Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beras merupakan bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh


masyarakat Asia khususnya Asia Tenggara. Beras digunakan sebagai makanan
pokok sumber karbohidrat dan sumber energi bagi manusia. Bahkan di Indonesia
banyak masyarakat yang mengatakan bahwa kalau belum makan nasi (beras)
belum makan. Sehingga konsumsi beras di Indonesia sangat tinggi setiap
tahunnya. Sebagai makanan favorit di Indonesia beras menjadi komoditas yang
selalu diteliti, dikembangkan, dan digali kemanfaatannya.
Berah hitam akhir-akhir ini memiliki kepopuleran yang lebih tinggi
dibandingkan beras non pigmentasi. Banyak peneliti yang mempublikasikan hasil
penelitiannya tentang nutrisi dan kandungan metabolit sekunder dari beras hitam.
Beras hitam sebagai pangan fungsional yang mempunyai khasiat untuk kesehatan
diantaranya; antioksidan, anti inflamasi, antibakteri, antidiabetik, antikanker,
antiallergenik, menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan hati, menghambat
penggumpalan trombosit, pencegahan pembentukan ulkus (luka pada lambung),
menghambat invasi sel kanker, agen kemopreventif.
Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat proses
penggilingan gabah. Bekatul terdiri atas beberapa lapisan, yaitu pericarp, seed
coat, nucellus dan aleurone. Umumnya bekatul digunakan sebagai campuran
pakan ternak bagi peternak. Pemanfaatan bekatul sebagai hasil samping dari
penggilingan padi masih kurang dipahami oleh lapisan masyarakat, khususnya di
Indonesia. Masih banyak varietas lokal bekatul beras hitam yang belum dikaji dan
diteliti secara ilmiah.
Pada bekatul terdiri atas lapisan perikarp, bungkus biji, nuselus, dan
aleuron. Bekatul mengandung berbagai macam vitamin (B1, B2, B3, B5, B6, dan
tokoferol), mineral, serat pangan, oryzanol, dan pangamic acid (vitamin B15)
yang baik untuk pencernaan. Beberapa golongan senyawa yang telah
diidentifikasi dari ekstrak bekatul beras hitam adalah flavonoid, triterpenoid,

1
alkaloid, fenolik, saponin, namun tidak ada golongan senyawa steroid. Selain itu,
bekatul beras hitam juga memiliki beberapa nutrisi yang bermanfaat seperti;
protein, mineral, vitamin, karbohidrat, serat dan antioksidan alami.
Diabetes militus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin atau gangguan pada reseptor insulin.
Diabetes berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. WHO
memperkirakan pada tahun 2000 bahwa penderita diabetes usia di atas 20 tahun
mencapai 150 juta orang, dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian penderita
akan meningkat menjadi 300 juta orang.

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ekstrak etanolik bekatul beras hitam (Oryza sativa L. cv wojalaka)
memiliki pengaruh hipoglikemik terhadap tikus putih (Mus musculus L.)
yang diinduksi aloksan?
2. Berapakah konsentrasi ekstrak etanolik bekatul beras hitam (Oryza sativa
L. cv wojalaka) paling baik dalam penurunan glukosa darah pada tikus
sputih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) yang diinduksi aloksan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah ekstrak etanolik bekatul beras hitam (Oryza sativa L.
cv wojalaka) memiliki pengaruh hipoglikemik terhadap tikus putih (Rattus
norvegicus Berkenhout, 1769) yang diinduksi aloksan.
2. Mengetahui konsentrasi ekstrak etanolik bekatul beras hitam (Oryza sativa
L. cv wojalaka) yang paling baik dalam penurunan glukosa darah pada
tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) yang diinduksi aloksan.

1.4 Manfaat Penelitian

2
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait
tanaman fungsional pencegah diabetes dan penurun glukosa darah. Sebagai dasar
dalam penelitian selanjutnya tentang tanaman fungsional untuk diabetes.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.1 Padi Hitam dan Bekatul Beras Hitam


Tanaman padi memiliki batang yang beruas-ruas, rangkaian ruas pada
batang padi memiliki panjang yang berbeda-beda. Daun tanaman padi yang
memiliki sisik dan memiliki telinga daun dan hal inilah yang menjadikan tanaman
padi dapat dibedakan dengan rumput yang lainnya. Pada daun terdapat helaian
daun yang memanjang, pelepah daun yang menyelubungi batang dan lidah daun
(Gambar 1.a). Bunga padi merupakan bunga telanjang yang memiliki satu bakal
buah, 6 benang sari, serta 2 tangkai putik. Gabah atau buah padi atau biji padi
terdiri atas; embrio, endosperm dan bekatul

Bekatul merupakan hasil sampingan dari penggilingan gabah menjadi


beras. Pada proses tersebut terjadi proses pemisahan endosperma beras dengan
bekatul yang merupakan lapisan yang menyelubungi endosperma. Proses pertama
hanya memisahkan sekam, menghasilkan beras pecah kulit. Beras pecah kulit
terdiri atas bran (dedak dan bekatul), endosperm dan embrio (lembaga). Beras
pecah kulit ini masih harus mengalami proses penyosohan kembali selama 1-2
kali untuk menghasilkan beras sosoh, dedak dan bekatul
1.2 Fitokimia Bekatul Beras Hitam
Berbagai hasil penelitian fitokimia menyebutkan bahwa bekatul beras
hitam didominasi oleh golongan flavonoid, sub golongan antosianin. Antosianin

3
adalah pigmen warna tanaman dan merupakan anggota golongan flavonoid.
Senyawa ini larut pada larutan yang bersifat polar seperti etanol dan air. Beras
hitam varietas Heugjinjubyeo memiliki kadar sianidin-3-0-glukosa 95% dari total
antosianin yang ada pada bekatul. Senyawa dominan berikutnya adalah peonidin-
3-0-glukosa yaitu 5% dari total antosianin
1.3 Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah
penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak
faktor, dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari: defisiensi sekresi hormon
insulin, defisiensi transporter glukosa atau keduanya.
Beberapa tipe penyakit diabetes militus adalah:
a) Diabetes melitus tipe-1
Diabetes melitus tipe 1, diabetes anak-anak (childhood-onset diabetes,
juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes
yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas.
IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
b) Diabetes melitus tipe-2
Diabetes melitus tipe 2 (adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-
insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes
melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi
darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh
mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β,
gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang
disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang
menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap
insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun
meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi
pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan
pada manusia.

4
c) Diabetes melitus tipe-3
Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes, insulin-resistant type 1
diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require
injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes,
type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama
kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6
dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat
merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita
GDM bertahan hidup.
1.4 Antidiabetik Ekstrak Bekatul Beras Hitam
Komponen bekatul beras hitam yang memiliki khasiat menurunkan kadar
glukosa darah adalah flavonoid. Flavonoid memiliki efek yaitu; daya
antioksidannya yang kuat, dapat menetralisir radikal bebas, serta memperkuat efek
insulin sehingga mampu meregulasi kadar glukosa darah (Wardani, 2010).
Antosianin merupakan pigmen warna dari tanaman dan merupakan senyawa
turunan flavonoid. Antosianin beras hitam didominasi oleh senyawa sianidin-3
glukosa dan peonidin-3 glukosa. Senyawa ini memiliki kemampuan antioksidan
yang kuat.
Sianidin-3 glukosa dan peonidin-3 glukosa dapat melawan reactive
oxsigen spesies. Reactive oxygen species (ROS) adalah radikal dan senyawa yang
membentuk radikal bebas. Senyawa ini dapat mengalami peningkatan dan
dipengaruhi oleh; stres secara psikologi dan pola makan yang tidak sehat. Selain
itu, merokok, minum minuman beralkohol dan tidak normalnya gen juga dapat
meningkatkan reactive oxygen species (ROS). Oleh karena itu, pada keadaan yang
seperti ini dibutuhkan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan.

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 7 bulan. Penelitian ini akan
dilaksanakan di Laboratorium Biokimia untuk pembuatan ekstrak dan
Laboratorium Pemeliharaan Tikus Universitas Setia Budi Surakarta.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium secara in vivo.

3.3 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Tikus yang digunakan 24 ekor, dibagi ke dalam 6 kelompok (Tabel 2).
Kosentrasi ekstrak bekatul beras hitam yang digunakan adalah 75 mg/kg BB,
150 mg/kg BB, dan 225 mg/kg BB.

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas, variabel terikat dan
variabel kendali. Variabel bebas terdiri dari konsentrasi perlakuan dari ekstrak
bekatul beras hitam. Variabel terikat terdiri dari hasil pengukuran kadar glukosa
darah. Variabel kendali yaitu tikus putih jantan strain balb/c.

3.5 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah; pengering, blender,


seperangkat alat ekstraksi maserasi, rotary evaporator, neraca analitik,
LAF/enkas, mikropipet, inkubator, timbangan tikus, timbangan analitik,
glukometer, sonde oral, jarum suntik, alat-alat gelas, dan alat pengaman diri.

3.6 Bahan

6
Bahan utama dalam penelitian ini bekatul beras hitam kultivar wojalaka
dari Malang. Hewan uji yang digunakan adalah tikus wistar jantan, 24 ekor
dengan umur 2-3 bulan. Bahan kimia yang digunakan: Aloksan, Glibenklamid,
etanol 96%, CMC.

3.7 Prosedur Kerja


Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah dengan pembuatan ekstrak
bekatul beras hitam kultivar wojalaka, persiapan hewan uji dan uji efek
hipoglikemik pada tikus diabet oleh aloksan.

3.7.1 Pembuatan Ekstrak Bekatul Beras Hitam


Tepung bekatul beras hitam (Oryza sativa L) dari varietas wojalaka,
diambil 50 gram dan diekstrak dengan metode maserasi dengan menggunakan
pelarut etanol 96% (300 ml) selama 2x24 jam, sambil sesekali diaduk untuk
menghindari kejenuhan. Setelah pendiaman 2 malam bekatul beras hitam
varietas wojalaka, disaring dengan bantuan penyaring vakum. Hasil filtrasi
dikumpulkan (filtrat 1), sedangkan massa bekatul beras hitam varietas
wojalaka, diekstraksi lagi dengan etanol yang sama kemudian didiamkan
selama 2x24 jam, disaring hingga didapat filtrat 2. Ekstraksi diulang sekali
lagi hingga diperoleh filtrat 3. Seluruh filtrat diuapkan dengan pengering
putar-vakum hingga diperoleh ekstrak kental bekatul beras hitam wojalaka.
3.7.2 Persiapan Hewan Coba
Sebelum hewan coba datang ke laboratorium uji, terlebih dahulu
disiapkan kandang, tempat makan, tempat minum, pakan AD II dan alas koran.
Hewan uji diaklimasi selama 1 minggu sebelum perlakuan. Hewan uji dibagi
ke dalam 6 kelompok uji, setiap kelompok terdapat 4 hewan uji (Tabel 2).

3.7.3 Pembuatan Aloksan


Dilarutkan aloksan monohidrat ke dalam larutan natrium klorida 0,9%
dengan dosis 100 mg/kg BB.
3.7.4 Uji Efek Hipoglikemik Pada Tikus putih Diabet

7
a. Pada akhir minggu pertama masa penelitian,yaitu masa aklimasi, tikus
disiapkan untuk induksi aloksan.
b. Pada semua kelompok perlakuan, kecuali kelompok kontrol normal,
tikus disuntik aloksan secara intraperitoneal dengan dosis 100 mg/ kg
BB.
c. Pada akhir minggu kedua penelitian, yaitu induksi aloksan, dilakukan
kadar pengukuran kadar glukosa darah tikus dengan metode stick tes
pada semua kelompok perlakuan. Sebelumnya tikus dipuasakan selama
16 jam.
d. Kemudian tikus diberi perlakuan pada tiap-tiap kelompok. Pada
kelompok kontrol normal dan negatif tikus hanya diberi aquades,
kelompok kontrol positif diberi glibenklamid dengan dosis 0,09 mg/
200 g BB, sedangkan 3 kelompok perlakuan di beri ekstrak bekatul
beras hitam dengan masing-masing dosis 75 mg, 150 mg, 225 mg/200 g
BB. Pemberian perlakuan ini dilakukan selama 2 minggu di akhir masa
penelitian.
e. Pada akhir minggu ke tiga, dan ke empat masa penelitian tikus
dipuasakan selam 16 jam dan di ukur kadar glukosa darahnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai