Anda di halaman 1dari 2

Upaya konservasi jawel orchid dan peran masyarakat dalam konservasi jawel

orchids

Konservasi jawel orchid in situ di alamnya dalam bentuk hutan lindung dan hutan
konservasi terus di lakukan. Selain itu konservasi jawel orchid ex situ di luar kawasan harus pula
dikembangkan karena dapat dijadikan back up dari habitat di alamnya. Bayangkan oleh kita jika
saja konservasi in situ yang selama ini telah dilakukan di kawasan hutan Gunung Merapi dengan
sekejap hancur akibat erupsi gunung tersebut. Oleh karena itu penting diusahakan konservasi ex
situ di luar kawasan. Tentunya harus didukung oleh informasi kesesuain tempat tumbuh jawel
orchid tersebut.

Upaya pemerintah selama ini memberikan tanggung jawab identifikasi, eksplorasi,


koleksi, dan konservasi di pundak balai penelitian pemerintah dengan unit pelaksananya.
Keberadaannya sangat nyata dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan khususnya anggrek.
Seperti  Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya
Eka Karya di Bali. Kegiatan pelestarian jawel orchid di lingkup institusi merupakan bagian dari
koleksi spesies tanaman dari berbagai wilayah di Indonesia dalam bentuk kebun raya, cagar
alam, kebun koleksi spesies, kebun koleksi plasma nutfah, dan Arboretum.

Konservasi ex situ dapat pula dilakukan oleh univeritas dengan lembaga atau organisasi
yang terkait. Laboratorium, Green House dan instalasi konservasi yang dimiliki oleh institusi
tersebut setidaknya harus berjauhan dengan kawasan konservasi in situ yang rawan bencana
alam. Hal tersebut untuk mengindari dampak yang sama dari kerusakan bencana alam. Sebut saja
usaha perbanyakan spesies jawel orchid dengan perbanyakan melalui kultur in vitro. Dari satu
buah anggrek dapat dihasilkan beribu-ribu bibit yang tumbuh dalam media khusus. Selain itu
konservasi dengan teknik cryopreservation, di mana organ tanaman dalam bentuk polen, biji
anggrek dapat dibekukan dalam suhu dan ruang tertentu. Kegiatan konservasi tersebut sangat
mungkin dilakukan oleh universitas.

Peran universitas yang salah satu fungsinya pengabdian pada masyarakat dapat ikut serta
dalam upaya pelestarian dan konservasi anggrek di habitatnya. Konservasi bukan hanya menjadi
obyek penelitian dan upaya pelestarian saja. Namun di tangan para peneliti di universitas
penyebaran informasi kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan, desa binaan, kerjasama
pengabdian masyarakat  dapat dicapai. Selain itu aspek pemanfaatan potensi dan pengembangan
anggrek untuk mencegah kepunahan, dan meningkatkan nilai ekonomis tanpa bertentangan
dengan tujuan konservasi terlaksana dengan sinergis.

Peran masyarakat dalam konservasi jawel orchid

Upaya konservasi anggrek dapat pula mengikut sertakan organisasi peranggrekan yang
ada, pecinta dan hobi anggrek khususnya jawel orchid dan pengusaha anggrek dalam hal ini dapat
dikatakan sebagai masyarakat yang peduli anggrek. Tidak menutup kemungkinan peran serta
mereka dapat disinergikan. Hanya tinggal bagaimana sinergi tersebut saling menguntungkan dan
mendukung dari program konservasi anggrek.

Selama ini masyarakat kurang dapat merasakan secara langsung manfat dari konservasi
anggrek, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah hutan. Sehingga perambahan anggrek
yang memiliki nilai ekonomis tinggi membuat masyarakat di sekitar hutan mencari dan
menjualnya. Berbeda halnya jika saja ada pemahaman yang baik terhadap permasalahan
konservasi di tengah masyarakat. Tentunya masyarakat yang memiliki informasi tentang
konservasi dan memanfaatkan anggrek tersebut tidak menjadi kambing hitam dari terancamnya
keberadaan anggrek.

Dapat diambil contoh apa yang telah dilakukan oleh masyarakat di sekitar hutan
Wonosadi (MOI Edisi lalu) selain kearifan lokal yang ada di lingkungan masyarakat, mereka pun
dapat memanfaatkan potensi hutan yang ada untuk keberlangsungan hidup sehari-hari. Maka
permasalahan konservasi anggrek jawel orchid di lingkungan hutan Wonosadi dapat teratasi
dengan adanya pemahaman pentingnya menjaga kelestarian anggrek namun dari sisi ekonomi
pun dapat tercapai.

Kesadaran konservasi anggrek jawel orchid di masyarakat harus didukung oleh segenap
pihak. Institusi penelitian dan pendidikan dapat memberikan informasi kepada masyarakat.
Selain itu para stake holder yang dalam hal ini konsumen, pengusaha, petani dan hobiis anggrek
dapat berkontribusi dalam usaha konservasi. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa stake holder
ini lah anggrek menjadi bernilai ekonomis. Program konservasi yang dilakukan oleh institusi
pemerintah dan univeristas harus dapat menyentuh dan mengikutsertakan masyarakat di sekitar
hutan.

Anda mungkin juga menyukai