Anda di halaman 1dari 10

ABDULLAH BIN ABBAS Vs ALI BIN ABI THALIB ra;

SUATU SEJARAH PENYIMPANGAN


BAITUL MAAL BASRAH

Mashur Abadi

(Dosen Sejarah Peradaban Islam


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan, nomor kontak 081330938931,
jurnalkarsa@gmail.com, alamat Prenduan Sumenep)

Abstract
The distortions of Islamic history has been begun in the formative period of classical Islam and it
was done deliberately to win the interests of conflicting groups among the ummah. This article try
to uncover this kind of distortion; and in doing so it must be based on the main source texts of
classical Islam history. The case of Ibnu Abbas, in dealing with the public trassure of Basrah, will
give a light how such distortions could be done easily by hiding a certain data of main source texts.
It can be said that corruption of historical knowledge was aimed to wrapt corruptions in other
aspects of Islamic history.

Kata-kata kunci
teks sumber, accepted history, baitul maal, korupsi.

Pendahuluan buku sebelumnya yang telah dipandang


Sejarah Islam yang diajarkan pada sebagai buku standar. Sedangkan buku-
semua jenjang pendidikan Islam mulai buku yang dipandang standar ini
dari tingkat Ibtidaiyyah sampai Perguruan merupakan upaya rekonstruksi sejarah
Tinggi Islam, termasuk yang diseleng- Islam dengan merujuk pada teks-teks
garakan oleh Pesantren di Indonesia, sumber (sumber-sumber utama)1
merupakan sebuah accepted history.
1Dalam hal ini saya berdasar pada kitab karya At
Sebuah sejarah yang diterima begitu saja
Thabary, Tarikh Arrusul wal Muluk, yang biasa dikenal
tanpa adanya suatu pembacaan kritis dengan nama Tarikh At Thabary, sebab karya ini
baik pada aspek sumber maupun merupakan teks sumber sejarah islam klasik dan
ketajaman analisisnya. Akibatnya tidak menjadi sumber rujukan bagi kitab-kitab tarikh
sesudahnya semisal kitab Al Kaamil fi Taarikh karya
heran jika buku-buku ajar Sejarah Islam Ibnu Atsir. Seperti diketahui Ibnu Atsir mendasarkan
tidak mengalami perubahan berarti. karyanya tersebut pada At Thabary dalam
Buku-buku baru yang terbit kemudian mensejarahkan peristiwa-peristiwa mulai tahun 1
Hijrah sampai tahun 306 Hijrah. Artinya At Thabary
lebih merupakan saduran dari buku- merupakan sumber utamanya untuk kitabnya sampai
KARSA, Vol. XVII No. 1 April 2010

Jika diajukan keberatan akan membingungkan. Termasuk tentang


otentisitas dan validitas terhadap teks dalang dibalik pembunuhan Ustman
sumber sejarah Islam semisal Tarikh At serta peristiwa-peristiwa yang menyertai-
Thabary dengan menyatakan, bahwa teks nya, sebelum dan sesudah pembunuhan
sumber sejarah semacam ini akurasinya dibiarkan dalam kekaburan.3
tidak seakurat hadist umpamanya, dan Tentu saja ada alasan dan
karenanya harus ditolak. Jika pandangan kepentingan dalam menyembunyikan
semacam ini diterima akibatnya adalah data-data penting pada periode tertentu
kita akan kehilangan seluruh sejarah dan dalam kasus sejarah Islam adalah
Islam zaman klasik, paling tidak periode periode yang dikenal sebagai masa
setelah Nabi SAW wafat sampai awal Khulafaurrasyidin. Alasan yang sering
abad IV Hijrah.2 Sesungguhnya sebagai dikemukakakan adalah bahwa sejarah
teks sumber, Tarikh At Thabary tidak perlu merupakan tauladan dan karenanya harus
diragukan meski cara pembacaannya memberikan gambaran yang baik-baik
harus tetap kritis. Problem krusial dalam dan indah. Sejarah harus steril dari darah,
kaitannya dengan menulis sejarah adalah pengkhianatan, korupsi dan tindakan-
kejujuran, dalam kasus yang akan tindakan buruk lainnya dari tokoh-tokoh
dikemukakan berikut ini, berupa kebe- yang terlanjur digambarkan terbebas dari
ranian menyajikan data secara apa kenaifan kemanusiaan. Mereka adalah
adanya dan tidak menutupinya demi tokoh-tokoh “sempurna” dalam ke-
kepentingan kelompok tertentu atau imanan, akhlak dan ilmu. Alasan
pribadi tertentu. semacam ini dapat dibenarkan untuk
Persoalannya menjadi krusial dongeng tapi salah besar untuk sejarah.
dengan adanya fakta, bahwa para penulis Sejarah adalah sebuah kejujuran tanpa
buku-buku sejarah Islam tersebut dengan syarat terhadap realitas kemanusiaan
sengaja menyembunyikan data-data dengan segala darah, air mata dan juga
penting yang ada pada teks-teks sumber. pengkhianatan, ketamakan. Di samping
Benar bahwa paparan tertentu yang keberanian, kecerdasan dan keindahan
menyangkut tokoh terkenal semisal akhlak. Karenanya sejarah adalah kaca
Ustman bin Affan, memberikan benggala,4 sebuah cermin bening tempat
gambaran tentang gejala korupsi pada generasi sekarang dan nantinya akan
masa pemerintahannya. Tetapi deskripsi berguru. Sejarawan bukanlah makhluk
yang dikemukakan sangatlah umum dan partisan.5 Komitmen sejarawan, seperti
terlihat kesan kuat untuk menghindarkan
pribadi tertentu dari kesalahan. Akibat- 3Bandingkan dengan salah satu surat protes dari Malik
bin Harist kepada Ustman bin Affan dengan kata-kata
nya gambaran yang muncul justru pembuka sebagai berikut “...dari Malik bin Harist
kepada Khalifah yang ceroboh , salah,
mengesampingkan sunnah nabiNya, dan menolak
tahun 3006 Hijrah. Dia mengakui bahwa untuk semua hukum-hukum Alquran”. Lihat Al Balaadzury,Ansaab
riwayat tentang sahabat Nabi SAW, dia menukilnya alAsyraaf, h.47 dalam Faraj Faudah, Alhaqiqah
secara apa adanya dari At Thabary. Lihat Ibnu Atsir, Al Alghaaibah, Mesir:1987.
Kaamil fi Taarikh, juz.1 h.1. 4 Syfi’i Ma’arif, Kata Pengaantar, dalam
2Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu yang didasarkan M.Abd.Karim,Islam Di Asia Tengah,Bagaskara
pada catatan berupa naskah atau lainnya. Artinya tanpa ,Yogjakarta:2006.
suatu sumber tertulis tidak akan da sejarah, khususnya 5Ibn Khaldun menyatakan bahwa di samping beberapa

sejarah yang telah lama lewat waktunya. Di sinilah faktor yang menyebabkan kesalahan dalam penulisan
urgensi Tarikh At Thabary sebagai sumber tertua bagi sejarah di antaranya ketidaktahuan terhadap fenomena
kita untuk mensejarahkan zaman klasik Islam tersebut. zaman, maka faktor kepemihakan sejarawan kepada

2
Abdullah Vs Ali ra. dalam Penyimpangan Baitul Maal
M. Masyhur Abadi

ilmuwan lainnya, adalah kebenaran dan Dengan prinsip-prinsip di atas


kejujuran dalam pengertian rigid dari kata itulah saya mencoba membongkar fakta
itu. korupsi yang terjadi pada periode sejarah
Selain untuk membela pribadi Islam yang terlanjur diyakini sebagai
tertentu seperti telah disinggung di atas, masa di mana nilai-nilai Islam secara par
upaya menyembunyikan data-data excellence teraktualisasikan secara
tertentu tersebut juga dimaksudkan sempurna. Dalam pengungkapan ini
sebagai upaya untuk memuluskan jalan tidak dapat dihindari menyangkut tokoh-
bagi proses ortodoksi kelompok tertentu, tokoh tertentu yang juga telah terlanjur
dalam hal ini adalah kelompok Sunni. diyakini terbebas dari cacat.
Proses ortodoksi Sunni tidak mungkin Penilaian yang digunakan bersifat
berhasil tanpa menempatkan periode syncronic dan diacronyc untuk memenuhi
formatitive dalam bidang politis ini ke rasa keadilan dan seharusnya sesuatu
tingkat doktrin yang bersifat dogmatis. diukur dengan kriteria zamannya.
Sebagaimana diketahui kelompok Penilaian suatu peristiwa masa lalu
Khawarij menegaskan, bahwa tampuk haruslah penilaian sezaman. Dalam
kepemimpinan ummat Islam menjadi hak kaitannya dengan korupsi dalam tulisan
setiap muslim dengan syarat dia memiliki ini, konsep yang digunakan adalah segala
sifat-sifat yang baik dan memiliki tindakan yang melanggar dan merusak
kompetensi memimpin. Pandangan aturan hukum maupun moral serta nilai-
egaliter Khawarij ini jelas berseberangan nilai dasar ajaran Islam seperti amanah.
dengan doktrin Syi’ah yang telah Konsep korupsi semacam ini jelas
menetapkan hak khilafah pada Ali bin mengusung universalitas dan karenanya
Abi Thalib dan keturunannya dari jalur shaalihun likulli zamaan wa makaan. Selain
Fathimah. itu saya menggunakan teks-teks sumber
Kelompok Sunni mencoba yang selama ini menjadi rujukan para
mengambil jalan tengah dengan penulis sejarah Islam. Perbedaannya saya
mengklaim, bahwa empat khalifah yang tidak berusaha menyembunyikan data-
ada (Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali), data tertentu yang dipandang dapat
bukan saja absah, tetapi juga merupakan menodai kesucian periode emas sejarah
parexellence dari semua nilai-nilai dan Islam, yaitu masa Khulafaurrasyidin.
ajaran Islam. Tetapi penegasan doktriner Perbedaan lainnya adalah dalam analisis
ini dengan ditambahi dogma ekstra, yaitu data. Saya tetap menggunakan episteme
bahwa imam harus berasal dari suku sezaman dalam menjelaskan realitas agar
Quraysh.6 semua fenomena kesejarahan dapat
dibaca dalam konteksnya termasuk
pemahaman sezaman tentang sesuatu
penguasa atau tokoh yang dikagumi merupakan salah semisal kewenangan seorang penguasa
satu faktornya. Lihat Ibn Khaldun, Mukadimah.
6Hadist nabi yang terkenal “Al aimmatu minal quraysh”
dalam kaitannya dengan uang atau
sebenarnya merupakan kalam khobary yakni sebuah kekayaan negara.
deskripsi atas realitas politis masa itu bahwa memang Apakah gerangan episteme itu?
kenyataannya suku Quraysh lah yang memegang
tampuk kepemimpinan masyarakat Arab sekitar Hijaz;
Secara bebas boleh dikatakan bahwa
dan bukan dalam bentuk shighat ‘amar yang memiliki episteme adalah suatu struktur yang
konsekuensi hukum. Tetapi hadist ini oleh kelompok cukup lama tetap sama dalam penalaran-
Sunni dipahami sebagai instruksi yang mengikat secara
hukum.
penalaran yang dipakai manusia. Ada

3
KARSA, Vol. XVII No. 1 April 2010

tiga sifat utama episteme, yaitu pertama, bukanlah suatu medium yang transparan,
episteme menentukan bagaimana melihat bukanlah pencerminan dari kenyataan.
dan mengalami kenyataan. Artinya cara Bahasa adalah alat yang dipergunakan
mengalami kenyataan menentukan episteme guna mengatur dan menyusun
bagaimana melihat kenyataan, struktur kenyataan sesuai dengan tabiat episteme
mana yang diterapkan pada kenyataan, itu sendiri. Dari abad ke abad manusia
dan benda-benda mana yang dilihat menciptakan suatu lingkungan sosial
dalam kenyataan. Hal ini juga berarti sesuai dengan konsep-konsep dan
bahwa episteme pada suatu periode episteme-episteme yang merupakan sarana
tertentu untuk manusia yang hidup pada untuk mencakup kenyataan dalam
waktu itu, tidak disadari. Seketika konsep-konsep. Pemakaian bahasa tidak
episteme disadari, maka menjadi sadar menuju diberlakukannya kekuasaan,
bahwa melihat (bagian dari) kenyataan melainkan sama dengan diberlakukannya
dengan cara tertentu dan dengan kekuasaan9
demikian terbuka jalan bagi pengalaman
kenyataan yang lain. Episteme yang telah Kasus Ibnu Abbas
disadari kehilangan kesegarannya yang Tokoh ini amat terkenal di
semula dan menjadi dibuat-buat7 kalangan kaum muslimin sebagai seorang
Kedua, sifat episteme yang kedua sahabat Nabi SAW yang memiliki lautan
berkaitan dengan larangan, penyang- ilmu yang luas. Ibnu Abbas terkenal
kalan, dan pengesampingan. Penalaran sebagai mufasir di kalangan sahabat dan
dan episteme mengatur dan mengontrol dipandang sebagai bapak tafsir Alquran.
pengetahuan mengenai kenyataan, Ketika Ali bin Abi Thalib menjadi
benda-benda yang ada di dalam kenyata- khalifah dia diangkat sebagai gubernur
an melalui tiga macam pengecualian, Basrah10 Kasus Ibnu Abbas dalam
yaitu tabu, kegilaan dan ketidakbenaran. kaitannya dengan Baitul Maal Basrah
Identitas penalaran dan episteme tidak sungguh di luar dugaan semua orang.
disebabkan oleh apa yang terkandung di Tetapi teks-teks sumber menyebutkan
dalamnya, melainkan oleh apa yang bahwa Baitul Maal Basrah telah
dikucilkan (larangan itu tidak disadari digunakan oleh Ibnu Abbas secara tidak
sama seperti episteme sendiri tidak benar dari tolok ukur zamannya maupun
disadari). Artinya setiap jaman ada kaca takaran universal. Deskripsi kasus ini
matanya sendiri dengan warna tertentu. sebagai berikut:
Bila ingin menyususn kemabali sebuah Bendahara Baitul Maal Basrah Abu
episteme, kita selalu harus bertindak dari Aswad Ad Dualy (ketika itu Ibnu Abbas
luar ke dalam, dari bidang yang tabu ke menjabat sebagai gubernur Basrah)
intinya yang positif8 mengirim surat kepada Ali bin Abi Thalib
Ketiga, sifat ketiga dari episteme yang tengah menjabat khalifah mela-
adalah berkaitan dengan bagaimana porkan tindakan korupsi yang dilakukan
diungkapkan suatu hubungan tertentu gubernurnya. Bunyi surat tersebut adalah
antara bahasa dan kenyataan. Bahasa “Amma ba’du sesungguhnya Allah telah
menjadikanmu penguasa yang dipercaya
7F.R. Ankersmit, Refleksi tentang Sejarah, Pendapat-
pendapat Modern tentang Filsafat Sejarah, terj. (Jakarta: 9Ibid.,
hlm., 311-412
Gramedia, 1987) hlm. 310. 10At Thabary, Tarikh Arrusul wal Muluk, Juz 3
8Ibid., hlm. 311. h.144,Maktabah Asyaamilah.

4
Abdullah Vs Ali ra. dalam Penyimpangan Baitul Maal
M. Masyhur Abadi

dan pemimpin yang berwenang...dan Sementara Faraj Faudah dalam


sungguh putra pamanmu (Ibnu Abbas) bukunya Al Haqiqah Al Ghaaibah secara
telah memakan harta yang berada di rinci memaparkan kasus Ibnu Abbas
bawah kekuasaannya (Baitul Maal) tanpa dalam kaitannya dengan harta Basrah.
sepengetahuanmu. Aku tidak mampu Yang menarik dari paparan tersebut
merahasiakan hal ini darimu. Maka adalah jawaban Ibnu Abbas kepada Ali
lihaltlah apa yang terjadi semoga Allah setelah dia mendapat peringatan dan
merahmatimu dan kemukakan pan- nasehat Ali. Jawaban tersebut adalah
danganmu tentang apa yang telah sebagai berikut, “Ammaa ba’du. Telah
kusampaikan kepadamu”11 sampai kepadaku suratmu yang
Kemudian Ali bin Abi Thalib membesar-besarkan persoalan pengambi-
menyurati Ibnu Abbas tentang hal itu. lan harta yang aku ambil dari kekayaan
Berikut adalah jawaban Ibnu Abbas, Basrah. Demi umurku sesungguhnya
“Amma Ba’du adapun berita yang telah hakku atas Baitul Maal (Basrah) lebih
sampai kepadamu adalah bathil. Harta besar dibanding hakmu.Wassalam”14
(Baitul Maal) yang berada ditanganku Lebih anehnya lagi dia melanjutkan
aman dan terpelihara. Janganlah engkau suratnya kepada Ali bin Abi Thalib, yang
mempercayai tuduhan-tuduhan itu. berkali-kali memperingatkannya, dengan
Wassalam”. Karena jawaban Ibnu Abbas kata-kata sebagai berikut, “Jika engkau
mengesankan tidak terjadi apa-apa tidak berhenti menggangguku dengan
dengan Baitul Maal Basrah, Ali bin Abi dongenganmu, sungguh aku akan
Thalib menulis surat kepadanya. “Maka berikan harta (Basrah) ini kepada
beritahu aku apa yang engkau ambil dari Muawiyyah agar dia memerangimu
jizyah dan dari mana engkau dapatkan? dengan harta tersebut”15 Seperti
Dan engkau gunakan untuk apa? diketahui pada saat itu terjadi konflik
Menerima surat yang bernada interogasi politik antara Ali dan Muawiyyah.
ini, Ibnu Abbas menjawab, “Amma ba’du. At Thabary menyebutkan adanya
Aku memahami kesedihanmu yang perbedaan pendapat para sejarawan
mendalam tentang berita yang sampai tentang kapan Ibnu Abbas pindah ke
kepadamu, bahwa aku telah mengha- Mekkah dengan membawa kekayaan
biskan harta negeri ini. Maka utuslah Basrah. Sebagian menyatakan bahwa dia
(pejabat baru) yang engkau sukai karena tetap tinggal di Basrah sampai Ali
aku akan segera menyingkir dari terbunuh baru dia pindah ke Mekkah.
(Basrah)”12 Dalam kitab Arrusul wal Pandangan ini menyatakan bahwa dia
Muluk disebutkan bahwa Ibnu Abbas ikut menyaksikan perdamaian dan
kemudian pindah ke Mekkah beserta
keluarga dan kerabatnya dengan 14Faraj Faudah, Al Haqiqah Al Ghaaibah, h.62.
membawa harta Basrah. 13 15Faraj Faudah,Al Haqiqah Al Ghaaibah, h.62. Dalam
buku Al Haqiqah Al Ghaaibah ini, Faraj Faudah ketika
memaparkan jawaban Ibnu Abbas bahwa dia akan
memberikan kekayaan Basrah kepada Muawiyyah,
tidak menyebutkan rujukan sumbernya. Tetapi jika
11At Thabary, Tarikh Arrusul wal Muluk, Juz 3 dilihat paparan sebelumnya ketika memaparkan surat-
h.146,Maktabah Asyaamilah. menyurat antara Ali dan Ibnu Abbas menanggapi
12At Thabary, Tarikh Arusul wal Muluk, Juz 3, h.146, laporan Abu Aswad Adualy tentang penyalah gunaan
Maktabah Asyaamilah. baitul maal Basrah, dia mendasarkan paparannya pada
13At Thabary,Tarikh Arrusul wal Muluk, Juz 3, h.146, Tarikh At Thobary ,Juz 4,h.104-109,Muasasah al A’lamy,
Maktabah Asyaamilah. Beirut.

5
KARSA, Vol. XVII No. 1 April 2010

penyerahan kekuasaan antara Hasan bin ambil dan dari mana engkau
Ali kepada Mu’awiyyah bin Abi Sufyan. dapatkan? Dan untuk apa engkau
Tetapi sebagian besar ahli sejarah, tutur pergunakan?” sebenarnya adalah
At Thabary, mengatakan bahwa Ibnu suatu perintah pertanggungjawaban
Abbas pindah ke Mekkah semasa Ali bawahan kepada atasan (gubernur
masih hidup. Dan yang menyaksikan kepada khalifah). Tetapi dengan
perdamaian antara Hasan bin Ali dengan jawaban tersebut dapat dipahami
Mua’wiyyah adalah Ubaidillah ibnu bahwa accountibility dan responsibility
Abbas dan bukan Abdullah bin Abbas16 sebuah laporan keuangan belum
Di atas disebutkan bahwa jawaban terumuskan secara baik sehingga Ibnu
Ibnu Abbas kepada Ali adalah bahwa dia Abbas merasa hal itu bukan menjadi
lebih berhak atas kekayaan Basrah dari kewajibannya.
pada Ali bin Abi Thalib. Jawaban ini 3. Jawaban Ibnu Abbas tersebut
menarik karena menimbulkan banyak memperlihatkan bahwa batasan public
asumsi, di antaranya; property atau public treassure (maal al
1. Dengan jawaban itu Ibnu Abbas tidak ummah) dengan private property dalam
merasa melakukan tindakan yang kaitannya dengan penguasa tidaklah
salah karena kekayaan Basrah jelas.
merupakan haknya. Persoalan hukum 4. Ibnu Abbas tahu bahwa yang dia
muncul terkait dengan batas hak lakukan adalah salah tetapi mencoba
kekuasaan seorang kepala daerah mencari pembenaran dengan berdasar
(gubernur) atas Baitul Maal, baik hak pada nasabnya sebagai putera Abbas
dalam pengelolaannya maupun paman Nabi SAW melalui kata-
seberapa besar jumlah kekayaan yang katanya “Aku lebih berhak atasmu.”
dapat dia gunakan untuk keperluan Seperti diketahui Abbas bin Abdul
pribadinya. Preseden yang ada dalam Muthalib masuk Islam sementara Abu
persolan ini bersifat etis seperti pada Thalib, ayahnya Ali, tetap dalam
praksis Umar bin Khatab tetapi belum kekufurannya sehingga ini menjadi
menjadi suatu ketetapan hukum yang exuse Ibnu Abbas bahwa dia lebih
dapat dirujuk oleh para pemimpin berhak dibanding Ali. Asumsi pada
sesudahnya. Asumsi pada point point keempat ini memperlihatkan,
kesatu ini memperlihatkan betapa bahwa di satu sisi betapa nilai dan
lembaga-lembaga kenegaraan dan ajaran Islam tentang egalitarianisme
pemerintahan merupakan kreasi anak masih bercampur dengan tradisi lokal
zamannya dan karenanya Arab yang mengedepankan kedekatan
berdialektika dengan perkembangan darah. Sedangkan di sisi yang lain,
zamannya. Tentu saja hal ini menjadi seperti terbukti dalam tindakan Ibnu
pekerjaan rumah bagi kalangan ahli Abbas yang memanggil semua
fiqh untuk merumuskan ketetapan- kerabatnya untuk diberi bekal dari
ketetapan hukum dalam fiqh siyasah. Baitul Maal sebelum pindah ke
2. Dalam konteks permintaan Ali Mekkah17, betapa batasan hak publik
kepada Ibnu Abbas yang berbunyi dengan hak pribadi penguasa sama
“Berapa besar jizyah yang engkau sekali belum terumuskan. Artinya

16At Thabary, Tarikh Arrusul wal Muluk, Juz 3, h.146 17At Thabary, Tarikh Arrusul Wal Muluk, juz.3 h.146.

6
Abdullah Vs Ali ra. dalam Penyimpangan Baitul Maal
M. Masyhur Abadi

dapat dipahami bahwa tindakan Ibnu Rasulullah SAW. Dengan pernyataan ini
Abbas memberikan harta Baitul Maal diperlukan suatu pembacaan baru yang
Basrah kepada sanak kerabatnya jujur sekaligus kritis menyangkut
adalah suatu praktek yang biasa pada ucapan-ucapan yang dinisbahkan kepada
masa itu dengan mengingat nilai Nabi SAW mengenai sifat dan
komunal yang masih kuat melekat kedudukan para sahabatnya. Bagaimana
pada masyarakat Arab. kita memahami puluhan dan bahkan
5. Bahwa apa yang dilakukan Ibnu ratusan ribu darah sesama kaum
Abbas adalah salah atas dasar dan muslimin tumpah dan di dalamnya para
tolok ukur apapun terlebih jika sahabat Nabi SAW saling berhadapan
dibandingkan dengan praktek Umar sebagai musuh, sementara diyakini
bin Khatab yang sangat berhati-hati bahwa semua sahabat adalah ‘uduul.
dalam berhadapan dengan harta Begitu juga pernyataan-pernyataan lain
kaum muslimin semasa menjabat yang dinisbahkan pada ucapan Nabi
sebagai khalifah. Asumsi keempat ini SAW seperti “Para sahabatku seperti
lebih mendekati kebenaran dengan bintang”, atau sebuah ucapan yang
melihat gaya hidup Ibnu Abbas yang sangat terkenal yang diyakini sebagai
sangat mewah setelah dia pindah ke hadist, “Wajib atas kalian mengikuti
Mekkah.18 Asumsi kelima ini sunnahku dan sunnah para khalifah
selayaknya dibaca sebagai sesuatu rasyiidah sesudahku”. Pembacaan kritis
yang manusiawi, bahwa betapa dengan menggunakan kesadaran dan
godaan harta merupakan pit fall anak pendekatan kesejarahan bahwa teks
Adam, siapapun dia kecuali para Nabi seharusnya tidak dilepaskan dari ruang
dan Rasul yang telah dijamin ke- dan waktu kesejarahannya.
ma’shum-annya. Terlebih jika hal itu Ini merupakan signifikansi utama
dilakukan dalam konteks suatu masa tulisan ini, bahwa betapa sikap dan
di mana belum ada batasan dan pernyataan ideologis dapat menyesatkan
aturan yang tegas tentang hak akal sehat dengan cara memanipulasi
penguasa dalam kaitannya dengan sejarah dalam bentuk generalisasi kondisi
harta negara. suatu periode sejarah. Pernyataan bahwa
Akhirnya mungkin muncul masa khulafaurrasyidin merupakan sejarah
pertanyaan untuk apa membuka luka emas dan diyakini bahwa pada masa ini
lama terlebih menyangkut seorang tokoh nilai dan ajaran Islam teraktualisasikan
sekaliber Ibnu Abbas19. Jawabannya secara sempurna, dan atau bahwa bentuk
paling tidak pertama, menyentuh pemerintahan kekhilafahan merupakan
persoalan kejujuran ilmiah sebagai hal bagian tak terpisahkan dari Islam sebagai
mutlak agar ilmu dapat menjadi kaca agama adalah tidak benar secara
benggala bahwa yang ma’shum hanyalah kesejarahan melalui data-data sejarah
yang selama ini dengan sengaja ditutup-
18Disebutkan bahwa dia menghabiskan 3000 dinar tutupi. Senyatanya kekhilafahan adalah
untuk membeli tiga jariyyah. Lihat Faraj Faudah, Al suatu bentuk ijtihad para sahabat untuk
Haqiqah Al Ghaaibah,h.60.
19Dalam sebuah hadist riwayat Bukhary disebutkan
menjawab persoalan zamannya
bahwa Nabi SAW pernah merangkul Ibnu Abbas dan menyangkut cara pengelolaan kekuasaan.
mendoakannya agar memiliki hikmah.Lihat Shahih Sebagai sebuah ijtihad, ia bisa jadi benar
Bukhary , Kitab Manaaqib, Hadist No.3473, dalam Al
Maktabah Asyaamilah.
dan juga bisa salah. Dan yang lebih

7
KARSA, Vol. XVII No. 1 April 2010

penting setiap zaman memerlukan kebuntuan kita hanya diberitahu, bahwa


kecerdasan dan ijtihad baru. Tidak lebih tiba-tiba Umar dengan suaranya yang
tidak kurang. lantang berteriak membaiat Abu Bakar
Khilafah sebagai bentuk dan semua orang mengikutinya.20
pemerintahan Islam yang dipilih oleh Sedangkan untuk khalifah kedua,
ummat Islam masa itu benar-benar Umar bin Khatab menggunakan cara
merupakan ijtihad sebab dalam proses penunjukkan langsung. At Thabary
dan cara pemilihannya tidak sampai pada memaparkan kepada kita bahwa sebelum
tingkat ijma’. Seperti disebutkan dalam Abu Bakar wafat dia menulis sebuah
teks-teks sumber klasik sejarah Islam, surat tertutup kemudian meminta untuk
lagi-lagi sumber utamanya adalah Tarikh disampaikan kepada Umar. Setelah
At Thabary, kelompok Anshar dibuka berisi penujukkan Umar sebagai
mengajukan imamnya sendiri. Dalam khalifah, dan orang-orangpun
peristiwa tsaqifah bani Sa’idah konflik membaiatnya. 21 Ustman bin Affan
kekuasaan Anshar-Muhajirin ini terpilih melalui formatur yang telah
diselesaikan dengan cara yang ditentukan oleh Umar, dan Ali bin Abi
menyisakan banyak pertanyaan. Tidak Thalib menjadi khalifah melalui
seperti yang biasa kita baca pada buku- pembaiatan langsung.
buku ajar Sejarah Islam (accepted history)
yang menggambarkan peristiwa tersebut Penutup
sebagai berjalan dengan lancar dan Apa yang ingin saya tegaskan
semua orang yang hadir sepakat adalah, bahwa tata cara dan bentuk
memberikan bai’at kepada Abu Bakar. pemerintahan yang dipilih Umat Islam
Senyatanya peristiwa tersebut tidak pada masa itu merupakan ijtihad politik
sesederhana seperti yang kita yakini dan bukan bagian dari agama. Jika
selama ini. dikatakan bahwa imam harus berasal dari
Dalam peristiwa tersebut yang Quraysh berdasar pada sabda Nabi SAW,
terjadi sesungguhnya merupakan maka pastilah tidak akan terjadi chaos
kebingungan ummat yang masih baru antara Muhajirin-Anshar, dan jika hadist
dan harus menghadapi persoalan- Ghadir Khum benar tentang penetapan
persoalan zamannya tanpa ada wahyu Ali oleh Nabi SAW sebagai penggantinya,
dan pemimpin yang membimbingnya.
Sementara tata cara dan siapa pemimpin
yang akan menggantikan Nabi SAW 20Fakta yang sering dilupakan adalah bahwa telah
dalam urusan ummat masih belum terjadi chaos sepeninggal Nabi SAW menyangkut
imamah yang menyebabkan konflik kepentingan
terpikirkan. Maka dalam situasi gamang diantara Muhajirin-Anshar. Dalam peristiwa tsaqifah
tersebut, ummat Islam Madinah yang Bani Saidah, disebutkan oleh Thabary yang dikutip
didominasi oleh kelompok Muhajirin dan oleh Mernisi, terjadi kerusuhan sampai –sampai
beberapa orang terinjak-injak; dan akibatnya jasad Nabi
Anshar mengalami suasana chaos karena SAW dibiarkan selama tiga hari dan hanya ditunggui
masing-masing kelompok mengajukan Ali dan Fatimah. Sementara ajaran Nabi SAW tentang
calonnya. Ketika jalan dialog mencapai jenazah adalah menyegerakan peguburannya. Tetapi
dalam sejarah yang selama ini kita baca, penguburan
kebuntuan, maka kelompok Anshar Nabi SAW ditunda karena banyaknya orang yang
mengajukan usulan, bahwa masing- melayat. Lihat Fatimah Mernisi, Kontroversi Peran
masing kelompok memilih pemimpinnya Wanita dalam Politik, terjemahan Masyhur Abadi, Dunia
Ilmu, Surabaya:1998.
sendiri. Saat usulan ini juga mengalami 21Faraj Faudah, Alhaqiqah Alghaaibah,h.67.

8
Abdullah Vs Ali ra. dalam Penyimpangan Baitul Maal
M. Masyhur Abadi

pastilah Abu Bakar dan Umar akan “Khilafah Khilafah”—sebagaimana dengan


menolak pembaiatan dirinya sebab siapa nyaring disuarakan Hizbut Tahrir—
yang berani menyangsikan kedekatan sebagai solusi persoalan umat, atau justru
dan kepatuhan Abu Bakar serta Umar cara berpikir ahistoris22 semacam ini akan
kepada semua ucapan dan tindakan Nabi menambah persolan umat, karena mem-
SAW. Fakta-fakta sejarah ini semakin biarkan pikiran terbekukan dalam waktu
meneguhkan, bahwa khilafah adalah di masa lalu justru di saat umat ini
bukan bagian dari agama. Dengan data- memerlukan kecerdasan ijtihad agar
data kesejarahan di atas apakah masih dapat berjalan bersama zaman. Wa Allāh
relevan dan signifikan seruan ideologis a’lam bi al-sawāb



22Saya menyatakan bahwa seruan kepada khilafah pada


milenium ketiga sebagai solusi persoalan-persoalan
ummat islam sebagai cara berpikir buta sejarah karena
seruan ini didasarkan pada asumsi:1.Bahwa khilafah
adalah bagian dari agama;2.bahwa khilafah, dalam hal
ini adalah masa khulafaurrasyidin, merupakan the real
golden age di mana nilai dan ajaran islam
teraktualisasikan secara sempurna dan karenanya
menjadi model yang harus dibakukan. Dua asumsi ini
jelas keliru jika dengan berdasar pada data dan fakta
kesejarahan.

9
KARSA, Vol. XVII No. 1 April 2010

96

Anda mungkin juga menyukai