Anda di halaman 1dari 8

ENDOKARDITIS INFEKTIF

Definisi
Infeksi mikroba pada permukaan endotel jantung, baik pada selaput endocardium maupun
katup jantung.

Faktor predisposisi
Penggunaan katup prostesis, sclerosis katup (degeneratif), pengalahgunaan obat suntik,
prosedur invasif seperti penggunaan infus intravena, intervensi non bedah, prosedur gigi,
pembedahan tertentu, dan sebagianya.

Patofisiologi
Sebelum terjadi invasi mikroba pada endotel jantung, telah terjadi proses kerusakan endotel
berlebih dahulu. Kerusakan tersebut dapat terjadi akibat provokasi lesi mekanik, misalnya
turbulensi aliran darah, cedera kateter atau elektroda, inflamasi, maupun proses degeratif.
Kerusakan kemudian berangsur hingga mengakibatkan thrombosis (masih non-bakterial)
pada permukaan katup atau endocardium jantung. Apabila terjadi bakterimian transien,
mikroba akan menempel pada thrombus tersebut dan berproliferasi membentuk vegetasi.
Dengan demikian, karakteristik awal endocarditis infektif (EI) berupa vegetasi yang
mengandung pratelet, eritrosit, fibrin, sel-sel inflamasi, dan mikroorganisme.

Tanda dan gejala


 Keluhan demam paling sering ditemui (80%)
 Temuan murmur baru (48%) atau perburukan murmur (28%)
 Gejala musculoskeletal : atralgia dan myalgia

Diagnosis
Diagnosis endocarditis infektif ditegakkan berdasarkan Kriteria Duke Modifikasi :
1. Endokarditis infektif definitif (Pasti EI)
 Kriteria Patologi
Ditemukan mikroorganisme pada kultur darah atau pemeriksaan histologi dari
vegetasi, embolisasi vegetasi, atau specimen abses intrakardiak atau
Lesi patologis, vegetasi atau abses intrakardiak menunjukkan endocarditis aktif,
yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi.
 Kriteria Klinis:
 2 kriteria mayor; atau
 1 kriteria mayor dan 3 kriteria minor; atau
 5 kriteria minor
2. Endokarditis infektif possible (Mungkin EI)
 1 kriteria mayor dan 1 kriteria minor; atau
 3 kriteria minor
3. Endokarditis infektif rejektif (Bukan IE)
 Terdapat bukti diagnosis lain penyebab EI; atau
 Terdapat resolusi gejala klinis dengan terapi antibiotic selama ≤ 4 hari; atau
 Tidak ada bukti patologi EI pada pembedahan/otopsi setelah terapi antibiotic ≤ 4
hari; atau
 Tidak memenuhi kriteria EI seperti di atas

Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium : anemia normositik normokromik, leukositosis dengan
peningkatan granulosit bersegmen (pada kasus akut), serta peningkatan laju endap darah;
 Ekokardiografi: menilai disfungsi katup, obstruksi vegetasi, gagal jantung kongestif
dekompensata

Tatalaksana
Medikamentosa: terapi antimikroba jangka Panjang (minimal 6 minggu).

Penggunaan kombinasi vankomisin dapat digunakan pada kasus methicillin-resistant


Satyphylococcus aureus (MRSA)
Congestive heart failure (CHF)
Definisi
Adalah sindrom klinis ditandai gejala dan tanda abnormalitas struktur dan fungsi jantung,
yang menyebabkan kegagalan jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen metabolism
tubuh.
Anamnesis
 Cepat lelah bila beraktifitas ringan (mandi, jalan >300m, naik tangga)
 Sesak nafas saat terlentang, malam hari atau saat beraktifitas, tidur lebih nyaman bila
menggunakan bantal yang tinggi ( 2-3 bantal)
 Bengkak pada tungkai bawah dekat mata kaki
 Riwayat menderita penyakit jantung atau dirawat dengan gejala diatas

Pemeriksaan Fisik
 Sesak nafas, frekuensi nafas >24x/menit saat istirahat
 Frekuensi nadi > 100 x/mnt, nadi kecil dan cepat
 Iktus cordis bergeser ke lateral pada palpasi
 Peningkatan tekanan vena jugularis
 Hepatomegali/hepatojugular reflux (+)
 Edema tungkai biasanya dekat mata kaki
 Ascites.
Kriteria diagnosis
1. Mayor
 Sesak saat tidur terlentang (Orthopnoe)
 Sesak terutama malam hari (Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe)
 PeningkatanTekanan Vena Jugularis
 Ronki basah halus
 Pembesaran Jantung
 Edema Paru
 Gallop S3
 Waktu sirkulasi memanjang >25 detik
 Refluks hepato jugular
 Penurunan berat badan karena respons dengan pengobatan
2. Minor:
 Edema tungkai bawah (biasanya dekat mata kaki)
 Batuk-batuk malam hari
 Sesak nafas saat aktifitas lebih dari sehari hari
 Pembesaran hati-EfusiPleura
 Takikardia
Bila terdapat 1 gejala mayor dan 2 minor atau 3 gejala minor, sudah memenuhi kriteria
diagnostic gagal jantung

Diagnosis Banding
1. Asma bronchial
2. PPOK

Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
2. Foto polos dada
3. Lab.: Hb, Leko, Ureum, Creatinin, BNP/NT-pro BNP, GDs, Ht, Na+, K+
4. Ekokardiografi transtoraka

Terapi
1. Diuretik: Furosemidoral/IV bila tanda dan gejala kongesti masih ada, dengan dosis 1
mg/kg BB atau lebih
2. ACE inhibitor (atau ARB bila batuk) bila tidak ada kontra indikasi; dosis dinaikan
bertahap sampai dosis optimal tercapai
3. Beta blocker dosis kecil bila tidak ada kontra indikasi,dosis naik bertahap Bila dosis
sudah optimal tetapi laju nadi masih cepat (>70x/menit), dengan:
 Irama sinus, dapat ditambahkan Ivabradin mulai dosis kecil 2x2,5mg, maksimal 2 X
5mg.
 Irama atrial fibrilasi -respons ventrikel cepat serta fraksi ejeksi rendah, tetapi fungsi
ginjal baik, berikan digoxin dosis rumat 0,25mg pagi.
4. Mineralocorticoid Receptor Blocker (Aldosterone Antagonist) dosis kecil bila tidak ada
kontraindikasi.
Sindrom Koroner Akut (SKA)

Definisi
Terminologi SKA digunakan untuk menggambarkan keadaan gangguan aliran darah
coroner parsial hingga total ke miokard secara akut.

Klasifikasi
1. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST)
2. Infark miokard akut non-elevasi segmen ST (IMA-NEST)
3. Angina pektoris tidak stabil (APTS)
Tindakan umum dan Langkah awal
KARDIOMIOPATI

Definisi
Kelainan struktur dan fungsi otot jantung tanpa disertai penyakit jantung coroner, hipertensi,
penyakit katup atau penyakit jantung kongenital yang mampu menyebabkan kelainan
tersebut.

Klasifikasi
1. Kardiomiopati Dilatasi
adalah dilatasi dan gangguanfungsikontraksiventrikelkiri / kedua ventrikel
2. Kardiomiopati Hipertrofi
adalah penyakit jantung yang ditandai dengan penebalan–tetapi tidak melebar-ventrikel
kiri,tanpa dijumpai adanya penyakit jantung lain atau kondisi sistemik yang dapat
menyebabkan penebalan otot ventrkel.
3. Kardiomiopati Restriktif
Perubahan komposisi otot jantung sehingga menjadi lebih kaku dan noncompliant.

Anamnesis
Sesak nafas, lekas lelah / rasa lemah, orthopnoe, paroxysmal nocturnal dyspnoe, nyeri dada,
pingsan, rasa melayang.

Pemeriksaan Fisik
Kardiomiopati dilatasi : orthopnoe, S3/S4 gallop, murmur regurgitasi (terutama mitral),
pembesaran jantung, hepatomegali, ascites, edema tungka. Kardimiopati hpertrofi : murmur
ejeksi sistolik,tanda gagaljantung lainnya

Pemeriksaan Penunjang
 Foto polos dada
 Elektrokardiografi/EKG
 Echocardografi
 Angiografi coroner

Kriteria diagnosis
KD
 Keluhan lekas lelah, sesak nafas dan rasa lemah
 Pemeriksaan fisik: orthopnoe, JVP meningkat, gallop S3/S4, murmur regurgitasi,
ascites, hepatomegali, edema tungkai
 EKG: sinus takikardia, aritmia atrium/ventrikel, dilatasi ventrikel & atrium
 Ekokardiografi: dilatasi ruang-ruang jantung, penurunan fungsi sistolik dan atau
diastolik, regurgitasi katup karena dilatasi annulus
 Bukan disebabkan oleh hipertensi, atau PJK
KH
 Tanda dan gejala gagal jantung dan nyeri dada
 Echocardiografi menunjukkan penebalan otot ventrikel kiri
 Tidak ada penyakit jantung lain, kelainan katup atau penyakit sistemik yang dapat
menyebabkan penebalan ventrikel kiri
 Penebalan bukan karena pekerjaan sebagai atlet
Terapi

Anda mungkin juga menyukai