Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BUKTI EVOLUSi

DISUSUN OLEH:

Hotna Pala’biran (1814142027 )

Deny Romadhon Badaring (1814142029 )

Kelas Biologi Sains A 2018

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori evousi adalah salah satu teori yang masih hangat dipertentangkan hingga saat
ini. Banyak teori yang dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya belum ada satupun teori
yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk
hidup. Meskipun berada dalam 1 spesies, tidak ada satupun dimuka bumi ini yang sama
persis dengan individu lain. Hal ini disebabkan kaena danya variasi. Variasi individu dalam
suatu populasi umumnya terjadi pada seluruh organisme yang bereprodukasi secara
seksual. Adanya variasi memberikan keuntungan makhluk hidup untuk dapat bertahan
hidup.
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana
proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah dipastikan secara menyeluruh dan
lengkap sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai
masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evousi itu ada dan
merupakan suatu kenyataan yag telah terjadi.
Kecaman dari berbagai pihak tentang teori evolusi, mendorong para pendukung teori
evolusi membuktikan kebenaran teori evolusi. Hal-hal yang perlu dibuktikan dalam teori
evolusi sebenarnya sudah dibahas dalam buku Drawin ”The Origin of Species by Means
Natural Selection”. Upaya untuk mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah pada
petunjuk adanya evolusi daripada bukti adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi harus
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner.
B. Rumusan Masalah
Rumusan maalah alam penyusunan makalah ini adala sebagai berikut :
1. Apa saja yang merupakan bukti-bukti evolusi ?
2. Bagaimana contoh-contoh dari bukti evolusi ?
3. Mengapa bukti-bukti evolusi yang telah ada bisa dikatakan bukti ?
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa saja yang merupakan bukti evolusi
2. Mengetahui contoh-contoh evolusi

2
BAB II
PEMBAHASAN

Proses evolusi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengamati
terjadinya suatu proses evolusi, ilmuan mengumpulkan berbagai bukti. Berikut beberapa
bukti dan contoh dari teori Evolusi :

1. Embriologi Perbandingan

Gambar 1.1
Ernst Haeckel menyatakan dalam hukum Rekapitulasi yang dikemukakannya bahwa
ontogeni suatu organisme merupakan rekapitulasi (ulangan singkat) dari filogeni. Ontogeni
adalah sejarah perkembangan individu mulai zigot sampai dewasa. Filogeni adalah sejarah
perkembangan makhluk hidup dari bentuk sederhana sampai dengan bentuk yang paling
sempurna (evolusi). Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata
menunjukkan adanya persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula, dan
gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara hewan-
hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek moyang.
Dari gambar tersebut dapat dibandingkan betapa miripnya semua embrio vertebrata.
Meskipun tidak ada kesamaan dari embrio manusia dengan yang lain, kita tetap berkerabat
karena mempunyai embrio yang sama. Hal inilah yang menunjukan bahwa evolusi itu
memang ada.

3
2. Homologi
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi antara
spesies yang dikelompokkan ke dalam kategori taksonomi yang sama. Organ-organ berbagai
makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berub6ah struktur sehingga
fungsinya berbeda disebut organ yang homolog. Homologi organ menunjukkan tingkat
kekerabatan makhluk yang bersangkutan. Makin banyak organ yang homolog kemungkinan
kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek moyangnya mungkin sama.
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari leluhur yang sama disebut
homologi, dan tanda-tanda anatomis seperti itu disebut dengan struktur homolog. Anatomi
perbandingan konsisten dengan bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi
adalah suatu proses pemodelan ulang di mana struktur leluhur yang berfungsi dalam suatu
kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengemban fungsi baru.

Gambar 1.2 Gambar 1.3


Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan sirip
depan paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna untuk
terbang homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk berjalan. Apakah
persamaan antara sayap burung dengan tangan manusia atau kaki depan kuda. Meskipun
kesamaanya sedikit sekali, ternyata semua anggota depan vertebrata mempunyai kesamaan
struktur. Lengan atas terdiri dari satu tulang, lengan bawah terdiri dari dua tulang dan
kemudian dapat dilihat adanya tulang-tulang kecil yang membentuk telapak dan jari tangan.
Dalam perjalanan evolusi dapat terjadi sejumlah perubahan, misalnya pertumbuhan lengan
atas yang lebih lambat, sehingga proporsinya tidak sama (Djoko T. Iskandar :2001).

4
3. Adanya variasi antar individu dalam satu keturunan

Gambar 1.4
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak
kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam
satu spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar
individu dalam satu spesies pun terdapat variasi.
Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu
spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan,
dan habitat. Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan menyebabkan
munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi
merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru.
4. Penyebaran Geografis
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah
mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di
tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya,
adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya
penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang
dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna
yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain
disebabkan adanya isolasi geografis. Perkembangan variasi paruh burung Finch. Terjadi
karena terseleksi secara alami oleh jenis makanan yang berbeda.
Ahli biologi Charles Darwin mengunjungi Kepulauan Galapagos pada abad ke-19. Ia
menemukan kalau tiap pulau memiliki tipe finch nya sendiri-sendiri. Mereka teradaptasi
untuk makan makanan tertentu yang ada di pulaunya. Semua finch hanya berbeda sedikit satu
sama lain dan dari burung finch primitif yang ada di daratan Amerika Selatan. Darwin

5
menyatakan kalau individu tertentu di tiap pulau memiliki keuntungan bertahan hidup bila
mereka lebih baik dalam makan makanan yang tersedia di tempatnya. Selama banyak
generasi, finch ini bertambah jumlahnya, dan karena mereka terisolasi dari finch di pulau
lain, mereka pada akhirnya menjadi spesies yang berbeda.

Gambar 1.5
5. Rudimentasi
Rudimentasi merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ yang berguna pada
suatu makhluk hidup, namun pada makhluk hidup yang lain kurang berfungsi
contohnya adalah tulang ekor pada manusia yang kurang berfungsi, namun pada
kelompok mamalia lain sangat berkembang dan berfungsi sebagai ekor contohnya
adalah pada kucing, kera, kuda, dan lain-lain. Pada tingkat dasar, organ vestigial
tampaknya bisa mendukung konsep "use dan disuse" yang dikemukakan oleh
Lamarck, tetapi sebagaimana telah kita bahas, pengaruh penggunaan struktur tubuh
oleh suatu individu tidak diwariskan ke keturunan individu tersebut. Sebaliknya,
organ vestigial merupakan bukti evolusi melalui seleksi alam.
Berikut beberapa contoh rudimentasi pada organisme :
a. Umbai cacing merupakan contoh lain dari rudimentasi sebagian usus. 
b. Tulang ekor pada manusia.

6
Gambar 1.6 Gambar 1.7

6. Bukti Biokimia
Fakta menunjukan bahwa adanya suatu protein sering kali bersifat universal. Misalnya
enzim Laktat dehidroginase ditemukan pada semua vertebrata. Kesamaan tersebur bukan saja
dari fungsinya, tetapi juga bentuk proteinnya. Lebih dekat hubungan kekerabatan dua
organisme, lebih mirip pula struktur biokimiawinya. Kesamaan ini dapat pula ditelusuri
hingga pada DNAnya. Kalau kesamaan itu hanya diantara dua organisme berlainan jenis,
dapat dikatakan sebagai kebetulan. Tetapi kesamaan yang dapat ditemui adalah pada semua
organisme.
Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara biokimia. Salah
satu percobaan biokimia yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekerabatan
berbagai organisme adalah uji presipitin oleh Natael. Dasar percobaan ini adalah adanya
presipitin atau endapan pada suatu reaksi antigen-antibodi. Banyak sedikitnya endapan yang
terbentuk dapat digunakan untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan antara suatu
organisme yang satu dengan organisme yang lainnya.
Percobaan tersebut adalah sebagai berikut: kelinci disuntik dengan serum manusia
berulang kali. Selang beberapa waktu kemudian, serum kelinci diambil dan dianalisis.
Ternyata telah mengandung zat anti ini terbentuk karena adanya antigen yang masuk, yaitu
serum darah manusia.
Serum kelinci yang telah mengandung zat anti disuntikkan ke dalam berbagai jenis
makhluk hidup, berturut-turut manusia, gorila, orang hutan, babon, kucing, anjing, banteng,
dan lain-lain. Selang beberapa waktu, darah manusia dan hewan-hewan yang disuntik dengan
serum kelinci dianalisis ternyata mengandung presipitin yang berbeda-beda kadarnya.
Banyaknya endapan ditentukan oleh jauh dekatnya kerabat antara kelinci dengan makhluk-
makhluk tersebut. Makin jauh kekerabatannya makin banyak presipitinnya.

7
Tabel Data Kecenderungan Biokimia Mengenai Evolusi (Yusuf, F., 2006)

Asal Serum Organisme Jumlah Presipitasi Reaksi Terhadap


Manusia
Primata Manusia 100

Karnivora Gorila 64

Ungulata Orang hutan 42

Rodentia Babon 29

Kucing 3

Anjing 3

Banteng 10

Kambing 7

Kuda 2

Babi hutan 0

Marmut 0

Kelinci 0

7. Bukti Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang mengkaji tentang fosil. Fosil merupakan makhluk
hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur dan
akhirnya membatu.Kadang-kadang hanya berupa bekas-bekas organisme. Pandangan
Darwinian mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi evolusioner harus
meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli paleontologi telah menemukan
banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies modern.
Sebagai contoh, serangkaian fosil mendokumentasikan perubahan bentuk dan ukuran
tengkorak yang terjadi ketika mamalia berevolusi dari reptilia. Hampir setiap tahun, ahli
paleontologi menemukan kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan
nenek moyangnya. Pada beberapa tahun belakangan ini misalnya, para peneliti telah
menemukan paus yang telah menjadi fosil yang menghubungkan mamalia air ini dengan
leluhurnya yang hidup di daratan.

8
Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang terlestarikan atau biasa disebut
membatu. Mereka sering ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk dengan penumpukan
perlahan atau sedimentasi. Usia fosil ditentukan dengan pengukuran karbon. Fosil tanaman
atau hewan sampel di uji rasio karbon radioaktif (carbon 14) dengan karbon non radioaktif
(carbon 12). Dengan menggunakan tingkat peluruhan karbon 14 menjadi karbon 12, usia fosil
dapat ditentukan.
Fosil digunakan sebagai petunjuk evolusi karena merupakan sisa-sisa hewan dan
tumbuhan yang telah membatu yang berada pada lapisan-lapisan bumi. Lapisan-lapisan bumi
menunjukkan tingkat usia bumi sehingga dapat dijadikan petunjuk adanya hewan atau
tumbuhan pada masa-masa tertentu. Umur fosil ditentukan berdasarkan lapisan bumi tempat
fosil ditemukan. Dengan membandingkan macammacam fosil dari berbagai lapisan bumi
diperoleh petunjuk bahwa telah terjadi evolusi. Adanya perubahan bentukbentuk fosil dari
lapisan bumi yang tua ke lapisan bumi yang muda, merupakan petunjuk mengenai adanya
evolusi. Ditemukannya fosil kuda secara lengkap pada setiap zaman geologi menunjukkan
adanya perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang lama sesuai dengan perubahan
masa. Kuda yang pertama ditemukan disebut Eohippus yang hidup pada zaman Eosin 60 juta
tahun yang lalu.

Gambar 1.8

9
Dimetrodon, karnivora
terbesar pada masanya,
lebih berkerabat dekat
mamalia dengan
reptile. ‘Layar’
menakjubkan di
punggungnya mungkin
berfungsi dalam
pengaturan suhu.

Coccosteus cuspidatus, sejenis


ikan plakoderma yang memiliki
pelindung bertulang yangm
enutupi kepala dan ujung
depannya.

Rhomaleosaurus victor, sejenis


plesiosaurus. Reptil lait yang besar ini
merupakan pemangsa penting dari
200 juta sampai 65,5 juta tahun lalu.

Dickinsonia costata, anggota biota Ediakara,


sebuah kelompok organisme bertubuh lunak
yang telah punah. Dickinsonia costata
dianggap sebagai cacing annelid karena
kesamaannya dengan Spinther, genus cacing

10
yang masih ada dari Kelas Polychaeta. Namun, pekerja lain menganggap Dickinsonia costata
sebagai polip Cnidarian.
Amonit merupakan salah satu kelompok
moluska purba yang dahulu berenang
bebas di lautan dan saat ini umum
dijumpai sebagai fosil. Amonit yang
masih berelasi dengan Nautilus di masa
kini punah bersama dengan berakhirnya
masa dinosaurus pada waktu terjadinya
tumbukan asteroid di akhir zaman kapur. Bencana ini memusnahkan 90% organisme
plankton yang cangkangnya tersusun atas kalsium karbonat (coccolithophores dan
foraminifera). Cetakan amonit, kelompok moluska yang hidup dari 400 sampai 65 juta tahun
lalu dengan ukuran yang berkisar dari beberapa cm hingga 2 m.

Hallucigenia, anggota
kelompok hewan yang sangat
beraneka ragam dan ditemukan
di lapisan fosil Burgess Shale,
Pegunungan Rocky, Kanada.
Fosil-fosil Hallucigenia tampak
seperti cacing dengan tujuh duri
di satu sisi, dan tujuh penjepit
berujung tentakel di sisi yang
lain jauh lebih kecil tentakel di
sepanjang. Di ujung-ujung tubuh utama adalah gumpalan di satu ujung dan tabung fleksibel
di sisi lain. Makhluk seperti itu akan cukup untuk membuat banyak ahli paleontologi
menyerah dan berhenti, tetapi Morris bertahan dan mengerjakan rekonstruksi yang mungkin
dari makhluk hidup.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evolusi merupakan teori yang banyak menimbulkan perdebatan di kalangan para ahli.
Banyak orang yang meyakini kebenaran teori evolusi, namun banyak pula dan meragukan
kebenaran dari teori tersebut. Ahli-ahli yang mempercayai kebenaran teori evolusi
mengajukan berbagai bukti-bukti yang menerangkan bahwa evolusi benar-benar telah terjadi
pada makhluk hidup yang ada saat ini.
Beberapa bukti yang ditemukan dari teori Evolusi seperti perbandingan embriologi
pada hewan vertebrata, anatomi komparatif, adanya variasi antar satu individu dengan satu
keturunan, penyebaran geografis, rudementasi, bukti Biokimia, dan bukti paleontologi.

12

Anda mungkin juga menyukai