1. Jalan tanah
jalan yang bahan perkerasannya tanah, yang didapat dari meratakan muka tanah,
apakah itu diperlukan penggalian atau timbunan.
Timbunan :
Tanggul
Sal. Pembuang
3–5% Antara 10 – 20 m
Jalur LL
Galian :
Muka Tanah
3–5
%
Jalur LL
2. Jalan kerikil
Berm
4 – 6 cm
Batu Kerikil
Batu Kerikil
Berm
BAHAN
Bahan yang digunakan terdiri dari campuran pasir dan batuan ( kerikil ) dengan
syarat sebagai berikut :
1) Pasir yang digunakan harus bersih dari akar, rumput, ataupun
sampah, serta tidak boleh terlalu banyak mengandung tanah
2) Batuan harus cukup keras, serta tidakboleh hancur waktu diberi air
atau dikeringkan. ukuran butiran batu paling besar 5 cm
CARAKERJA
1) Tanah dasar jalan harus bersih dari akar, rumput, atau sampah. kalau
tanah dasar masih gembur harus dipadatkan dalam keadaan lembab dan
tidak becek
2) Hamparkan kerikil lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis 15 cm. Bila
tebal pondasi antara 15-25 cm, maka pondasi harus dihamparkan dalam
dua lapis yang sama tebalnya
3) Bila bahan bahu sama dengan bahan pondasi, maka bahan tersebut harus
disebarkan lapis demi lapis untuk seluruh lebar perkerasan dan bahu
4) bila bahan bahu tidak sama dengan bahan pondasi, maka bahan bahu
harus disebarkan lebih dahulu, sehingga mencapai ketinggian yang sama
dengan bagian atas lapis pondasi yang dikerjakan
Jalan batu pecah diatasnya dengan batu pecah ukuran 5/7 cm, kadang-kadang ada yang
ditabur dengan aspal sebagai bahan pengikat, dan ditabur dengan pasir kasar.
Thomas Telford (1757-1834) dari Skotlandia membangun jalan mirip dengan apa
yang dilakukan Tresaguet. Konstruksi perkerasannya terdiri dari batu pecah
berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil diletakkan
diatasnya untuk menutup pori-pori yang ada dan memberikan permukaan yang rata.
Sistim ini terkenal dengan sistem Telford. Jalan-jalan di Indonesia yang dibuat pada
jaman dahulu sebagian besar merupakan sistem jalan Telford, walaupun diatasnya
telah diberikan lapisan aus dengan pengikat aspal.
5. jalan system makadam
Batu Pecah
merupakan lapisan perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci
yang bergradasi terbuka (open graded) dan seragam (uniform), yang diikat oleh aspal
dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis.
Lapis penetrasi berfungsi sebagai lapisan permukaan ataupun lapisan pondasi.
Apabila digunakan sebagai lapisan permukaan, perlu diberikan taburan aspal dengan
batu penutup.
7. jalan butas
jalan dengan lapis penutup dibuat dengan campuran agregat kering dengan agregat tertentu
dan aspal keras (AC) pada temperature dan kadar aspal tertentu dengan memakai alat
pencampur yang disebut AMP (Asphalt Mixing Plant).