Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINGGUAN

GEOLOGI STRUKTUR
ACARA 2
DIAGRAM ROSSET

DISUSUN OLEH :

NAMA : ELISYA NUR FADILLA

NIM : 1909056023

PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN

ASISTEN : YOGA NUR PRADANA

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geologi struktur adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
bentuk-bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala - gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan yang membentuk
kerak bumi. Umumnya geologi struktur diperlukan untuk eksplorasi bumi dan meneliti
lapisan struktur bumi serta bagaimana struktur geologi dalam suatu batuan terbentuk.
Dalam geologi struktur terdapat metode statistik. Metode statistik merupakan suatu
metode yang diterapkan untuk mendapatkaan kisaran harga rata-rata atau harga
maksimum dari sejumlah data acak.

Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergeseran berarti atau bagian
masanya masih saling berhubungan/bergabung. Kekar dapat terbentuk secara primer,
seperti kekar kolom dan kekar melembar pada batuan beku maupun secara sekunder,
seperti kekar tektonik. Hasil pengolahan tersebut berupa diagram kipas untuk
menentukan arah umum yang selanjutnya dianalisis menggunakan proyeksi stereografis.

Analisis kekar memiliki beberapa manfaat khususnya bagi dunia pertambangan.


Beberapa diantaranya yaitu pada tahap eksplorasi untuk menganalisis kekar yang
mempengaruhi proses mineralisasi, dalam bidang geoteknik dimana jika suatu daerah
memiliki banyak kekar maka daerah tersebut rawan karena banyaknya retakan dan
menyebabkan struktur tersebut labil dan mudah bergeser apabila ada gaya yang bekerja,
dan lain-lain.

Oleh karena itu, dengan adanya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui
dan memahami materi tentang definisi kekar, jenis-jenis kekar serta dapat menentukan
arah gaya yang dihasilkan oleh diagram rosset.
1.2. Tujuan

Pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk mengetahui arah gaya dominan yang dihasilkan oleh diagram rosset
b. Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan diagram rosset
c. Untuk mengetahui cara penggambaran diagram rosset
BAB II
DASAR TEORI

Struktur geologi adalah deformasi yang terjadi pada kerak atau batuan yang ada di bumi
dan bisa kita amati sekarang. Struktur ini adalah jenis fenomena yang telah terjadi
selama beratus-ratus tahun lalu. Stuktur geologi pada umumnya terbagi menjadi dua
jenis yaitu struktur sekunder dan struktur primer. Struktur primer adalah stuktur yang
terbentuk bersamaan dengan pembentukan batuan dan mencerminkan kondisi lokal dari
genesa terbentuknya batuan tersebut, contoh dari stuktur ini adalah gradded-bedding,
cross-bedding, vesikuler dan kekar kolom. Sedangkan, struktur sekunder adalah struktur
yang tercipta pada batuan akibat gaya (force) setelah batuan tersebut terbentuk (Sapiie,
2011).

Struktur geologi dibangun oleh prinsip geometri yang ada pada suatu tubuh batuan yang
terstrukturkan, prinsip geometri suatu bidang atau garis ini adalah unsur yang
mempunyai kedudukan atau orientasi yang pasti di dalam ruang dan hubungan antara
satu dan lainnya dapat dideskripsikan. Suatu bidang atau garis harus mempunyai
komponen kedudukan (attitude), yang umumnya dinyatakan dalam koordinat grafis,
arah dan besaran kecondongan (inklinasi). Unsur struktur geologi berdasarkan geometri
dibedakan: struktur bidang (planar) misalnya: bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang
rekahan, bidang sesar, bidang belahan (cleavage) dan struktur garis (linear) misalnya
lineasi, sumbu lipatan, gores-garis dan sebagainya. (Sukartono, 2013).

Kekar didefinisikan sebagai rekahan atau pecahan batuan yang tidak mengalami
pergeseran, hanya peregangan (ekstension) dengan bidang planar dan licin yang
memotong batuan Kekar terbentuk akibat tegasan utama dan merupakan gaya yang
diterima oleh batuan dengan sumber gaya yang berasal dari gaya tektonik (Sapiie,2011).

Kebanyakan kekar merupakan hasil dari pembubungan kerak, kompresi, tarikan


(tension) yang berkaitan dengan sesar atau lipatan. Kekar terbagi menjadi dua jenis
yaitu:
a. Kekar Tension
Kekar ini adalah kekar yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian
batuan. Kekar ini juga disebabkan akibat adanya regangan oleh stress tektonik
dan temperatur sehingga membentuk rekahan yang lurus, planar dan tidak
terjadi pergeseran.

b. Kekar Berpasangan (Shear Joint)


Mekanisme terbentuknya kekar berpasangan adalah ketika arah tegasan utama
atau disimbolkan dengan 1‫ ס‬yang merupakan gaya terkuat, 2‫ ס‬dengan kekuatan
tegasan lebih kecil daripada tegasan utama dan merupakan pelepasan gaya dari
1‫ ס‬, serta 3‫ ס‬dengan tegasan yang paling kecil hasil pelepasan dari gaya 2‫ ס‬,
mengenai suatu tubuh batuan dan dari ketiga gaya tersebut batuan akan
menunjukan struktur kekar tension dan juga kekar berpasangan (shear joint)
(Sapiie, 2011).

Kekar memiliki kenampakan orientasi struktur bidang yang terbentuk akibat gaya
kompres pada suatu batuan. Dalam pengukuran kekar biasanya data yang diukur berupa
shear joint (kekar berpasangan) yang memiliki sudut 30°-45°. Cara mengukurnya
seperti pengukuran pada struktur bidang, sebelumnya tentukan terlebih dahulu mana
yang kekar berpasangan lalu lihat orientasi arah kekar, kemudian ukur shear 1 dan
shear 2 dengan cara yang sama letakkan penggaris pada kekar tersebut lalu letakkan
clipboard dan ukur arah jurus kekarnya kemudian ukur dip kekar seperti mengukur
struktur bidang. Lalu baca dan catat hasil nilainya misal N 34° E/60°. Data yang
diperlukan dalam penentuan arah tegasan utama ini semakin banyak pengukuran
semakin bagus datanya dan nilai dip kekar yang lebih dari 80° analisisnya
menggunakan diagram kipas (Nugraha, 2018).

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang tidak memperlihatkan pergeseran.
Hampir tidak ada suatu singkapan di muka bumi ini yang tidak memperlihatkan gejala
rekahan. Kekar bukan merupakan gejala yang kebetulan, tetapi merupakan hasil
kekandasan/kegagalan batuan akibat tegasan (stress). Karena itu kekar akan mempunyai
sifat-sifat yang menuruti hukum-hukum fisika. Struktur kekar merupakan gejala yang
paling umum dijumpai dan banyak dipelajari secara luas tetapi merupakan struktur yang
paling sukar untuk dianalisa (Ahmad, 2011).

Berdasarkan cara terbentuknya kekar dapat diklasifikasikan menjadi :


1. Kekar tektonik, misalnya kekar gerus (shear joint)
2. Kekar tarik (tension joint)
3. Kekar non tektonik, misalnya mudcrack, columnar joint dan sheeting joint.
Struktur ini banyak dipelajari karena sangat berhubungan erat dengan masalah-masalah:
a. Geologi teknik
b. Geologi minyak bumi, terutama masalah cadangan dan produksi.
c. Geologi untuk pertambangan, baik dalam hal sistim penambangannya maupun
pengerahan terhadap bentuk-bentuk mineralisasi dan lain-lain
(Ahmad, 2011).

Kekar non-tektonik, yaitu kekar, yang terbentuk bukan karena gaya tektonik, misalnya
kekar akibat pendinginan (cooling joint) pada batuan beku, misalnya kekar kolom
(columnar joints) atau dapat juga terbentuk akibat pembebanan, misalnya “sheeting
joints”. Struktur kekar dipelajari dengan cara statistik, mengukur dan mengelompokkan
nya dalam bentuk diagram roset (diagram bunga) atau diagram kontur (Ahmad, 2011).

Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan


serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai pada
batuan adalah sebagai berikut:
1. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis
shear joint umumnya bersifat tertutup.
2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
3. Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka (Ahmad, 2011).
Metode statistik adalah metode yang gunakan untuk mendapatkan kisaran harga rata –
rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak atau satu jenis struktur, dengan
memakai metode ini dapat diketahui kecenderungan – kecenderungan, bentuk pola
maupun kedudukan umum dari jenis struktur yang sedang dianalisa. Adapun macam –
macam jenis statistik, yaitu :
• Statistik Induktif adalah statistik yang digunakan untuk membuat berbagai
inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari sampel.
• Statistik Deduktif adalah statistik yang digunakan untuk membuat berbagai
informasi terhadap sekumpulan data yang berasal dari berbagai sampel.
• Statistik Parametrik adalah alat bantu analisis data dengan berdasar atas
asumsi – asumsi, bahwa sampelnya harus berdistribusi normal yang diambil
secara random dan datanya berskala interval atau rasio.
• Statistik Non Parametrik adalah alat bantu analisis data yang tidak harus
memenuhi persyaratan seperti statistik parametric (Thya, 2013).

Pada metode statistik parameter-parameter yang digunakan ada dua (2) macam yaitu :
a. Metode stratistik dengan satu parameter.
Yang dimaksud adalah data-data yang akan dibuat diagramnya hanya terdiri
dari satu unsur pengukuran, misalkan data dari kekar vertikal, arah liniasi
struktur sedimen, arah liniasi frakmen breksi sesar, arah kelurusan.
Jenis diagram ini adalah :
• Diagram kipas
Tujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum
dari usur-unsur struktur yang datanya hanya satu unsur pengukuran.
• Diagram roset
Tujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah-arah kelurusan
umum dari data dengan satu parameter, yaitu Trend.
• Histogram
Tujuan diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umu dari
unsur-unsur suatu struktur (Noor, 2009).
b. Metode statistik dengan dua parameter.
Metode ini diterapkan untuk data struktur yang memiliki dua unsur
pengukuran seperti pada struktur garis yang menggunakan bearing dan plunge
serta pada struktur bidang menggunakan strike dan dip. Jenis diagram yang
digunakan adalah diagram kontur. Tujuan dari diagram ini adalah untuk
analisa struktur geologi yang dimaksudkan untuk mendapatkan harga
kerapatan maksimum dari data yang di analisa, sehingga dapat di ketahui
orientasi atau kedudukan umum struktur yang di analisa (Ruhimat, 2006).

Harga rata-rata atau arah umum dari sejumlah data acak satu jenis struktur adalah
interval data yang memiliki jumlah terbesar, kemudian diambil nilai tengah dari interval
tersebut, dijumlahkan dengan batas bawah dari kelas interval, maka akan diperoleh arah
umum shear joint nya. Untuk mengoptimalkan hasil yang dicapai dalam analisa
struktur-struktur geologi, maka perlu digunakan suatu metode yang dapat menafsirkan
tentang kinematika dan mekanisme pembentukan yang dianalisa, sehingga
penafsirannya mendekati hal yang sebenarnya. Metode statistik merupakan cara untuk
menentukan harga rata-rata atau harga maksimum dari sejumlah harga acak satu jenis
struktur. Sehingga kemudian dapat diketahui kecenderungan-kecenderungan bentuk
pola ataupun kedudukan umum dari suatu struktur (Fauzan, 2015).

Analisis struktur geologi terhadap daerah penelitian dilakukan melalui tiga tahap
penelitian. Tahap pertama merupakan pendekatan tidak langsung, yaitu dengan cara
menginterpretasikan gejala struktur di lapangan dengan menarik kelurusan pada peta
topografi dan citra satelit. Tahap kedua adalah melakukan pengamatan secara langsung
di lapangan dan pengambilan data lapangan berupa kedudukan lapisan, bidang sesar,
kekar gerus (shear fracture), slickensides dan breksiasi. Tahap yang ketiga adalah
melakukan analisis lanjut terhadap data-data lapangan yang ada untuk mengetahui
mekanisme struktur yang terjadi di daerah penelitian. Hasil pengolahan tersebut berupa
diagram roset, arah dan penunjaman sumbu lipatan serta bidang lipatan, arah tegasan
utama, dan kinematika pergerakan sesar (Sapiie, 2009).
Stereonet merupakan suatu graf pada belahan bola bagian bawah (lower hemisphere)
dimana berbagai jenis data geologi dapat diplotkan,akan tetapi ada pula yang memakai
bagian atasnya (upper hemisphere). Selain digunakan untuk geostruktur, stereonet dapat
juga digunakan pada cabang ilmu geologi lain. Proyeksi stereonet meliputi plotting data
3D (bidang atau garis) kedalam permukaan 2D (stereonet) dimana permukaan tersebut
dapat dimanipulasi dan diinterpretasi. Untuk melakukan analisis dan pemecahan
masalah geologi struktur, dengan metode ini akan digunakan stereo net (jarring stereo)
yang terdiri dari :
• Wulfnet (jaring sama sudut atau equiangular net)
• Schimidt net (jaring sama luas atau equal area net)
• Polar equal area net
• Kalsbeek counting net (jaring penghitung kalsbeek)

Beberapa terminologi yang harus dikenal dalam proyeksi stereonet pada jejaring sama
luas (equal area) Schmidt.
1. North Pole (N) : Kutub Utara pada stereonet
2. South pole (S) : Kutub selatan pada stereonet
3. Great circle : Lingkaran besar atau garis bujur pada stereonet
4. Small circlr : Lingkaran kecil atau garis lintang pada stereonet
5. Equator : Garis tengah pada stereonet
6. Primitive : Bagian terluar dari stereonet

Grid pada stereonet dibagi menjadi dua segmen derajat,satu segmen derajat tebal
berskala 10° dan satu segmen derajat tipis berskala 2°. Jurus dan azimuth dibaca
disekitar bagian primitiv dan kemiringan dibaca disepanjang bagian equator.
Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah menunjukkan
bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar ialah kekar yang
mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada daerah
lipatan (sinklin maupun antiklin). Analisis lipatan digunakan untuk menganalisa bentuk
lipatan,axial plane,hinge line dan unsur-unsur lipatan lainnya yang terdapat didaerah
penelitian. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode
diagramβ dan metode diagramkontur serta stereonet (Asikin, 1978).
Kekar dapat diklasifikasikan menjadi beberpa kelompok, yaitu :
a. Klasifikasi Berdasarkan Ganesa
• Shear Joint (kekar gerus) adalah rekahan yang membentuk pola sudut lacip
dengan arah gaya utama dan sifatnya tertutup. Kekar ini terjadi akibat stress
yang cenderung mengelincirkan antar bidang satu dengan bidang yang lain.
Kekar ini memiliki bidang yang licin dan terdapat banyak goresan garis.

Gambar 2.1 Shear Joint

• Tension Joint adalah rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama dan
sifatnya terbuka. Kekar ini juga merupakan kekar Tarik yang bidang rekahannya
sejajar dengan tegasan.

Gambar 2.2 Tension Joint

b. Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya


• Srinkage Joint (kekar pengkerutan) merupakab kekar yang penyebab
utamanya adalah gaya pengerutan yang ditimbulkan oleh pendinginan atau
akibat dari pengeringan. Kekar ini bentuknya polygonal yang memanjang.
Gambar 2.3 Srinkage Joint

• Sheet Joint (kekar lembar) adalah kumpulan dari beberapa kekar yang hampir
sejajar dengan permukaan tanah. Biasanya terjadi pada batuan beku. kekar ini
terjadi akibat dari penghilangan beban batuan yang tererosi.

Gambar 2.4 Sheet Joint

Kekar mempunyai banyak manfaat, misalnya pada ranah geofisika. Kekar berfungsi
sebagai jalur migrasi dari minyak bumi atau air tanah. Dan apabila rekahan-rekahan
tersebut telah dilewati oleh larutan hidrotermal maka mineral akan mengendap dan
secara otomatis arah sumber fine (urat-urat mineral) yang mudah diketahui. Kekar juga
dapat dijadikan data penting untuk mencari arah struktur lain seperti sesar dengan pola
tegasan yang terjadi di daerah tersebut (Ahmad, 2011).

Analisa kekar juga sangat penting dalam eksplorasi dan pengembangan sumber daya
alam. Rekahan-rekahan mengontrol endapan mineral seperti, tembaga, timbal, seng,
merkuri, perak, emas, tungseng, dan lain-lain. Dalam geoteknik juga sangtlah penting
sebagai analisa dan acuan pembuatan terowongan (Ahmad, 2011).

Kekar memiliki kenampakan orientasi struktur bidang yang terbentuk akibat gaya
kompres pada suatu batuan. Dalam pengukuran kekar biasanya data yang diukur berupa
shear joint (kekar berpasangan) yang memiliki sudut 30°-45°. Cara mengukurnya
seperti pengukuran pada struktur bidang, sebelumnya tentukan terlebih dahulu mana
yang kekar berpasangan lalu lihat orientasi arah kekar, kemudian ukur shear 1 dan
shear 2 dengan cara yang sama letakkan penggaris pada kekar tersebut lalu letakkan
clipboard dan ukur arah jurus kekarnya kemudian ukur dip kekar seperti mengukur
struktur bidang. Lalu baca dan catat hasil nilainya misal N 34° E/60°. Data yang
diperlukan dalam penentuan arah tegasan utama ini semakin banyak pengukuran
semakin bagus datanya dan nilai dip kekar yang lebih dari 80° analisisnya
menggunakan diagram kipas (Nugraha, 2018).

Data yang didapatkan dari lapangan dapat diolah menggunakan berbagai cara yaitu:
a. Diagram Kipas
Tujuannya adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur struktur.
Sejumlah data pengukuran (N...°E) tersebut dimasukkan ke dalam tabel
(pembagian interval arah, notasi, jumlah dan persentase) untuk mempermudah
pembuatan diagram. Dalam pembagian interval arah: 0° – 5° (=180°– 185°),
5° – 10° (=185° – 190°), ...dst.
b. Diagram Rose
Diagram ini di sajikan dalam bentuk satu lingkaran penuh, sehingga
tabulasinya arah dimulai dari 0°–360°, dengan interval 5°/10°. Cara
penggambarannya sama dengan diagram kipas.
c. Histogram
Dari tabulasi diagram kipas diperoleh jumlah persentase, sehingga dalam
histogram sumbu horizontal diplotkan arah dari barat ke timur dengan patokan
arah utara ditengah.
(Sukartono, 2013).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai beikut:

3.1.1. Alat

a Penggaris
b Busur 360°
c Jangka

3.1.2. Bahan

a Kertas HVS

3.2 . Prosedur Percobaan

a. Diukur panjang jari-jari dari harga maksimum 24% = 6 cm. Kemudian panjang
jari-jari tersebut dibagi enam, sehingga setiap satu interval berharga 4%.
b. Dibuat busur dari setiap interval dengan pusat titik nol dan panjang jari-jari
sama dengan interval yang bersangkutan kemudian bagilah sisi paling luar busur
sesuai dengan pembagian arahnya.
c. Ditarik garis-garis ke arah pusat busur melalui pembagian interval tersebut.
d. Dimasukkan hasil perhitungan presentase kedalam diagram sehingga didapatkan
hasil analisa arah umum kekar gerus.
BAB IV
PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Data Kekar

Arah kekar Jumlah Presentase


N.....°E N......°E
30-35 210-215 1 2%
35-40 215-220 4 8%
40-45 220-225 5 10%
45-50 225-230 1 2%
50-55 230-235 4 8%
55-60 235-240 2 4%
60-65 240-245 2 4%
65-70 245-250 3 6%
70-75 250-255 3 6%
75-80 255-260 1 2%
80-85 260-265 1 2%
85-90 265-270 2 4%
90-95 270-275 2 4%
95-100 275-280 3 6%
100-105 280-285 7 14 %
105-110 285-290 1 2%
110-115 290-295 6 12 %
140-145 320-325 2 4%
Total 50 100%
Dari diagram dapat diketahui arah dominan gaya kekar yang dihasilkan adalah dari
Tenggara sampai Barat Laut
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini disimpulkan bahwa :


a. Arah gaya dominan yang dihasilkan oleh diagram rosset adalah arah Tenggara
sampai Barat Laut.
b. Fungsi dan kegunaan diagram rosset biasanya digunakan untuk plotting orientasi
kekar. Dalam bidang meteorologi, penggunaan diagram rosset digunakan untuk
metode pengolahan data angin (windrose). Dalam bidang geologi sedimentasi,
diagram rosset dapat membantu untuk menggambarkan arus purba
(paleocurrent).
c. Langkah-langkah menggambarkan diagram rosset adalah sebagai berikut.
Pertama, dari data arah kekar yang dimiliki dibuat kelompok sudut dengan
interval 5 derajat. Kemudian kelompokkan arah kekar ke dalam interval sudut.
Setelah itu dihitung data untuk setiap interval lalu dihitung presentasenya.
Selanjutnya diagram rosset digambar dengan bentuk lingkaran penuh dan bagi
sudut diagram rosset dengan interval 10 derajat. Proyeksikan seluruh data yang
telah didapat ke dalam diagram rosset kemudian diarsir dengan menggunakan
pensil. Setelah didapatkan hasil proyeksi, amati dominansi arah kekar tersebut.

5.2. Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan lebih memahami materi dari berbagai
sumber lain yang lebih bervariasi agar praktikan menguasai materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2011. Kaidah Ilmu Struktur Geologi. Bandung: AMPI.


Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-Dasar Geologi Struktur. Bandung : Departemen Teknik
Geologi ITB

Fauzan. 2015. Ilmu Geologi Struktu Pada Metode Statistik. Jakarta: Graha Indo.
Noor, D. (2009). Pengantar Geologi. Bogor: Graha Ilmu.
Nugraha, D. 2018. Panduan Dasar Pemetaan Geologi. Yogyakarta:Institut Sains dan
Teknologi Yogyakarta Press.
Sapiie, B. 2011. Prinsip Dasar Geologi Struktur. Bandung: ITB Press.
Sukartono. 2013. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta:
Laboratorium Geologi Dinamis STTNAS.
Thya. 2013. Metode Statistik. Jakarta: Aneka Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai