GEOLOGI STRUKTUR
ACARA 1
STRUKTUR BIDANG
DISUSUN OLEH :
NIM : 1909056023
NIM : 1809085001
Geologi Struktur merupakan studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan
permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi
struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi,
metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan
dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi
pada masa lampau dan kejadian deformasinya.
Geologi struktur sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Umumnya geologi struktur
diperlukan untuk eksplorasi bumi dan meneliti lapisan struktur bumi serta bagaimana
struktur geologi dalam suatu batuan terbentuk, khususnya struktur dan proses
terbentuknya lipatan dan patahan. Dengan mengetahui jenis struktur yang ada, seperti
struktur bidang, struktur garis, lipatan atau sesar, kita dapat mengetahui keadaan bentuk
muka bumi dengan lebih baik.
Adanya praktikum geologi struktur ini untuk mengetahui bentuk dan struktur geologi
khususnya struktur patahan dan lipatan dipermukaan bumi secara nyata, proses
terbentuk dan faktor-faktor yang memengaruhinya sehingga mahasiswa tidak hanya
membayangkan bagaimana proses terbentuknya patahan dan lipatan dipermukaan bumi,
adanya singkapan dan karakteristik suatu batuan, serta proses terjadinya di alam bebas.
Tetapi dapat melihat langsung fenomena pembentukan patahan, lipatan, batuan, dan lain
sebagainya secara nyata.
Oleh karena itu, dengan adanya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui
dan memahami materi tentang struktur bidang, struktur garis, sesar, kekar dan juga
lipatan dalam istilah geologi struktur.
1.2. Tujuan
Struktur geologi adalah deformasi yang terjadi pada kerak atau batuan yang ada di bumi
dan bisa kita amati sekarang. Struktur ini adalah jenis fenomena yang telah terjadi
selama beratus-ratus tahun lalu. Stuktur geologi pada umumnya terbagi menjadi dua
jenis yaitu struktur sekunder dan struktur primer. Struktur primer adalah stuktur yang
terbentuk bersamaan dengan pembentukan batuan dan mencerminkan kondisi lokal dari
genesa terbentuknya batuan tersebut, contoh dari stuktur ini adalah gradded-bedding,
cross-bedding, vesikuler dan kekar kolom. Sedangkan, struktur sekunder adalah struktur
yang tercipta pada batuan akibat gaya (force) setelah batuan tersebut terbentuk (Sapiie,
2011).
Struktur geologi dibangun oleh prinsip geometri yang ada pada suatu tubuh batuan yang
terstrukturkan, prinsip geometri suatu bidang atau garis ini adalah unsur yang
mempunyai kedudukan atau orientasi yang pasti di dalam ruang dan hubungan antara
satu dan lainnya dapat dideskripsikan. Suatu bidang atau garis harus mempunyai
komponen kedudukan (attitude), yang umumnya dinyatakan dalam koordinat grafis,
arah dan besaran kecondongan (inklinasi). Unsur struktur geologi berdasarkan geometri
dibedakan: struktur bidang (planar) misalnya: bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang
rekahan, bidang sesar, bidang belahan (cleavage) dan struktur garis (linear) misalnya
lineasi, sumbu lipatan, gores-garis dan sebagainya. (Sukartono, 2013).
Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri bidang. Kedudukan
awal struktur bidang perlapisan pada umumnya membentuk kedudukan horizontal, dan
dapat berubah menjadi miring jika mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu,
misalnya pada tepi cekungan atau pada lereng gunung api. Pada kondisi ini, kedudukan
miringnya disebut initial dip (Kudwadi, 2018).
Struktur bidang terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a. Kedudukan (attitude) adalah batasan umum untuk orientasi dari bidang atau garis
di dalam ruang umumnya dihubungkan dengan koordinat geografi dan bidang
horizontal, dan terdiri komponen arah dan kemiringan.
b. Arah (trend) adalah arah dari suatu bidang horizontal, umumnya dinyatakan
dengan azimuth atau besaran sudut horizontal dengan garis tertentu (Bearing).
c. Kecondongan (inclination) adalah sudut vertikal yang diukur kearah bawah dari
bidang horizontal ke suatu bidang atau garis dan apabila diukur pada bidang yang
tidak tegak lurus strike disebut kemiringan semu (Apperent dip).
d. Jurus (Strike) adalah arah garis horizontal yang terletak pada bidang miring.
e. Kemiringan (Dip) adalah sudut terbesar dari suatu bidang miring, yang diukur
tegak lurus jurus. (Sukartono, 2013).
Jurus dan Kemiringan adalah besaran untuk menyatakan kedudukan semua struktur
bidang, misalnya perlapisan, foliasi, kekar, sesar dan sebagainya. Contoh penulisan
kedudukan bidang:
Kemiringan & Arah Kemiringan : 30°, N 215° E (Sukartono, 2013).
Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain gores
garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat dibedakan
menjadi stuktur garis riil dan struktur garis semu. Struktur garis riil adalah struktur garis
yang arah dan kedudukannya dapat diamati dan diukur langsung di lapangan, contoh:
gores garis yang terdapat pada bidang sesar. Sedangkan struktur garis semu adalah
semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur
struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi. Garis adalah unsur geometri yang
merupakan kumpulan dari titik-titik, dapat berbentuk lurus maupun lengkung.
Sedangkan struktur garis merupakan struktur yang memiliki geometri yang linear.
Contohnya gores garis,lineasi mineral,kekar kolom,sumbu lipatan dan lain-lain.
(Kudwadi, 2018).
Gambar 2.6 Teknik mengukur trend dan plunge suatu struktur garis
Kekar didefinisikan sebagai rekahan atau pecahan batuan yang tidak mengalami
pergeseran, hanya peregangan (ekstension) dengan bidang planar dan licin yang
memotong batuan (Sapiie, 2011).
Kekar terbentuk akibat tegasan utama dan merupakan gaya yang diterima oleh batuan
dengan sumber gaya yang berasal dari gaya tektonik. Kebanyakan kekar merupakan
hasil dari pembubungan kerak, kompresi, tarikan (tension) yang berkaitan dengan sesar
atau lipatan. Kekar terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Kekar Tension
Kekar ini adalah kekar yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian
batuan. Kekar ini juga disebabkan akibat adanya regangan oleh stress tektonik
dan temperatur sehingga membentuk rekahan yang lurus, planar dan tidak
terjadi pergeseran.
b. Kekar Berpasangan (Shear Joint)
Mekanisme terbentuknya kekar berpasangan adalah ketika arah tegasan utama
atau disimbolkan dengan 1 סyang merupakan gaya terkuat, 2 סdengan kekuatan
tegasan lebih kecil daripada tegasan utama dan merupakan pelepasan gaya dari
1 ס, serta 3 סdengan tegasan yang paling kecil hasil pelepasan dari gaya 2 ס,
mengenai suatu tubuh batuan dan dari ketiga gaya tersebut batuan akan
menunjukan struktur kekar tension dan juga kekar berpasangan (shear joint)
(Sapiie, 2014).
Kekar memiliki kenampakan orientasi struktur bidang yang terbentuk akibat gaya
kompres pada suatu batuan. Dalam pengukuran kekar biasanya data yang diukur berupa
shear joint (kekar berpasangan) yang memiliki sudut 30°-45°. Cara mengukurnya
seperti pengukuran pada struktur bidang, sebelumnya tentukan terlebih dahulu mana
yang kekar berpasangan lalu lihat orientasi arah kekar, kemudian ukur shear 1 dan
shear 2 dengan cara yang sama letakkan penggaris pada kekar tersebut lalu letakkan
clipboard dan ukur arah jurus kekarnya kemudian ukur dip kekar seperti mengukur
struktur bidang. Lalu baca dan catat hasil nilainya misal N 34° E/60°. Data yang
diperlukan dalam penentuan arah tegasan utama ini semakin banyak pengukuran
semakin bagus datanya dan nilai dip kekar yang lebih dari 80° analisisnya
menggunakan diagram kipas (Nugraha, 2018).
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu batuan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis bidang di dalam
batuan tersebut. Pembentukan lipatan dapat terjadi melalui proses buckling yang
merupakan proses penekanan lateral dari suatu bidang planar dan proses pelengkungan
ini terjadi pada kedua sisi selama terjadi penekanan, serta proses bending yang
diakibatkan oleh pengaruh gerakan vertikal pada suatu lapisan, misalnya penurunan
lapisan, pergeseran pada jalur gerus, atau pelengseran suatu massa batuan pada bidang
yang tidak rata. Lipatan juga dapat terbentuk akibat proses atau pengaruh dari tektonik,
gaya berat (pelengseran), akibat pengaruh-pengaruh setempat, kompaksi, intrusi batuan
beku dalam dan injeksi garam (Sapiie, 2011).
Unsur-unsur Lipatan dapat ditunjukkan pada suatu penampang lipatan. Beberapa titik
pada profil permukaan dideskripksikan antara lain:
Hinge point adalah titik maksimun pelengkungan pada lapisan yang terlipat.
Crest adalah titik tertinggi pada pelengkungan
Trough adalah titik terendah pada pelengkungan
Inflection point adalah titik batas dari dua pelengkungan yang berlawanan
Fold axis (sumbu lipatan/hinge line) adalah garis maksimum pelengkungan pada
suatu permukaan bidang yang terlipat.
Axial plane (bidang sumbu) adalah bidang yang dibentuk melalui garis-garis sumbu
pada suatu lipatan. Bidang ini tidak selalu berupa bidang lurus (planar), tetapi dapat
melengkung yang umum disebut sebagai axial surface.
Fold limb (sayap lipatan) adalah sisi-sisi dari bidang yang terlipat yang berada
diantara daerah pelengkungan (hinge zone) dan batas pelengkungan (inflection line)
(Sapiie, 2014).
2.5 Sesar (Fault)
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
melalui bidang rekahnya. Sesar merupakan patahan/rekahan tunggal atau suatu zona
pecahan pada kerak bumi bersamaan dengan terjadinya pergerakan yang cukup besar,
pararel dengan rekahan atau zona pecahan. Sesar terdiri dari dua bidang bagian (definisi
ini berlaku pada sesar normal) yaitu hangingwall yang merupakan blok yang terletak
diatas bidang sesar dan relatif yang melakukan pergerakan, serta footwall merupakan
blok yang terletak di bawah dan relatif diam terhadap hangingwall. Geometri bidang
sesar secara tiga dimensi dapat sangat bervariasi antara lain:
Planar, sesar dengan geometri bidang lurus.
Listric, sesar dengan geometri bidang cekung ke atas (kemiringan bidang sesar
makin dalam makin berkurang).
Steepening downward, sesar dengan geometri bidang cembung ke atas
(kemiringan bidang sesar makin dalam makin besar).
Anastomising, sesar dengan bidang bercabang-cabang yang tidak beraturan.
Tipline, adalah dimana pergeseran sesar menjadi nol, ini adalah garis yang
memisahkan batuan yang bergeser dan yang tidak, atau ujung dari rekahan.
Branch line, adalah garis dimana sesar berpotongan atau bercabang menjadi
sesar lain.
Surface trace, adalah garis berpotongan sesar dengan permukaan bumi
( Sapiie, 2011).
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai beikut:
3.1.1. Alat
a Penggaris
b Busur derajat
c Jangka
d Alat tulis
3.1.2. Bahan
Dari lokasi O diukur dua kemiringan semu. Masing-masing pada arah N 65°E sebesar
20° dan pada arah N 140°E sebesar 15°.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan lebih memahami materi dari berbagai
sumber lain yang lebih bervariasi agar praktikan menguasai materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sapiie, B., Magetsari A. N., H. H. A., A. I. C. 2014. Geologi Dasar. Bandung: ITB
Press.
Sukartono. 2013. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta:
Laboratorium Geologi Dinamis STTNAS.