Anda di halaman 1dari 151

OPTIMASI JARINGAN DISTRIBUSI PT.

SEMEN TONASA SEKTOR


TONASA V

TUGAS AKHIR

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan


Program Strata Satu Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Makassar

Oleh

HALAMAN JUDUL

Fajar
D411 14 005

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2018
ii
ABSTRAK

Kualitas daya yang baik adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh suatu
sistem tenaga listrik yang baik, salah satu kualitas daya yang dimaksud adalah nilai
tegangan pada sistem serta nilai rugi-rugi daya yang kecil. Nilai tegangan yang
konstan dapat memaksimalkan kinerja dari peralatan-peraltan listrik yang
digunakan. Adapun batas nilai tegangan yang diperbolehkan yang berlaku di PT.
Semen Tonasa adalah sebesar 0,90 per unit hingga 1,10 per unit, dengan kata lain
±10% dari nilai tegangan optimal. Pada skripsi ini akan dilakukan perbaikan
kualitas daya dengan menggunakan kapasitor bank di PT. Semen Tonasa Sektor
Tonasa V. Proses perbaikan ini disimulasikan menggunakan software ETAP 12.6.
Dilakukan beberapa simulasi yakni simulasi aliran daya sebelum pemasangan
kapasitor dan simulasi aliran daya setelah pemasangan kapasitor. Optimasi
pemasangan kapasitor ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan memilih kandidat
bus yang berbeda-beda untuk menentukan letak, jumlah dan kapasitas kapasitor,
serta analisis ekonomis dari pemasangan kapasitor. Pemilihan beberapa bus yang
mengalami jatuh tegangan sebagai kandidat bus hanya membutuhkan 5800 kVAr
atau sebesar 9 unit kapasitor bank untuk memperbaiki kualitas daya pada PT.
Semen Tonasa Sektor Tonasa V. Pemasangan kapasitor ini mengurangi rugi-rugi
yang tadinya sebesar 1011 kW menjadi 900 kW. Biaya yang diperlukan untuk
pemasangan kapasitor bank ini adalah sebesar Rp. 1.484.600.000,-
Kata Kunci: Optimasi Jaringan, Kapasitor Bank, Kualitas Daya, Optimal
Capacitor Placement, ETAP 12.6

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penyelesaian

skripsi ini merupakan upaya penulis dalam memenuhi salah satu syarat guna

memeroleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin.

Penulis persembahkan skripsi ini agar menjadi sebuah kebanggan bagi

kedua orang tua. Kedua orang tua penulis yang telah dengan setulus hati

mendoakan, mendidik dan mendukung penulis untuk terus menempuh pendidikan

yang tinggi. Semoga kalian berdua selalu diberi kesehatan dan dikaruniai umur

yang panjang.

Skripsi ini berjudul Optimasi Jaringan Distribusi PT. Semen Tonasa Sektor

Tonasa V. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mengalami

berbagai kesulitan. Namun, berkat ketekunan dan usaha yang disertai dengan doa,

penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini juga tidak

terlepas dari bantuan, dukungan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis sewajarnya menyampaikan terimakasih

kepada:

1. Orang tua dan saudara-saudara saya terkasih, serta seluruh keluarga atas

segala doa, bantuan, nasehat dan motivasinya.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Salama Manjang, M.T., selaku Ketua Departemen

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

iv
3. Bapak Muh. Bachtiar Nappu, ST., MT., M.Phil., Ph.D. selaku

pembimbing I dan Ibu Ardiaty Arief ST, MTM, Ph.D. selaku Pembimbing

II, terima kasih telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan,

gagasan, serta ide-ide dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Kepada Bapak Yusri Syam Akil, ST.MT,Ph.D , Bapak Ir. H. Gassing

M.T dan Ibu Hasniaty A, ST.MT selaku penguji yang selalu memberikan

masukan dan saran yang membangun agar skripsi saya menjadi lebih baik.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar, serta pegawai Departemen Teknik

Elektro atas segala ilmu, bantuan, dan kemudahan yang diberikan selama

kami menempuh proses perkuliahan.

6. Kepada Brian Brosseau, thank you so much for helping me a lot, thank you

for always understanding, thank you for supporting me, thank you for

everything you have done, you are such a great guy, you helped me a lot.

7. Seluruh pihak PT. Semen Tonasa yang telah membantu dalam memperoleh

data dan menganalisa data.

8. kepada Kak Darjo Sukatu dan Kan Gian yang selalu membantu saya

mengolah data yang ada.

9. Kepada Rekan-Rekan “Rectifier 2014” Departemen Teknik Elektro

angkatan 2014 yang sejak pertama menginjakkan kaki di Universitas

Hasanuddin hingga saat ini berjuang bersama peneliti untuk menuntut ilmu

di kampus merah tercinta.

10. Kepada teman-teman Lab. Research Group Power and Energy Systems dan

Lab. Research Group Power Systems and Electricity Market.

v
11. Kepada adik-adik (Puja, Nadhila, Ainun, Ailyah, Aris, Clau, Dwiki, Evan,

Gaby, Imam, Bang Ipul, Khatami, Taufiq, Wahyu, Wahyudi, Yongki,

Zakinah), kakak-kakak dan teman-teman sesama asisten laboratorium fisika

dasar yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada saya.

12. Kepada Wiwi, Nandaboy, Bella dan Nans yang selalu mendengarkan cerita

saya yang kadang tidak jelas dan unfaedah dan membantu saya begitu

banyak selama menjadi mahasiswa dan membantu saya jadi pribadi yang

lebih baik, serta mendukung saya begitu besar sehingga skripsi saya dapat

terselesaikan.

13. Kepada teman seperjuangan ST, Elling, Musda Tangse, Ocha, Uli Infor,

Khanza, Fadel, Chae, Nia, Aso, Imam Maspur yang telah sama-sama

berjuang menyelesaikan skripsi.

14. Kepada saudari(i) The Bapers yang selalu mendukung saya.

15. Kepada kak Pai yang setia memberikan saya semangat dan mengingatkan

saya untuk menjaga sholat saya dan selalu berdoa.

16. Kepada my useless friend, Musdalifah S Muhammadong, thank you so

much tangse, even tho she is useless, but she helps me a lot.

17. Kepada saudara Chaerul Anwar yang dengan baik hati telah meminjamkan

laptopnya kepada saya agar skripsi saya dapat diselesaikan.

18. Kepada adik-adik angkatan 2016 yang selalu menyemangati saya,

khususnya Fajri, Devira, Anca kagebunshin, Tegar, Amin, Tenri, Dwiki,

Ayu, Afraz, Sarwan, Apping, dan Syafiq.

19. Kepada roommate saya Ahmad Emir Husein Paturungi yang selalu

mendukung saya dan tidak lupa mengingatkan saya untuk selalu berdoa.

vi
20. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah

membantu dan mendukung kami dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak diharapkan untuk

kesempurnaan skripsi ini. peneliti berharap semoga skripsi ini dapat diterima

sebagai sumbangan pikiran peneliti yang mendatangkan manfaat baik bagi penulis

maupun pembacanya.

Makassar, Agustus 2018

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
I.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
I.4 Batasan Masalah ..................................................................................... 5
I.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
I.6 Metode Penelitian ................................................................................... 6
I.7 Sistematika Penulisan ............................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9
II.1 Struktur Sistem Tenaga Listrik ............................................................ 9
II.2 Sistem Terinterkoneksi ........................................................................ 14
II.3 Jaringan Distribusi ............................................................................... 17
II.3.1 Level Tegangan Jaringan Distribusi ........................................... 17
II.3.2 Skema Jaringan Distribusi ........................................................... 18
II.4 Beban ..................................................................................................... 19
II.5 Kualitas Daya Listrik ............................................................................... 21
II.5.1 Daya dan Faktor Daya .................................................................. 22
II.5.2 Jatuh Tegangan ............................................................................. 24
II.5.3 Perbaikan Faktor Daya ................................................................ 25
II.6 Kapasitor Bank ..................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 29
III.1 Judul Penelitian .................................................................................... 29

viii
III.2 Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................... 29
III.3 Pengambilan Data ............................................................................. 29
III.4 Alur Penelitian ...................................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 31
IV.1 Sistem Kelistrikan PT Semen Tonasa ............................................. 31
IV.2 Pemodelan Sistem ............................................................................. 31
IV.3 Hasil Simulasi .................................................................................... 36
IV.3.1 Analisis Aliran Daya Sebelum Pemasangan Kapasitor ................ 36
IV.3.2 Optimasi Pemasangan Kapasitor (Optimal Capacitor Placement) 60
IV.3.3 Analisis Aliran Daya Setelah Pemasangan Kapasitor .................. 66
IV.4 Analisis Hasil Simulasi ................................................................... 103
IV.5 Analisis Ekonomis ........................................................................... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 114
V.1 Kesimpulan ......................................................................................... 114
V.2 Saran .................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 116
LAMPIRAN ....................................................................................................... 118

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik........................................................................ 11


Gambar 2.2 Pembagian Level Tegangan. ............................................................. 12
Gambar 2.3 Sistem Terinterkoneksi Sederhana ................................................... 15
Gambar 2.4 Skema Jaringan Distribusi ................................................................ 19
Gambar 2.5 Ilustrasi bagian-bagian kapasitor ...................................................... 26

Gambar 4.1 Single Line Diagram Tonasa V ......................................................... 36


Gambar 4.2 Profil Tegangan Sebelum Penempatan Kapasitor ............................. 49
Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER51, 582ER52 dan
ER582ER53 Medium Voltage .............................................................................. 50
Gambar 4.4 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER54 Medium Voltage
............................................................................................................................... 51
Gambar 4.5 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER55 Medium Voltage
............................................................................................................................... 51
Gambar 4.6 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER56 Medium Voltage
............................................................................................................................... 52
Gambar 4.7 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER57 Medium Voltage
............................................................................................................................... 52
Gambar 4.8 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER58 Medium Voltage
............................................................................................................................... 53
Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER59 Medium Voltage
............................................................................................................................... 53
Gambar 4.10 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER51 Low Voltage.. 54
Gambar 4.11 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER52 Low Voltage.. 54
Gambar 4.12 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER53 Low Voltage.. 55
Gambar 4.13 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER54 Low Voltage 155
Gambar 4.14 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER54 Low Voltage 256
Gambar 4.15 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER55 Low Voltage 156
Gambar 4.16 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER55 Low Voltage 257
Gambar 4. 17 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER56 Low Voltage . 57
Gambar 4.18 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER57 Low Voltage.. 58
Gambar 4.19 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER58 Low Voltage 158
Gambar 4.20 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER58 Low Voltage 259
Gambar 4.21 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER58 Low Voltage 359
Gambar 4.22 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER59 Low Voltage.. 60
Gambar 4.23 Profil Tegangan Simulasi 1 ............................................................. 78
Gambar 4.24 Profil Tegangan Simulasi 2 ............................................................. 91
Gambar 4. 25 Profil Tegangan Simulasi 3 .......................................................... 102
Gambar 4.26 Perbandingan Rugi-rugi Daya Sebelum dan Setelah Pemasangan
Kapasitor ............................................................................................................. 106
Gambar 4.27 Break Even Point Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 1 .......... 109

x
Gambar 4.28 Break Even Point Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 2 .......... 111
Gambar 4. 29 Break Even Point Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 2 ......... 113

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Generator 25 MW ......................................................................... 32


Tabel 4.2 Data Generator PLTU 35 MW .............................................................. 33
Tabel 4.3 Data Transformator PT Semen Tonasa Sektor Tonasa V ..................... 34
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Aliran Daya Sebelum Penempatan Kapasitor ......... 37
Tabel 4.5 Hasil Simulasi 1 Optimal Capacitor Placement .................................... 62
Tabel 4.6 Hasil Simulasi 2 Optimal Capacitor Placement .................................... 64
Tabel 4.7 Hasil Simulasi 3 Optimal Capacitor Placement .................................... 65
Tabel 4.8 Hasil Simulasi 1 Perhitungan Aliran Daya Setelah Penempatan
Kapasitor ............................................................................................................... 67
Tabel 4.9 Hasil Simulasi 2 Perhitungan Aliran Daya Setelah Penempatan
Kapasitor ............................................................................................................... 79
Tabel 4.10 Hasil Simulasi 3 Perhitungan Aliran Daya Setelah Penempatan
Kapasitor ............................................................................................................... 91
Tabel 4.11 Perbandingan Total Rugi-rugi Daya Pada Sistem............................. 105
Tabel 4.12 Biaya Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 1 ................................ 107
Tabel 4.13 Biaya Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 2 ................................ 110
Tabel 4.14 Biaya Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 3 ................................ 112

xii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sistem kelistrikan merupakan suatu sistem kompleks yang terdiri dari

beberapa komponen pembangkitan, transmisi, distribusi dan beban yang saling

berhubungan dan berkerja sama untuk melayani kebutuhan tenaga listrik bagi

pelanggan sesuai kebutuhan. Pusat-pusat tenaga listrik umumnya berada jauh dari

pusat beban atau konsumen, oleh karena itu dibutuhkan transmisi tenaga listrik dan

juga distribusi tenaga listrik. Transmisi tenaga listrik ialah suatu proses penyaluran

tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran

distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada

konsumen pengguna listrik. Sedangkan sistem distribusi merupakan bagian dari

sistem tenaga listrik yang bertujuan untuk menyalurkan tenaga listrik sampai ke

konsumen.

Seiring dengan berjalannya waktu, meningkatnya pertumbuhan industri

berdampak pula pada bertambahnya pertumbuhan beban di dalam suatu sistem

tenaga listrik. Pertumbuhan beban tersebut diikuti dengan meningkatnya

pemakaian daya reaktif akibat beban-beban induktif pada bus beban maupun pada

saluran. Pada suatu sistem jaringan distribusi, jika suatu jaringan tidak memiliki

sumber daya reaktif di daerah sekitar beban maka semua kebutuhan beban

reaktifnya akan dipikul oleh gardu induk yang tersuplai dari generator pada

pembangkit listrik, sehingga akan mengalir arus reaktif pada jaringan yang

1
mengakibatkan faktor daya menurun, jatuh tegangan, dan bertambahnya rugi-rugi

daya pada sistem.

PT. Semen Tonasa (Persero) adalah produsen semen terbesar di kawasan

Indonesia Timur yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere,

Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar.

PT. Semen Tonasa adalah perusahaan yang sangat terkenal karena mampu

memproduksi semen dalam jumlah yang banyak yang dikirim ke berbagai tempat

di Indonesia. Hal ini jelas membuat PT. Semen Tonasa membutuhkan pasokan

energi listrik yang cukup besar karena banyaknya beban yang harus disuplai dari

peralatan-peralatan listrik yang mereka gunakan. Sebagaimana yang kita ketahui,

industri-industri besar merupakan tempat yang paling banyak mengonsumsi beban

induktif, sama halnya dengan PT. Semen Tonasa yang juga mengonsumsi beban

induktif yang cukup besar terbukti dari banyaknya beban yang bersifat induktif

misalnya saja pompa air, motor listrik, kipas angin dan alat-alat lain yang

memanfaatkan energi listrik untuk menghasilkan energi gerak sebagai penggerak

utama. Hal ini menyebabkan meningkatnya pemakaian daya reaktif pada sistem

kelistrikan PT. Semen Tonasa, yang dapat mengakibatkan tegangan menurun,

faktor daya menurun dan bertambahnya rugi-rugi pada sistem kelistrikan PT.

Semen Tonasa (PT Semen Tonasa, 2015).

Sistem kelistrikan PT Semen Tonasa disimulasikan menggunakan software

ETAP, namun PT. Semen Tonasa sendiri belum memiliki single line diagram yang

memiliki data yang akurat, karena beban-beban motor yang banyak mereka

gunakan digantikan dengan lumped load. Sehingga ada perbedaaan yang cukup

2
signifikan antara simulasi dengan keadaan nyata yang ada di lapangan. Perbedaaan-

perbedaan ini berupa banyaknya rugi-rugi yang ada, baik itu rugi-rugi daya aktif

(MW) maupun rugi-rugi daya reaktif (MVAr). Saat hanya menggunakan lumped

load tidak ada tambahan rugi-rugi dari motor dan juga dari kabel-kabel yang

menghubungkan motor ke bus. Karena lumped load hanya langsung dihubungkan

ke bus menggunakan circuit breaker.

Sedangkan, ketika kita menggunakan beban motor, akan ada rugi-rugi dari

beban motor dan rugi-rugi dari kabel-kabel yang digunakan yang akan membuat

simulasi yang telah dijalankan menjadi lebih mendekati keadaan nyata yang ada di

lapangan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, beberapa cara yang efektif dan efisien

yang dapat dipilih untuk mendapatkan nilai yang optimum pada sistem tenaga

listrik yaitu diantaranya adalah optimasi daya reaktif dengan cara membangun

generator baru, pengaturan tap trafo, instalasi auto voltage regulator, dan instalasi

kapasitor bank. Beberapa cara atau metode untuk memperbaiki jatuh tegangan pada

suatu penyulang atau bus yaitu dengan memperbesar kawat penampang, mengubah

seksi penyulang dari satu fasa ke sistem tiga fasa, pengiriman beban melalui

penyulang yang baru.

Dari ketiga metode di atas menunjukan tidak efektifnya insfrastruktur

maupun jika dilihat dari segi biaya. Adapun metode yang paling tepat dan

memungkinkan untuk bekerja lebih efektif yaitu dengan menggunakan kapasitor

bank (pembangkit daya reaktif) baik penggunaan secara paralel maupun seri.

Kapasitor sendiri merupakan suatu komponen elektronik yang dibangun dari

3
sejumlah kapasitor yang berfungsi untuk memperbaiki faktor daya, tetapi

pemakaian kapasitor ini haruslah dicocokkan dengan kebutuhan yang ada dan tidak

bisa sembarang pasang dengan berbagai macam posisi. Oleh karena itu perlu

dilakukan studi perencanaan dalam melakukan analisis pemasangan kapasitor bank

untuk menanggulangi beban induktif yang ada.

Pada penelitian ini diambil permasalahan yang terjadi pada jaringan

distribusi 6 kV dan 0.380 kV pada sistem kelistrikan PT. Semen Tonasa yang

khusus ditujukan untuk sektor Tonasa V. Penelitian ini akan berfokus pada optimasi

jaringan distribusi 6 kV dan 0.38 kV pada PT. Semen Tonasa yang akan

disimulasikan menggunakan software ETAP dan menggunakan data yang seakurat

mungkin, dengan kata lain, data motor yang ada tidak diganti dengan lumped load,

melainkan menggunakan data motor asli lengkap dengan data kabel yang

digunakan.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mengetahui pengaruh kabel dan beban motor pada profil

tegangan rendah terhadap sistem kelistrikan PT Semen Tonasa Sektor

Tonasa V?

2. Bagaimana mengetahui optimasi kapasitas dan pemasangan kapasitor

bank pada beban yang ada di jaringan distribusi PT. Semen Tonasa

Sektor Tonasa V?

4
3. Bagaimana analisis ekonomis optimasi daya reaktif pada sistem

kelistrikan PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh dari beban-beban motor terhadap sistem

kelistrikan PT. Semen Tonasa

2. Untuk mengetahui optimasi kapasitas dan pemasangan kapasitor bank

pada beban yang ada di jaringan distribusi PT. Semen Tonasa

3. Untuk mengetahui pengaruh ekonomis dari optimasi daya reaktif yang

dilakukan terhadap sistem.

I.4 Batasan Masalah

1. Software yang digunakan untuk membuat simulai optimasi daya reaktif

adalah ETAP 12.6.

2. Metode perhitungan aliran daya menggunakan metode Newton

Raphson.

3. Penelitian ini hanya membahas pengaruh pemasangan kapasitor

terhadap profil tegangan dan aliran daya sistem.

4. Tidak membahas ganguan yang terjadi di sistem tenaga listrik dan

harmonisa.

5. Tidak membahas sistem proteksi dan harmonisa pada kapasitor.

I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

5
1. Memberikan pengetahuan kepada penulis dan pembaca tentang studi

analisa optimasi daya reaktif sebagai suatu solusi untuk mengatasi jatuh

tegangan dan menurunnya faktor daya pada industri-industri besar agar

seuai dengan standar yang ada.

2. Menjadi referensi dalam pengambilan rencana pembangunan,

khususnya di bidang kelistrikan PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V.

3. Memberikan pemahaman tentang bahaya jatuh tegangan dan penurunan

cos phi pada suatu sistem kelistrikan.

4. Memberikan referensi kepada pihak PT. Semen Tonasa dalam membuat

simulasi yang dilengkapi dengan data yang lebih akurat.

I.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah:

1. Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mengadakan studi dari buku,

internet, dan sumber bahan pustaka, atau informasi lainnya yang dapat

menunjang penelitian.

2. Pengamatan di lapangan

Dilakukan dengan meninjau langsung ke lapangan untuk melakukan

pengamatan secara langsung.

3. Pengambilan data

Dilakukan pengambilan data pada industri tempat melakukan penelitian.

4. Pengelompokkan data

6
Pengelompokkan data bertujuan untuk mengelompokkan data yang ada

agar lebih mudah dianalisis dan mampu mengetahui kekurangan dari

data yang ada sehingga kerja menjadi lebih efisien.

5. Pengolahan data

Dikerjakan dengan menerapkan dan melakukan simulasi aplikasi

Digsilent serta melakukan beberapa penggambaran dan perhitungan dan

menyajikannya dalam bentuk grafik.

6. Analisa hasil pengolahan data

Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh simpulan sementara.

7. Simpulan

Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan

permasalahan yang diteliti. Simpulan ini merupakan hasil akhir dari

semua masalah yang dibahas.

I.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan teori-teori pendukung materi penelitian yang

diambil dari berbagai sumber ilmiah yang digunakan dalam penulisan

laporan tugas akhir ini.

7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam tugas

akhir ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai

penempatan kapasitor untuk meningkatkan kualitas daya di PT. Semen

Tonasa Sektor Tonasa V.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan permasalahan dan saran-

saran untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Struktur Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik memiliki banyak variasi ukuran dan komponen yang

berbeda, namun pada dasarnya, setiap sistem tenaga listrik memiliki karaktersitik

yang sama, yakni (Kundur, 1994):

a. Terdiri dari sistem AC tiga fasa yang beroperasi pada tegangan yang

konstan. Generator dan transmisi menggunakan peralatan tiga fasa. Beban

industri sendiri selalu tiga fasa; Beban hunian dan beban komersial

didistribusikan secara merata di antara fasa sehingga dapat membentuk

sistem tiga fasa yang seimbang.

b. Menggunakan mesin sinkron untuk pembangkitan tenaga listrik. Penggerak

utama yang bersumber dari energi fosil, energi nuklir dan energi air akan

mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan

mesin sinkron.

c. Mengirimkan daya dari jarak jauh yang signifikan ke konsumen yang

tersebar di wilayah yang luas. Ini membutuhkan sistem transmisi yang

terdiri dari subsistem yang beroperasi pada level tegangan yang berbeda.

Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa

komponen berupa pembangkitan, transmisi, distribusi dan beban yang saling

9
berhubungan dan berkerja sama untuk melayani kebutuhan tenaga listrik bagi

pelanggan sesuai kebutuhan (Suripto, 2016). Sistem pembangkitan, transmisi dan

distribusi adalah komponen utama dalam sistem tenaga listrik. Pembangkitan dan

distribusi tenaga listrik dihubungkan oleh suatu sistem transmisi listrik. Normalnya,

jaringan transmisi akan mengirimkan daya listrik yang besar menggunakan

tegangan tinggi untuk sampai kepada sumber beban. Di sisi lain, sistem distribusi

listrik memiliki peranan penting untuk mengirimkan tenaga listrik langsung kepada

konsumen yang berarti memiliki tegangan yang lebih rendah (Das, 2006).

Sistem tenaga listrik dapat juga secara sederhana diartikan sebagai

kumpulan pembangkit dan gardu induk yang satu sama lain sdihubungkan dengan

saluran transmisi sehingga merupakan sebuah kesatuan interkoneksi (Berahim,

2011)

Energi listrik dibangkitkan dengan tegangan berkisar 11 kV sampai dengan

25 kV, yang akan dinaikkan menggunakan transformator untuk sesuai dengan di

jaringan transmisi. Tegangan di jaringan transmisi biasanya berkisar 66 kV sampai

dengan 400 kV(atau lebih). Energi listrik dalam jumlah yang besar ditransmisikan

dari tempat pembangkitan listrik hingga ke pusat-pusat beban yang biasanya 220

kV atau lebih besar. Di Amerika Serikat nilainya berkisar 345 kV, 500 kV dan 765

kV dan di Britain nilainya berkisar 275 kV dan 400 kV (Das, 2006).

Secara garis besar Sistem Tenaga Listrik dapat digambarkan dengan skema

2.1 berikut (Suripto, 2016):

10
Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik (Suripto, 2016)

Fungsi masing-masing komponen secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Pembangkitan merupakan suatu komponen yang berfungsi

membangkitkan tenaga listrik, yaitu mengubah energi yang berasal dari

sumber energi lain misalnya: air, batu bara, panas bumi, minyak bumi

dll. menjadi energi listrik.

2. Transmisi merupakan komponen yang berfungsi menyalurkan daya atau

energi dari pusat pembangkitan ke pusat beban.

3. Distribusi merupakan komponen yang berfungsi mendistribusikan

energi listrik ke lokasi konsumen energi listrik.

11
4. Beban adalah peralatan listrik di lokasi konsumen yang memanfaatkan

energi listrik dari sistem tersebut.

Pada suatu sistem tenaga listrik, tegangan yang digunakan pada masing-

masing komponen dapat berbeda-beda sesuai dengan kepentingannya. Dengan kata

lain, setiap komponen pada sistem tenaga listrik mempunyai level tegangan yang

berbeda-beda. Pembagian pada level tegangan dapat dilihat pada Gambar 2.2

berikut ini:

70-500 Penyaluran
kV
220-20.000
V
Distribusi

Pembangkitan

Pengguna
11 – 24 kV

Sesuai Keperluan

Gambar 2.2 Pembagian Level Tegangan (Suripto, 2016).

Pada sistem pembangkitan, level tegangan disesuaikan dengan spesifikasi

generator pembangkit yang digunakan, biasanya berkisar antara 11 s/d 24 kV.

Untuk pembangkit yang berkapasitas lebih besar biasanya menggunakan level

12
tegangan yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan agar arus yang mengalir tidak terlalu

besar. Karena untuk kapasitas daya tertentu, besar arus yang mengalir berbanding

terbalik dengan tegangannya. Level tegangan pada pembangkit biasanya tidak

tinggi, karena semakin tinggi level tegangan generator, jumlah lilitan generator

harus lebih banyak lagi. Dengan lilitan yang lebih banyak mengakibatkan generator

menjadi lebih besar dan lebih berat sehingga dinilai tidak efisien.

Pada sistem saluran transmisi biasanya digunakan level tegangan yang lebih

tinggi. Hal ini karena fungsi pokok saluran transmisi adalah menyalurkan daya,

sehingga yang dipentingkan adalah sistem mampu menyalurkan daya dengan

efisiensi yang tinggi atau rugi-rugi daya dan turun tegangannya kecil. Upaya yang

dilakukan adalah mempertinggi level tegangan agar arus yang mengalir pada

jaringan transmisi lebih kecil. Level tegangan saluran transmisi lebih tinggi dari

tegangan yang dihasilkan generator pembangkit. Tegangan saluran transmisi

umumnya berkisar antara 70 s/d 500kV.Untuk menaikkan tegangan dari level

pembangkit ke level tegangan saluran transmisi diperlukan transformator penaik

tegangan.

Pada jaringan distribusi biasanya menggunakan tegangan yang lebih rendah

dari tegangan saluran transmisi. Hal ini karena daya yang didistribusikan oleh

masing-masing jaringan distribusi biasanya relatif kecil dibanding dengan daya

yang disalurkan saluran transmisi, dan juga menyesuaikan dengan tegangan

pelanggan atau pengguna energi listrik. Level tegangan jaringan distribusi yang

sering digunakan ada dua macam, yaitu 20 kV untuk jaringan tegangan menengah

(JTM) dan 220 V untuk jaringan tegangan rendah (JTR). Dengan demikian

13
diperlukan gardu induk yang berisi trafo penurun tegangan untuk menurunkan

tegangan dari saluran transmisi ke tegangan distribusi 20 kV. Diperlukan juga trafo

distribusi untuk menurunkan tegangan dari 20 kV ke 220V sesuai tegangan

pelanggan.

Level tegangan beban pelanggan menyesuaikan dengan jenis bebannya,

misalnya beban industri yang biasanya memerlukan daya yang relatif besar

biasanya menggunakan tegangan menengah 20 kV, sedang beban rumah tangga

dengan daya yang relatif kecil, biasanya menggunakan tegangan rendah 220 V

(Suripto, 2016).

Pada dasarnya fungsi utama suatu sistem tenaga listrik adalah untuk

mengkonversikan suatu bentuk energi yang ada menjadi bentuk energi listrik dan

mampu untuk mengirimkannya untuk dikonsumsi oleh para konsumen. Energi ini

akan dikonsumsi dalam bentuk energi listrik agak tetapi lebih baik lagi ketika

dikonversikan kembali menjadi bentuk lain seperti energi panas, cahaya dan energi

mekanik. Keuntungan tersendiri dari energi yang berbentuk energi listrik adalah

energi ini dapat dikendalikan dan dikirimkan ke para konsumen dengan efisiensi

yang tinggi dan juga dengan keandalan yang baik (Kundur, 1994).

II.2 Sistem Terinterkoneksi

Sistem tenaga listrik yang diuraikan di atas adalah gambaran secara

sederhana, yaitu satu sistem pembangkitan yang melayani satu sistem beban.

Sistem yang demikian disebut sistem tunggal. Namun dalam prakteknya kadang

suatu sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sistem pembangkit untuk melayani

beberapa macam beban yang ada pada lokasi yang berlainan. Untuk memperoleh

14
kualitas pelayanan yang lebih baik, maka seluruh sistem haruslah saling

berhubungan atau interkoneksi sehingga dapat dikendalikan dari satu tempat.

Demikian pula kebutuhan daya dapat dilayani dari pembangkit mana saja sekalipun

lokasinya jauh dari pusat beban (Suripto, 2016).

Untuk mendapatkan sistem yang demikian setiap pembangkit dan pusat

beban harus saling berhubungan. Sistem yang demikian disebut sebagai sistem

interkoneksi. Dengan sistem ini di harapkan kualitas pelayanan dapat menjadi lebih

baik. Dengan sistem interkoneksi, sistem tenaga listrik menjadi lebih komplek,

sehingga biaya pembangunan dan opersionalnya menjadi lebih besar dan

pengelolaannya menjadi lebih rumit. Dengan demikian sistem interkoneksi hanya

digunakan pada sistem tenaga listrik dengan daya besar dan memerlukan standar

kualitas pelayanan yang tinggi. Contoh dari sistem terinterkoneksi secara sederhana

dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3 Sistem Terinterkoneksi Sederhana (Suripto, 2016).

15
Pembangkitan dan sistem distribusi terhubung melalui jaringan transmisi.

Sistem transmisi pada area tertentu ini lebih diketahui sebagai Grid. Grid yang

berbeda saling terinterkoneksi melalui suatu jaringan dan membetuk regional grid.

Regional grid yang berbeda dihubungkan oleh suatu jaringan dan membentuk

national grid. Operasi interkoneksi selalu ekonomis dan dapat diandalkan. Sistem

pembangkitan yang memiliki kapasistas MW yang besar dapat menyediakan energi

listrik untuk beban menengah atau beban dasar. Pembangkit-pembangkit ini

haruslah terinterkonesi sehingga mereka dapat menyediakan sistem tenaga listrik

secara umum bukan hanya untuk beban tertentu saja (Das, 2006).

Keuntungan ekonomis dari sistem interkoneksi adalah mengurangi

kapasitas pembangkitan cadangan di setiap area. Jika secara mendadak terjadi

peningkatan beban atau lepasnya pembangkit di suatu area, dengan sistem

interkoneksi memungkinkan untuk melakukan peminjaman dari area-area lain yang

terinterkoneksi. Untuk memgatasi peningkatan beban secara mendadak, diperlukan

beberapa jumlah kapasitaspembangkitan di setiap area atau yang lebih dikenal

dengan nama “spinning reserve” yang di dalamnya terdapat generator yang bekerja

dengan kecepatan normal dan dan siap untuk menyuplai tenaga listrik ke beban-

beban yang ada (Das, 2006).

Dalam hal ini, selalu lebih baik untuk menempatkan gas turbin dan

generator hidro sebagain spinning reserve. Gas turbin dapat dioperasikan dalam

waktu tiga menit atau kurang. Sedangkan unit hidro bahkan bisa dioperasikan jauh

lebih cepat, hal ini jelas lebih ekonomis. Operasi interkoneksi sendiri juga

16
memberikan fleksibilitas untuk menghadapi beban-beban mendesak yang tidak

terduga (Das, 2006).

II.3 Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi adalah bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa

jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban ke

pelanggan. Jaringan distribusi ini sendiri berfungsi untuk mendistribusikan energi

listrik langsung kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan. Jaringan distribusi

dalam operasinya tidak bisa dipisahkan dengan gardu induk distribusi. Gardu induk

distribusi ada yang berada di ujung saluran transmisi, yang berfungsi mengatur

distribusi daya yang diterima dari saluran transmisi sekaligus menurunkan tegangan

dari level saluran transmisi ke level jaringan distribusi. Gardu induk juga ada yang

berada di antara jaringan distribusi yang berfungsi untuk membagi aliran daya dan

menurunkan tegangan distribusi ke tegangan rendah (Suripto, 2016).

Sistem distribusi adalah suatu bagian dimana distribusi terhubung langsung

ke peralatan-peralatan konsumen. Jaringan distribusi utama umumnya berada pada

rentang 3 kV sampai dengan 34.5 kV dan menyuplai beban pada area yang telah

ditentukan. Beberapa pelanggan industri kecil biasanya langsung disuplai oleh

jaringan distribusi utama ini (Saadat, 1999).

II.3.1 Level Tegangan Jaringan Distribusi

Pada jaringan distribusi terdapat beberapa level tegangan, berikut adalah

level tegangan tersebut (Suripto, 2016):

17
• Saluran tegangan menengah (TM: 20 kV)

➢ Antar gardu induk

➢ Antar gardu induk dan pelanngan TM

➢ Antar gardu induk dan trafo TR

• Saluran tegangan rendah

➢ Antar trafo tegangan dan pelanggan.

Jaringan distribusi tegangan menengah biasanya mengunakan jaringan 3

fase 4 kawat dengan tegangan antara fasa dengan tanah (netral) 20 kV. Jaringan

distribusi merupakan penghubung antar gardu induk tegangan menengah atau yang

menghubungkan gardu induk tegangan menengah dengan trafo distribusi tegangan

rendah. Jaringan tegangan rendah ada yang menggunakan jaringan 3 fase 4 kawat

untuk beban-beban yang relatif besar. Untuk beban yang relatif kecil termasuk

beban rumah tangga lebih banyak menggunakan satu fase 2 kawat dengan tegangan

220 volt dari fasa ke netral. Dalam prakteknya, tarfo tegangan yang digunakan

mempunyai tiga terminal output, yaitu satu netral yang juga dihubungkan ke tanah

dan dua erminal fasa yang memupnyai tegangan sama 220 volt (Suripto, 2016).

II.3.2 Skema Jaringan Distribusi

Untuk pelanggan yang menggunakan cukup besar energi listrik, misalnya

saja industri, rumah sakit atau kampus-kampus besar biasanya berlangganan

dengan tegangan menengah 20 kV. Untuk kepentingan menurunkan tegangan dan

pendistribusiannya pihak pelanggan mengelola gardu induk sendiri dengan cara

mereka sendiri yang disesuaikan dengan aturan yang ada. Gambar 2.4 berikut

18
adalah gambar dari skema jaringan distribusi yang ada secara garis besar (Suripto,

2016):

Pembangkitan
JT
Penyaluran M Distribusi
Pembangkitan
JT
R
JT
M
JT
M
Penyaluran Distribusi Pembangkitan

JT Pembangkitan
R
Gambar 2.4 Skema Jaringan Distribusi (Suripto, 2016).

Pelanggan beban yang relatif kecil yang menggunakan tegangan rendah

dilayani dengan jaringan transmisi tegangan rendah yang menghubungkan

pelanggan dengan trafo distribusi tegangan rendah (Suripto, 2016).

II.4 Beban

Beban di dalam sistem tenaga listrik dibiagi ke dalam beberapa yakni beban

industri, komersial dan beban perumahan. Untuk industri yang sangat besar,

kebutuhan bebannya bisa saja di penuhi langsung oleh saliran transmisi tanpa

melalui jaringan distribusi. Sedangkan untuk industri pada umumnya dilayani oleh

jaringan distribusi utama. Daerah perumahan biasanya mengonsumsi beban dalam

bentuk cahaya, panas dan pendingin (Saadat, 1999).

19
Secara umum beban yang dilayani oleh sistem distribusi dibagi dalam

beberapa sektor yaitu sektor perumahan, sektor industri, sektor komersial dan

sektor usaha. Masing-masing sektor beban tersebut mempunyai karakteristik-

karakteristik yang berbeda, sebab hal ini berkaitan dengan pola konsumsi energi

pada masing-masing konsumen di sektor tersebut. Karakteristik beban yang banyak

disebut dengan pola pembebanan pada sektor perumahan ditujukan oleh adanya

fluktuasi konsumsi energi elektrik yang cukup besar. Hal ini disebabkan konsumsi

energi elektrik tersebut dominan pada malam hari. Sedang pada sektor industri

fluktuasi konsumsi energi sepanjang hari akan hampir sama, sehingga

perbandingan beban puncak terhadap beban rata-rata hampir mendekati satu. Beban

pada sektor komersial dan usaha mempunyai karakteristik yang hampir sama, hanya

pada sektor komersial akan mempunyai beban puncak yang lebih tinggi pada

malam hari (Suswanto, 2009).

Tipe-tipe beban dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, yakni (Das,

2006):

• Beban domestik: beban domestik biasanya terdiri dari cahaya, kipas angin,

AC, mixer, pemanas, oven, dll.

• Beban komersiil: beban komersiil biasanya terdiri dari cahaya untuk toko,

perkantoran, kipas angin, AC, pemanas dan peralatan elektronik lain yang

digunakan secara komersiil yang biasanya terdapat pada restoran atau pasar.

• Beban industri: Beban industri biasanya terdiri dari beban industri skala

kecil, skala medium, skala besar, industri rumahan, dll.

• Beban agrikultur: beban jenis ini biasanya pada motor-motor untuk irigasi.

20
Beban listrik linier adalah beban yang tidak mempengaruhi karakteristik

dari tegangan dan arus. Beban linier merupakan beban yang mengeluarkan bentuk

gelombang yang berbentuk linier, dimana arus yang mengalir sebanding dengan

tahanan dan perubahan tegangan dimana bentuk gelombang arus sama dengan

bentuk gelombang tegangan. Pada kasus sumber tegangan berbentuk sinusoidal

murni, beban linier mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan juga

berbentuk sinusoidal murni. Beban linier dapat diklasifikasikan menjadi empat

macam, beban resistif, dicirikan dengan arus yang sefasa dengan tegangan; beban

induktif, dicirikan dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar 900,

beban kapasitif, dicirikan dengan arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar

900, dan beban yang merupakan kombinasi dari tiga jenis tersebut, dicirikan dengan

arus yang tertinggal/mendahului (Rinaldo Jaya Sitorus, Eddy Warman, 2013).

II.5 Kualitas Daya Listrik

Kualitas daya listrik adalah tenaga listrik yang andal, energi listrik dalam

kualitas yang baik dan memenuhi standar, mempunyai kontribusi yang sangat

penting bagi kehidupan masyarakat jaman sekarang. Pengertian ini didasarkan pada

tiga komponen penting kualitas daya listrik, yaitu (Cruz, 2009):

• Kontinuitas: keadaan yang memberikan lamanya waktu bagi

konsumen dapat menggunakan energi listrik tanpa terganggu

maupun terputus yang dapa memuaskan konsumen maka

21
pembangkit dan penyaluran tersebut dapat dikatakan memiliki

tingkat kualitas daya listrik yang baik.

• Level Tegangan: Tegangan yang baik adalah tegangan yang tetap

stabil pada nilai yang telah yang telah ditentukan. Walaupun

terjadinya fluktuasi (ketidak stabilan) pada tegangan ini tidak dapat

dihindarkan, tetapi dapat diminimalkan sesuai variasi tegangan yang

dapat diatur dalam suatu standar tertentu.

• Efisiensi: nilai yang menunjukkan tingkat penggunaan energi listrik

yang dimanfaatkan oleh konsumen secara optimal.

Gangguan kualitas daya secara umum didefinisikan sebagai perubahan pada

karakteristik daya (tegangan, arus, atau frekuensi) yang menyebabkan gangguan

terhadap operasi normal berbagai peralatan listrik. Ketahanan peralatan yang

mengkonsumsi daya listrik akan menentukan derajat kualitas daya yang diperlukan

untuk menjamin operasi normal (BPPT, 2012).

Dalam penyaluran energi listrik ada beberapa masalah yang dihadapI antara

lain jatuh tegangan, faktor daya yang rendah, rugi-rugi daya, dan harmonisa.

II.5.1 Daya dan Faktor Daya

Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem

tenaga listrik daya merupakan jumlah energi listrik yang digunakan untuk

melakukan usaha. Pada sistem tenaga listrik, daya listrik dapat dikategorikan dalam

3 jenis, yakni, daya Nyata/Daya Aktif (Apparent Power) yang disimbolkan dengan

P dengan satuan Watt, daya Reaktif (reactive Power) yang disimbolkan dengan Q

22
dengan satuan Volt Amper Reaktif (VAr), dan daya Semu yang disimbolkan

dengan S dengan satuan Volt Amper (VA) (Rinaldo Jaya Sitorus, Eddy Warman,

2013).

Pada kasus sistem listrik bolak-balik dimana tegangan dan arus berbentuk

sinusoidal, perkalian antara keduanya akan menghasilkan daya aktif satuan

voltampere (VA) yang memiliki dua buah bagian. Bagian pertama adalah daya yang

termanfaatkan oleh konsumen, bisa menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi

panas pada elemen pemanas, dsb; daya yang termanfaatkan ini sering disebut

sebagai daya aktif (real power) memiliki satuan watt (W) yang mengalir dari sisi

sumber ke sisi beban bernilai rata-rata tidak nol. Bagian kedua adalah daya yang

tidak termanfaatkan oleh konsumen, namun hanya ada di jaringan, daya ini sering

disebut dengan daya reaktif (reactive power) memiliki satuan volt-amperereactive

(VAr) bernilai rata-rata nol.

Daya reaktif dibutuhkan oleh beban agar dapat beroperasi. Beban jenis ini

dikenal juga dengan beban induktif, seperti elektromotor, dan lampu TL. Besarnya

daya reaktif pada beban ditentukan dengan besarnya faktor daya beban atau yang

dikenal juga dengan cos 𝜃. Jadi tidak semua daya listrik yang diterima oleh beban

digunakan untuk menghasilkan daya nyata, tapi sebagian digunakan untuk daya

reaktif. Oleh karena itu, daya reaktif yang diserap oleh beban harus diuapayakan

sekecil mungkin, dengan mengkompensasi daya reaktif itu sendiri. Kompensasi

daya reaktif tersebut dapat dihasilkan oleh sebuah kapasitor.

Umumnya daya reaktif yang diserap oleh beban, dikenal dengan daya

reaktif induktif,

23
sementara daya reaktif yang dihasilkan oleh sebuah kapasitor dikenal juga dengan

daya reaktif kapasitif. Kedua daya reaktif ini secara vektoris mempunyai arah yang

berlawanan, sehingga dapat saling meniadakan (saling mengkompensasi).

Umumnya beban terpasang pada instalasi listrik, dapat dikategorikan sebagai beban

resistif (seperti lampu pijar) dan beban kapasitif (seperti lampu TL). Bila beban

tersebut dihubungkan ke sumber tegangan akan menghasilkan aliran arus ke beban

(Rinaldo Jaya Sitorus, Eddy Warman, 2013).

Berikut adalah rumus untuk menentukan faktor daya:


𝑃
𝑆 = 𝑉 × 𝐼 = cos ∅ (2.1)

𝑃 = 𝑉. 𝐼. cos ∅ (2.2)

𝑄 = 𝑉. 𝐼. 𝑠𝑖𝑛∅ (2.3)

Maka, persamaannya dapat dituliskan:

𝑃
cos ∅ = (2.4)
𝑆

II.5.2 Jatuh Tegangan

Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan energi listrik

juga semakin meningkat. Dalam penyaluran energi listrik terdapat beberapa

masalah yang sering dihadapi diantaranya adalah “Jatuh Tegangan”. Besarnya rugi-

rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran distribusi tergantung pada beberapa

faktor diantaranya jenis dan panjang saluran penghantar, tipe jaringan distribusi,

tipe beban, faktor daya dan besarnya jumlah daya terpasang serta banyaknya

24
pemakaian beban-beban induktif yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan

beban reaktif (Hermanto, Dian Yayan Sukma, Feranita, 2017).

Umumnya beban yang terdapat pada sistem tenaga listrik bersifat resistif

dan induktif. Beban tersebut akan menyerap daya aktif dan daya reaktif yang

dihasilkan dari pusat sumber listrik. Penyerapan daya reaktif yang diakibatkan oleh

beban induktif akan menyebabkan timbulnya jatuh tegangan yang dihasilkan dari

pusat sumber listrik. Akibatnya nilai tegangan di sisi penerima akan berbeda dengan

nilai tegangan di sisi pengirim.

II.5.3 Perbaikan Faktor Daya

Perbaikan faktor daya pada suatu sistem tenaga listrik dapat dilakukan

dengan cara memasangkan kapasitor bank pada jaringan, karena suatu kapasitor

bank memiliki sifat alami untuk menyimpan muatan listrik ketika dialirkan arus,

sehingga muatan-muatan yang terkumpul tersebut akan menimbulkan tegangan

listrik. Muatan-muatan yang terkumpul ini memiliki cadangan daya reaktif yang

sangat tinggi. Sehingga jika pada suatu waktu tertentu sebuah jaringan

membutuhkan pasokan daya reaktif, kapasitor bisa memberikan cadangan daya

reaktif yang dimilikinya pada saat jaringan membutuhkan daya reaktif (Hermanto,

Dian Yayan Sukma, Feranita, 2017).

II.6 Kapasitor Bank

Kapasitor bank merupakan suatu peralatan yang digunakan guna

memperbaiki kualitas dari pasokan energi listrik, misalnya saja memperbaiki

25
kualitas tegangan di sisi beban, memperbaiki faktor daya serta mengurangi rugi-

rugi yang terjadi pada saluran transmisi (PLN, 2014). Bagian-bagian kapasitor

digambarkan pada Gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5 Ilustrasi bagian-bagian kapasitor (PLN, 2014).

Suatu elemen kapasitor merupakan bagian paling kecil dari suatu kapasitor

yang merupakan belitan aluminium foil dan plastik film. Unit kapasitor ini terdiri

atas elemen-elemen kapasitor yang dihubungkan dalam suatu matriks secara seri

dan paralel.

Suatu unit kapasitor biasanya terdiri dari 40 elemen, elemen-elemen

kapasitor ini dihubungkan secara seri guna membangun tegangan dan untuk

membangun daya (VAr) elemen-elemen ini dihubungkan secara paralel pada unit

kapasitor.

Suatu unit kapasitor dilengkapi dengan resistor yang dapat berfungsi

sebagai elemen pelepasan muatan kapasitor (discharge devie). Rating tegangan unit

kapasitor ini berbeda-beda, mulai dari 240 V sampai dengan 25 kV dengan rating

kapasitas mulai dari 2,5 kVAr sampai dengan 1 MVAr (PLN, 2014).

26
Pada IEEE std 18-1992 dan std 1036-1992 dinyatakan bahwa (PLN, 2014):

• Unit kapasitor harus mampu beroperasi terus menerus pada rating 110%

Vrms dan tegangan puncak tidak melebihi 1,2√2 Vrms serta harus mampu

dilalui arus sebesar 135% Inominal.

• Pada rating tegangan dan frekuensi, daya reaktif harus berkisar antara

100% sampai dengan 115% rating daya reaktif.

Berikut adalah beberapa jenis kapasitor yang digunakan pada suatu sistem

tenaga listrik:

• Kapasitor daya yang terdiri dari tiga jenis kapasitor, yakni kapasitor shunt(

digunakan untuk kompensasi beban induktif dan untuk pengaturan tegangan

pada ujung transmisi), kapasitor seri(digunakan pada transmisi daya yang

sangat panjang untuk mengkompensasi reaktansi induktif transmisi) serta

kapasitor penyadap(digunakan untuk menyadap daya pada jaringan

tegangan tinggi untuk keperluan daya yang tidak begitu besar.

• Kapasitor gandeng, jenis kapasitor yang digunakan sebagai pembawa sinyal

komunikasi antar gardu induk atau antar pusat pembangkit.

• Kapasitor pembagi tegangan, jenis kapasitor yang digunakan untuk

pengukuran tegangan transmisi dan rel daya.

• Kapasitor filter yakni jenis kapasitor yang digunakan untuk konverter,

khususnya pada sistem transmisi arus searah.

Kapasitor bank digunakan secara luas pada sistem transmisi dan juga sistem

distribusi untuk mengatur tegangan feeder, memperbaiki faktor daya jaringan,

27
mengurangi rugi-rugi jaringan, menetralkan atau meniadakan drop tegangan dan

memperbaiki stabilitas tegangan (PLN, 2014).

Pada dasarnya kapasitor adalah alat untuk mencatu VAR. Kapasitor bank

dipasang untuk memperbaiki tegangan pada sistem tenaga listrik. Bukan hanya itu,

kapasitor juga bias digunakan untuk memperbaiki nilai power factor mengontrol

daya reaktif, mengurangis rugi-rugi dan juga meningkatkan kapasitas sistem

(ETAP, n.d.)

28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Judul Penelitian

Judul penelitian ini adalah optimasi jaringan distribusi PT. Semen Tonasa

Sektor Tonasa V.

III.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

• Waktu : November 2017 – Maret 2018

• Lokasi : PT. Semen Tonasa

III.3 Pengambilan Data

Jenis penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah analisis data

atau studi kasus sistem kelistrikan jaringan distribusi PT. Semen Tonasa Sektor

Tonasa V. Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah bagaimana cara optimasi

jaringan distribusi di PT. Semen Tonasa dengan menggunakan kapasitor. Data yang

digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari

PT. Semen Tonasa, data yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

• Single Line jaringan distribusi PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V

• Data-data reaktansi dan resistansi jaringan distribusi PT. Semen Tonasa

Sektor Tonasa V

• Data aliran daya jaringan distribusi PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V

• Komposis beban statis dan beban dinamis.

29
III.4 Alur Penelitian

Berikut adalah alur penelitian (flowchart) dari tugas akhir ini:

Mulai A

Studi Literatur

Jalankan simulasi
optimal pemasangan
Mengumpulkan data
kapasitor

Membuat single line


diagram
Pemasangan kapasitor bank
sesuai hasil simulasi

Jalankan analisis
aliran daya
Jalankan kembali
analisis aliran
daya

Tidak
Periksa adanya
jatuh tegangan Selesai
pada sistem Penarikan
Kesimpulan

Ya

A
Selesai

30
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Sistem Kelistrikan PT Semen Tonasa

PT. Semen Tonasa (Persero) adalah produsen semen terbesar di kawasan

Indonesia Timur yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere,

Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar.

PT. Semen Tonasa adalah perusahaan yang sangat terkenal karena mampu

memproduksi semen dalam jumlah yang banyak yang dikirim ke berbagai tempat

di Indonesia.

PT. Semen Tonasa memiliki kapasitas produksi sebesar 6.000.000 ton per

tahun. PT. Semen Tonasa melakukan penambahan pabrik baru Tonasa V dan juga

generator baru 2 x 35 MW untuk menunjang proses produksi semen. Sebelumnya,

PT. Semen Tonasa telah memiliki pembangkit sendiri yakni sebesar 2 x 25 MW,

dan telah terhubung dengan sistem grid dari PLN. Penambahan pembangkit baru

ini muncul karena sering sekali terjadi masalah kelistrikan pada PT. Semen Tonasa,

pabrik sering terjadi black out dikarenakan besarnya beban sedangkan

pembangkitan yang sedikit.

IV.2 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem pada sistem kelistrikan PT. Semen Tonasa sektor Tonasa

V ini terdiri dari model peralatan-peralatan listrik yang digunakan seperti generator,

31
transformator, beban, dan lain-lain. Berikut ini adalah daftar model peralatan yang

digunakan di PT. Semen Tonasa sektor Tonasa V.

Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di bawah ini merupakan data dari generator sinkron

dari Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang terdiri dari 4 unit yang memiliki

spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Generator 25 MW

No Parameter Deskripsi Satuan Nilai

1 Sr Daya Semua MVA 14.316

2 Pr Daya Aktif MW 10.603

3 Ur Tegangan Kv 6.3

4 Cosphi Faktor Daya Lag 0.8

5 Xd un-sat Un- Saturated d-axis % 180

steady-state reactance

6 Xd’ sat Saturated d-axis transient % 32

reactance

7 Xd” sat Saturated d-axis sub- % 20,1

transient reactance

V8 Td0’ d-axis transient time S 5,11

constant

9 Td0” d-axis sub-transient time S 0,02832

constant

Bersumber dari PT. Semen Tonasa

32
Tabel 4. 2 Data Generator PLTU 35 MW

No Parameter Deskripsi Satuan Nilai


1 Sr Daya Semu MVA 19.316

2 Pr Daya Aktif MW 15

3 Ur Tegangan kV 11

4 Cosphi Faktor Daya Lag 0.8

5 Xd un-sat Un- Saturated d-axis % 176

steady-state reactance

6 Xd’ sat Saturated d-axis transient % 162

reactance

7 Xd” sat Saturated d-axis sub- % 15.4

transient reactance

8 Td0’ d-axis transient time S 9.22

constant

9 Td0” d-axis sub-transient time S 0,042

constant

Bersumber dari PT. Semen Tonasa

Tabel 4.3 berikut ini merupakan data transformator yang digunakan di PT

Semen Tonasa Sektor Tonasa V.

33
Tabel 4.3 Data Transformator PT Semen Tonasa Sektor Tonasa V

Transformator Rating

ID Phasa MVA Prim. kV Sek. Kv

BTGE.MAINTRG01 3-Phase 40 70 6.3

BTGE.MAINTRG02 3-Phase 40 70 6.3

T1 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER51.TR 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER52.TR 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER53.TR.01 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER53.TR.02 3-Phase 0.35 6.3 0.4

T5.ER54.TR.01 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER54.TR.02 3-Phase 2 6.3 0.4

T5.ER54.TRDV 3-Phase 0.95 6.3 0.4

T5.ER55.TR01 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER55.TR.03 3-Phase 2 6.3 0.4

T5.ER55A.TRDV1 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER56.TR 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER56.TRDV 3-Phase 0.5 6.3 0.4

T5.ER57.TR.01 3-Phase 2 6.3 0.4

T5.ER57.TR.02 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER57.TRDV.01 3-Phase 0.5 6.3 0.69

T5.ER57.TRDV.02 3-Phase 0.8 6.3 0.69

T5.ER58A.TR.01 3-Phase 2 6.3 0.4

34
T5.ER58A.TR.02 3-Phase 2 6.3 0.4

T5.ER58B.TR 3-Phase 2.5 6.3 0.4

T5.ER58B.TRDV.2 3-Phase 3 6.3 6

T5.ER58B.TRDV.02 3-Phase 3 6.3 6

T5.ER59.TR 3-Phase 2 6.3 0.4

T5ER58B.TRDV.01 3-Phase 0.5 6.3 0.69

T5ER58B.TRDV.2 3-Phase 0.5 6.3 0.69

T5MAINTR.01 3-Phase 30 70 6.3

T5MAINTR.02 3-Phase 30 70 6.3

T5MAINTR.03 3-Phase 30 70 6.3

T10 3-Phase 40 70 11

T12 3-Phase 40 70 11

Bersumber dari PT Semen Tonasa

Data beban PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V terlampirkan.

Dari data-data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan pemodelan single line

diagram pada software ETAP 12.6. Single line diagram ini akan mewakili kondisi

sebenarnya dari sistem kelistrikan di PT Semen Tonasa Sektor Tonasa V secara

keseluruhan.

35
Gambar 4.1 Single Line Diagram Tonasa V

IV.3 Hasil Simulasi

IV.3.1 Analisis Aliran Daya Sebelum Pemasangan Kapasitor

Sebelum analisis Optimal Capacitor Placement dijalanakan, pertama-tama

dilakukan analisis terhadapa aliran daya pada sistem untuk mengetahui kondisi

awal sistem ketika keadaan normal, untuk melihat adanya gangguan berupa jatuh

tegangan.

36
Analisis aliran daya ini dilakukan pada saat keadaan beban puncak. Hasil

perhitungan aliran daya menggunakan software ETAP 12.6 dapat dilihat pada Tabel

4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Aliran Daya Sebelum Penempatan Kapasitor

Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
54AMC01
1 0.4 98.38 0.468 0.211 1.62
Motor
2 55AMC01 0.4 91.78 1.298 0.598 8.22
3 55AMC02 0.4 91.78 0.135 0.07 8.22
4 55AMC03 0.4 91.78 1.04 0.491 8.22
55MC05
5 0.4 94.4 1.056 0.465 5.6
HARUSNYA
6 56MC01 0.4 97.13 0.589 0.277 2.87
7 56MC02 0.4 97.13 0.651 0.3 2.87
8 56MC11 0.4 97.13 0.049 0.026 2.87
9 56MC12 0.4 97.13 0.016 0.01 2.87
10 56MC13 0.4 97.13 0.036 0.021 2.87
11 57MC01 0.4 95.26 0.563 0.268 4.74
12 57MC03 0.4 95.26 0.393 0.178 4.74
13 581 SS 53 6.3 98.79 11.97 6.019 1.21
14 582 ER 54 6.3 99.25 10.598 4.515 0.75
15 582 ER 55 6.3 96.11 13.543 5.832 3.89
16 582 ER 56 6.3 96.62 3.512 1.583 3.38
17 582 ER 57 6.3 96.47 4.185 2.641 3.53
18 582 ER 58A 6.3 98.57 5.236 2.646 1.43
19 582 ER 58B 6.3 98.55 5.887 2.696 1.45
20 582 ER 59 6.3 98.57 0.825 0.652 1.43
21 582ER 51 6.3 98.9 3.422 1.48 1.1
22 582ER 52 6.3 98.97 6.818 3.186 1.03
23 582ER53LV01 0.4 98.32 1.134 0.56 1.68
24 583ER 53 6.3 98.92 1.32 0.612 1.08
25 B.VD5 0.69 94.75 0.333 0.141 5.25
26 B.VFD1 0.4 99.88 0.197 0.083 0.12
27 B.VFD3 6 99.44 1.376 0.55 0.56

37
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
28 B.VFD4 0.4 96.6 0.134 0.058 3.4
29 B.VFD6 0.69 96.64 0.482 0.202 3.36
30 B.VFD13 6 99.42 1.376 0.55 0.58
BUS MOTOR
31 0.4 98.5 1.111 0.495 1.5
ER51
32 Bus1 6.3 99.79 17.499 7.822 0.21
33 Bus2 6.3 99.85 17.506 7.833 0.15
34 Bus3 70 100 17.56 9.154 0
35 Bus4 6.3 99.79 6.858 3.246 0.21
36 Bus5 6.3 98.85 1.151 0.47 1.15
37 Bus6 6.3 98.91 2.072 1.09 1.09
38 Bus7 6.3 98.83 1.151 0.47 1.17
39 Bus8 6.3 98.87 1.118 0.539 1.13
40 Bus9 6.3 98.89 1.14 0.606 1.11
41 Bus10 6.3 98.79 0.18 0.006 1.21
42 Bus11 0.4 100.7 0.178 0 -0.7
43 Bus12 0.4 98.61 2.058 0.943 1.39
44 Bus13 0.4 98.5 1.112 0.496 1.5
45 Bus21 70 100 50.991 21.476 0
46 Bus22 70 100 25.495 6.77 0
47 Bus23 70 100 25.495 6.77 0
48 Bus24 70 100.3 25.555 6.858 -0.3
49 Bus25 70 100.3 29.934 7.457 -0.3
50 Bus26 70 100.3 12.778 3.429 -0.3
51 Bus28 70 100.3 14.967 3.729 -0.3
52 Bus29 70 100.3 14.967 3.729 -0.3
53 Bus30 6.3 99.91 14.988 4.307 0.09
54 Bus31 6.3 100 15 4.316 0
55 Bus32 6.3 99.79 10.64 4.577 0.21
56 Bus33 6.3 99.19 0.134 0.058 0.81
57 Bus35 6.3 98.93 4.571 1.759 1.07
58 Bus36 6.3 99.16 3.789 1.476 0.84
59 Bus37 6.3 99.21 1.402 0.741 0.79
60 Bus38 6.3 99.23 0.49 0.38 0.77
61 Bus40 6.3 99.24 0.197 0.087 0.76

38
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
62 Bus41 0.4 96.46 0.002 0.001 3.54
63 Bus43 0.4 98.38 1.396 0.671 1.62
64 Bus44 6.3 96.84 21.337 10.178 3.16
65 Bus47 6.3 96.89 21.346 10.188 3.11
66 Bus48 70 100 21.432 12.322 0
67 Bus49 70 100 25.495 6.77 0
68 Bus50 70 100 25.495 6.77 0
69 Bus51 70 100.3 25.555 6.858 -0.3
70 Bus53 70 100.3 17.157 4.028 -0.3
71 Bus57 70 100.3 14.967 3.729 -0.3
72 Bus58 70 100.3 14.967 3.729 -0.3
73 Bus59 6.3 99.91 14.988 4.307 0.09
74 Bus60 6.3 100 15 4.316 0
75 Bus61 6.3 96.58 0.848 0.348 3.42
76 Bus63 6.3 96.52 1.174 0.473 3.48
77 Bus65 6.3 96.56 1.352 0.7 3.44
78 Bus67 6.3 96.54 0.135 0.061 3.46
79 Bus68 0.4 95.26 1.557 0.725 4.74
80 Bus70 0.4 97.13 1.343 0.635 2.87
81 Bus71 6.3 96.47 0.002 0.001 3.53
82 Bus73 6.3 96.44 1.566 0.816 3.56
83 Bus75 6.3 96.45 0.337 0.161 3.55
84 Bus76 0.69 95.06 0.968 0.726 4.94
85 Bus81 6.3 96.44 0.487 0.227 3.56
86 Bus82 0.69 95.22 0.816 0.612 4.78
87 Bus84 6.3 96.45 1.792 1.434 3.55
88 Bus85 6.3 98.56 0.523 0.406 1.44
89 Bus87 6.3 98.55 0.824 0.651 1.45
90 Bus88 6.3 98.54 2.325 0.905 1.46
91 Bus95 0.4 99.01 0.819 0.614 0.99
92 Bus96 0.4 98.41 0.521 0.391 1.59
93 Bus97 6.3 98.79 5.245 2.657 1.21
94 Bus100 6.3 98.82 11.973 6.022 1.18
95 Bus101 70 100 11.999 6.681 0
96 Bus102 70 100 11.999 14.616 0

39
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
97 Bus103 6.3 98.79 5.898 2.709 1.21
98 Bus104 0.4 99.5 0.83 0.623 0.5
99 Bus105 6.3 98.54 0.835 0.653 1.46
100 Bus107 6.3 98.49 3.488 1.357 1.51
101 Bus108 6.3 98.53 1.381 0.602 1.47
102 Bus112 6.3 98.55 0.825 0.652 1.45
103 Bus114 0.4 99.01 0.819 0.615 0.99
104 Bus116 6.3 96.04 1.753 0.961 3.96
105 Bus118 6.3 95.95 2.917 1.814 4.05
106 Bus124 6.3 96.08 0.341 0.262 3.92
107 Bus125 0.4 91.78 2.884 1.467 8.22
108 Bus126 0.4 94.4 1.742 0.844 5.6
109 Bus132 0.4 96.5 0.341 0.256 3.5
110 Bus135 70 100 0 14.616 0
111 Bus138 6.3 98.54 0.181 0.081 1.46
112 Bus139 0.4 97.3 0.108 0.046 2.7
113 Bus141 0.4 97.62 0.025 0.011 2.38
114 Bus143 0.4 96.92 0.059 0.026 3.08
115 Bus145 0.4 96.92 0.059 0.026 3.08
116 Bus147 0.4 96.04 0.041 0.018 3.96
117 Bus149 0.4 94.29 0.071 0.031 5.71
118 Bus151 0.4 94.29 0.071 0.031 5.71
119 Bus155 0.4 95.48 0.041 0.018 4.52
120 Bus157 0.4 97.46 0.041 0.018 2.54
121 Bus158 0.4 98.18 0 0 1.82
122 Bus160 0.4 98.3 0 0 1.7
123 Bus162 0.4 97.05 0.006 0.004 2.95
124 Bus165 0.4 97.38 0.001 0.001 2.62
125 Bus166 0.4 98.3 0 0 1.7
126 Bus168 0.4 97.38 0.001 0.001 2.62
127 Bus172 0.4 95.75 0.003 0.002 4.25
128 Bus173 0.4 97.92 0.001 0 2.08
129 Bus174 0.4 96.82 0.002 0.001 3.18
130 Bus176 0.4 95.61 0.002 0.001 4.39
131 Bus180 0.4 97.81 0.071 0.031 2.19

40
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
132 Bus182 0.4 95.73 0.009 0.005 4.27
133 Bus186 0.4 98.1 0 0 1.9
134 Bus187 0.4 97.38 0.001 0.001 2.62
135 Bus188 0.4 94.34 0.004 0.003 5.66
136 Bus190 0.4 94.53 0.081 0.035 5.47
137 Bus191 0.69 102.09 0.18 0.076 -2.09
138 Bus204 6.3 96.05 1.778 0.824 3.95
139 Bus205 0.4 96.35 1.768 0.714 3.65
140 Bus206 6.3 95.96 1.599 0.641 4.04
141 Bus209 0.4 92.38 0.019 0.009 7.62
142 Bus211 0.4 89.41 0.012 0.006 10.59
143 Bus212 0.4 96.63 0.055 0.024 3.37
144 Bus214 0.4 93.54 0.045 0.02 6.46
145 Bus216 0.4 94.27 0.078 0.034 5.73
146 Bus218 0.4 94.78 0.055 0.024 5.22
147 Bus220 0.4 96.59 0.055 0.024 3.41
148 Bus221 0.4 92.06 0.01 0.005 7.94
149 Bus223 0.4 90.73 0.01 0.005 9.27
150 Bus224 0.4 93.92 0.014 0.007 6.08
151 Bus225 0.4 95.33 0.028 0.013 4.67
152 Bus226 0.4 94.55 0.019 0.009 5.45
153 Bus227 0.4 93.52 0.01 0.005 6.48
154 Bus228 0.4 94.67 0.045 0.02 5.33
155 Bus230 0.4 91.38 0.014 0.007 8.62
156 Bus231 0.4 90.64 0.007 0.004 9.36
157 Bus232 0.4 96.48 0.023 0.011 3.52
158 Bus233 0.4 93.86 0.045 0.02 6.14
159 Bus234 0.4 95.23 0.065 0.028 4.77
160 Bus236 0.4 95.23 0.065 0.028 4.77
161 Bus238 0.4 91.6 0.01 0.005 8.4
162 Bus239 0.4 98.61 0.253 0.121 1.39
163 Bus244 0.4 97.44 0.014 0.007 2.56
164 Bus245 0.4 84.5 0.01 0.005 15.5
165 Bus246 0.4 96.19 0.019 0.009 3.81
166 Bus247 0.4 93.19 0.01 0.005 6.81

41
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
167 Bus249 0.4 94.7 0.045 0.02 5.3
168 Bus250 6.3 98.55 1.381 0.602 1.45
169 Bus253 6.3 98.56 0.181 0.081 1.44
170 Bus254 0.69 102.11 0.18 0.076 -2.11
171 Bus256 6.3 95.91 2.056 0.825 4.09
172 Bus257 6.3 94.8 0.943 0.407 5.2
173 Bus258 6.3 95.97 2.126 0.083 4.03
174 Bus259 0.4 97.04 1.059 0 2.96
175 Bus260 0.4 97.04 1.059 0 2.96
176 Bus261 0.725 95.38 0.47 0.195 4.62
177 Bus262 0.725 95.38 0.47 0.195 4.62
178 Bus263 70 100.3 21.176 6.258 -0.3
179 Bus264 70 100.3 12.778 3.429 -0.3
180 Bus265 70 100.3 8.398 2.829 -0.3
181 Bus267 70 100.3 10.588 3.129 -0.3
182 Bus269 70 100.3 10.588 3.129 -0.3
183 Bus270 70 100.3 10.588 3.129 -0.3
184 Bus271 11 99.98 10.601 3.519 0.02
185 Bus273 11 100 10.603 3.52 0
186 Bus275 70 100.3 10.588 3.129 -0.3
187 Bus276 11 99.98 10.601 3.519 0.02
188 Bus277 11 100 10.603 3.52 0
189 Bus278 0.4 98.32 0.954 0.425 1.68
190 Bus279 0.4 97.38 0.108 0.046 2.62
191 Bus281 0.4 96.29 0.086 0.037 3.71
192 Bus282 0.4 93.17 0.007 0.004 6.83
193 Bus283 0.4 95.85 0.065 0.028 4.15
194 Bus285 0.4 95.85 0.065 0.028 4.15
195 Bus286 0.4 95.68 0.058 0.025 4.32
196 Bus288 0.4 95.68 0.058 0.025 4.32
197 Bus290 0.4 93.69 0.065 0.028 6.31
198 Bus292 0.4 93.69 0.065 0.028 6.31
199 Bus293 0.4 92.79 0.014 0.007 7.21
200 Bus295 0.4 92.79 0.014 0.007 7.21
201 Bus296 0.4 92.79 0.014 0.007 7.21

42
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
202 Bus297 0.4 92.16 0.014 0.007 7.84
203 Bus299 0.4 96.61 0.078 0.034 3.39
204 Bus300 0.4 95.37 0.01 0.005 4.63
205 Bus301 0.4 95.79 0.045 0.02 4.21
206 Bus303 0.4 92.9 0.045 0.02 7.1
207 Bus304 0.4 94.55 0.006 0.004 5.45
208 Bus306 0.4 91.75 0.023 0.011 8.25
209 Bus308 0.4 97.61 0.023 0.011 2.39
210 Bus309 0.4 85.36 0.008 0.004 14.64
211 Bus311 0.4 96.3 0.008 0.004 3.7
212 Bus313 0.4 90.45 0.027 0.013 9.55
213 Bus315 0.4 97.5 0.027 0.013 2.5
214 Bus317 0.4 96.89 0.023 0.011 3.11
215 Bus318 0.4 96.76 0.005 0.003 3.24
216 Bus320 0.4 96.15 0.01 0.005 3.85
217 Bus321 0.4 96.21 0.022 0.01 3.79
218 Bus323 0.4 94.55 0.01 0.005 5.45
219 Bus325 0.4 95.15 0.01 0.005 4.85
220 Bus326 0.4 95.54 0.01 0.005 4.46
221 Bus327 0.4 96.08 0.008 0.004 3.92
222 Bus328 0.4 95.99 0.005 0.003 4.01
223 Bus329 0.4 97.05 0.023 0.011 2.95
224 Bus330 0.4 96.43 0.01 0.005 3.57
225 Bus331 0.4 96.9 0.007 0.004 3.1
226 Bus332 0.4 97.73 0.016 0.008 2.27
227 Bus334 0.4 96.67 0.04 0.017 3.33
228 Bus336 0.4 97.73 0.059 0.026 2.27
229 Bus338 0.4 96.34 0.022 0.01 3.66
230 Bus339 0.4 96.53 0.01 0.005 3.47
231 Bus341 0.4 97.3 0.007 0.004 2.7
232 Bus343 0.4 98.22 0.028 0.013 1.78
233 Bus344 0.4 99.28 0.489 0.366 0.72
234 Bus346 0.4 97.53 0.019 0.009 2.47
235 Bus348 0.4 97.4 0.014 0.007 2.6
236 Bus349 0.4 97.49 0.005 0.003 2.51

43
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
237 Bus351 0.4 97.49 0.005 0.003 2.51
238 Bus353 0.4 97.49 0.005 0.003 2.51
239 Bus354 0.4 97.49 0.005 0.003 2.51
240 Bus355 0.4 97.43 0.005 0.003 2.57
241 Bus357 0.4 97.68 0.005 0.003 2.32
242 Bus358 0.4 93.37 0.005 0.003 6.63
243 Bus360 0.4 94.24 0.005 0.003 5.76
244 Bus361 0.4 93.83 0.006 0.003 6.17
245 Bus362 0.4 94.2 0.045 0.02 5.8
246 Bus363 0.4 93.22 0.01 0.005 6.78
247 Bus365 0.4 95.11 0.092 0.04 4.89
248 Bus366 0.4 93.51 0.03 0.014 6.49
249 Bus368 0.4 94.61 0.005 0.003 5.39
250 Bus370 0.4 94.75 0.005 0.003 5.25
251 Bus371 0.4 94.5 0.005 0.003 5.5
252 Bus372 0.4 94.66 0.005 0.003 5.34
253 Bus373 0.4 94.93 0.005 0.003 5.07
254 Bus374 0.4 94.77 0.005 0.003 5.23
255 Bus375 0.4 93.61 0.012 0.006 6.39
256 Bus377 0.4 93.61 0.012 0.006 6.39
257 Bus379 0.4 93.61 0.012 0.006 6.39
258 Bus381 0.4 93.61 0.012 0.006 6.39
259 Bus384 0.4 96.69 0.014 0.007 3.31
260 Bus385 0.4 96.61 0.005 0.003 3.39
261 Bus387 0.4 96.36 0.007 0.004 3.64
262 Bus388 0.4 96.57 0.005 0.003 3.43
263 Bus389 0.4 91.43 0.007 0.004 8.57
264 Bus393 0.4 87.22 0.008 0.004 12.78
265 Bus394 0.4 87.22 0.008 0.004 12.78
266 Bus395 0.4 91.61 0.065 0.028 8.39
267 Bus397 0.4 91.61 0.065 0.028 8.39
268 Bus402 0.4 88.38 0.007 0.004 11.62
269 Bus403 0.4 93.45 0.034 0.015 6.55
270 Bus404 0.4 95.17 0.023 0.011 4.83
271 Bus405 0.4 88.88 0.022 0.01 11.12

44
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
272 Bus407 0.4 84.59 0.01 0.005 15.41
273 Bus411 0.4 93.45 0.034 0.015 6.55
274 Bus412 0.4 95.17 0.023 0.011 4.83
275 Bus413 0.4 88.88 0.022 0.01 11.12
276 Bus414 0.4 95.23 0.081 0.035 4.77
277 Bus415 0.4 93.97 0.01 0.005 6.03
278 Bus416 0.4 94.48 0.005 0.003 5.52
279 Bus418 0.4 91.43 0.007 0.004 8.57
280 Bus419 0.4 94.09 0.019 0.009 5.91
281 Bus421 0.4 94.21 0.023 0.011 5.79
282 Bus423 0.4 94.09 0.019 0.009 5.91
283 Bus424 0.4 93.7 0.01 0.005 6.3
284 Bus426 0.4 93.7 0.01 0.005 6.3
285 Bus427 0.4 92.94 0.01 0.005 7.06
286 Bus429 0.4 92.94 0.01 0.005 7.06
287 Bus430 0.4 93.53 0.045 0.02 6.47
288 Bus432 0.4 93.53 0.045 0.02 6.47
289 Bus433 0.4 93.49 0.034 0.015 6.51
290 Bus435 0.4 93.49 0.034 0.015 6.51
291 Bus436 0.4 92.94 0.01 0.005 7.06
292 Bus438 0.4 92.94 0.01 0.005 7.06
293 Bus439 0.4 95.26 0.558 0.247 4.74
294 Bus441 0.4 95.08 0.086 0.037 4.92
295 Bus443 0.4 95.08 0.086 0.037 4.92
296 Bus446 0.4 95.08 0.086 0.037 4.92
297 Bus447 0.4 95.08 0.086 0.037 4.92
298 Bus449 0.4 94.91 0.01 0.005 5.09
299 Bus451 0.4 94.91 0.01 0.005 5.09
300 Bus452 0.4 94.91 0.01 0.005 5.09
301 Bus453 0.4 94.87 0.006 0.004 5.13
302 Bus455 0.4 93.33 0.065 0.028 6.67
303 Bus457 0.4 91.96 0.005 0.003 8.04
304 Bus459 0.4 91.96 0.005 0.003 8.04
305 Bus461 0.4 93.92 0.055 0.024 6.08
306 Bus462 0.4 93.26 0.034 0.015 6.74

45
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
307 Bus463 0.4 92.42 0.01 0.005 7.58
308 Bus465 0.4 92.42 0.01 0.005 7.58
309 Bus466 0.4 90.18 0.086 0.037 9.82
310 Bus468 0.4 90.18 0.086 0.037 9.82
311 Bus469 0.4 89.87 0.005 0.003 10.13
312 Bus470 0.4 88.87 0.028 0.013 11.13
313 Bus471 0.4 89.46 0.012 0.006 10.54
314 Bus473 0.4 89.46 0.012 0.006 10.54
315 Bus474 0.4 88.77 0.019 0.009 11.23
316 Bus475 0.4 87.28 0.007 0.004 12.72
317 Bus477 0.4 88.47 0.134 0.058 11.53
318 Bus479 0.4 88.47 0.134 0.058 11.53
319 Bus482 0.4 89.46 0.012 0.006 10.54
320 Bus483 0.4 89.46 0.012 0.006 10.54
321 Bus485 0.4 89.46 0.012 0.006 10.54
322 Bus486 0.4 85.55 0.007 0.004 14.45
323 Bus488 0.4 85.55 0.007 0.004 14.45
324 Bus490 0.4 89.2 0.007 0.004 10.8
325 Bus492 0.4 89.2 0.007 0.004 10.8
326 Bus493 0.4 89.2 0.007 0.004 10.8
327 Bus494 0.4 89.2 0.007 0.004 10.8
328 Bus495 0.4 90.12 0.008 0.004 9.88
329 Bus497 0.4 90.12 0.008 0.004 9.88
330 Bus498 0.4 90.12 0.008 0.004 9.88
331 Bus499 0.4 89.54 0.01 0.005 10.46
332 Bus501 0.4 90.54 0.045 0.02 9.46
333 Bus502 0.4 90.38 0.005 0.003 9.62
334 Bus505 0.4 90.22 0.005 0.003 9.78
335 Bus507 0.4 90.22 0.005 0.003 9.78
336 Bus508 0.4 89.25 0.008 0.004 10.75
337 Bus510 0.4 89.25 0.008 0.004 10.75
338 Bus511 0.4 88.39 0.108 0.046 11.61
339 Bus512 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
340 Bus514 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
341 Bus517 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38

46
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
342 Bus518 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
343 Bus519 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
344 Bus520 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
345 Bus521 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
346 Bus522 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
347 Bus523 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
348 Bus524 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
349 Bus525 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
350 Bus526 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
351 Bus527 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
352 Bus528 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
353 Bus529 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
354 Bus530 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
355 Bus531 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
356 Bus532 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
357 Bus533 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
358 Bus534 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
359 Bus535 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
360 Bus536 0.4 91.32 0.012 0.006 8.68
361 Bus537 0.4 89.16 0.028 0.013 10.84
362 Bus538 0.4 90.47 0.019 0.009 9.53
363 Bus540 0.4 88.62 0.012 0.006 11.38
364 Bus542 0.4 90.18 0.007 0.004 9.82
365 Bus544 0.4 92.83 0.086 0.037 7.17
366 Bus546 0.4 92.83 0.086 0.037 7.17
367 Bus547 0.4 92.83 0.086 0.037 7.17
368 Bus548 0.4 91.42 0.134 0.058 8.58
369 Bus550 0.4 91.42 0.134 0.058 8.58
370 Bus551 0.4 92.51 0.034 0.015 7.49
371 Bus553 0.4 92.51 0.034 0.015 7.49
372 Bus554 0.4 92.51 0.034 0.015 7.49
373 Bus592 0.4 94.4 0.506 0.244 5.6
374 Bus602 0.4 93.49 0.034 0.015 6.51
375 Bus603 0.4 93.51 0.045 0.02 6.49
376 Bus604 0.4 93.31 0.014 0.007 6.69

47
Nominal MW Mvar %
No Bus ID Voltage
kV Loading Loading Loading
377 Bus605 0.4 93.17 0.006 0.003 6.83
378 Bus606 0.4 91.02 0.005 0.003 8.98
379 Bus607 0.4 91.02 0.005 0.003 8.98
380 Bus608 0.4 93.13 0.079 0.035 6.87
381 Bus609 0.4 93.8 0.005 0.003 6.2
382 Bus610 0.4 93.8 0.005 0.003 6.2
383 Bus640 0.4 93.42 0.005 0.003 6.58
384 Bus641 0.4 93.42 0.005 0.003 6.58
385 Bus642 0.4 93.42 0.005 0.003 6.58
386 Bus643 0.4 92.55 0.007 0.004 7.45
387 Bus644 0.4 92.93 0.01 0.005 7.07
388 Bus645 0.4 92.92 0.012 0.006 7.08
389 Bus646 0.4 93.22 0.01 0.005 6.78
390 Bus647 0.4 92.92 0.012 0.006 7.08
391 Bus648 0.4 93.22 0.01 0.005 6.78
392 mc01 0.4 98.61 0.868 0.39 1.39
393 MC02 0.4 98.61 0.326 0.153 1.39
MC02
394 0.4 98.38 0.525 0.261 1.62
MOTOR
395 MC03 0.4 98.61 0.608 0.277 1.39
396 MC11 0.4 98.38 0.177 0.084 1.62
397 MC21 0.4 98.38 0.094 0.045 1.62

Dari table di atas dapat dilihat hasil simulasi analisis aliran daya pada sistem

kelistrikan PT Semen Tonasa Sektor Tonasa V 6 kV dan 0.38 kV sebelum adanya

pemasangan kapasitor. Table yang berwarna merah menandakan bahwa bus

tersebut mengalami jatuh tegangan dalam keadaan critical atau berada di luar batas

nilai tegangan yang diijinkan.

Terlihat bahwa terdapat 43 bus yang mengalami jatuh tegangan dimana nilai

tegangan pada bus tersebut berada di bawah 0.9 per unit. Adapun rata-rata nilai

48
jatuh tegangan pada sistem kelistrikan PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V adalah

sebesar 3.02 %. Jatuh tegangan yang terjadi ini mempengaruhi nilai rugi-rugi pada

sistem yanga ada. Sehingga total nilai rugi-rugi daya aktif sebelum pemasangan

kapasitor adalah sebesar 1.011 kW.

Gambar 4.2 berikut ini memperlihatkan grafik profil tegangan dari aliran

daya pada sistem kelistrikan PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V sebelum adanya

penempatan kapasitor.

120

100

80
Tegangan %

60

40

20

0
Bus22
Bus40
Bus63
Bus95
582 ER 56
54AMC01 Motor

BUS MOTOR ER51

Bus332

Bus475
Bus124
Bus158
Bus190
Bus225
Bus247
Bus267
Bus288
Bus311

Bus357
Bus377
Bus405
Bus429
Bus453

Bus499
Bus522
Bus537
Bus604
Bus648

Gambar 4.2 Profil Tegangan Sebelum Penempatan Kapasitor

Terlihat dari grafik di atas bahwa tegangan yang ada pada sistem kelistrikan

PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V mengalami begitu banyak bus yang berada di

bawah standar yang ada.

49
Hasil simulasi analisis aliran daya pada ETAP 12.6 dapat dilihat pada

Gambar 4.3 – Gambar 4.22 berikut ini: Bus berwarna merah menandakan bahwa

bus tersebut mengalami jatuh tegangan.

Gambar 4.3 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER51, 582ER52 dan ER582ER53
Medium Voltage

50
Gambar 4.4 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER54 Medium Voltage

Gambar 4.5 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER55 Medium Voltage

51
Gambar 4.6 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER56 Medium Voltage

Gambar 4.7 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER57 Medium Voltage

52
Gambar 4.8 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER58 Medium Voltage

Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER59 Medium Voltage

53
Gambar 4.10 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER51 Low Voltage

Gambar 4.11 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER52 Low Voltage

54
Gambar 4.12 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER53 Low Voltage

Gambar 4.13 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER54 Low Voltage 1

55
Gambar 4.14 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER54 Low Voltage 2

Gambar 4.15 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER55 Low Voltage 1

56
Gambar 4.16 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER55 Low Voltage 2

Gambar 4. 17 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER56 Low Voltage

57
Gambar 4.18 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER57 Low Voltage

Gambar 4.19 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER58 Low Voltage 1

58
Gambar 4.20 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER58 Low Voltage 2

Gambar 4.21 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER58 Low Voltage 3

59
Gambar 4.22 Hasil Perhitungan Aliran Daya pada Bus 582ER59 Low Voltage

Dari gambar simulasi di atas, terlihat adanya bus yang berwarna merah,

hitam dan ungu, bus berwarna merah menandakan bahwa nilai tegangan pada bus

tersebut berada di bawah standar yang ada. Sedangkan bus yang berwarna ungu

menandakan bahwa tegangan di bus tersebut mengalami jatuh tegangan namun

masih berada di range standar yang ada, untuk bus yang berwara hitam, berarti

tegangan di bus tersebut merupakan bus yang tidak mengalami jatuh tegangan sama

sekali.

IV.3.2 Optimasi Pemasangan Kapasitor (Optimal Capacitor Placement)

Pemasangan kapasitor bank hanya akan dilakukan apabila terdapat jatuh

tegangan pada bus yang berada di luar level standar tegangan yang ada, dimana

level standar tegangan yang digunakan pada PT. Semen Tonasa berada antara 0.90

p.u –1.10 p.u. Optimasi pemasangan kapasitor (optimal capacitor placement) yang

60
dilakukan pada ETAP menggunakan metode Algoritma Genetika. Pada sistem

algoritma genetika ini terdapat beberapa data yang harus dimasukkan sebelum

melakukan simulasi, diantaranya adalah memasukkan batas tegangan atau voltage

constraint dan kandidat bus.

Pada tugas akhir ini, simulasi pemasangan kapasitor dilakukan sebanyak 3

(tiga) kali dengan bus kandidat yang berbeda, bus tersebut antara lain:

1. Semua bus pada sistem digunakan sebagai kandidat bus

2. Semua bus yang mengalami gangguan (jatuh tegangan) sebanyak 43 bus

digunakan sebagai kandidat bus

3. Beberapa bus dari bus yang mengalami jatuh tegangan.

Hal ini bertujuan untuk membandingkan hasil penempatan kapasitas

kapasitor yang digunakan.

a. Simulasi Pertama

Simulasi pertama yang dilakukan adalah simulasi dengan memasukkan

semua bus pada sistem sebagai kandidat bus untuk pemasangan kapasitor bank.

Sehingga optimal capacitor placement pada ETAP akan secara otomatis memilih

bus-bus yang paling optimal untuk dipasangkan kapasitor, lengkap dengan jumlah

kapasitor, kV rated dan kVAr rated. Hasil simulasi optimal capacitor placement

dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

61
Tabel 4. 5 Hasil Simulasi 1 Optimal Capacitor Placement

Bus Informasi Kapasitor

ID Bus Nominal kVAr/Bank kV Jumlah Jumlah

Kv kVAr

582 ER 55A 6.3 200 6.3 7 1400

Bus 125 0.4 200 0.4 8 1600

Bus 126 0.4 200 0.4 6 1200

582 ER 56 6.3 200 6.3 6 1200

Bus 70 0.4 200 0.4 4 800

582 ER 57 6.3 200 6.3 5 1000

Bus 68 0.4 200 0.4 4 800

582 ER 59 6.3 200 6.3 3 600

Bus 114 0.4 200 0.4 2 400

582 ER 58B 6.3 200 6.3 6 1200

Bus 104 0.4 200 0.4 1 200

582 ER 58A 6.3 200 6.3 4 800

Bus 95 0.4 200 0.4 2 400

Bus 96 0.4 200 0.4 3 600

582 ER 54 6.3 200 6.3 6 1200

Bus 334 0.4 200 0.4 1 200

Bus 43 0.4 200 0.4 5 1000

Bus 13 0.4 200 0.4 2 400

Bus 12 0.4 200 0.4 6 1200

62
582ER53LV01 0.4 200 0.4 2 400

Pada tabel di atas dapat dilihat bus yang dipilih untuk melakukan

pemasangan kapasitor lengkap dengan jumlah kapasitor yang harus dipasang serta

besar kVar kapasitornya, yang merupakan hasil dari simulasi optimal capacitor

placement pada ETAP 12.6.

Total kapasitor yang dipasang untuk memperbaiki tegangan berdasarkan

hasil simulasi ini adalah sebanyak 83 buah kapasitor yang dipasang pada 20 bus.

Total kVar dari 20 bus yang dipasangkan kapasitor tersbut sebesar 16600 kVAr.

b. Simulasi Kedua

Simulasi kedua adalah simulasi yang dilakukan dengan memasukkan semua

bus yang mengalami gangguan atau jatuh tegangan sebagai kandidat bus. Pada

sistem tonasa V terdapat 179 (seratus tujuh puluh sembilan) bus yang mengalami

jatuh tegangan yang akan dijadikan kandidat bus untuk pemasangan kapasitor.

Hasil simulasi Optimal Capacitor Placement dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut

ini:

63
Tabel 4. 6 Hasil Simulasi 2 Optimal Capacitor Placement

Bus Informasi Kapasitor

Jumlah

ID Bus Nominal kVAr/Bank kV Jumlah kVAr

kV

Bus 125 0.4 200 0.4 10 2000

Bus 126 0.4 200 0.4 5 1000

Bus VFD5 0.69 100 0.69 5 500

Bus 13 0.4 200 0.4 2 400

Bus 12 0.4 200 0.4 6 1200

MC03 0.4 100 0.4 1 100

Bus 278 0.4 100 0.4 5 500

54AMC01 0.4 200 0.4 3 600

MOTOR

MC11 0.4 200 0.4 1 200

56MC01 0.4 200 0.4 5 1000

57MC01 0.4 200 0.4 3 600

Tabel di atas merupakan hasil dari simulasi Optimal Capacitor Placement

pada ETAP 12.6. Tabel di atas menunjukkan lokasi pemasangan kapasitor dan

jumlah kapasitor yang harus dipasangkan berdasarkan kandidat bus yang

dimasukkan.

64
Berdasarkan simulasi di atas, total kapasitor yang harus dipasang adalah

sebanyak 46 kapasitor yang berada pada 11 bus. Total kVAr dari 11 bus yang

terpasang kapasitor adalah 8100 kVAr.

c. simulasi ketiga

Simulasi ketiga adalah simulasi yang dilakukan dengan memilih beberapa

kandidat bus saja dari bus-bus yang mengalami jatuh tegangan. Hal ini dilakukan

untuk memperkecil kemungkinan pemasangan kapasitor untuk bus-bus tertentu

saja. Hasil simulasi Optimal Capacitor Placement dapat dilihat pada Tabel 4.7

berikut ini:

Tabel 4. 7 Hasil Simulasi 3 Optimal Capacitor Placement

Bus Informasi Kapasitor

Jumlah

ID Bus Nominal kV kVAr/Bank kV Jumlah kVAr

Bus 125 0.4 100 0.4 13 1300

Bus 126 0.4 100 0.4 7 700

65
Bus VFD5 0.69 100 0.69 5 500

Bus 70 0.4 100 0.4 9 900

Bus 43 0.4 200 0.4 3 600

ER51M 0.4 100 0.4 1 100

Bus 12 0.4 100 0.4 7 700

582ER53LV01 0.4 100 0.4 3 300

Bus 68 0.4 100 0.4 7 700

Berdasarkan tabel di atas, hasil simulasi ketiga untuk Optimal Capacitor

Placement menunjukkan bahwa jumlah kapasitor bank yang harus dipasang adalah

sebanyak 9 bank, dengan total kVar sebesar 5800 kVAr. Total keseluruhan

kapasitor yang dipasang adalah sebanyak 55 kapasitor.

IV.3.3 Analisis Aliran Daya Setelah Pemasangan Kapasitor

Setelah hasil simulasi Optimal Capacitor Placement diketahui, kapasitor

ditempatkan pada bus-bus yang sesuai dengan hasil simulasi, selanjutnya dilakukan

simulasi analisis aliran daya setelah penempatan kapasitor untuk melihat perubahan

pada sistem setelah dipasangnya kapasitor.

Hasil analisis aliran daya setelah penambahan kapasitor ditampilkan dalam

tabel untuk masing-masing simulasi Optimal Capacitor Placement yang dilakukan.

Simulasi pertama yang menggunakan semua bus sebagai kandidat bus dan simulasi

66
kedua yang menggunakan bus yang mengalami jatuh tegangan sebagai kandidat

bus serta simulasi ketiga yang hanya memilih beberapa bus yang mengalami jatuh

tegangan saja sebagai kandidat bus.

Hasil simulasi 1 untuk aliran daya pada sistem setelah penempatan kapasitor

dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Simulasi 1 Perhitungan Aliran Daya Setelah Penempatan Kapasitor

Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
54AMC01
0.4 103.29 0.467 0.211
1 Motor
2 55AMC01 0.4 100.1 1.288 0.593
3 55AMC02 0.4 100.1 0.134 0.07
4 55AMC03 0.4 100.1 1.038 0.49
55MC05
0.4 101.38 1.054 0.463
5 HARUSNYA
6 56MC01 0.4 102.93 0.588 0.277
7 56MC02 0.4 102.93 0.633 0.292
8 56MC11 0.4 102.93 0.049 0.026
9 56MC12 0.4 102.93 0.016 0.01
10 56MC13 0.4 102.93 0.036 0.021
11 57MC01 0.4 100.95 0.563 0.268
12 57MC03 0.4 100.95 0.392 0.177
13 581 SS 53 6.3 100.37 11.996 2.095
14 582 ER 54 6.3 101.11 10.59 3.566
15 582 ER 55 6.3 99.42 13.683 3.157
16 582 ER 56 6.3 99.85 3.489 1.37
17 582 ER 57 6.3 99.7 4.205 1.835
18 582 ER 58A 6.3 100.21 5.252 1.816
19 582 ER 58B 6.3 100.18 5.893 2.486
20 582 ER 59 6.3 100.21 0.833 0.603
21 582ER 51 6.3 100.89 3.42 1.056
22 582ER 52 6.3 100.95 6.803 1.249
23 582ER53LV01 0.4 101.54 1.135 0.561
24 583ER 53 6.3 100.91 1.327 0.19
25 B.VD5 0.69 98.14 0.333 0.141

67
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
26 B.VFD1 0.4 101.79 0.197 0.083
27 B.VFD3 6 101.15 1.376 0.55
28 B.VFD4 0.4 99.94 0.134 0.058
29 B.VFD6 0.69 100.07 0.482 0.202
30 B.VFD13 6 101.12 1.376 0.55
BUS MOTOR
0.4 101.71 1.11 0.494
31 ER51
32 Bus1 6.3 101.53 17.461 3.083
33 Bus2 6.3 101.57 17.467 3.092
34 Bus3 70 100 17.511 4.184
35 Bus4 6.3 101.53 6.835 1.038
36 Bus5 6.3 100.84 1.151 0.47
37 Bus6 6.3 100.92 2.053 0.26
38 Bus7 6.3 100.83 1.151 0.47
39 Bus8 6.3 100.87 1.116 0.115
40 Bus9 6.3 100.89 1.14 0.184
41 Bus10 6.3 100.78 0.187 0.006
42 Bus11 0.4 102.73 0.185 0
43 Bus12 0.4 104.37 2.043 1.307
44 Bus13 0.4 101.71 1.111 0.496
45 Bus21 70 100 50.991 13.54
46 Bus22 70 100 25.495 6.77
47 Bus23 70 100 25.495 6.77
48 Bus24 70 100.3 25.555 6.858
49 Bus25 70 100.3 29.934 7.457
50 Bus26 70 100.3 12.778 3.429
51 Bus28 70 100.3 14.967 3.729
52 Bus29 70 100.3 14.967 3.729
53 Bus30 6.3 99.91 14.988 4.307
54 Bus31 6.3 100 15 4.316
55 Bus32 6.3 101.53 10.626 2.045
56 Bus33 6.3 101.06 0.134 0.058
57 Bus35 6.3 100.8 4.571 1.759
58 Bus36 6.3 101.02 3.789 1.476
59 Bus37 6.3 101.09 1.39 0.346
60 Bus38 6.3 101.1 0.495 0.172
61 Bus40 6.3 101.1 0.197 0.087
62 Bus41 0.4 99.69 0.002 0.001

68
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
63 Bus43 0.4 103.29 1.385 1.067
64 Bus44 6.3 99.95 21.455 2.38
65 Bus47 6.3 99.98 21.461 1.908
66 Bus48 70 100 21.529 3.571
67 Bus49 70 100 25.495 6.77
68 Bus50 70 100 25.495 6.77
69 Bus51 70 100.3 25.555 6.858
70 Bus53 70 100.3 17.157 4.028
71 Bus57 70 100.3 14.967 3.729
72 Bus58 70 100.3 14.967 3.729
73 Bus59 6.3 99.91 14.988 4.307
74 Bus60 6.3 100 15 4.316
75 Bus61 6.3 99.82 0.848 0.348
76 Bus63 6.3 99.76 1.174 0.473
77 Bus65 6.3 99.81 1.33 0.174
78 Bus67 6.3 99.78 0.135 0.06
79 Bus68 0.4 100.95 1.557 0.815
80 Bus70 0.4 102.93 1.324 0.848
81 Bus71 6.3 99.7 0.002 0.001
82 Bus73 6.3 99.68 1.563 0.023
83 Bus75 6.3 99.68 0.337 0.16
84 Bus76 0.69 98.41 0.981 0.735
85 Bus81 6.3 99.67 0.487 0.226
86 Bus82 0.69 98.56 0.827 0.62
87 Bus84 6.3 99.68 1.815 1.448
88 Bus85 6.3 100.2 0.531 0.219
89 Bus87 6.3 100.19 0.833 0.229
90 Bus88 6.3 100.18 2.325 0.905
91 Bus95 0.4 102.16 0.83 0.622
92 Bus96 0.4 102.23 0.529 0.627
93 Bus97 6.3 100.37 5.259 0.802
94 Bus100 6.3 100.39 11.998 1.724
95 Bus101 70 100 12.02 2.246
96 Bus102 70 100 12.02 5.786
97 Bus103 6.3 100.37 5.902 1.293
98 Bus104 0.4 101.77 0.838 0.629
99 Bus105 6.3 100.16 0.841 0.445

69
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
100 Bus107 6.3 100.11 3.488 1.357
101 Bus108 6.3 100.15 1.381 0.6
102 Bus112 6.3 100.2 0.833 0.229
103 Bus114 0.4 102.17 0.83 0.622
104 Bus116 6.3 99.38 1.753 0.301
105 Bus118 6.3 99.3 2.907 0.101
106 Bus124 6.3 99.39 0.346 0.266
107 Bus125 0.4 100.1 2.886 1.603
108 Bus126 0.4 101.38 1.745 1.233
109 Bus132 0.4 99.88 0.345 0.259
110 Bus135 70 100 0.069 3.54
111 Bus138 6.3 100.17 0.181 0.081
112 Bus139 0.4 100.56 0.108 0.046
113 Bus141 0.4 100.86 0.025 0.011
114 Bus143 0.4 100.19 0.059 0.026
115 Bus145 0.4 100.19 0.059 0.026
116 Bus147 0.4 99.33 0.041 0.018
117 Bus149 0.4 97.65 0.071 0.031
118 Bus151 0.4 97.65 0.071 0.031
119 Bus155 0.4 98.8 0.041 0.018
120 Bus157 0.4 100.71 0.041 0.018
121 Bus158 0.4 101.4 0 0
122 Bus160 0.4 101.52 0 0
123 Bus162 0.4 100.31 0.006 0.004
124 Bus165 0.4 100.63 0.001 0.001
125 Bus166 0.4 101.52 0 0
126 Bus168 0.4 100.63 0.001 0.001
127 Bus172 0.4 99.06 0.003 0.002
128 Bus173 0.4 101.16 0.001 0
129 Bus174 0.4 100.08 0.002 0.001
130 Bus176 0.4 98.92 0.002 0.001
131 Bus180 0.4 101.04 0.071 0.031
132 Bus182 0.4 99.04 0.009 0.005
133 Bus186 0.4 101.33 0 0
134 Bus187 0.4 100.63 0.001 0.001
135 Bus188 0.4 97.69 0.004 0.003
136 Bus190 0.4 97.88 0.081 0.035

70
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
137 Bus191 0.69 103.83 0.18 0.076
138 Bus204 6.3 99.36 1.778 0.816
139 Bus205 0.4 99.87 1.768 0.714
140 Bus206 6.3 99.27 1.599 0.641
141 Bus209 0.4 98.53 0.019 0.009
142 Bus211 0.4 95.79 0.012 0.006
143 Bus212 0.4 102.51 0.055 0.024
144 Bus214 0.4 99.61 0.045 0.02
145 Bus216 0.4 100.29 0.078 0.034
146 Bus218 0.4 100.77 0.055 0.024
147 Bus220 0.4 102.46 0.055 0.024
148 Bus221 0.4 98.24 0.01 0.005
149 Bus223 0.4 97.01 0.01 0.005
150 Bus224 0.4 99.97 0.014 0.007
151 Bus225 0.4 101.28 0.028 0.013
152 Bus226 0.4 100.55 0.019 0.009
153 Bus227 0.4 99.59 0.01 0.005
154 Bus228 0.4 100.66 0.045 0.02
155 Bus230 0.4 97.61 0.014 0.007
156 Bus231 0.4 96.92 0.007 0.004
157 Bus232 0.4 102.36 0.023 0.011
158 Bus233 0.4 99.9 0.045 0.02
159 Bus234 0.4 101.19 0.065 0.028
160 Bus236 0.4 101.19 0.065 0.028
161 Bus238 0.4 97.81 0.01 0.005
162 Bus239 0.4 104.37 0.241 0.116
163 Bus244 0.4 103.27 0.014 0.007
164 Bus246 0.4 102.09 0.019 0.009
165 Bus247 0.4 99.29 0.01 0.005
166 Bus249 0.4 100.69 0.045 0.02
167 Bus250 6.3 100.19 1.381 0.6
168 Bus253 6.3 100.2 0.181 0.081
169 Bus254 0.69 103.86 0.18 0.076
170 Bus256 6.3 99.23 2.056 0.825
171 Bus257 6.3 98.16 0.942 0.405
172 Bus258 6.3 99.28 2.275 0.089
173 Bus259 0.4 100.38 1.134 0

71
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
174 Bus260 0.4 100.38 1.134 0
175 Bus261 0.725 98.82 0.47 0.195
176 Bus262 0.725 98.82 0.47 0.195
177 Bus263 70 100.3 21.176 6.258
178 Bus264 70 100.3 12.778 3.429
179 Bus265 70 100.3 8.398 2.829
180 Bus267 70 100.3 10.588 3.129
181 Bus269 70 100.3 10.588 3.129
182 Bus270 70 100.3 10.588 3.129
183 Bus271 11 99.98 10.601 3.519
184 Bus273 11 100 10.603 3.52
185 Bus275 70 100.3 10.588 3.129
186 Bus276 11 99.98 10.601 3.519
187 Bus277 11 100 10.603 3.52
188 Bus278 0.4 101.54 0.953 0.425
189 Bus279 0.4 100.63 0.108 0.046
190 Bus281 0.4 99.58 0.086 0.037
191 Bus282 0.4 96.58 0.007 0.004
192 Bus283 0.4 99.16 0.065 0.028
193 Bus285 0.4 99.16 0.065 0.028
194 Bus286 0.4 98.99 0.058 0.025
195 Bus288 0.4 98.99 0.058 0.025
196 Bus290 0.4 97.07 0.065 0.028
197 Bus292 0.4 97.07 0.065 0.028
198 Bus293 0.4 96.2 0.014 0.007
199 Bus295 0.4 96.2 0.014 0.007
200 Bus296 0.4 96.2 0.014 0.007
201 Bus297 0.4 97.41 0.014 0.007
202 Bus299 0.4 101.6 0.078 0.034
203 Bus300 0.4 100.43 0.01 0.005
204 Bus301 0.4 100.83 0.045 0.02
205 Bus303 0.4 98.1 0.045 0.02
206 Bus304 0.4 99.65 0.006 0.004
207 Bus306 0.4 97.02 0.023 0.011
208 Bus308 0.4 102.56 0.023 0.011
209 Bus311 0.4 101.31 0.008 0.004
210 Bus313 0.4 95.8 0.027 0.013

72
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
211 Bus315 0.4 102.45 0.027 0.013
212 Bus317 0.4 101.87 0.023 0.011
213 Bus318 0.4 101.75 0.005 0.003
214 Bus320 0.4 101.17 0.01 0.005
215 Bus321 0.4 101.22 0.022 0.01
216 Bus323 0.4 99.66 0.01 0.005
217 Bus325 0.4 100.23 0.01 0.005
218 Bus326 0.4 100.6 0.01 0.005
219 Bus327 0.4 101.1 0.008 0.004
220 Bus328 0.4 101.02 0.005 0.003
221 Bus329 0.4 102.02 0.023 0.011
222 Bus330 0.4 101.44 0.01 0.005
223 Bus331 0.4 101.88 0.007 0.004
224 Bus332 0.4 102.67 0.016 0.008
225 Bus334 0.4 101.67 0.04 0.017
226 Bus336 0.4 102.67 0.059 0.026
227 Bus338 0.4 101.35 0.022 0.01
228 Bus339 0.4 101.53 0.01 0.005
229 Bus341 0.4 102.26 0.007 0.004
230 Bus343 0.4 103.14 0.028 0.013
231 Bus344 0.4 101.91 0.494 0.37
232 Bus346 0.4 102.48 0.019 0.009
233 Bus348 0.4 102.36 0.014 0.007
234 Bus349 0.4 102.44 0.005 0.003
235 Bus351 0.4 102.44 0.005 0.003
236 Bus353 0.4 102.44 0.005 0.003
237 Bus354 0.4 102.44 0.005 0.003
238 Bus355 0.4 102.38 0.005 0.003
239 Bus357 0.4 102.62 0.005 0.003
240 Bus358 0.4 99.39 0.005 0.003
241 Bus360 0.4 100.21 0.005 0.003
242 Bus361 0.4 99.83 0.006 0.003
243 Bus362 0.4 100.17 0.045 0.02
244 Bus363 0.4 99.26 0.01 0.005
245 Bus365 0.4 101.03 0.092 0.04
246 Bus366 0.4 99.52 0.03 0.014
247 Bus368 0.4 100.56 0.005 0.003

73
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
248 Bus370 0.4 100.69 0.005 0.003
249 Bus371 0.4 100.46 0.005 0.003
250 Bus372 0.4 100.61 0.005 0.003
251 Bus373 0.4 100.86 0.005 0.003
252 Bus374 0.4 100.71 0.005 0.003
253 Bus375 0.4 99.62 0.012 0.006
254 Bus377 0.4 99.62 0.012 0.006
255 Bus379 0.4 99.62 0.012 0.006
256 Bus381 0.4 99.62 0.012 0.006
257 Bus384 0.4 102.51 0.014 0.007
258 Bus385 0.4 102.44 0.005 0.003
259 Bus387 0.4 102.2 0.007 0.004
260 Bus388 0.4 102.4 0.005 0.003
261 Bus389 0.4 97.35 0.007 0.004
262 Bus393 0.4 97.65 0.005 0.003
263 Bus394 0.4 97.65 0.005 0.003
264 Bus395 0.4 97.76 0.065 0.028
265 Bus397 0.4 97.76 0.065 0.028
266 Bus402 0.4 98.23 0.004 0.002
267 Bus403 0.4 99.47 0.034 0.015
268 Bus404 0.4 101.08 0.023 0.011
269 Bus405 0.4 95.23 0.022 0.01
270 Bus407 0.4 96.37 0.006 0.003
271 Bus411 0.4 99.47 0.034 0.015
272 Bus412 0.4 101.08 0.023 0.011
273 Bus413 0.4 95.23 0.022 0.01
274 Bus414 0.4 101.14 0.081 0.035
275 Bus415 0.4 99.95 0.01 0.005
276 Bus416 0.4 100.43 0.005 0.003
277 Bus418 0.4 97.35 0.007 0.004
278 Bus419 0.4 99.84 0.019 0.009
279 Bus421 0.4 99.95 0.023 0.011
280 Bus423 0.4 99.84 0.019 0.009
281 Bus424 0.4 99.48 0.01 0.005
282 Bus426 0.4 99.48 0.01 0.005
283 Bus427 0.4 98.76 0.01 0.005
284 Bus429 0.4 98.76 0.01 0.005

74
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
285 Bus430 0.4 99.31 0.045 0.02
286 Bus432 0.4 99.31 0.045 0.02
287 Bus433 0.4 99.27 0.034 0.015
288 Bus435 0.4 99.27 0.034 0.015
289 Bus436 0.4 98.76 0.01 0.005
290 Bus438 0.4 98.76 0.01 0.005
291 Bus439 0.4 100.95 0.558 0.247
292 Bus441 0.4 100.77 0.086 0.037
293 Bus443 0.4 100.77 0.086 0.037
294 Bus446 0.4 100.77 0.086 0.037
295 Bus447 0.4 100.77 0.086 0.037
296 Bus449 0.4 100.62 0.01 0.005
297 Bus451 0.4 100.62 0.01 0.005
298 Bus452 0.4 100.62 0.01 0.005
299 Bus453 0.4 100.58 0.006 0.004
300 Bus455 0.4 99.13 0.065 0.028
301 Bus457 0.4 97.84 0.005 0.003
302 Bus459 0.4 97.84 0.005 0.003
303 Bus461 0.4 99.68 0.055 0.024
304 Bus462 0.4 99.06 0.034 0.015
305 Bus463 0.4 98.28 0.01 0.005
306 Bus465 0.4 98.28 0.01 0.005
307 Bus466 0.4 98.64 0.086 0.037
308 Bus468 0.4 98.64 0.086 0.037
309 Bus469 0.4 98.36 0.005 0.003
310 Bus470 0.4 97.45 0.028 0.013
311 Bus471 0.4 97.98 0.012 0.006
312 Bus473 0.4 97.98 0.012 0.006
313 Bus474 0.4 97.35 0.019 0.009
314 Bus475 0.4 96.01 0.007 0.004
315 Bus477 0.4 97.08 0.134 0.058
316 Bus479 0.4 97.08 0.134 0.058
317 Bus482 0.4 97.98 0.012 0.006
318 Bus483 0.4 97.98 0.012 0.006
319 Bus485 0.4 97.98 0.012 0.006
320 Bus486 0.4 96.81 0.004 0.002
321 Bus488 0.4 96.81 0.004 0.002

75
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
322 Bus490 0.4 97.75 0.007 0.004
323 Bus492 0.4 97.75 0.007 0.004
324 Bus493 0.4 97.75 0.007 0.004
325 Bus494 0.4 97.75 0.007 0.004
326 Bus495 0.4 98.58 0.008 0.004
327 Bus497 0.4 98.58 0.008 0.004
328 Bus498 0.4 98.58 0.008 0.004
329 Bus499 0.4 98.06 0.01 0.005
330 Bus501 0.4 98.96 0.045 0.02
331 Bus502 0.4 98.82 0.005 0.003
332 Bus505 0.4 98.67 0.005 0.003
333 Bus507 0.4 98.67 0.005 0.003
334 Bus508 0.4 97.79 0.008 0.004
335 Bus510 0.4 97.79 0.008 0.004
336 Bus511 0.4 97.01 0.108 0.046
337 Bus512 0.4 97.22 0.012 0.006
338 Bus514 0.4 99.68 0.012 0.006
339 Bus517 0.4 97.22 0.012 0.006
340 Bus518 0.4 99.68 0.012 0.006
341 Bus519 0.4 97.22 0.012 0.006
342 Bus520 0.4 99.68 0.012 0.006
343 Bus521 0.4 97.22 0.012 0.006
344 Bus522 0.4 99.68 0.012 0.006
345 Bus523 0.4 97.22 0.012 0.006
346 Bus524 0.4 99.68 0.012 0.006
347 Bus525 0.4 97.22 0.012 0.006
348 Bus526 0.4 99.68 0.012 0.006
349 Bus527 0.4 97.22 0.012 0.006
350 Bus528 0.4 99.68 0.012 0.006
351 Bus529 0.4 97.22 0.012 0.006
352 Bus530 0.4 99.68 0.012 0.006
353 Bus531 0.4 97.22 0.012 0.006
354 Bus532 0.4 99.68 0.012 0.006
355 Bus533 0.4 97.22 0.012 0.006
356 Bus534 0.4 99.68 0.012 0.006
357 Bus535 0.4 97.22 0.012 0.006
358 Bus536 0.4 99.68 0.012 0.006

76
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
359 Bus537 0.4 97.71 0.028 0.013
360 Bus538 0.4 98.9 0.019 0.009
361 Bus540 0.4 97.22 0.012 0.006
362 Bus542 0.4 97.48 0.007 0.004
363 Bus544 0.4 99.92 0.086 0.037
364 Bus546 0.4 99.92 0.086 0.037
365 Bus547 0.4 99.92 0.086 0.037
366 Bus548 0.4 98.62 0.134 0.058
367 Bus550 0.4 98.62 0.134 0.058
368 Bus551 0.4 99.62 0.034 0.015
369 Bus553 0.4 99.62 0.034 0.015
370 Bus554 0.4 99.62 0.034 0.015
371 Bus592 0.4 101.38 0.505 0.244
372 Bus602 0.4 100.54 0.034 0.015
373 Bus603 0.4 100.56 0.045 0.02
374 Bus604 0.4 100.37 0.014 0.007
375 Bus605 0.4 100.24 0.006 0.003
376 Bus606 0.4 98.26 0.005 0.003
377 Bus607 0.4 98.26 0.005 0.003
378 Bus608 0.4 100.2 0.079 0.035
379 Bus609 0.4 100.83 0.005 0.003
380 Bus610 0.4 100.83 0.005 0.003
381 Bus640 0.4 100.47 0.005 0.003
382 Bus641 0.4 100.47 0.005 0.003
383 Bus642 0.4 100.47 0.005 0.003
384 Bus643 0.4 99.67 0.007 0.004
385 Bus644 0.4 100.01 0.01 0.005
386 Bus645 0.4 100.01 0.012 0.006
387 Bus646 0.4 100.28 0.01 0.005
388 Bus647 0.4 100.01 0.012 0.006
389 Bus648 0.4 100.28 0.01 0.005
390 mc01 0.4 104.37 0.866 0.39
391 MC02 0.4 104.37 0.325 0.153
MC02
0.4 103.29 0.524 0.261
392 MOTOR
393 MC03 0.4 104.37 0.607 0.276
394 MC11 0.4 103.29 0.168 0.08
395 MC21 0.4 103.29 0.094 0.045

77
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
396 MC22 0.4 103.29 0.1 0.052
397 MC23 0.4 103.29 0.03 0.018

Berdasakan tabel di atas, setelah adanya penambahan kapasitor, dapat

dilihat bahwa tidak ada lagi bus yang berwarna merah, dengan kata lain nilai

tegangan pada setiap semua bus telah berada pada nilai yang sesuai dengan standar

yang ada.

Setelah penempatan kapasitor terlihat bahwa tegangan pada sistem kembali

berada pada standar yang telah ditentukan hal ini dapat dilihat jelas melalui Gambar

4.23 berikut ini:

120

100

80
Tegangan %

60

40

20

0
Bus22
Bus40
Bus63
Bus95
582 ER 56
54AMC01 Motor

BUS MOTOR ER51

Bus381

Bus540

MC02
Bus124
Bus158
Bus190
Bus225
Bus249
Bus269
Bus290
Bus315
Bus336
Bus360

Bus411
Bus432
Bus457
Bus479
Bus502
Bus524

Bus606

Gambar 4.23 Profil Tegangan Simulasi 1

Untuk simulasi kedua, hasil aliran daya setelah adanya penempatan

kapasitor, dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini:

78
Tabel 4.9 Hasil Simulasi 2 Perhitungan Aliran Daya Setelah Penempatan Kapasitor

Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
54AMC01
0.4 102.06 0.467 0.625
1 Motor
2 55AMC01 0.4 100 1.288 0.593
3 55AMC02 0.4 100 0.134 0.07
4 55AMC03 0.4 100 1.038 0.49
55MC05
0.4 99.62 1.054 0.464
5 HARUSNYA
6 56MC01 0.4 102.39 0.588 1.048
7 56MC02 0.4 102.39 0.613 0.283
8 56MC11 0.4 102.39 0.049 0.026
9 56MC12 0.4 102.39 0.016 0.01
10 56MC13 0.4 102.39 0.036 0.021
11 57MC01 0.4 99.22 0.563 0.591
12 57MC03 0.4 99.22 0.392 0.177
13 581 SS 53 6.3 98.79 11.97 6.019
14 582 ER 54 6.3 100.5 10.576 3.775
15 582 ER 55 6.3 98.35 13.622 3.054
16 582 ER 56 6.3 98.77 3.47 0.883
17 582 ER 57 6.3 98.62 4.197 1.875
18 582 ER 58A 6.3 98.57 5.236 2.646
19 582 ER 58B 6.3 98.55 5.887 2.696
20 582 ER 59 6.3 98.57 0.825 0.652
21 582ER 51 6.3 100.38 3.42 1.061
22 582ER 52 6.3 100.44 6.789 1.15
23 582ER53LV01 0.4 101.31 1.129 0.136
24 583ER 53 6.3 100.41 1.319 0.085
25 B.VD5 0.69 102.15 0.333 0.522
26 B.VFD1 0.4 101.17 0.197 0.083
27 B.VFD3 6 99.44 1.376 0.55
28 B.VFD4 0.4 98.82 0.134 0.058
29 B.VFD6 0.69 98.94 0.482 0.202
30 B.VFD13 6 99.42 1.376 0.55
BUS MOTOR
0.4 101.18 1.11 0.494
31 ER51

79
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
32 Bus1 6.3 101 17.436 4.547
33 Bus2 6.3 101.05 17.443 4.556
34 Bus3 70 100 17.489 5.696
35 Bus4 6.3 101 6.822 0.835
36 Bus5 6.3 100.33 1.151 0.47
37 Bus6 6.3 100.41 2.048 0.362
38 Bus7 6.3 100.31 1.151 0.47
39 Bus8 6.3 100.36 1.116 0.12
40 Bus9 6.3 100.38 1.133 0.079
41 Bus10 6.3 100.27 0.185 0.006
42 Bus11 0.4 102.22 0.183 0
43 Bus12 0.4 104.12 2.037 1.301
44 Bus13 0.4 101.18 1.112 0.496
45 Bus21 70 100 50.991 13.54
46 Bus22 70 100 25.495 6.77
47 Bus23 70 100 25.495 6.77
48 Bus24 70 100.3 25.555 6.858
49 Bus25 70 100.3 29.934 7.457
50 Bus26 70 100.3 12.778 3.429
51 Bus28 70 100.3 14.967 3.729
52 Bus29 70 100.3 14.967 3.729
53 Bus30 6.3 99.91 14.988 4.307
54 Bus31 6.3 100 15 4.316
55 Bus32 6.3 101 10.614 3.712
56 Bus33 6.3 100.45 0.134 0.058
57 Bus35 6.3 100.19 4.571 1.759
58 Bus36 6.3 100.41 3.789 1.476
59 Bus37 6.3 100.48 1.377 0.12
60 Bus38 6.3 100.49 0.492 0.381
61 Bus40 6.3 100.49 0.197 0.087
62 Bus41 0.4 98.62 0.002 0.001
63 Bus43 0.4 102.06 1.372 0.548
64 Bus44 6.3 98.92 21.37 4.702
65 Bus47 6.3 98.96 21.377 4.711
66 Bus48 70 100 21.448 6.462

80
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
67 Bus49 70 100 25.495 6.77
68 Bus50 70 100 25.495 6.77
69 Bus51 70 100.3 25.555 6.858
70 Bus53 70 100.3 17.157 4.028
71 Bus57 70 100.3 14.967 3.729
72 Bus58 70 100.3 14.967 3.729
73 Bus59 6.3 99.91 14.988 4.307
74 Bus60 6.3 100 15 4.316
75 Bus61 6.3 98.73 0.848 0.348
76 Bus63 6.3 98.67 1.174 0.473
77 Bus65 6.3 98.73 1.311 0.38
78 Bus67 6.3 98.69 0.135 0.06
79 Bus68 0.4 99.22 1.557 0.457
80 Bus70 0.4 102.39 1.304 0.772
81 Bus71 6.3 98.62 0.002 0.001
82 Bus73 6.3 98.61 1.563 0.204
83 Bus75 6.3 98.61 0.337 0.363
84 Bus76 0.69 97.3 0.976 0.732
85 Bus81 6.3 98.59 0.487 0.226
86 Bus82 0.69 97.45 0.823 0.617
87 Bus84 6.3 98.61 1.807 1.443
88 Bus85 6.3 98.56 0.523 0.406
89 Bus87 6.3 98.55 0.824 0.651
90 Bus88 6.3 98.54 2.325 0.905
91 Bus95 0.4 99.01 0.819 0.614
92 Bus96 0.4 98.41 0.521 0.391
93 Bus97 6.3 98.79 5.245 2.657
94 Bus100 6.3 98.82 11.973 6.022
95 Bus101 70 100 11.999 6.681
96 Bus102 70 100 12.054 6.681
97 Bus103 6.3 98.79 5.898 2.709
98 Bus104 0.4 99.5 0.83 0.623
99 Bus105 6.3 98.54 0.835 0.653
100 Bus107 6.3 98.49 3.488 1.357
101 Bus108 6.3 98.53 1.381 0.602

81
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
102 Bus112 6.3 98.55 0.825 0.652
103 Bus114 0.4 99.01 0.819 0.615
104 Bus116 6.3 98.29 1.752 0.061
105 Bus118 6.3 98.23 2.897 0.408
106 Bus124 6.3 98.31 0.345 0.265
107 Bus125 0.4 100 2.886 2
108 Bus126 0.4 99.62 1.744 0.992
109 Bus132 0.4 98.78 0.344 0.258
110 Bus135 70 100 0.055 5.299
111 Bus138 6.3 98.54 0.181 0.081
112 Bus139 0.4 100.01 0.108 0.046
113 Bus141 0.4 100.32 0.025 0.011
114 Bus143 0.4 99.64 0.059 0.026
115 Bus145 0.4 99.64 0.059 0.026
116 Bus147 0.4 98.78 0.041 0.018
117 Bus149 0.4 97.09 0.071 0.031
118 Bus151 0.4 97.09 0.071 0.031
119 Bus155 0.4 98.24 0.041 0.018
120 Bus157 0.4 100.17 0.041 0.018
121 Bus158 0.4 100.87 0 0
122 Bus160 0.4 100.98 0 0
123 Bus162 0.4 99.77 0.006 0.004
124 Bus165 0.4 100.08 0.001 0.001
125 Bus166 0.4 100.98 0 0
126 Bus168 0.4 100.08 0.001 0.001
127 Bus172 0.4 98.5 0.003 0.002
128 Bus173 0.4 100.62 0.001 0
129 Bus174 0.4 99.54 0.002 0.001
130 Bus176 0.4 98.37 0.002 0.001
131 Bus180 0.4 100.5 0.071 0.031
132 Bus182 0.4 98.49 0.009 0.005
133 Bus186 0.4 100.79 0 0
134 Bus187 0.4 100.08 0.001 0.001
135 Bus188 0.4 97.14 0.004 0.003
136 Bus190 0.4 97.32 0.081 0.035

82
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
137 Bus191 0.69 102.09 0.18 0.076
138 Bus204 6.3 98.28 1.778 0.818
139 Bus205 0.4 98.72 1.768 0.714
140 Bus206 6.3 98.19 1.599 0.641
141 Bus209 0.4 98.27 0.019 0.009
142 Bus211 0.4 99.17 0.007 0.004
143 Bus212 0.4 102.26 0.055 0.024
144 Bus214 0.4 99.35 0.045 0.02
145 Bus216 0.4 100.03 0.078 0.034
146 Bus218 0.4 100.52 0.055 0.024
147 Bus220 0.4 102.21 0.055 0.024
148 Bus221 0.4 97.98 0.01 0.005
149 Bus223 0.4 96.74 0.01 0.005
150 Bus224 0.4 99.71 0.014 0.007
151 Bus225 0.4 101.03 0.028 0.013
152 Bus226 0.4 100.3 0.019 0.009
153 Bus227 0.4 99.33 0.01 0.005
154 Bus228 0.4 100.41 0.045 0.02
155 Bus230 0.4 97.34 0.014 0.007
156 Bus231 0.4 96.65 0.007 0.004
157 Bus232 0.4 102.11 0.023 0.011
158 Bus233 0.4 99.65 0.045 0.02
159 Bus234 0.4 100.94 0.065 0.028
160 Bus236 0.4 100.94 0.065 0.028
161 Bus238 0.4 97.55 0.01 0.005
162 Bus239 0.4 104.12 0.241 0.116
163 Bus244 0.4 103.02 0.014 0.007
164 Bus246 0.4 101.84 0.019 0.009
165 Bus247 0.4 99.03 0.01 0.005
166 Bus249 0.4 100.44 0.045 0.02
167 Bus250 6.3 98.55 1.381 0.602
168 Bus253 6.3 98.56 0.181 0.081
169 Bus254 0.69 102.11 0.18 0.076
170 Bus256 6.3 98.15 2.056 0.825
171 Bus257 6.3 97.06 0.942 0.406

83
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
172 Bus258 6.3 98.2 2.226 0.087
173 Bus259 0.4 99.29 1.109 0
174 Bus260 0.4 99.29 1.109 0
175 Bus261 0.725 97.7 0.47 0.195
176 Bus262 0.725 97.7 0.47 0.195
177 Bus263 70 100.3 21.176 6.258
178 Bus264 70 100.3 12.778 3.429
179 Bus265 70 100.3 8.398 2.829
180 Bus267 70 100.3 10.588 3.129
181 Bus269 70 100.3 10.588 3.129
182 Bus270 70 100.3 10.588 3.129
183 Bus271 11 99.98 10.601 3.519
184 Bus273 11 100 10.603 3.52
185 Bus275 70 100.3 10.588 3.129
186 Bus276 11 99.98 10.601 3.519
187 Bus277 11 100 10.603 3.52
188 Bus278 0.4 101.31 0.947 0.513
189 Bus279 0.4 100.4 0.108 0.046
190 Bus281 0.4 99.34 0.086 0.037
191 Bus282 0.4 96.33 0.007 0.004
192 Bus283 0.4 98.92 0.065 0.028
193 Bus285 0.4 98.92 0.065 0.028
194 Bus286 0.4 98.76 0.058 0.025
195 Bus288 0.4 98.76 0.058 0.025
196 Bus290 0.4 96.83 0.065 0.028
197 Bus292 0.4 96.83 0.065 0.028
198 Bus293 0.4 95.96 0.014 0.007
199 Bus295 0.4 95.96 0.014 0.007
200 Bus296 0.4 98.18 0.008 0.004
201 Bus297 0.4 96.09 0.014 0.007
202 Bus299 0.4 100.35 0.078 0.034
203 Bus300 0.4 99.17 0.01 0.005
204 Bus301 0.4 99.57 0.045 0.02
205 Bus303 0.4 96.8 0.045 0.02
206 Bus304 0.4 98.38 0.006 0.004

84
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
207 Bus306 0.4 95.7 0.023 0.011
208 Bus308 0.4 101.32 0.023 0.011
209 Bus311 0.4 100.06 0.008 0.004
210 Bus313 0.4 97.66 0.016 0.008
211 Bus315 0.4 101.21 0.027 0.013
212 Bus317 0.4 100.62 0.023 0.011
213 Bus318 0.4 100.5 0.005 0.003
214 Bus320 0.4 99.91 0.01 0.005
215 Bus321 0.4 99.97 0.022 0.01
216 Bus323 0.4 98.38 0.01 0.005
217 Bus325 0.4 98.96 0.01 0.005
218 Bus326 0.4 99.33 0.01 0.005
219 Bus327 0.4 99.84 0.008 0.004
220 Bus328 0.4 99.76 0.005 0.003
221 Bus329 0.4 100.78 0.023 0.011
222 Bus330 0.4 100.18 0.01 0.005
223 Bus331 0.4 100.64 0.007 0.004
224 Bus332 0.4 101.43 0.016 0.008
225 Bus334 0.4 100.42 0.04 0.017
226 Bus336 0.4 101.43 0.059 0.026
227 Bus338 0.4 100.1 0.022 0.01
228 Bus339 0.4 100.28 0.01 0.005
229 Bus341 0.4 101.02 0.007 0.004
230 Bus343 0.4 101.91 0.028 0.013
231 Bus344 0.4 100.57 0.491 0.368
232 Bus346 0.4 101.24 0.019 0.009
233 Bus348 0.4 101.12 0.014 0.007
234 Bus349 0.4 101.2 0.005 0.003
235 Bus351 0.4 101.2 0.005 0.003
236 Bus353 0.4 101.2 0.005 0.003
237 Bus354 0.4 101.2 0.005 0.003
238 Bus355 0.4 101.14 0.005 0.003
239 Bus357 0.4 101.38 0.005 0.003
240 Bus358 0.4 98.83 0.005 0.003
241 Bus360 0.4 99.66 0.005 0.003

85
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
242 Bus361 0.4 99.27 0.006 0.003
243 Bus362 0.4 99.61 0.045 0.02
244 Bus363 0.4 98.7 0.01 0.005
245 Bus365 0.4 100.47 0.092 0.04
246 Bus366 0.4 98.96 0.03 0.014
247 Bus368 0.4 100 0.005 0.003
248 Bus370 0.4 100.13 0.005 0.003
249 Bus371 0.4 99.9 0.005 0.003
250 Bus372 0.4 100.05 0.005 0.003
251 Bus373 0.4 100.3 0.005 0.003
252 Bus374 0.4 100.15 0.005 0.003
253 Bus375 0.4 99.06 0.012 0.006
254 Bus377 0.4 99.06 0.012 0.006
255 Bus379 0.4 99.06 0.012 0.006
256 Bus381 0.4 99.06 0.012 0.006
257 Bus384 0.4 101.96 0.014 0.007
258 Bus385 0.4 101.89 0.005 0.003
259 Bus387 0.4 101.65 0.007 0.004
260 Bus388 0.4 101.86 0.005 0.003
261 Bus389 0.4 95.56 0.007 0.004
262 Bus393 0.4 97.07 0.005 0.003
263 Bus394 0.4 97.07 0.005 0.003
264 Bus395 0.4 97.18 0.065 0.028
265 Bus397 0.4 97.18 0.065 0.028
266 Bus402 0.4 97.66 0.004 0.002
267 Bus403 0.4 98.91 0.034 0.015
268 Bus404 0.4 100.53 0.023 0.011
269 Bus405 0.4 97.9 0.013 0.006
270 Bus407 0.4 95.79 0.006 0.003
271 Bus411 0.4 98.91 0.034 0.015
272 Bus412 0.4 100.53 0.023 0.011
273 Bus413 0.4 97.9 0.013 0.006
274 Bus414 0.4 100.58 0.081 0.035
275 Bus415 0.4 99.4 0.01 0.005
276 Bus416 0.4 99.88 0.005 0.003

86
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
277 Bus418 0.4 95.56 0.007 0.004
278 Bus419 0.4 98.09 0.019 0.009
279 Bus421 0.4 98.21 0.023 0.011
280 Bus423 0.4 98.09 0.019 0.009
281 Bus424 0.4 97.73 0.01 0.005
282 Bus426 0.4 97.73 0.01 0.005
283 Bus427 0.4 97 0.01 0.005
284 Bus429 0.4 97 0.01 0.005
285 Bus430 0.4 97.56 0.045 0.02
286 Bus432 0.4 97.56 0.045 0.02
287 Bus433 0.4 97.52 0.034 0.015
288 Bus435 0.4 97.52 0.034 0.015
289 Bus436 0.4 97 0.01 0.005
290 Bus438 0.4 97 0.01 0.005
291 Bus439 0.4 99.22 0.558 0.247
292 Bus441 0.4 99.04 0.086 0.037
293 Bus443 0.4 99.04 0.086 0.037
294 Bus446 0.4 99.04 0.086 0.037
295 Bus447 0.4 99.04 0.086 0.037
296 Bus449 0.4 98.89 0.01 0.005
297 Bus451 0.4 98.89 0.01 0.005
298 Bus452 0.4 98.89 0.01 0.005
299 Bus453 0.4 98.85 0.006 0.004
300 Bus455 0.4 97.37 0.065 0.028
301 Bus457 0.4 96.06 0.005 0.003
302 Bus459 0.4 96.06 0.005 0.003
303 Bus461 0.4 97.93 0.055 0.024
304 Bus462 0.4 97.3 0.034 0.015
305 Bus463 0.4 96.5 0.01 0.005
306 Bus465 0.4 96.5 0.01 0.005
307 Bus466 0.4 98.53 0.086 0.037
308 Bus468 0.4 98.53 0.086 0.037
309 Bus469 0.4 98.26 0.005 0.003
310 Bus470 0.4 97.35 0.028 0.013
311 Bus471 0.4 97.88 0.012 0.006

87
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
312 Bus473 0.4 97.88 0.012 0.006
313 Bus474 0.4 97.25 0.019 0.009
314 Bus475 0.4 95.91 0.007 0.004
315 Bus477 0.4 96.98 0.134 0.058
316 Bus479 0.4 96.98 0.134 0.058
317 Bus482 0.4 97.88 0.012 0.006
318 Bus483 0.4 97.88 0.012 0.006
319 Bus485 0.4 97.88 0.012 0.006
320 Bus486 0.4 96.71 0.004 0.002
321 Bus488 0.4 96.71 0.004 0.002
322 Bus490 0.4 97.64 0.007 0.004
323 Bus492 0.4 97.64 0.007 0.004
324 Bus493 0.4 97.64 0.007 0.004
325 Bus494 0.4 97.64 0.007 0.004
326 Bus495 0.4 98.48 0.008 0.004
327 Bus497 0.4 98.48 0.008 0.004
328 Bus498 0.4 98.48 0.008 0.004
329 Bus499 0.4 97.96 0.01 0.005
330 Bus501 0.4 98.86 0.045 0.02
331 Bus502 0.4 98.72 0.005 0.003
332 Bus505 0.4 98.57 0.005 0.003
333 Bus507 0.4 98.57 0.005 0.003
334 Bus508 0.4 97.69 0.008 0.004
335 Bus510 0.4 97.69 0.008 0.004
336 Bus511 0.4 96.91 0.108 0.046
337 Bus512 0.4 97.12 0.012 0.006
338 Bus514 0.4 99.58 0.012 0.006
339 Bus517 0.4 97.12 0.012 0.006
340 Bus518 0.4 99.58 0.012 0.006
341 Bus519 0.4 97.12 0.012 0.006
342 Bus520 0.4 99.58 0.012 0.006
343 Bus521 0.4 97.12 0.012 0.006
344 Bus522 0.4 99.58 0.012 0.006
345 Bus523 0.4 97.12 0.012 0.006
346 Bus524 0.4 99.58 0.012 0.006

88
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
347 Bus525 0.4 97.12 0.012 0.006
348 Bus526 0.4 99.58 0.012 0.006
349 Bus527 0.4 97.12 0.012 0.006
350 Bus528 0.4 99.58 0.012 0.006
351 Bus529 0.4 97.12 0.012 0.006
352 Bus530 0.4 99.58 0.012 0.006
353 Bus531 0.4 97.12 0.012 0.006
354 Bus532 0.4 99.58 0.012 0.006
355 Bus533 0.4 97.12 0.012 0.006
356 Bus534 0.4 99.58 0.012 0.006
357 Bus535 0.4 97.12 0.012 0.006
358 Bus536 0.4 99.58 0.012 0.006
359 Bus537 0.4 97.61 0.028 0.013
360 Bus538 0.4 98.8 0.019 0.009
361 Bus540 0.4 97.12 0.012 0.006
362 Bus542 0.4 95.64 0.007 0.004
363 Bus544 0.4 98.13 0.086 0.037
364 Bus546 0.4 98.13 0.086 0.037
365 Bus547 0.4 98.13 0.086 0.037
366 Bus548 0.4 96.8 0.134 0.058
367 Bus550 0.4 96.8 0.134 0.058
368 Bus551 0.4 97.83 0.034 0.015
369 Bus553 0.4 97.83 0.034 0.015
370 Bus554 0.4 97.83 0.034 0.015
371 Bus592 0.4 99.62 0.505 0.244
372 Bus602 0.4 98.76 0.034 0.015
373 Bus603 0.4 98.78 0.045 0.02
374 Bus604 0.4 98.58 0.014 0.007
375 Bus605 0.4 98.45 0.006 0.003
376 Bus606 0.4 96.43 0.005 0.003
377 Bus607 0.4 96.43 0.005 0.003
378 Bus608 0.4 98.42 0.079 0.035
379 Bus609 0.4 99.05 0.005 0.003
380 Bus610 0.4 99.05 0.005 0.003
381 Bus640 0.4 98.69 0.005 0.003

89
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
382 Bus641 0.4 98.69 0.005 0.003
383 Bus642 0.4 98.69 0.005 0.003
384 Bus643 0.4 97.87 0.007 0.004
385 Bus644 0.4 98.22 0.01 0.005
386 Bus645 0.4 98.22 0.012 0.006
387 Bus646 0.4 98.5 0.01 0.005
388 Bus647 0.4 98.22 0.012 0.006
389 Bus648 0.4 98.5 0.01 0.005
390 mc01 0.4 104.12 0.861 0.387
391 MC02 0.4 104.12 0.325 0.153
MC02
0.4 102.06 0.525 0.261
392 MOTOR
393 MC03 0.4 104.12 0.607 0.276
394 MC11 0.4 102.06 0.155 0.208
395 MC21 0.4 102.06 0.094 0.045
396 MC22 0.4 102.06 0.1 0.052
397 MC23 0.4 102.06 0.03 0.018

Terlihat pada hasil simulasi perhitungan aliran daya setelah pemasangan

kapasitor, nilai tegangan pada sistem kembali normal artinya tidak ada lagi

tegangan yang mengalami gangguan. Hal ini berarti pemasangan kapasitor secara

optimal dapat memperbaiki tegangan sistem kembali dalam standar dan juga

mengurangi rugi-rugi daya pada sistem. Besar tegangan setelah pemasangan

kapasitor berbeda-beda untuk setiap simulasi yang telah dilakukan.

Profil tegangan setelah adanya penempatan kapasitor untuk simulasi kedua,

dapat dilihat dengan jelas berdasarkan Gambar 4.24 berikut ini:

90
120

100

80
Tegangan %

60

40

20

0
Bus22
Bus40
Bus63
Bus95
582 ER 56
54AMC01 Motor

BUS MOTOR ER51

Bus381

Bus540

MC02
Bus124
Bus158
Bus190
Bus225
Bus249
Bus269
Bus290
Bus315
Bus336
Bus360

Bus411
Bus432
Bus457
Bus479
Bus502
Bus524

Bus606
Gambar 4.24 Profil Tegangan Simulasi 2

Dari hasil simulasi ETAP 12.6 ini juga memperlihatkan tidak adanya bus

yang berwarna merah seperti kondisi sebelum dipasangnya kapasitor. Keseluruhan

bus berwarna hitam yang menandakan bahwa sistem dalam keadaan normal, dan

tidak terdapat jatuh tegangan.

Untuk simulasi ketiga, hasil simulasi dari software ETAP 12.6 untuk aliran

daya setelah ditambahkannya kapasitor dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil Simulasi 3 Perhitungan Aliran Daya Setelah Penempatan Kapasitor

Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
54AMC01
0.4 100.9 0.467 0.21
1 Motor
2 55AMC01 0.4 98.49 1.287 0.593
3 55AMC02 0.4 98.49 0.134 0.07
4 55AMC03 0.4 98.49 1.038 0.49
55MC05
0.4 98.26 1.053 0.463
5 HARUSNYA

91
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
6 56MC01 0.4 101.64 0.588 0.277
7 56MC02 0.4 101.64 0.613 0.284
8 56MC11 0.4 101.64 0.049 0.026
9 56MC12 0.4 101.64 0.016 0.01
10 56MC13 0.4 101.64 0.036 0.021
11 57MC01 0.4 99.09 0.563 0.268
12 57MC03 0.4 99.09 0.392 0.177
13 581 SS 53 6.3 98.79 11.97 6.019
14 582 ER 54 6.3 99.96 10.572 3.876
15 582 ER 55 6.3 97.9 13.597 3.641
16 582 ER 56 6.3 98.36 3.47 0.883
17 582 ER 57 6.3 98.23 4.194 1.777
18 582 ER 58A 6.3 98.57 5.236 2.646
19 582 ER 58B 6.3 98.55 5.887 2.696
20 582 ER 59 6.3 98.57 0.825 0.652
21 582ER 51 6.3 99.72 3.421 1.377
22 582ER 52 6.3 99.79 6.78 2.002
23 582ER53LV01 0.4 100.04 1.125 0.556
24 583ER 53 6.3 99.74 1.313 0.299
25 B.VD5 0.69 101.72 0.333 0.517
26 B.VFD1 0.4 100.62 0.197 0.083
27 B.VFD3 6 99.44 1.376 0.55
28 B.VFD4 0.4 98.4 0.134 0.058
29 B.VFD6 0.69 98.51 0.482 0.202
30 B.VFD13 6 99.42 1.376 0.55
BUS MOTOR
0.4 99.63 1.11 0.495
31 ER51
32 Bus1 6.3 100.47 17.427 5.987
33 Bus2 6.3 100.52 17.433 5.997
34 Bus3 70 100 17.482 7.201
35 Bus4 6.3 100.47 6.815 2.053
36 Bus5 6.3 99.66 1.151 0.47
37 Bus6 6.3 99.74 2.043 0.322
38 Bus7 6.3 99.65 1.151 0.47
39 Bus8 6.3 99.69 1.118 0.436
40 Bus9 6.3 99.72 1.13 0.293
41 Bus10 6.3 99.61 0.183 0.006
42 Bus11 0.4 101.54 0.181 0
43 Bus12 0.4 101.58 2.032 0.932

92
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
44 Bus13 0.4 99.63 1.112 0.397
45 Bus21 70 100 50.991 14.797
46 Bus22 70 100 25.495 6.77
47 Bus23 70 100 25.495 6.77
48 Bus24 70 100.3 25.555 6.858
49 Bus25 70 100.3 29.934 7.457
50 Bus26 70 100.3 12.778 3.429
51 Bus28 70 100.3 14.967 3.729
52 Bus29 70 100.3 14.967 3.729
53 Bus30 6.3 99.91 14.988 4.307
54 Bus31 6.3 100 15 4.316
55 Bus32 6.3 100.47 10.611 3.934
56 Bus33 6.3 99.91 0.134 0.058
57 Bus35 6.3 99.65 4.571 1.759
58 Bus36 6.3 99.87 3.789 1.476
59 Bus37 6.3 99.94 1.374 0.101
60 Bus38 6.3 99.95 0.491 0.381
61 Bus40 6.3 99.95 0.197 0.087
62 Bus41 0.4 98.22 0.002 0.001
63 Bus43 0.4 100.9 1.37 0.66
64 Bus44 6.3 98.52 21.344 5.783
65 Bus47 6.3 98.56 21.351 5.791
66 Bus48 70 100 21.424 7.595
67 Bus49 70 100 25.495 6.77
68 Bus50 70 100 25.495 6.77
69 Bus51 70 100.3 25.555 6.858
70 Bus53 70 100.3 17.157 4.028
71 Bus57 70 100.3 14.967 3.729
72 Bus58 70 100.3 14.967 3.729
73 Bus59 6.3 99.91 14.988 4.307
74 Bus60 6.3 100 15 4.316
75 Bus61 6.3 98.32 0.848 0.348
76 Bus63 6.3 98.26 1.174 0.473
77 Bus65 6.3 98.32 1.311 0.263
78 Bus67 6.3 98.28 0.135 0.061
79 Bus68 0.4 99.09 1.557 0.726
80 Bus70 0.4 101.64 1.304 0.93
81 Bus71 6.3 98.23 0.002 0.001
82 Bus73 6.3 98.21 1.563 0.107

93
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
83 Bus75 6.3 98.21 0.337 0.359
84 Bus76 0.69 96.89 0.975 0.731
85 Bus81 6.3 98.2 0.487 0.226
86 Bus82 0.69 97.04 0.822 0.616
87 Bus84 6.3 98.21 1.804 1.441
88 Bus85 6.3 98.56 0.523 0.406
89 Bus87 6.3 98.55 0.824 0.651
90 Bus88 6.3 98.54 2.325 0.905
91 Bus95 0.4 99.01 0.819 0.614
92 Bus96 0.4 98.41 0.521 0.391
93 Bus97 6.3 98.79 5.245 2.657
94 Bus100 6.3 98.82 11.973 6.022
95 Bus101 70 100 11.999 6.681
96 Bus102 70 100 12.084 7.937
97 Bus103 6.3 98.79 5.898 2.709
98 Bus104 0.4 99.5 0.83 0.623
99 Bus105 6.3 98.54 0.835 0.653
100 Bus107 6.3 98.49 3.488 1.357
101 Bus108 6.3 98.53 1.381 0.602
102 Bus112 6.3 98.55 0.825 0.652
103 Bus114 0.4 99.01 0.819 0.615
104 Bus116 6.3 97.84 1.75 0.257
105 Bus118 6.3 97.76 2.894 0.329
106 Bus124 6.3 97.86 0.344 0.264
107 Bus125 0.4 98.49 2.883 1.47
108 Bus126 0.4 98.26 1.742 0.844
109 Bus132 0.4 98.32 0.343 0.257
110 Bus135 70 100 0.085 7.937
111 Bus138 6.3 98.54 0.181 0.081
112 Bus139 0.4 98.45 0.108 0.046
113 Bus141 0.4 98.76 0.025 0.011
114 Bus143 0.4 98.07 0.059 0.026
115 Bus145 0.4 98.07 0.059 0.026
116 Bus147 0.4 97.2 0.041 0.018
117 Bus149 0.4 95.47 0.071 0.031
118 Bus151 0.4 95.47 0.071 0.031
119 Bus155 0.4 96.65 0.041 0.018
120 Bus157 0.4 98.6 0.041 0.018
121 Bus158 0.4 99.31 0 0

94
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
122 Bus160 0.4 99.43 0 0
123 Bus162 0.4 98.2 0.006 0.004
124 Bus165 0.4 98.52 0.001 0.001
125 Bus166 0.4 99.43 0 0
126 Bus168 0.4 98.52 0.001 0.001
127 Bus172 0.4 96.91 0.003 0.002
128 Bus173 0.4 99.06 0.001 0
129 Bus174 0.4 97.96 0.002 0.001
130 Bus176 0.4 96.77 0.002 0.001
131 Bus180 0.4 98.95 0.071 0.031
132 Bus182 0.4 96.89 0.009 0.005
133 Bus186 0.4 99.23 0 0
134 Bus187 0.4 98.52 0.001 0.001
135 Bus188 0.4 95.52 0.004 0.003
136 Bus190 0.4 95.71 0.081 0.035
137 Bus191 0.69 102.09 0.18 0.076
138 Bus204 6.3 97.83 1.778 0.819
139 Bus205 0.4 98.25 1.768 0.714
140 Bus206 6.3 97.74 1.599 0.641
141 Bus209 0.4 95.56 0.019 0.009
142 Bus211 0.4 96.49 0.007 0.004
143 Bus212 0.4 99.66 0.055 0.024
144 Bus214 0.4 96.68 0.045 0.02
145 Bus216 0.4 97.38 0.078 0.034
146 Bus218 0.4 97.88 0.055 0.024
147 Bus220 0.4 99.62 0.055 0.024
148 Bus221 0.4 95.26 0.01 0.005
149 Bus223 0.4 95.61 0.008 0.004
150 Bus224 0.4 97.05 0.014 0.007
151 Bus225 0.4 98.4 0.028 0.013
152 Bus226 0.4 97.65 0.019 0.009
153 Bus227 0.4 96.66 0.01 0.005
154 Bus228 0.4 97.77 0.045 0.02
155 Bus230 0.4 95.35 0.013 0.006
156 Bus231 0.4 95.55 0.006 0.003
157 Bus232 0.4 99.52 0.023 0.011
158 Bus233 0.4 96.98 0.045 0.02
159 Bus234 0.4 98.31 0.065 0.028
160 Bus236 0.4 98.31 0.065 0.028

95
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
161 Bus238 0.4 95.54 0.009 0.005
162 Bus239 0.4 101.58 0.241 0.116
163 Bus244 0.4 100.45 0.014 0.007
164 Bus246 0.4 99.24 0.019 0.009
165 Bus247 0.4 96.34 0.01 0.005
166 Bus249 0.4 97.8 0.045 0.02
167 Bus250 6.3 98.55 1.381 0.602
168 Bus253 6.3 98.56 0.181 0.081
169 Bus254 0.69 102.11 0.18 0.076
170 Bus256 6.3 97.7 2.056 0.825
171 Bus257 6.3 96.61 0.942 0.406
172 Bus258 6.3 97.75 2.205 0.086
173 Bus259 0.4 98.84 1.099 0
174 Bus260 0.4 98.84 1.099 0
175 Bus261 0.725 97.23 0.47 0.195
176 Bus262 0.725 97.23 0.47 0.195
177 Bus263 70 100.3 21.176 6.258
178 Bus264 70 100.3 12.778 3.429
179 Bus265 70 100.3 8.398 2.829
180 Bus267 70 100.3 10.588 3.129
181 Bus269 70 100.3 10.588 3.129
182 Bus270 70 100.3 10.588 3.129
183 Bus271 11 99.98 10.601 3.519
184 Bus273 11 100 10.603 3.52
185 Bus275 70 100.3 10.588 3.129
186 Bus276 11 99.98 10.601 3.519
187 Bus277 11 100 10.603 3.52
188 Bus278 0.4 100.04 0.944 0.42
189 Bus279 0.4 99.12 0.108 0.046
190 Bus281 0.4 98.05 0.086 0.037
191 Bus282 0.4 95.11 0.007 0.004
192 Bus283 0.4 97.62 0.065 0.028
193 Bus285 0.4 97.62 0.065 0.028
194 Bus286 0.4 97.46 0.058 0.025
195 Bus288 0.4 97.46 0.058 0.025
196 Bus290 0.4 95.5 0.065 0.028
197 Bus292 0.4 95.5 0.065 0.028
198 Bus293 0.4 95.19 0.013 0.006
199 Bus295 0.4 95.19 0.013 0.006

96
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
200 Bus296 0.4 96.87 0.008 0.004
201 Bus297 0.4 95.12 0.013 0.007
202 Bus299 0.4 99.17 0.078 0.034
203 Bus300 0.4 97.97 0.01 0.005
204 Bus301 0.4 98.38 0.045 0.02
205 Bus303 0.4 95.57 0.045 0.02
206 Bus304 0.4 97.17 0.006 0.004
207 Bus306 0.4 95.14 0.021 0.01
208 Bus308 0.4 100.15 0.023 0.011
209 Bus311 0.4 98.87 0.008 0.004
210 Bus313 0.4 96.44 0.016 0.008
211 Bus315 0.4 100.04 0.027 0.013
212 Bus317 0.4 99.45 0.023 0.011
213 Bus318 0.4 99.33 0.005 0.003
214 Bus320 0.4 98.72 0.01 0.005
215 Bus321 0.4 98.78 0.022 0.01
216 Bus323 0.4 97.18 0.01 0.005
217 Bus325 0.4 97.76 0.01 0.005
218 Bus326 0.4 98.14 0.01 0.005
219 Bus327 0.4 98.66 0.008 0.004
220 Bus328 0.4 98.57 0.005 0.003
221 Bus329 0.4 99.6 0.023 0.011
222 Bus330 0.4 99 0.01 0.005
223 Bus331 0.4 99.46 0.007 0.004
224 Bus332 0.4 100.26 0.016 0.008
225 Bus334 0.4 99.24 0.04 0.017
226 Bus336 0.4 100.27 0.059 0.026
227 Bus338 0.4 98.92 0.022 0.01
228 Bus339 0.4 99.1 0.01 0.005
229 Bus341 0.4 99.85 0.007 0.004
230 Bus343 0.4 100.75 0.028 0.013
231 Bus344 0.4 100.02 0.49 0.368
232 Bus346 0.4 100.07 0.019 0.009
233 Bus348 0.4 99.95 0.014 0.007
234 Bus349 0.4 100.03 0.005 0.003
235 Bus351 0.4 100.03 0.005 0.003
236 Bus353 0.4 100.03 0.005 0.003
237 Bus354 0.4 100.03 0.005 0.003
238 Bus355 0.4 99.97 0.005 0.003

97
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
239 Bus357 0.4 100.21 0.005 0.003
240 Bus358 0.4 98.06 0.005 0.003
241 Bus360 0.4 98.89 0.005 0.003
242 Bus361 0.4 98.5 0.006 0.003
243 Bus362 0.4 98.85 0.045 0.02
244 Bus363 0.4 97.92 0.01 0.005
245 Bus365 0.4 99.72 0.092 0.04
246 Bus366 0.4 98.19 0.03 0.014
247 Bus368 0.4 99.24 0.005 0.003
248 Bus370 0.4 99.37 0.005 0.003
249 Bus371 0.4 99.14 0.005 0.003
250 Bus372 0.4 99.29 0.005 0.003
251 Bus373 0.4 99.54 0.005 0.003
252 Bus374 0.4 99.39 0.005 0.003
253 Bus375 0.4 98.29 0.012 0.006
254 Bus377 0.4 98.29 0.012 0.006
255 Bus379 0.4 98.29 0.012 0.006
256 Bus381 0.4 98.29 0.012 0.006
257 Bus384 0.4 101.22 0.014 0.007
258 Bus385 0.4 101.15 0.005 0.003
259 Bus387 0.4 100.9 0.007 0.004
260 Bus388 0.4 101.11 0.005 0.003
261 Bus389 0.4 95.42 0.007 0.004
262 Bus393 0.4 96.29 0.005 0.003
263 Bus394 0.4 96.29 0.005 0.003
264 Bus395 0.4 96.4 0.065 0.028
265 Bus397 0.4 96.4 0.065 0.028
266 Bus402 0.4 96.88 0.004 0.002
267 Bus403 0.4 98.14 0.034 0.015
268 Bus404 0.4 99.77 0.023 0.011
269 Bus405 0.4 97.12 0.013 0.006
270 Bus407 0.4 95.23 0.006 0.003
271 Bus411 0.4 98.14 0.034 0.015
272 Bus412 0.4 99.77 0.023 0.011
273 Bus413 0.4 97.12 0.013 0.006
274 Bus414 0.4 99.83 0.081 0.035
275 Bus415 0.4 98.63 0.01 0.005
276 Bus416 0.4 99.11 0.005 0.003
277 Bus418 0.4 95.42 0.007 0.004

98
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
278 Bus419 0.4 97.96 0.019 0.009
279 Bus421 0.4 98.07 0.023 0.011
280 Bus423 0.4 97.96 0.019 0.009
281 Bus424 0.4 97.59 0.01 0.005
282 Bus426 0.4 97.59 0.01 0.005
283 Bus427 0.4 96.86 0.01 0.005
284 Bus429 0.4 96.86 0.01 0.005
285 Bus430 0.4 97.42 0.045 0.02
286 Bus432 0.4 97.42 0.045 0.02
287 Bus433 0.4 97.38 0.034 0.015
288 Bus435 0.4 97.38 0.034 0.015
289 Bus436 0.4 96.86 0.01 0.005
290 Bus438 0.4 96.86 0.01 0.005
291 Bus439 0.4 99.09 0.558 0.247
292 Bus441 0.4 98.91 0.086 0.037
293 Bus443 0.4 98.91 0.086 0.037
294 Bus446 0.4 98.91 0.086 0.037
295 Bus447 0.4 98.91 0.086 0.037
296 Bus449 0.4 98.75 0.01 0.005
297 Bus451 0.4 98.75 0.01 0.005
298 Bus452 0.4 98.75 0.01 0.005
299 Bus453 0.4 98.71 0.006 0.004
300 Bus455 0.4 97.23 0.065 0.028
301 Bus457 0.4 95.92 0.005 0.003
302 Bus459 0.4 95.92 0.005 0.003
303 Bus461 0.4 97.79 0.055 0.024
304 Bus462 0.4 97.17 0.034 0.015
305 Bus463 0.4 96.36 0.01 0.005
306 Bus465 0.4 96.36 0.01 0.005
307 Bus466 0.4 97.01 0.086 0.037
308 Bus468 0.4 97.01 0.086 0.037
309 Bus469 0.4 96.73 0.005 0.003
310 Bus470 0.4 95.8 0.028 0.013
311 Bus471 0.4 96.34 0.012 0.006
312 Bus473 0.4 96.34 0.012 0.006
313 Bus474 0.4 95.7 0.019 0.009
314 Bus475 0.4 95.03 0.006 0.003
315 Bus477 0.4 95.43 0.134 0.058
316 Bus479 0.4 95.43 0.134 0.058

99
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
317 Bus482 0.4 96.34 0.012 0.006
318 Bus483 0.4 96.34 0.012 0.006
319 Bus485 0.4 96.34 0.012 0.006
320 Bus486 0.4 95.15 0.004 0.002
321 Bus488 0.4 95.15 0.004 0.002
322 Bus490 0.4 96.1 0.007 0.004
323 Bus492 0.4 96.1 0.007 0.004
324 Bus493 0.4 96.1 0.007 0.004
325 Bus494 0.4 96.1 0.007 0.004
326 Bus495 0.4 96.95 0.008 0.004
327 Bus497 0.4 96.95 0.008 0.004
328 Bus498 0.4 96.95 0.008 0.004
329 Bus499 0.4 96.42 0.01 0.005
330 Bus501 0.4 97.34 0.045 0.02
331 Bus502 0.4 97.2 0.005 0.003
332 Bus505 0.4 97.05 0.005 0.003
333 Bus507 0.4 97.05 0.005 0.003
334 Bus508 0.4 96.15 0.008 0.004
335 Bus510 0.4 96.15 0.008 0.004
336 Bus511 0.4 95.36 0.108 0.046
337 Bus512 0.4 95.57 0.012 0.006
338 Bus514 0.4 98.07 0.012 0.006
339 Bus517 0.4 95.57 0.012 0.006
340 Bus518 0.4 98.07 0.012 0.006
341 Bus519 0.4 95.57 0.012 0.006
342 Bus520 0.4 98.07 0.012 0.006
343 Bus521 0.4 95.57 0.012 0.006
344 Bus522 0.4 98.07 0.012 0.006
345 Bus523 0.4 95.57 0.012 0.006
346 Bus524 0.4 98.07 0.012 0.006
347 Bus525 0.4 95.57 0.012 0.006
348 Bus526 0.4 98.07 0.012 0.006
349 Bus527 0.4 95.57 0.012 0.006
350 Bus528 0.4 98.07 0.012 0.006
351 Bus529 0.4 95.57 0.012 0.006
352 Bus530 0.4 98.07 0.012 0.006
353 Bus531 0.4 95.57 0.012 0.006
354 Bus532 0.4 98.07 0.012 0.006
355 Bus533 0.4 95.57 0.012 0.006

100
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
356 Bus534 0.4 98.07 0.012 0.006
357 Bus535 0.4 95.57 0.012 0.006
358 Bus536 0.4 98.07 0.012 0.006
359 Bus537 0.4 96.06 0.028 0.013
360 Bus538 0.4 97.28 0.019 0.009
361 Bus540 0.4 95.57 0.012 0.006
362 Bus542 0.4 95.07 0.006 0.003
363 Bus544 0.4 96.75 0.086 0.037
364 Bus546 0.4 96.75 0.086 0.037
365 Bus547 0.4 96.75 0.086 0.037
366 Bus548 0.4 95.4 0.134 0.058
367 Bus550 0.4 95.4 0.134 0.058
368 Bus551 0.4 96.44 0.034 0.015
369 Bus553 0.4 96.44 0.034 0.015
370 Bus554 0.4 96.44 0.034 0.015
371 Bus592 0.4 98.26 0.505 0.244
372 Bus602 0.4 97.39 0.034 0.015
373 Bus603 0.4 97.41 0.045 0.02
374 Bus604 0.4 97.21 0.014 0.007
375 Bus605 0.4 97.08 0.006 0.003
376 Bus606 0.4 95.03 0.005 0.003
377 Bus607 0.4 95.03 0.005 0.003
378 Bus608 0.4 97.04 0.079 0.035
379 Bus609 0.4 97.69 0.005 0.003
380 Bus610 0.4 97.69 0.005 0.003
381 Bus640 0.4 97.32 0.005 0.003
382 Bus641 0.4 97.32 0.005 0.003
383 Bus642 0.4 97.32 0.005 0.003
384 Bus643 0.4 96.49 0.007 0.004
385 Bus644 0.4 96.85 0.01 0.005
386 Bus645 0.4 96.84 0.012 0.006
387 Bus646 0.4 97.13 0.01 0.005
388 Bus647 0.4 96.84 0.012 0.006
389 Bus648 0.4 97.13 0.01 0.005
390 mc01 0.4 101.58 0.862 0.387
391 MC02 0.4 101.58 0.324 0.152
MC02
0.4 100.9 0.525 0.261
392 MOTOR
393 MC03 0.4 101.58 0.603 0.274

101
Nominal MW MVAr
Bus ID Voltage
No kV Loading Loading
394 MC11 0.4 100.9 0.153 0.073
395 MC21 0.4 100.9 0.094 0.045
396 MC22 0.4 100.9 0.1 0.052
397 MC23 0.4 100.9 0.03 0.018

Sama halnya dengan 2 (dua) simulasi sebelumnya, simulasi ketiga ini dapat

dilihat bahwa tidak ada lagi bus yang mengalami jatuh tegangan yang nilainya

berada di bawah standar yang ada, yakni 0.95 p.u. Semua bus yang sebelumnya

mengalami jatuh tegangan telah kembali normal.

Hal ini juga ditunjukkan dengan jelas oleh Gambar 4.25 berikut:

120

100

80
Tegangan %

60

40

20

0
Bus22
Bus40
Bus63
Bus95
582 ER 56

MC02
54AMC01 Motor

BUS MOTOR ER51

Bus381

Bus540
Bus124
Bus158
Bus190
Bus225
Bus249
Bus269
Bus290
Bus315
Bus336
Bus360

Bus411
Bus432
Bus457
Bus479
Bus502
Bus524

Bus606

Gambar 4. 25 Profil Tegangan Simulasi 3

Pada gambar 4.25 di atas, terlihat bahwa tegangan yang ada di tiap bus

berada pada standar, tidak melebih dan juga tidak berada di bawah standar yang

ada, artinya setelah adanya pemasangan kapasitor sesuai dengan simulasi ketiga,

102
tegangan yang ada pada sistem Tonasa V mengalami perbaikan yang cukup

signifikan.

IV.4 Analisis Hasil Simulasi

Berdasarkan hasil simulasi analisis aliran daya sebelum pemasangan

kapasitor pada sistem kelistrikan PT Semen Tonasa Sektor Tonasa V, terlihat

bahwa tegangan sistem memiliki kualitas yang kurang baik, karena terdapat

43(empat puluh tiga) bus yang mengalami jatuh tegangan, yang nilainya berada di

bawah standar 0.9 p.u.

Adanya jatuh tegangan pada sistem ini disebabkan karena banyaknya

beban-beban induktif yang digunakan pada PT Semen Tonasa, sehingga permintaan

suplai daya reaktif meningkat. Ketika tidak terdapat supplai daya reaktif di sekitar

beban, generator akan menjadi satu-satunya penyuplai daya reaktif sehingga akan

menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tegangan. Oleh karena itu, sistem

dianggap tidak stabil dan diperlukan penambahan kompensator VAr berupa

kapasitor bank.

Penambahan kapasitor bank ini memerlukan analisis Optimal Capacitor

Placement guna menentukan lokasi penempatan kapasitor yang paling optimal, dan

juga menentukan kapasitas kapasitor yang harus digunakan serta menentukan

jumlah kapasitor yang harus dipasang di tiap bus terpilih, guna memperbaiki

kualitas tegangan pada sistem.

103
Simulasi Optimal Capacitor Placement dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali

dengan kandidat bus yang berbeda-beda. Hasil analisis dari simulasi menampilkan

lokasi optimal penempatan kapasitor untuk memperbaiki kualitas tegangan. Untuk

3 (tiga) simulasi yang dilakukan didapatkan hasil lokasi penempatan kapasitor yang

berbeda, namun ketiga simulasi yang ada dapat memperbaiki nilai tegangan yang

ada pada sistem.

Pada simulasi pertama, semua bus yang ada pada sistem dijadikan kandidat

bus, didapatkan 83 kapasitor yang dipasang pada 20 bus dengan jumlah kVAr

sebesar 16600 kVAr. Pada simulasi kedua, semua bus yang mengalami jatuh

tegangan digunakan sebagai kandidat bus, yang artinya 43 (empat puluh tiga) bus

dijadikan kandidat bus dan didapatkan hasil berupa pemasangan kapasitor sebanyak

46 buah, yang dipasang pada 11 bus, dengan jumlah kVAr sebesar 8100 kVAr.

Sedangkan simulasi ketiga hanya dipilih beberapa bus saja dari bus yang

mengalami jatuh tegangan untuk dijadikan kandidat bus, hasilnya didapatkan

pemasangan kapasitor sebanyak 55 buah pada 9 bus, dengan jumlah kVar sebesar

5800 kVAr.

Berdasarkan hasil simulasi di atas, dapat dilihat bahwa simulasi ketiga

hanya membutuhkan injeksi daya reaktif sebesar 5800 kVAr untuk meningkatkan

kualitas tegangan yang ada pada sistem. Hal ini dikarenakan kandidat bus yang

digunakan adalah hanya beberapa dari bus yang mengalami jatuh tegangan,

sehingga pemasangan kapasitor hanya dilakukan pada bus-bus tersebut. Sehingga

daya reaktif yang dihasilkan oleh kapasitor akan langsung mengalir ke beban

induktif, sehingga mampu meningkatkan kualitas tegangan.

104
Setelah dilakukan pemasangan kapasitor pada lokasi yang telah ditentukan

dari hasil analisis Optimal Capacitor Placement untuk ketiga simulasi, maka

didapatkan profil tegangan pada sistem yang sudah berada dalam level standar yang

ada.

Terlihat dari semua data yang ada bahwa setelah adanya pemasangan

kapasitor bank terbukti lebih baik dibandingkan sebelum adanya pemasangan

kapasitor bank. Setelah dipasangnya kapasitor bank, range nilai tegangan berada

pada 0.90 p.u – 1.10 p.u.

Setelah pemasangan kapasitor bank juga menimbulkan penurunan nilai

rugi-rugi daya pada sistem, hal ini dikarenakan berkurangnya daya reaktif yang

dupasok langsung dari sumber, maka daya aktif juga meningkat dan membuat daya

semu berkurang. Pemasangan kapasitor akan memperbaiki factor daya sehingga

dengan sendirinya mengurangi daya reaktif yang dipasok dari sumber.

Berikut Tabel 4.11 yang memperlihatkan perbandingan total rugi-rugi daya

yang terjadi pada leadaan sebelum dipasang kapasitor, simulasi 1, simulasi 2 dan

simulasi 3:

Tabel 4.11 Perbandingan Total Rugi-rugi Daya Pada Sistem

Total Rugi-Rugi Daya Aktif Daya Reaktif


Daya (MW) (MVAr)
Tanpa Kapasitor 1.011 8.191
Simulasi 1 0.868 6.974
Simulasi 2 0.884 7.2
Simulasi 3 0.9 7.338

105
Gambar 4.26 berikut memperlihatkan grafik perbandingan rugi-rugi daya

sebelum dan setelah pemasangan kapasitor untuk setiap simulasi yang telah

dilakukan.

6
Rugi-rugi daya

5
Daya Aktif (MW)
4
Daya Reaktif (MVar)
3

0
Tanpa Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3
Kapasitor

Gambar 4.26 Perbandingan Rugi-rugi Daya Sebelum dan Setelah Pemasangan Kapasitor

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa simulasi pertama merupakan

simulasi yang paling menurunkan atau mereduksi rugi-rugi daya yang terdapat

pada sistem, hal ini dikarenakan pada simulasi pertama jumlah kapasitor yang

digunakan lebih banyak dibanding simulasi lainnya, hal ini membuat rugi-rugi

dayanya semakin kecil.

IV.5 Analisis Ekonomis

Setelah analisis pemasangan kapasitor dilakukan, didapatkan jumlah

kapasitor bank yang diperlukan untuk memperbaiki kualitas tegangan pada sistem

kelistrikan PT Semen Tonasa Sektor Tonasa V. Selanjutnya, dilakukan analisis

106
ekonomis guna mengetahui estimasi biaya untuk melakukan pemasangan kapasitor

bank. Biaya instalasi dan biaya operasi kapasitor yang digunakan merupakan harga

standar IEC pada software ETAP 12.6.

a. Simulasi Pertama

Tabel 4.12 berikut merupakan tabel daftar biaya penambahan kapasitor

mulai dari harga instalasi, harga kapasitor, serta harga operasi per tahun tiap

kapastior bank yang digunakan.

Tabel 4.12 Biaya Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 1

Biaya (Rp.)
Jumlah
ID Bus kVAr/Bank Jumlah Operasi/
kVAr Instalasi Harga
Tahun
582 ER 55A 200 7 1400 104000000 364000000 18200000

Bus 125 200 8 1600 104000000 416000000 20800000

Bus 126 200 6 1200 104000000 312000000 15600000

582 ER 56 200 6 1200 104000000 312000000 15600000

Bus 70 200 4 800 104000000 208000000 10400000

582 ER 57 200 5 1000 104000000 260000000 13000000

Bus 68 200 4 800 104000000 208000000 10400000

582 ER 59 200 3 600 104000000 156000000 7800000

Bus 114 200 2 400 104000000 104000000 5200000

582 ER 58B 200 6 1200 104000000 312000000 15600000

Bus 104 200 1 200 104000000 52000000 2600000

582 ER 58A 200 4 800 104000000 208000000 10400000

Bus 95 200 2 400 104000000 104000000 5200000

Bus 96 200 3 600 104000000 156000000 7800000

107
582 ER 54 200 6 1200 104000000 312000000 15600000

Bus 334 200 1 200 104000000 52000000 2600000

Bus 43 200 5 1000 104000000 260000000 13000000

Bus 13 200 2 400 104000000 104000000 5200000

Bus 12 200 6 1200 104000000 312000000 15600000

582ER53LV01 200 2 400 104000000 104000000 5200000

Total Biaya 2080000000 4316000000 215800000

Berdasarkan tabel 4.12, total biaya yang diperlukan untuk pemasangan

kapasitor sebesar Rp.6.611.800.000,-

Berdasarkan total harga tersebut dapat ditentukan break even point yang

merupakan titik dimana perusahaan mendapatkan kembali biaya yang dikeluarkan

untuk pemasangan kapasitor dan mulai mendapatkan keuntungan.

Salah satu keuntungan yang didapatkan dari perusahaan dari pemasangan

kapasitor adalah berkurangnya rugi-rugi daya pada sistem. Pada simulasi 1 ini,

pemasangan kapasitor berhasil mereduksi rugi-rugi daya yang awalnya sebesar

1.011 MW menjadi sebesar 868 kW.

Berdasarkan data laporan produksi harian PT Semen Tonasa, pembangkit

yang menyuplai tonasa V rata-rata mengonsumsi bahan bakar sebesar 0.00125

ton/kWh. Berdasarkan data yang ada, biaya bahan bakar tersebur sebesar

Rp.910.000,-/ton. Dengan adanya pemasangan kapasitor, dapat mereduksi rugi-rugi

daya sebesar 143 kW. Sehingga biaya produksi dari 143 kW ini menjadi

keuntungan yang didapatkan perusahaan.

108
Keuntungan(Rp/Tahun) = 143 kW x 24 jam x 30 hari x 12 x 0.00125 ton/kWh

x Rp.910.000,-/ton

= Rp. 1.316.952.000,-

Berdasarkan perhitungan di atas, keuntungan yang didapatkan perusahaan

setelah pemasangan kapasitor bank adalah sebesar Rp. 1.316.952.000,-per tahun.

Sehingga break even point dapat dilihat pada gambar 4.27 berkut ini:

BREAK EVEN POINT


1771224000

tahun keuntungan
551668000
1

1 2 3 4 5 6 7
-667888000
-1887444000

Gambar 4.27 Break Even Point Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 1

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan akan mengalami

kerugian di awal-awal tahun ketika pertama kali pemasangan kapasitor, akan tetapi

setelah tahun ke 6 perusahaan mulai mendapatkan keuntungan dari pemasangan

kapasitor tersebut.

109
b. Simulasi Kedua

Tabel 4.13 berikut ini merupakan daftar harga kapasitor yang digunakan

sesuai dengan simulasi kedua Optimal Capacitor Placement. Yang memperlihatkan

biaya keseluruhan penambahan kapasitor bank.

Tabel 4.13 Biaya Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 2

Biaya (Rp.)
Jumlah
ID Bus kVAr/Bank Jumlah Operasi/
kVAr Instalasi Harga
Tahun
Bus 125 200 10 2000 104000000 520000000 26000000

Bus 126 200 5 1000 104000000 260000000 13000000


Bus 78000000 65000000 6500000
100 5 500
VFD5
Bus 13 200 2 400 104000000 104000000 5200000

Bus 12 200 6 1200 104000000 312000000 15600000

MC03 100 1 100 78000000 13000000 1300000

Bus 278 100 5 500 78000000 65000000 6500000


54AMC01 104000000 156000000 7800000
200 3 600
MOTOR
MC11 200 1 200 104000000 52000000 2600000

56MC01 200 5 1000 104000000 260000000 13000000

57MC01 200 3 600 104000000 156000000 7800000

Total 1066000000 1963000000 105300000


Biaya

Berdasarkan tabel di atas, total biaya yang diperlukan untuk pemasangan

kapasitor adalah sebesar Rp.3.134.300.000,-

110
Pemasangan kapasitor mereduksi rugi-rugi yang awalnya sebesar 1011 MW

menjadi 884 kW. Sehingga biaya produksi dari 127 kW ini menjadi keuntungan

yang akan didapatkan oleh perusahaan per tahunnya.

Keuntungan(Rp/Tahun) = 127 kW x 24 jam x 30 hari x 12 x 0.00125 ton/kWh

x Rp.910.000,-/ton

= Rp. 1.248.156.000,-

Keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dari pemasangan 46

kapasitor ini sebesar Rp.1.248.156.000,-per tahun. Sehingga break even point dapat

dilihat pada gambar 4.28 berikut ini:

BREAK EVEN POINT


1771224000

tahun keuntungan
551668000
1

1 2 3 4 5 6 7
-667888000
-1887444000

Gambar 4.28 Break Even Point Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 2

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan akan mengalami

kerugian di awal-awal tahun ketika pertama kali pemasangan kapasitor, akan tetapi

111
setelah tahun ke 3 perusahaan mulai mendapatkan keuntungan dari pemasangan

kapasitor tersebut.

c. Simulasi ketiga

Tabel 4.14 berikut merupakan tabel yang menunjukkan harga-harga dari

kapasitor yang digunakan sesuai dengan hasil simulasi ketiga Optimal Capacitor

Placement:

Tabel 4.14 Biaya Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 3

Biaya (Rp.)
Jumlah
ID Bus kVAr/Bank Jumlah Operasi/
kVAr Instalasi Harga
Tahun
Bus 125 100 13 1300 78000000 169000000 16900000

Bus 126 100 7 700 78000000 91000000 9100000

Bus VFD5 100 5 500 78000000 65000000 6500000

Bus 70 100 9 900 78000000 117000000 11700000

Bus 43 100 6 600 78000000 78000000 7800000

ER51M 100 1 100 78000000 13000000 1300000

Bus 12 100 7 700 78000000 91000000 9100000

582ER53LV01 100 3 300 78000000 39000000 3900000

Bus 68 100 7 700 78000000 91000000 9100000

Total Biaya 702000000 754000000 28600000

Berdasarkan tabel di atas, total harga pemasangan kapasitor seluruhnya

adalah sebesar Rp. 1.484.600.000,- .

112
Pemasangan kapasitor mereduksi rugi-rugi yang awalnya sebesar 1011 MW

menjadi 900 kW. Sehingga biaya produksi dari 111 kW ini menjadi keuntungan

yang akan didapatkan oleh perusahaan per tahunnya.

Keuntungan(Rp/Tahun) = 111 kW x 24 jam x 30 hari x 12 x 0.00125 ton/kWh

x Rp.910.000,-/ton

= Rp. 1.090.908.000,-

Keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dari pemasangan 46

kapasitor ini sebesar Rp. 1.090.908.000,-per tahun. Sehingga break even point

dapat dilihat pada gambar 4.29 berikut ini:

Break Even Point


2E+09

1.5E+09

1E+09

500000000

0
1 2 3
-5E+08

-1E+09

tahun untung

Gambar 4. 29 Break Even Point Pemasangan Kapasitor Bank Simulasi 2

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perusahaan akan mengalami

kerugian pada saat tahun pertama saja, tahun-tahun setelahnya, perusahaan akan

mengalami keuntungan karena adanya penambahan kapasitor.

113
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan dengan menggunakan

software ETAP 12.6 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Beban-beban motor yang banyak yang terdapat pada PT. Semen Tonasa

menyebabkan besarnya rugi-rugi daya yang mengakibatkan 43 bus

mengalami jatuh tegangan, dan menyebabkan rugi-rugi daya aktif sebesar

1011 kW atau sama dengan Rp. 9.936.108.000,- per tahun.

2. Untuk memperbaiki kualitas tegangan pada sistem kelistrikan PT Semen

Tonasa Sektor Tonasa V, maka diperlukan 16600 kVAr, sebanyak 5 buah

kapasitor yang dipasang pada 9 bus yang berbeda. 13 (tiga belas) buah

kapasitor 100 kVAr dipasang pada bus 125, 7 (tujuh) buah kapasitor 100

kVAr dipasang pada masing-masing bus 126, bus 12 dan bus 68, 5 (lima)

buah kapasitor 100 kVAr dipasang pada bus VFD5, 9 (sembilan) buah

kapasitor 100 kVAr dipasang pada bus 70, 6 (enam) buah kapasitor 100

kVAr dipasang pada bus 43, 1 (satu) buah kapasitor 100 kVAr dipasang

pada bus ER51M, dan 3 (tiga) buah kapasitor 100 kVAr dipasang pada bus

582ER53LV01.

3. Berdasarkan analisis ekonomis, total biaya yang diperlukan untuk

pemasangan kapasitor adalah sebesar Rp. 1.484.600.000,- dengan

keuntungan tiap tahun sebesar Rp. 1.090.908.000,- berdasarkan metode

114
break even point, walaupun di awal tahun perusahaan mengalami kerugian

karena besarnya biaya pemasangan, akan tetapi tahun kedua perusahaan

akan mendapatkan keuntungan dari berkurangnya rugi-rugi daya yang ada

pada jaringan.

V.2 Saran

1. Sebaiknya sebelum dilakukan simulasi menggunakan software ETAP

(Electrical Transient and Analysis Program) 12.6, harus dipastikan terlebih

dahulu semua data yang dibutuhkan telah lengkap dan akurat, agar

mendapatkan hasil simulasi yang lebih maksimal.

2. Sebaiknya simulasi penempatkan kapasitor dikombinasikan dengan metode

perbaikan kualitas tegangan yang lainnya guna memperbaiki kualitas

tegangan sehingga sistem kelistrikan dapat lebih handal, efektif, dan

efiseien dalam menyuplai kebutuhan listrik.

3. Sebaiknya jangan mengganti beban motor menggunakan beban lumped load

karena dapat mempengaruhi rugi-rugi daya pada simulasi ETAP.

115
DAFTAR PUSTAKA

Berahim, H., 2011. Teknik Tenaga Listrik Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
BPPT, 2012. Panduan Penanganan Kualitas Daya pada Sektor Industri. Jakarta :
Tim Penyusun BPPT.
Cruz, R. G. D., 2009. Analisis Kualitas Daya dan Cara Peningkatannya Pada
Jaringan Distribusi Tegangan Menengah dan rendah EDTL Timor Leste di Sistem
PLTD Kabupaten Baucau. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Das, D., 2006. Electrical Power System. New Delhi: New Age International.
ETAP, n.d. Optimal Capacitor Placement Costs Benefits Due to Loss Reduction.
[Online]
Available at: http://etap.com/downloads/brochuros/optimal-capacitor-placement-
benefit.pdf
Hermanto, Dian Yayan Sukma, Feranita, 2017. Perbaikan Jatuh Tegangan pada
Feeder Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 kV Teluk Kuantan. Riau:
Universitas Riau.
Hermanto, d., 2017. Perbaikan jatuh tegangan pada feeder jaringan distribusi
tegangan menengah 20 kV teluk kuantan. FTEKNIK, Volume 4.
Kundur, P., 1994. Power System Stability and Control. New York, USA:
McGraw-Hill.
PLN, 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Kapasitor. Jakarta: Perusahaan Listrik
Negara.
PT Semen Tonasa, 2015. Profil Singkat PT. Semen Tonasa. [Online]
Available at: www.sementonasa.co.id/profile_brief.php.
[Accessed Senin Desember 2017].
R. Sastry Vedam, M. S. S., 2009. Power Quality VAR compensation in Power
System. London: Group, Taylor and Francis.
Rinaldo Jaya Sitorus, Eddy Warman, 2013. STUDI KUALITAS LISTRIK DAN
PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA BEBAN LISTRIK RUMAH TANGGA
MENGGUNAKAN KAPASITOR. Fakultas Teknik: Universitas Sumatera Utara.
Saadat, H., 1999. Power System Analysis. Singapore: The Mc-Graw-Hill
Company.
Suripto, S., 2016. Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

116
Suswanto, D., 2009. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Padang: Universitas Negeri
Padang.
Vedam, R. R., 2009. Power Quality VAR Compensation in Power System.
London: Taylor and Francis.

117
LAMPIRAN

118
Data Beban PT. Semen Tonasa Sektor Tonasa V
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
438
524RE01 Bus11 0.4 178 0
kVA
582ER51LV01 Bus13 4.4 kVA 0.4 1.75 1.312
582ER52ALV01F01 Bus12 7.5 kVA 0.4 2.983 2.238
582ER53 LV01 582ER53LV01 4.4 kVA 0.4 1.399 1.049
582ER54A LV01 Bus43 4.4 kVA 0.4 1.399 1.049
582ER54BLV01F01 Bus344 4.4 kVA 0.4 1.404 1.053
1061
582ER54BMC01 Bus344 0.4 339 254
kVA
582ER55A-LV01 Bus125 4.4 kVA 0.4 1.704 1.278
582ER55A-LV02 Bus126 4.4 kVA 0.4 1.829 1.134
582ER56LV01F01 Bus70 4.4 kVA 0.4 1.849 1.146
582ER57-LV01 Bus68 4.4 kVA 0.4 1.727 1.296
582ER57-LV02 Bus41 4.4 kVA 0.4 1.736 1.302
2467
582ER57-LV03 Bus76 0.69 968 726
kVA
582ER58-ALV03 Bus104 4.4 kVA 0.4 1.405 1.054
582ER58A-LV01 Bus95 4.4 kVA 0.4 1.402 1.052
582ER58A-LV02 Bus96 4.4 kVA 0.4 1.399 1.049
511
582ER58AMC01 Bus95 0.4 163 122
kVA
450
582ER58AMC02 Bus95 0.4 143 108
kVA
1127
582ER58AMC03 Bus95 0.4 359 269
kVA
473
582ER58AMC04 Bus95 0.4 151 113
kVA
511
582ER58AMC05 Bus104 0.4 163 122
kVA
454
582ER58AMC06 Bus104 0.4 145 109
kVA
1132
582ER58AMC07 Bus104 0.4 362 271
kVA
499
582ER58AMC08 Bus104 0.4 159 120
kVA
680
582ER58CMC01 Bus96 0.4 216 162
kVA
828
582ER58CMC02 Bus96 0.4 263 197
kVA
582ER58CMC11 Bus96 63 kVA 0.4 20.033 15.025
582ER58CMC12 Bus96 63 kVA 0.4 20.033 15.025
254
582ER59-LV01 Bus114 0.4 80.961 60.721
kVA
501
582ER59MC01 Bus114 0.4 160 120
kVA
1085
582ER59MC02 Bus114 0.4 346 259
kVA

119
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
242
582ER59MC03 Bus114 0.4 77.136 57.852
kVA
489
582ER59MC04 Bus114 0.4 156 117
kVA
307
582ERCCRMC01 Bus125 0.4 119 89.195
kVA
561
583ER53MC1 582ER53LV01 0.4 178 134
kVA
466
583ER54BMC01 Bus344 0.4 149 112
kVA
752
583ER55AMC01 Bus125 0.4 291 218
kVA
106
583ER57MC01 Bus68 0.4 41.616 31.212
kVA
583ER58AMC01 Bus95 4.4 kVA 0.4 1.402 1.052
CMBF 545FN05 B.VFD4 250 kW 0.4 134 57.575
1840
CMF 54SFN04 Bus63 6.3 1174 473
kW
1060
CMT54MD01 Bus61 6.3 848 348
kW
Furnished Fan 532fn11 Bus33 250 kW 6.3 134 57.575
1200
Limestone C 521CR01 Bus5 6.3 1151 470
kW
Limestone C 1200
Bus7 6.3 1151 470
521CR01M02 kW
1875
Load1 Bus259 0.4 1059 0
kVA
1875
Load3 Bus260 0.4 1059 0
kVA
2079
Lump13 Bus82 0.69 816 612
kVA
864
Lump15 Bus132 0.4 341 256
kVA
229
Lump17 Bus126 0.4 179 134
kVA
7600
M532FN11 Bus35 6.3 4571 1759
kW
5350
M532MD01 Bus36 6.3 3789 1476
kW
M544FN01 B.VFD6 500 kW 0.69 482 202
M544FN02 B.VD5 345 kW 0.69 333 141
5500
M552MD01 Bus88 6.3 2325 905
kW
2400
M553FN2 B.VFD3 6 1376 550
kW
2400
M553FN15 B.VFD13 6 1376 550
kW
5500
M553MD01 Bus107 6.3 3488 1357
kW
Mtr5 Bus139 200 kW 0.4 108 46.405
Mtr7 Bus141 45 kW 0.4 24.537 11.3

120
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr9 Bus143 110 kW 0.4 59.402 26.051
Mtr11 Bus145 110 kW 0.4 59.402 26.051
Mtr13 Bus147 75 kW 0.4 40.589 17.993
Mtr15 Bus149 132 kW 0.4 71.213 31.062
Mtr17 Bus151 132 kW 0.4 71.213 31.062
Mtr21 Bus155 75 kW 0.4 40.589 17.993
Mtr23 Bus157 75 kW 0.4 40.589 17.993
Mtr24 Bus158 0.37 kW 0.4 0.249 0.19
Mtr26 Bus160 0.37 kW 0.4 0.249 0.19
Mtr28 Bus162 11 kW 0.4 6.348 3.517
Mtr31 Bus165 2.2 kW 0.4 1.361 0.892
Mtr32 Bus166 0.37 kW 0.4 0.249 0.19
Mtr36 Bus168 2.2 kW 0.4 1.361 0.892
Mtr40 Bus172 5.5 kW 0.4 3.268 1.955
Mtr41 Bus173 1.1 kW 0.4 0.702 0.49
Mtr42 Bus174 3 kW 0.4 1.83 1.164
Mtr44 Bus176 3 kW 0.4 1.83 1.164
Mtr48 Bus180 132 kW 0.4 71.213 31.062
Mtr50 Bus182 15 kW 0.4 8.547 4.564
Mtr54 Bus186 0.75 kW 0.4 0.487 0.352
Mtr55 Bus187 2.2 kW 0.4 1.361 0.892
Mtr56 Bus188 7.5 kW 0.4 4.398 2.544
Mtr58 Bus190 150 kW 0.4 80.863 35.15
BUS MOTOR
Mtr59 3.5 kW 0.4 3.817 2.392
ER51
BUS MOTOR
Mtr61 3.5 kW 0.4 2.121 1.329
ER51
BUS MOTOR
Mtr62 200 kW 0.4 194 83.53
ER51
BUS MOTOR
Mtr64 200 kW 0.4 108 46.405
ER51
BUS MOTOR
Mtr65 75 kW 0.4 40.589 17.993
ER51
BUS MOTOR
Mtr67 5.5 kW 0.4 3.268 1.955
ER51
BUS MOTOR
Mtr70 75 kW 0.4 40.589 17.993
ER51
BUS MOTOR
Mtr71 5.5 kW 0.4 3.268 1.955
ER51
Mtr72 Bus191 335 kW 0.69 180 76.377
1750
Mtr73 Bus205 0.4 1768 714
kW
2150
Mtr74 Bus206 6.3 1599 641
kW
Mtr75 Bus209 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr77 Bus211 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr78 Bus212 90 kW 0.4 54.851 24.186
Mtr80 Bus214 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr82 Bus216 132 kW 0.4 77.565 33.833

121
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr84 Bus218 90 kW 0.4 54.851 24.186
Mtr86 Bus220 90 kW 0.4 54.851 24.186
Mtr87 Bus221 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr88 mc01 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr90 mc01 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr91 mc01 3.5 kW 0.4 4.36 2.732
Mtr93 mc01 3.5 kW 0.4 4.36 2.732
Mtr94 mc01 132 kW 0.4 140 60.899
Mtr95 mc01 75 kW 0.4 81.769 36.248
Mtr96 mc01 30 kW 0.4 33.704 16.447
Mtr100 mc01 132 kW 0.4 140 60.899
Mtr101 mc01 75 kW 0.4 81.769 36.248
Mtr102 mc01 30 kW 0.4 33.704 16.447
Mtr104 Bus223 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr105 Bus224 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr106 Bus225 45 kW 0.4 28.02 12.905
Mtr107 Bus226 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr108 Bus227 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr109 Bus228 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr111 MC02 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr114 MC02 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr115 MC02 3.5 kW 0.4 4.36 2.732
Mtr116 MC02 37 kW 0.4 41.797 19.803
Mtr117 MC02 15 kW 0.4 17.18 9.174
Mtr118 MC02 75 kW 0.4 81.769 36.248
Mtr119 MC02 37 kW 0.4 41.797 19.803
Mtr121 Bus230 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr122 Bus231 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr123 Bus232 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr124 Bus233 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr125 Bus234 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr127 Bus236 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr129 Bus238 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr131 MC03 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr132 MC03 0.38 kW 0.4 0.578 0.442
Mtr135 MC03 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr136 MC03 3.5 kW 0.4 4.36 2.732
Mtr137 MC03 35 kW 0.4 39.479 18.862
Mtr138 MC03 110 kW 0.4 117 51.152
Mtr140 MC03 37 kW 0.4 41.797 19.803
Mtr143 MC03 110 kW 0.4 117 51.152
Mtr144 MC03 37 kW 0.4 41.797 19.803
Mtr147 Bus244 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr148 Bus245 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr149 Bus246 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr150 Bus247 15 kW 0.4 9.544 5.097

122
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr152 Bus249 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr156 Bus239 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr157 Bus239 0.38 kW 0.4 0.578 0.442
Mtr158 Bus239 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr160 Bus239 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr161 Bus239 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr164 Bus239 18.5 kW 0.4 21.459 11.166
Mtr165 Bus239 15 kW 0.4 17.18 9.174
Mtr168 Bus239 75 kW 0.4 81.769 36.248
Mtr169 Bus239 15 kW 0.4 17.18 9.174
Mtr171 Bus254 335 kW 0.69 180 76.377
2150
Mtr173 Bus256 6.3 2056 825
kW
Mtr174 Bus261 800 kW 0.725 470 195
Mtr176 Bus262 800 kW 0.725 470 195
Mtr177 Bus279 200 kW 0.4 108 46.405
Mtr179 Bus281 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr180 Bus282 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr181 Bus283 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr183 Bus285 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr184 Bus286 95 kW 0.4 57.716 25.415
Mtr186 Bus288 95 kW 0.4 57.716 25.415
Mtr188 Bus290 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr190 Bus292 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr191 Bus293 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr193 Bus295 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr194 Bus296 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr195 Bus278 1 kW 0.4 0.764 0.538
Mtr197 Bus278 0.38 kW 0.4 0.321 0.246
Mtr199 Bus278 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr200 Bus278 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr202 Bus278 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr203 Bus278 200 kW 0.4 108 46.405
Mtr205 Bus278 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr206 Bus278 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr210 Bus278 200 kW 0.4 108 46.405
Mtr211 Bus278 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr212 Bus278 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr213 Bus297 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr215 Bus299 132 kW 0.4 77.565 33.833
Mtr216 Bus300 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr217 Bus301 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr219 Bus303 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr220 Bus304 9.7 kW 0.4 6.324 3.555
Mtr221 54AMC01 Motor 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr223 54AMC01 Motor 0.16 kW 0.4 0.308 0.252
Mtr226 54AMC01 Motor 2.2 kW 0.4 1.57 1.029

123
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr227 54AMC01 Motor 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr229 54AMC01 Motor 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr231 54AMC01 Motor 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr232 54AMC01 Motor 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr234 54AMC01 Motor 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr236 54AMC01 Motor 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr237 54AMC01 Motor 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr239 54AMC01 Motor 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr240 54AMC01 Motor 132 kW 0.4 77.565 33.833
Mtr241 54AMC01 Motor 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr244 54AMC01 Motor 132 kW 0.4 77.565 33.833
Mtr245 54AMC01 Motor 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr247 Bus306 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr249 Bus308 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr250 Bus309 11.6 kW 0.4 7.561 4.163
Mtr252 Bus311 11.6 kW 0.4 7.561 4.163
Mtr254 Bus313 44 kW 0.4 27.414 12.665
Mtr256 Bus315 44 kW 0.4 27.414 12.665
Mtr258 MC11 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr260 MC11 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr261 MC11 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr262 MC11 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr264 MC11 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr265 MC11 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr266 MC11 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr267 MC11 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr269 MC11 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr270 MC11 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr272 Bus317 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr273 Bus318 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr275 Bus320 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr276 Bus321 35 kW 0.4 21.933 10.479
Mtr278 Bus323 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr280 Bus325 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr281 Bus326 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr282 Bus327 12 kW 0.4 7.793 4.274
Mtr283 Bus328 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr284 Bus329 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr285 Bus330 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr286 Bus331 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr287 Bus332 25 kW 0.4 15.757 7.884
Mtr289 Bus334 65 kW 0.4 40.049 17.409
Mtr291 Bus336 98 kW 0.4 59.129 26.019
Mtr293 Bus338 35 kW 0.4 21.933 10.479
Mtr294 Bus339 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr296 Bus341 11 kW 0.4 7.196 3.987

124
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr303 MC02 MOTOR 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr304 MC02 MOTOR 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr305 MC02 MOTOR 0.2 kW 0.4 0.31 0.25
Mtr306 MC02 MOTOR 0.54 kW 0.4 0.432 0.321
Mtr307 MC02 MOTOR 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr308 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr310 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr313 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr314 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr318 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr319 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr320 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr321 MC02 MOTOR 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr322 MC02 MOTOR 0.27 kW 0.4 0.313 0.246
Mtr323 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr326 MC02 MOTOR 0.2 kW 0.4 0.31 0.25
Mtr327 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr328 MC02 MOTOR 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr329 MC02 MOTOR 0.2 kW 0.4 0.31 0.25
Mtr334 MC02 MOTOR 2.7 kW 0.4 1.897 1.219
Mtr335 MC02 MOTOR 2.7 kW 0.4 1.897 1.219
Mtr336 MC02 MOTOR 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr337 MC02 MOTOR 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr338 MC02 MOTOR 2 kW 0.4 1.442 0.954
Mtr339 MC02 MOTOR 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr340 MC02 MOTOR 2 kW 0.4 1.442 0.954
Mtr341 MC02 MOTOR 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr342 MC02 MOTOR 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr343 MC02 MOTOR 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr344 MC02 MOTOR 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr345 MC02 MOTOR 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr346 MC02 MOTOR 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr347 MC02 MOTOR 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr348 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr349 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr352 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr353 MC02 MOTOR 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr355 MC02 MOTOR 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr357 MC02 MOTOR 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr358 MC02 MOTOR 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr359 MC02 MOTOR 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr361 MC02 MOTOR 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr362 MC02 MOTOR 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr364 MC02 MOTOR 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr365 MC02 MOTOR 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr367 MC02 MOTOR 75 kW 0.4 45.427 20.138

125
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr369 MC02 MOTOR 35 kW 0.4 21.933 10.479
Mtr373 MC02 MOTOR 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr374 MC02 MOTOR 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr375 MC02 MOTOR 35 kW 0.4 21.933 10.479
Mtr377 Bus343 45 kW 0.4 28.02 12.905
Mtr379 MC21 45 kW 0.4 28.02 12.905
Mtr381 MC21 45 kW 0.4 28.02 12.905
Mtr382 MC21 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr384 MC21 2.7 kW 0.4 1.897 1.219
Mtr386 MC21 2.7 kW 0.4 1.897 1.219
Mtr387 MC21 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr389 Bus346 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr391 Bus348 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr392 Bus349 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr394 Bus351 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr396 Bus353 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr397 Bus354 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr398 Bus355 8 kW 0.4 5.188 2.98
Mtr402 MC22 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr403 MC22 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr404 MC22 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr406 MC22 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr408 Bus357 7 kW 0.4 4.565 2.661
Mtr413 MC23 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr414 MC23 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr415 MC23 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr416 MC23 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr420 MC23 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr421 MC23 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr422 MC23 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr423 MC23 1.4 kW 0.4 1.052 0.719
Mtr424 MC23 1.4 kW 0.4 1.052 0.719
Mtr425 MC23 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr428 MC23 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr429 MC23 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr430 Bus358 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr432 Bus360 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr433 Bus361 9.2 kW 0.4 5.989 3.388
Mtr434 Bus362 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr435 Bus363 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr437 Bus365 170 kW 0.4 91.585 39.675
Mtr438 Bus366 47.7 kW 0.4 29.727 13.57
Mtr440 Bus368 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr442 Bus370 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr443 Bus371 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr444 Bus372 7.5 kW 0.4 4.856 2.809

126
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr445 Bus373 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr446 Bus374 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr447 Bus375 18 kW 0.4 11.582 6.045
Mtr449 Bus377 18 kW 0.4 11.582 6.045
Mtr451 Bus379 18 kW 0.4 11.582 6.045
Mtr453 Bus381 18 kW 0.4 11.582 6.045
Mtr454 56MC01 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr456 56MC01 1 kW 0.4 0.764 0.538
Mtr457 56MC01 0.44 kW 0.4 0.363 0.274
Mtr458 56MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr459 56MC01 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr460 56MC01 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr461 56MC01 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr463 56MC01 1 kW 0.4 0.764 0.538
Mtr464 56MC01 0.27 kW 0.4 0.313 0.246
Mtr465 56MC01 0.2 kW 0.4 0.31 0.25
Mtr466 56MC01 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr468 56MC01 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr469 56MC01 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr470 56MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr472 56MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr473 56MC01 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr475 56MC01 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr476 56MC01 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr477 56MC01 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr478 56MC01 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr479 56MC01 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr480 56MC01 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr481 56MC01 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr482 56MC01 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr483 56MC01 250 kW 0.4 134 57.575
Mtr484 56MC01 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr486 56MC01 200 kW 0.4 108 46.405
Mtr487 56MC01 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr490 56MC01 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr491 56MC01 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr493 Bus384 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr495 56MC11 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr497 56MC11 2.1 kW 0.4 1.506 0.992
Mtr498 56MC11 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr499 56MC11 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr500 56MC11 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr502 56MC11 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr509 56MC12 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr510 56MC12 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr511 56MC12 1.4 kW 0.4 1.052 0.719

127
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr512 56MC12 1.4 kW 0.4 1.052 0.719
Mtr513 56MC12 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr514 56MC12 2.8 kW 0.4 1.962 1.257
Mtr518 56MC12 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr519 56MC12 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr520 56MC12 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr522 Bus385 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr524 Bus387 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr525 Bus388 8 kW 0.4 5.188 2.98
Mtr529 56MC13 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr530 56MC13 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr531 56MC13 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr533 56MC13 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr537 Bus393 12 kW 0.4 7.793 4.274
Mtr538 Bus394 12 kW 0.4 7.793 4.274
Mtr539 Bus395 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr541 Bus397 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr546 Bus402 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr547 Bus403 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr548 Bus404 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr549 Bus405 35 kW 0.4 21.933 10.479
Mtr551 Bus407 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr555 Bus411 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr556 Bus412 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr557 Bus413 35 kW 0.4 21.933 10.479
Mtr558 Bus414 150 kW 0.4 80.863 35.15
Mtr559 Bus415 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr560 Bus416 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr570 56MC02 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr571 56MC02 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr572 56MC02 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr573 56MC02 0.09 kW 0.4 0.303 0.259
Mtr574 56MC02 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr575 56MC02 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr576 56MC02 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr577 56MC02 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr578 56MC02 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr580 56MC02 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr588 56MC02 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr589 56MC02 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr590 56MC02 1.2 kW 0.4 0.91 0.631
Mtr591 56MC02 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr592 56MC02 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr593 56MC02 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr594 56MC02 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr595 56MC02 0.37 kW 0.4 0.316 0.242

128
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr596 56MC02 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr597 56MC02 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr598 56MC02 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr599 56MC02 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr600 56MC02 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr601 56MC02 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr602 Bus389 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr604 Bus418 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr605 Bus419 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr607 Bus421 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr609 Bus423 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr610 Bus424 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr612 Bus426 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr613 Bus427 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr615 Bus429 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr616 Bus430 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr618 Bus432 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr619 Bus433 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr621 Bus435 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr622 Bus436 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr624 Bus438 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr625 57MC01 0.25 kW 0.4 0.313 0.247
Mtr627 57MC01 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr629 57MC01 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr633 57MC01 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr634 57MC01 1.2 kW 0.4 0.91 0.631
Mtr635 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr636 57MC01 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr637 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr638 57MC01 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr639 57MC01 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr640 57MC01 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr641 57MC01 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr644 57MC01 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr645 57MC01 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
Mtr654 57MC01 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr655 57MC01 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr656 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr657 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr658 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr659 57MC01 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr660 57MC01 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr661 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr663 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr664 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr667 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763

129
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr668 57MC01 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr670 57MC01 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr676 57MC01 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr677 57MC01 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr678 57MC01 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr679 57MC01 37 kW 0.4 23.221 11.002
Mtr680 57MC01 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr685 57MC01 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr686 57MC01 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr687 57MC01 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr688 57MC01 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr690 Bus441 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr692 Bus443 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr695 Bus446 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr696 Bus447 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr698 Bus449 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr700 Bus451 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr701 Bus452 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr702 Bus453 9.9 kW 0.4 6.458 3.622
Mtr707 Bus439 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr708 Bus439 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr709 Bus439 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr710 Bus439 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr712 Bus455 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr714 Bus457 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr716 Bus459 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr718 Bus461 90 kW 0.4 54.851 24.186
Mtr719 Bus462 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr720 Bus463 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr722 Bus465 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr727 57MC03 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr728 57MC03 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr729 57MC03 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr730 57MC03 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr732 57MC03 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr735 57MC03 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr736 57MC03 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr739 57MC03 110 kW 0.4 64.797 28.418
Mtr740 57MC03 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr741 Bus466 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr743 Bus468 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr744 Bus469 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr745 Bus470 45 kW 0.4 28.02 12.905
Mtr746 Bus471 18.6 kW 0.4 11.989 6.235
Mtr748 Bus473 18.6 kW 0.4 11.989 6.235
Mtr749 Bus474 30 kW 0.4 18.724 9.137

130
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr750 Bus475 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr752 Bus477 250 kW 0.4 134 57.575
Mtr754 Bus479 250 kW 0.4 134 57.575
Mtr757 Bus482 18.6 kW 0.4 11.989 6.235
Mtr758 Bus483 18.6 kW 0.4 11.989 6.235
Mtr760 Bus485 18.6 kW 0.4 11.989 6.235
Mtr761 Bus486 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr763 Bus488 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr764 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr766 55AMC01 5 kW 0.4 6.089 3.679
Mtr767 55AMC01 0.25 kW 0.4 0.563 0.445
Mtr768 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr769 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr770 55AMC01 2.2 kW 0.4 2.827 1.853
Mtr772 55AMC01 2.2 kW 0.4 2.827 1.853
Mtr775 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr776 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr778 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr781 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr782 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr785 55AMC01 2.2 kW 0.4 2.827 1.853
Mtr786 55AMC01 2.2 kW 0.4 2.827 1.853
Mtr787 55AMC01 5.5 kW 0.4 6.666 3.987
Mtr788 55AMC01 5.5 kW 0.4 6.666 3.987
Mtr791 55AMC01 5.5 kW 0.4 6.666 3.987
Mtr792 55AMC01 5.5 kW 0.4 6.666 3.987
Mtr793 55AMC01 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr794 55AMC01 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr797 55AMC01 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr798 55AMC01 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr799 55AMC01 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr800 55AMC01 0.75 kW 0.4 1.042 0.753
Mtr801 55AMC01 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr802 55AMC01 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr804 55AMC01 0.75 kW 0.4 1.042 0.753
Mtr808 55AMC01 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr809 55AMC01 0.12 kW 0.4 0.55 0.46
Mtr810 55AMC01 0.12 kW 0.4 0.55 0.46
Mtr811 55AMC01 1 kW 0.4 1.375 0.969
Mtr812 55AMC01 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr813 55AMC01 0.06 kW 0.4 0.538 0.474
Mtr814 55AMC01 0.25 kW 0.4 0.563 0.445
Mtr815 55AMC01 3.5 kW 0.4 4.36 2.732
Mtr816 55AMC01 3.5 kW 0.4 4.36 2.732
Mtr817 55AMC01 250 kW 0.4 242 104
Mtr818 55AMC01 45 kW 0.4 50.436 23.228

131
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr819 55AMC01 5.5 kW 0.4 6.666 3.987
Mtr823 55AMC01 250 kW 0.4 242 104
Mtr824 55AMC01 45 kW 0.4 50.436 23.228
Mtr825 55AMC01 5.5 kW 0.4 6.666 3.987
Mtr827 Bus490 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr829 Bus492 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr830 Bus493 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr831 Bus494 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr832 Bus495 12 kW 0.4 7.793 4.274
Mtr834 Bus497 12 kW 0.4 7.793 4.274
Mtr835 Bus498 12 kW 0.4 7.793 4.274
Mtr836 Bus499 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr838 Bus501 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr839 Bus502 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr841 55AMC02 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr842 55AMC02 1.1 kW 0.4 1.509 1.055
Mtr844 55AMC02 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr846 55AMC02 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr849 55AMC02 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr850 55AMC02 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr851 55AMC02 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr852 55AMC02 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr853 55AMC02 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr854 55AMC02 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr856 55AMC02 3.7 kW 0.4 2.554 1.592
Mtr858 Bus505 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr860 Bus507 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr861 Bus508 12 kW 0.4 7.793 4.274
Mtr863 Bus510 12 kW 0.4 7.793 4.274
Mtr864 Bus511 200 kW 0.4 108 46.405
Mtr865 Bus512 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr867 Bus514 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr870 Bus517 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr871 Bus518 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr872 Bus519 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr873 Bus520 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr874 Bus521 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr875 Bus522 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr876 Bus523 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr877 Bus524 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr878 Bus525 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr879 Bus526 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr880 Bus527 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr881 Bus528 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr882 Bus529 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr883 Bus530 18.5 kW 0.4 11.922 6.203

132
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr884 Bus531 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr885 Bus532 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr886 Bus533 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr887 Bus534 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr888 Bus535 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr889 Bus536 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr890 Bus537 45 kW 0.4 28.02 12.905
Mtr891 Bus538 30 kW 0.4 18.724 9.137
Mtr893 Bus540 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr900 55AMC03 1.1 kW 0.4 1.509 1.055
Mtr901 55AMC03 5.5 kW 0.4 6.666 3.987
Mtr902 55AMC03 5.5 kW 0.4 6.666 3.987
Mtr903 55AMC03 1.1 kW 0.4 1.509 1.055
Mtr904 55AMC03 4 kW 0.4 4.942 3.055
Mtr905 55AMC03 1.1 kW 0.4 1.509 1.055
Mtr906 55AMC03 2 kW 0.4 2.596 1.717
Mtr907 55AMC03 2 kW 0.4 2.596 1.717
Mtr908 55AMC03 3 kW 0.4 3.768 2.397
Mtr909 55AMC03 0.37 kW 0.4 0.569 0.436
Mtr910 55AMC03 0.6 kW 0.4 0.853 0.628
Mtr911 55AMC03 3.5 kW 0.4 4.36 2.732
Mtr912 55AMC03 3.5 kW 0.4 4.36 2.732
Mtr913 55AMC03 200 kW 0.4 194 83.53
Mtr914 55AMC03 45 kW 0.4 50.436 23.228
Mtr915 55AMC03 18.5 kW 0.4 21.459 11.166
Mtr916 55AMC03 200 kW 0.4 194 83.53
Mtr917 55AMC03 45 kW 0.4 50.436 23.228
Mtr919 55AMC03 18.5 kW 0.4 21.459 11.166
Mtr921 Bus542 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr923 Bus544 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr925 Bus546 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr926 Bus547 160 kW 0.4 86.225 37.43
Mtr927 Bus548 250 kW 0.4 134 57.575
Mtr929 Bus550 250 kW 0.4 134 57.575
Mtr930 Bus551 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr932 Bus553 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr933 Bus554 55 kW 0.4 34.349 15.338
55MC05
Mtr934 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
HARUSNYA
55MC05
Mtr936 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
HARUSNYA
55MC05
Mtr937 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
HARUSNYA
55MC05
Mtr938 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
HARUSNYA
55MC05
Mtr939 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
HARUSNYA

133
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
55MC05
Mtr940 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
HARUSNYA
55MC05
Mtr942 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
HARUSNYA
55MC05
Mtr943 250 kW 0.4 134 57.575
HARUSNYA
55MC05
Mtr945 160 kW 0.4 86.225 37.43
HARUSNYA
55MC05
Mtr946 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
HARUSNYA
55MC05
Mtr950 250 kW 0.4 134 57.575
HARUSNYA
55MC05
Mtr951 55 kW 0.4 34.349 15.338
HARUSNYA
55MC05
Mtr952 5.5 kW 0.4 3.703 2.215
HARUSNYA
Mtr1104 Bus592 4 kW 0.4 2.746 1.697
Mtr1105 Bus592 0.55 kW 0.4 0.439 0.326
Mtr1106 Bus592 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr1107 Bus592 2.2 kW 0.4 1.57 1.029
Mtr1108 Bus592 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr1109 Bus592 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr1110 Bus592 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr1111 Bus592 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr1112 Bus592 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr1113 Bus592 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr1114 Bus592 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr1115 Bus592 0.18 kW 0.4 0.309 0.251
Mtr1116 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1117 Bus592 2 kW 0.4 1.442 0.954
Mtr1118 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1119 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1120 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1121 Bus592 2 kW 0.4 1.442 0.954
Mtr1122 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1123 Bus592 2 kW 0.4 1.442 0.954
Mtr1124 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1125 Bus592 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr1126 Bus592 1.5 kW 0.4 1.123 0.763
Mtr1127 Bus592 0.75 kW 0.4 0.579 0.418
Mtr1128 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1129 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1130 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1131 Bus592 1.1 kW 0.4 0.838 0.586
Mtr1132 Bus592 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr1133 Bus592 3 kW 0.4 2.093 1.332
Mtr1134 Bus592 0.37 kW 0.4 0.316 0.242
Mtr1135 Bus592 3 kW 0.4 2.093 1.332

134
Rated
ID Terminal Bus Rating kW kvar
kV
Mtr1136 Bus592 1.96 kW 0.4 1.416 0.939
Mtr1137 Bus592 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr1138 Bus592 3.5 kW 0.4 2.422 1.518
Mtr1139 Bus592 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr1140 Bus592 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr1141 Bus592 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr1142 Bus592 135 kW 0.4 79.328 34.601
Mtr1143 Bus592 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr1153 Bus602 55 kW 0.4 34.349 15.338
Mtr1154 Bus603 75 kW 0.4 45.427 20.138
Mtr1155 Bus604 22 kW 0.4 13.991 7.118
Mtr1156 Bus605 9.2 kW 0.4 5.989 3.388
Mtr1157 Bus606 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr1158 Bus607 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr1159 Bus608 135 kW 0.4 79.328 34.601
Mtr1160 Bus609 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr1161 Bus610 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr1191 Bus640 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr1192 Bus641 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr1193 Bus642 7.5 kW 0.4 4.856 2.809
Mtr1194 Bus643 11 kW 0.4 7.196 3.987
Mtr1195 Bus644 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr1196 Bus645 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr1197 Bus646 15 kW 0.4 9.544 5.097
Mtr1198 Bus647 18.5 kW 0.4 11.922 6.203
Mtr1199 Bus648 15 kW 0.4 9.544 5.097
RAW MILL CM532FN11 B.VFD1 367 kW 0.4 197 83.39

135
136
137
138
139

Anda mungkin juga menyukai