lebih
kecil. Oleh karena banyaknya material yang diangkut ini
menyebabkan banjir bandang ini sebagai bencana yang
menyebabkan banyak sekali kerugian material.

7
Itulah beberapa karakteristik ataupun ciri- ciri yang dimiliki oleh
banjir bandang ini. Ciri- ciri atau karakteristik ataupun sifat yang
disebutkan di atas merupakan sifat yang melekat kuat yang dimiliki
oleh banjir bandang yang bisa membedakannya dengan jenis banjir-
banjir yang lainnya.
2. Potensi bahaya yang ditimbulkan oleh banjir badang
a. Menimbulkan kerugian material
Dampak yang sudah pasti dirasakan bagi masyarakat yang
mengalami banjir bandang adalah berupa kerugian material.
Kerugian material ini merupakan dapat timbul karena banyak
rumah warga yang terendam banjir, kemudian tidak hanya
rumah saja namun juga perabotan rumah tangga ikut terendam
banjir. Hal ini akan mengakibatkan adanya kergian material
yang cukup besar untuk dapat memulihkan seperti kondisi
semula.

b. Merusak bangunan
Dampak yang juga sangat dirasakan oleh masyarakat akibat
banjir bandang adalah rusaknya bangunan yang terendam banjir.
Bangunan yang terlalu lama tergenang air memang akan
mengalami kerusakan, baik banyak maupun sedikit. Serapan
bangunan yang berpotensi rusak adalah lantai atau keramik,
kusen pintu, maupun tembok bagian bawah. Terlebih banjir rob
merupakan banjir yang airnya berasal dari air laut ynag
mengandung garam. Hal ini akan sangat mempercepat
kerusakan bangunan itu sendiri.

c. Menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan becek

8
Dampak yang pasti terjadi ketik banjir datang adalah lingkungan
menjadi kotor dan becek. Hal ini karena air yang meluap tidak
hanya melintas namun juga menggenangi. Akibatnya, hal ini
akan membuat lingkungan yang digeangi air menjadi becek dan
tidak nyaman, sehingga akan menjadi kotor.

d. Menyebarnya bibit penyakit


Banjir secara tidak langsung baik cepet maupun lambat akan
menyebarkan bibit penyakit. Hal ini seperti sudah menjadi paket
dan kita semua pun mengerti bahwa banjir akan menjadi
penyebab timbulnya berbagai jenis penyakit. Beberapa penyakit
yang dapat ditimbulkan dari banjir bandang ini antara lain adalah
diare, ISPA, gatal- gatal, hingga demam berdarah. Maka dari
itulah ketika banjir datang menyerang akan banyak orang- orang
yang terkena penyakit.

e. Mengganggu lalu lintas


Dampak negatif dari banjir yang selanjutnya adalah
mengganggu kelancaran lalu lintas. Hal ini karena air yang
menggenangi akibat banjir tidak hanya menggenangi
pemukiman penduduk seperti perumahan, namun juga jalan
raya. Sehingga hal ini akan menyebabkan terganggunya lalu
lintas di alan yang tergenang air tersebut. Tidak hanya
mengganggu lalu lintas saja, namun banjir rob juga dapat
membuat mesin- mesin kendaraan menjadi mati atau bahkan
rusak.

f. Kelangkaan air bersih


Satu hal yang selalu muncul ketika banjir tiba adalah kelankaan
air bersih. Bagaimanapun juga air banjir tidak hanya
menggenangi rumah masyarakat saja, namun juga sumber air
bersih bagi masyarakat. Akibatnya air bersih yang seharusnya
digunakan untuk konsumsi warga sehari- hari dapat bercampur

9
dengan air banjir. Belum lagi septiktank warga yang juga
terendam air banjir dapat berpotensi membuat tinja menjadi
keluar dan bercampur dengan air warga. Hal ini sungguh
menimbulkan krisis air bersih.

2.6 Sumber Daya Yang Di Butuhkan Saat Akan Melakukan Pertolongan

1. Bantuan Relokasi Sementara


Bagi yang kehilangan tempat tinggal atau yang tidak memungkinkan tinggal
di rumahnya, maka perlu diberi tempat tinggal sementara yang layak.
Misalkan saja di setiap kota dan kabupaten dibuat suatu apartemen atau
mess khusus untuk tempat mengungsi bagi korban bencana. Tentu saja di
tempat asal korban tetap dibuat tempat pengungsian layak bagi kepala
rumah tangga dan laki-laki yang ingin menjaga aset yang di lokasi bencana.
2. Bantuan Kebutuhan Pokok
Kebutuhan pokok sehari-hari harus dapat dipenuhi dengan baik seperti
makan minum, mandi cuci kakus (mck), sandang pakaian, dan tempat
tinggal. Kegagalan memenuhi kebutuhan pokok ini akan membawa dampak
buruk seperti penyebaran penyakit berbahaya, perkelahian, kerusuhan,
perampasan, penjarahan, bahkan kematian.
3. Bantuan Peralatan Darurat
Banyak sekali peralatan dan perlengkaan yang dibutuhkan korban bencana
untuk dapat bertahan hidup seperti tenda darurat, peralatan masak, genset
listrik, lampu darurat, alat-alat berat untuk evakuasi korban, pompa air
darurat, peralatan medis, selimut, peralatan makan minum, dan lain
sebagainya.
4. Bantuan Perbaikan Fisik
Segala kerusakan aset pribadi (rumah) dan fasilitas umum (jalan, jembatan,
jaringan listrik, jaringan telepon, saluran air, dan lain sebagainya harus kita
bantu semaksimal mungkin untuk mendapatkan perbaikan yang cepat,
terutama fasilitas umum dan fasilitas sosial. Dengan kembalinya fasum,
fasos dan rumah warga maka kehidupan dapat kembali normal.
5. Bantuan Bimbingan Konseling, Rohani dan Moral

10
Dengan adanya bencana bisa menyebabkan orang menjadi stres, depresi dan
juga gila. Yang tidak stress pun juga harus kita berikan dukungan moril agar
dapat membantu meningkatkan semangat para korban bencana agar kuat
menghadapi cobaan dan siap kembali hidup seperti sedia kala.
6. Bantuan Transportasi
Untuk menyalurkan bantuan untuk korban bencana, untuk memindahkan
korban bencana dari satu tempat ke tempat lain, untuk membawa peralatan
serta perlengkapan bencana dibutuhkan para korban, dan lain sebagainya
butuh alat transportasi yang efektif. Jika jalan darat dan air rusak dan
tertutup, maka harus bisa melewati jalur udara.
7. Bantuan Tim Penolong
Untuk menyelamatkan para korban bencana yang masih terperangkap di
dalam reruntuhan, dibutuhkan tim khusus seperti tim sar beserta tim medis.
Tim penolong akan membantu korban-korban yang butuh bantuan segera
dengan bermodalkan keterampilan yang telah dikuasai.
8. Bantuan Pengamanan
Polisi harus datang dan sigap membatu mengamankan aset-aset para korban
bencana alam dan juga aset-aset milik pemerintah yang ada di wilayah
bencana. Tidak menutup kemungkinan akan terjadinya penjarahan masal,
perampokan, pencurian, pengrusakan, dan lain-lain. Akan percuma bila
tidak ada yang menjaga ketertiban para korban bencana karena bisa merusak
kegiatan bantuan korban bencana yang telah ada.
9. Bantuan Kesehatan
Setelah bencana alam terjadi biasanya akan muncul orang-orang yang
terluka baisecara fisik maupun mental. Mereka butuh pertolongan medis
yang memadai. Jika tidak mampu, maka perlu dirujuk ke rumah sakit.
Kondisi kesehatan lingkungan yang biasanya buruk di tempat pengungsian
juga perlu ditanggulangi agar tidak menyebabkan penyebaran penyakit yang
berbahaya.
10. Bantuan Modal
Untuk kembali bisa memulai hidup yang baru pasca bencana alam/ tragedi
kemanusiaan, para korban bencana perlu diberikan suatu bantuan finansial

11
agar bisa mencukupi kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan lainnya seperti
dulu sebelum terjadinya bencana. Para korban yang kehilangan mata
pencaharian pun juga perlu dimodali atau diberi pekerjaan agar bisa bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

2.7 Hal-Hal Yang Perlu Di Ketahui Sebelum Melakukan Pertolongan Pada


Korban/Wilayah Terdampak Bencana

1. Buatlah denah atau peta rumah dan lingkungan sekitar Anda. Beri
tanda tempat-tempat yang biasanya terendam banjir. Tempat-tempat
yang aman dan yang membahayakan juga harus ditandai. Jika Anda
tidak dapat melakukannya sendiri, ajaklah keluarga Anda untuk
melakukannya. Carilah informasi dari orang lain di sekitar Anda.
Jika peta sudah jadi, diskusikan langkah-langkah penanggulangan
banjir.
2. Ketahui sistem peringatan dini di lingkungan Anda. Misalnya,
imbauan dari pengeras suara rumah ibadah, lonceng, kentongan,
sirine, dan lain-lain. Jika lingkungan rumah Anda tidak
memilikinya, laporkan ke ketua RT/RW atau kepala desa agar
disepakati.
3. Pahami tanda-tanda terjadinya banjir dan waspadai jika itu terjadi.
Misalnya adanya hujan lebat terus menerus, selokan yang meluap,
dan tingginya air di dam atau di pintu air yang melebihi batas
normal.
4. Perhatikan kondisi sungai di sekitar rumah Anda. Apakah lebih
keruh dari biasanya? Jika ya, maka Anda harus mewaspadai
datangnya banjir, karena hujan di daerah yang lebih tinggi bisa
menyebabkan banjir di daerah yang lebih rendah.
5. Simpanlah surat-surat penting seperti sertifikat tanah, ijazah, akte,
rapor, dan lain-lain dalam plastik atau dalam kantong apapun yang
kedap air.

12
2.8 Hal-Hal Yang Perlu Di Persiapkan Dalam Melakukan Pertolongan Pada
Korban/Wilayah Terdampak Bencana

Hal pertama yang perlu dilakukan dalam pertolongan pertama adalah


mengamati adanya bahaya di sekitar korban. Pertama pastikan kita sebagai
penolong aman, kemudian orang di sekitar, lalu baru korban,

1. Kita harus pastikan bahwa diri kita aman terlebih dahulu, kemudian
orang di sekitar, lalu korban. Kenapa korban jadi perioritas ketiga?
Karena korban belum tentu masih hidup, sedangkan kita dan orang di
sekitar masih sadar dan hidup. Kalau keadaan sudah dirasa aman,
maka baru lakukan pertolongan pertama bagi korban,
2. Langkah kedua dalam prosedur pertolongan pertama adalah
memeriksa kesadaran korban. Pengecekan kesadaran bisa dilakukan
dengan mengecek indra penglihatan, suara, serta perasa.
a. "Jika mata korban tertutup, maka lakukan pengecekan indra
suara dengan memanggil korban misalnya 'Pak, Pak, atau Ibu,
Ibu' sambil menepuk pinggul korban,
b. Jika korban masih tidak merespons rangsangan indra yang
diberikan, maka langkah selanjutnya adalah menekan tulang
dada korban.
c. "Menekan tulang dada dengan ruas jari tengah yang
dibengkokan
3. Periksa Nadi dan Napas
a. Jika upaya di atas tidak membuat si korban sadar, maka periksa
napas dan nadi korban. Memeriksa napas dan nadi berguna untuk
memastikan apakah korban masih hidup atau sudah
meninggal."Memeriksa nadi dengan menempelkan permukaan
b. dua jari kita, yaitu jari telunjuk dan jari tengah ke leher yang
sejajar dengan kita

13
c. Sebaikknya jangan pernah memeriksa nadi leher korban yang
tidak sejajar dengan tempat kita berada. Hal itu itu dikhawatirkan
dapat menimbulkan persepsi seakan-akan kita mencekik korban.
d. "Periksa nadi selama lima sampai 10 detik,
e. Selanjutnya periksa napas korban dengan mengangkat dagu
korban dan menekan dahinya. "Lalu dekatkan pipi kita ke hidung
dan mulut korban, rasakan adakah embusan napas yang terasa,"
jika sudah tidak ada nadi dan napas, maka bisa segera hubungi
pihak yang berwenang.
4. Apa bila terjadi banjir, segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi
5. Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat yang terdampak
6. Evakuasi: amankan rumah masyarakat yg terdampak banjir. Apabila
masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di tempat
yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian
yang lebih tinggi di dalam rumah
7. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak
berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik.
Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri
di atas/dalam air
8. Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya
kehabisan air bersih
9. Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan akan
dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba tanpa
peringatan.
10. Kesiapan Sarana Dan Prasarana Kesehatan Fasilitas pelyanan kesehatan
yang disiagakan untuk wilayah yang terdampak bencana yaitu, fasilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit. Sarana dan logistic
yang disiapkan seperti, transportasi berupa ambulance, kendaraan
bermotor, obat-obatan, tenda posko, serta alat komunikasi seperti HT.
11. Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang perlu disiapkan meliputi, dokter, perawat, bidan,
dll.

14
2.9 Pendidikan Kesehatan Yang Akan Kalian Rencanakan Untuk Warga
Yang Selamat

Pendidikan kesehatan yang bisa dilakukan pada warga yang selamat


disaat banjir bandang adalah harus menyesuaikan dengan fenomena yang
terjadi sekarang yaitu pandemi covid-19

1. Cara memakai masker


Dimana tetap harus memakai masker sebagai pencegahan covid -19
karena di tempat pengungsian aka nada banyak orang dan
2. Edukasi cara mencuci tangan
Sering cuci tangan menggunakan sabun dan air. Penggunaan hand
sanitizer mengandung alkohol minimal 60% dapat menjadi pilihan
alternatif apabila tidak terdapat air dan sabun
3. Edukasi batuk efektif dan jaga jarak
Menerapkan etika batuk dan bersin dengan menutup hidung dan mulut
dengan lengan siku atau tisu lalu membuang tisu ke tempat sampah.
Menjaga jarak antarindividu minimal 1 meter dan menjauhi orang yang
batuk atau bersin
4. PHBS ( Perilaku hidup bersih dan sehat)
Upaya untuk menyadarkan keluarga dan masing masing anggota
keuarga agar memilki kemaunan dan kemampuan dalam
mempraktikkan PHBS.Sehingga keluarga dan seluruh anggota keluarga
dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Rumah tangga atau
keluarga yang sehat dapat diwujudkan dengan meng implementasikan
PHBS dan menciptakan dukungan lingkungan yang sehat. Sebab, air
banjir membawa beragam material mulai dari sampah, lumpur, bahkan
bangkai yang menjadi sarang bakteri dan virus pembawa penyakit.
Selain itu, saat banjir tiba kelembaban meningkat yang menyebabkan

15
bakteri mudah berkembang biak. Berikut beberapa penyakit akibat
banjir yang perlu kamu waspadai.

2) Edukasi teknik relaksasi


Teknik relaksasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk
mengatasi kecemasan karena pada kasus bencana banjir bandang
korban mengalami trauma atau kecemasan karena kehilangan material,
bisa dilakukan teknik relasasi nafas dalam, doa berulang-ulang dan
guided imagery

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari berbagai fakta bencana yang ada jelas terlihat bahwa dampak negative
yang diakibatkan oleh bencana alam sangat besar yaitu kerusakan lingkungan
hidup, harta benda dan bahkan nyawa. Bencana besar yang terjadi tidak serta
merta datang begitu saja, namun didahului oleh adanya gejala-gejala alam yang
ditimbulkan oleh alam itu sendiri atau diakibatkan oleh eksploitasi lingkungan
yang berlebihan, kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan AMDAL
( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) , Tata Ruang yang kurang baik dan
tidak baiknya managemen pemerintah untuk mengatisipasi dan penaggulangan
bencana.

3.2 Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus
mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan
akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Saran-saran, saya sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi
dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar.
1. Kepada Pemerintah agar meningkatkan managemen antisipasi dan
penanggulangan bencana.
2. Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan
mungkin yang lebih tinggi yaitu setingkat menteri untuk mengantisipasi
dan penanggulangan bencana.
3. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada
masyarakat yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi
bencana yang terjadi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Caroline, Magdalena, Hieryco Manalip, dan Sangkertadi. 2014. Upaya Adaptasi


Elemen Bangunan Untuk Mitigasi Bencana Banjir Bandang: Suatu Study Kasus
di Manado Sulawesi Utara. Manado: Media Matrasain, Vol. 11, No. 2:48 – 60.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam,
http://rovicky.wordpress.com/2010/10/18/banjir-bandang-bagaimana-terjadinya/
Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius, 2000, Indonesia : Negara Bencana, Jakarta
: Yudhistira
Sunadi, Ririn, Ratmaniar, dan Rominar. Tanpa Tahun. Banjir. Universitas Islam
Negeri Alauddin. Makassar: tidak diterbitkan.
Rosyidie, Arief. 2013. Banjir: Fakta dan Dampaknya, Serta Pengaruh dari
Peerubahan Guna Lahan. Bandung: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.
24 No. 3:241–249.
2

Anda mungkin juga menyukai