Anda di halaman 1dari 38

BAHAN BAKU INDUSTRI

KOSMETIK

1
SEJARAH KOSMETIK
• Kosmetik telah digunakan sejak berabad‐abad yang
lalu, baik dalam ritual keagamaan, untuk
meningkatkan kecantikan, serta meningkatkan
kesehatan.

• Penggunaan kosmetik sepanjang sejarah dapat


menjadiindikasi adanya kekhawatiran manusia
terhadap lingkungan, seperti perlindungan dari
matahari; strata kelas; atau kecantikan

 "Seorang wanita tanpa cat seperti makanan tanpa


garam."
 ………………. Filsuf Romawi, Plautus
• Orang Mesir telah menggunakan Make up sejak 6000 tahun yang silam
• Bijih logam, tembaga, dan batu semi mulia yang dibuat menjadi bubuk untuk eye shadow.
• Kohl, eyeliner gelap yang dijumpai pada patung, lukisan, dan mumi di Mesir, dibuat dari
campuran timah, tembaga, almond dibakar, jelaga, dan bahan‐bahan lainnya
• Sedangkan tanah liat yang dicampur dengan air digunakan untuk bibir, pipi dan kuku.
• Makeup disimpan dalam stoples khusus dan Orang Mesir percaya make‐up bisa
menangkal roh jahat dan meningkatkan pandangan, sehingga orang miskin pun
mengenakan eye make‐up

Henna adalah pewarna alami yang digunakan


sebagai dekorasi tubuh serta pewarna rambut.
Berasal dari semak daun kering yang dihancurkan
menjadi bubuk oranye‐merah tua. Ketika dicampur
dengan air, terbentuk pasta yang dapat sebagai
pewarna kulit atau rambut selama beberapa
minggu.
Seorang Arkeolog menemukan henna pada kuku
dari mumi firaun.
• Orang Yahudi kuno menggunakan fragrance untuk kuil, altar, lilin serta para imam
Yahudi juga menggunakannya. Resep minyak Kudus ditemukan dalam sebuah
Kitap suci sekitar 1.200 SM, minyak tersebut terdiri dari Mur (myrrh), kayu
manis dan Calamus dicampur dengan minyak zaitun.

• Orang‐orang Yunani menyerbu Mesir karena pengetahuan medis, dan awalnya


imam Mesir tidak bersedia membocorkan "rahasia" minyak Mesir suci. Di bawah
tekanan Alexander Agung, para imam di Mesir akhirnya membocorkan
setengah‐setengah informasi tsb, karena mereka kawatir pengetahuan jatuh ke
tangan Yunani. Meskipun sebenarnya orang Yunani tampaknya lebih tertarik pada
khasiat afrodisiaknya dari pada khasiat sebagai obat.

• Di Yunani, parfum, bedak, bayangan mata, pencerah kulit,


cat, dan pewarna rambut digunakan secara universal.
Ekspor dan penjualan barang‐barang tersebut merupakan
bagian penting dari perdagangan sekitar Mediterania.
Pada jaman Roma kuno, kosmetik biasanya diproduksi oleh
para budak wanita disebut Cosmetae, yang akhirnya menjadi
nama produk
PERKEMBANGAN KOSMETIK DI AMERIKA SERIKAT
• Sejak awal Amerika telah melakukan inovasi terhadap produk, bisnis serta
regulasi kosmetik.
• 1848: Kongres meluluskan Undang2 Obat Import, undang2 pertama yang
mewajibkan Inspeksi Bea Cukai terhadap obat2 import untuk mencegah
adanya obat yang terkontaminasi
• 1862: President Abraham Lincoln menunjuk Charles M. Wetherill (ahli
Kimia) untuk bekerja di Department of Agriculture yang baru. Awal
berdirinya Bureau of Chemistry yang merupakan cikal bakal U.S Food and
Drug Administration (FDA).
• 1886: David McConnell mendirikan California Perfume Company (CPC)
yang berlokasi di New York. Perusahaan ini terus berkembang dan selama
Perang Dunia 1, berhasil menjual 5 juta unit di Amerika Utara
• Tahun 1928, CPC menjual produk utamanya – sikat gigi, bedak dan vanity
set – dengan nama dagang yang kita kenal sekarang “Avon”.
• 1894: Perusahaan Amerika yang bergerak dibidang kosmetik mulai
berkembang dari 67 pada tahun 1880 menjadi 262 di tahun 1900.
• In 1894, Henry Dalley membentuk Asosiasi Manufacturing Perfumers‘ yang
terus berevolusi dan pada tahun 1970 berubah menjadi Cosmetic,
Toiletry, and Fragrance Association (CTFA).
• 1900: Kosmetik tersebar luas disetiap kalangan diseluruh dunia termasuk di
Amerika Serikat
• 1958: FDA publishes in the Federal Register its first list of substances
Generally Recognized As Safe (GRAS), which contains nearly 200
substances.

• 1960: Congress passes the Color Additive Amendment , which requires


manufacturers to establish the safety of color additives in foods, drugs, and
cosmetics. The Delaney provision prohibits the approval of any color
additive shown to induce cancer in humans or animals. The FDA attempted
to interpret the new law as applying to every ingredient of color‐imparting
products, such as lipstick and rouge, but the courts rebuffed this proposal.

• 1960: False eyelashes became popular. "Natural" products based on botanical


ingredients, such as carrot juice and watermelon extract were introduced.

• 1962: President John F. Kennedy proclaims the Consumer Bill of Rights in a


message to Congress, in which he includes the right to safety, the right to be
informed, the right to choose and the right to be heard.
• 1965: Aerosol deodorant is introduced.
• 1966: Congress enacts the Fair Packaging and Labeling Act which requires all
consumer products in interstate commerce to be honestly and informatively
labeled, with FDA enforcing provisions on foods, drugs, cosmetics and
medical devices.
• 1970: The Toilet Goods Association (TGA) changes its name to the Cosmetic,
Toiletry, and Fragrance Association (CTFA). The environmental movement
brings challenges to the cosmetic and fragrance industry. The use of some
popular ingredients is banned following the enactment of endangered
species protection legislation. Some examples include musk and ambergris.
• 1976: The CTFA, with the support of the FDA, establishes the Cosmetic Ingredient
Review (CIR) Expert Panel . The goal of the CIR is to bring together worldwide
published and unpublished data on the safety of cosmetic ingredients, and for an
independent panel to subsequently review that data. The seven‐member panel
consists of scientists and physicians from the fields of dermatology, pharmacology,
chemistry and toxicology. The members are selected by a steering committee and
publicly nominated by government agencies, industry, and consumers. The panel
thoroughly reviews and assesses the safety of ingredients used in cosmetics in an
open, unbiased, and expert manner, and ultimately publishes the final results in
the peer‐reviewed International Journal of Toxicology. Within five years of its
founding, the CIR had reviewed 216 commonly used ingredients.

• The 1980s: Concerns about contaminated makeup emerged late in the decade.
An FDA report in 1989 found that more than five percent of samples collected
from counters in department stores were contaminated with mold, fungi, and
pathogenic organisms. Additionally, manufacturers began to offer products
labeled "hypoallergenic" or "natural.“

• 1999: The first ever Cosmetics Harmonization and International Cooperation


(CHIC) meeting is held in Brussels, Belgium.
Di Indonesia tercatat sudah ratusan tahun lalu sejak kerajaan hindu-
jawa, sudah menggunakan jamu untuk kesehatan dan kecantikan yang
dibuktikan dengan adanya naskah lontar husodo (jawa), usada (bali),
lontarak pabbura (sulawesi selatan) atau dinding candi borobudur. Pada
Prasasti Madhawapura dari zaman Majapahit yang menjelaskan
adanya profesi peracik jamu untuk keluarga kerajaan, yang disebut
Acaraki.

Cara pembuatan jamu untuk kesehatan dan cantikan juga ditemukan


pada relief dinding candi Hindu dan Buddha, seperti pada Candi
Borobudur, Prambanan, Penataran, dan Sukuh.

Beberapa alat yang digunakan dalam proses peracikan jamu dan


produk kecantikan lainnya sejak jaman kerajaan antara lain: lumpang,
pipisan, dan ulesan.

Namun sayang tidak ada catatan yang jelas mengenai hal tersebut
yang dapat dijadikan pegangan. Bentuk perawatan kecantikan yang
digunakan pada jaman dahulu seperti jamu, lulur (boreh), bedak dingin,
tapel, pilis yang masih sering digunakan hingga saat ini.
8
•Pada pertengahan abad ke-17 Jacobus rontius menerbitkan buku De
Indiae Untriusquere Naturall Et Medica yang berisi beberapa obat dan
kosmetik tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, disusul
dengan Catalogus Horti Academici Ludguno Batavi (1687) dan lainnya.
Pengetahuan tentang kosmetik traditional sebagian besar diperoleh
berdasarkan turun menurun dari generasi ke generasi.

•Kosmetik barat mulai dikenal di Indonesia ketika masyarakat penjajah


datang. Seorang dokter kulit bernama Tio Tiong Hoo, pada tahun 1960
mendirikan pabrik kosmetik pertama di Indonesia dengan nama viva
cosmetics yang hingga saat ini masih beroperasi. Kemudian disusul
oleh banyak pabrik kosmetik dan dua terbesar saat ini diantaranya
adalah Mustika Ratu (Poduk Mooryati Soedibjo) dan Sari Ayu (Produk
Martha Tilaar) yang didirikan pada tahun 1970-an.
9
Apa itu kosmetika

Kosmetika : Bahan atau sediaan yang


dimaksudkan utk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia ,gigi atau mukosa mulut
Tujuan : membersihkan , mewangikan ,
mengubah penampilan dan atau
membersihkan bau badan atau melindungi
dan memelihara tubuh pada kondisi baik
Pemakai kosmetik adalah manusia segala umur:
bayi, anak anak. dewasa , lansia
10
Beda kosmetik dengan obat ?

 Kosmetik tidak dimaksudkan untuk mengobati


atau menyembuhkan suatu penyakit dan tidak
mempengaruhi struktur dan faal kulit

 Obat adalah bahan utk diagnosa , pengobatan


dan pencegahan suatu penyakit dan tidak
mempengaruhi struktur dan faal kulit

11
 Produk kosmetik adalah gabungan dari
beberapa macam ingredient yang berbeda sifat
fisika dan kimia nya
 Formulasi kosmetik tidak hanya sekedar
melakukan pencampuran semua ingredients,
tapi harus terjadi ikatan chemistry bersama dari
semua ingredient . Tanpa chemistry disebut
hanya “campuran “ dan bukan “formulasi “
 Filosofi dasar dari formulasi kosmetik adalah
sama seperti membuat masakan , jadi seorang
formulator harus memiliki cita rasa yang baik
12
Penggolongan & Kategori kosmetika
 Penggolongan :
1. Kosmetik golongan I
Kosmetik utk bayi, sekitar mata , rongga
mulut, mukosa lain, mengandung bahan dgn
persyaratan, belum diketahui fungsi dan keamanan

2. Kosmetik golongan II
S elain kosmetik golongan I
Catatan :
Cosmeceutical , Cosmetic active

13
Kategori kosmetik
 Sediaan untuk :
 1.Bayi
2. Mandi
3. Kebersihan badan
4. Cukur
5. Wangi wangi an
6. Rambut
7. Pewarna rambut
8. Rias mata
9. Rias wajah
10. Perawatan kulit
11. Mandi surya dan Tabir surya
12. Kuku
13. Higiena mulut
14
Penggolongan bahan baku berdasarkan peraturan
Indonesia
(HK.00.05.4.1745)
 a. Lampiran 1 : Daftar bahan yang diizinkan
digunakan dalam kosmetik dengan
pembatasan dan persyaratan
penggunaan ( 109 ).
 b. Lampiran 2 : Daftar zat warna yang
diizinkan digunaan dalam kosmetik (157)
 c. Lampiran 3 : Daftar pengawet yang
diizinkan digunakan dalam kosmetik
dengan persyaratan penggunaan dan
kadar maksimum yang diperbolehkan
dalam produk akhir (55)
15
 d. Daftar bahan tabir surya yang diizinkan
digunakan dalam kosmetik dengan persyaratan
kadar maksimum dan persyaratan lainnya ( 24)
 e. Daftar bahan,zat warna , zat pengawet dan
bahan tabir surya yang dilarang digunakan
dalam kosmetik ( 421)

 Lampiran 2, 3, dan 4 : Positive List


 Lampiran 5 : Negative List

16
 Penggolongan bahan baku kosmetik
berdasarkan fungsi nya .

 a. Perawatan kulit :
. Bodifying ( minyak & lemak )
. Emulsifyer . Pelarut
. Surfactan . Pengawet
. Cleanser . Astringent
. Moisturizer . Bahan berkhasiat
. Pengental . Pearlizing agent
. Anti oksidant . Tabir surya
. Scrubb . Pewarna

17
b. Perawatan rambut :
. surfaktans . pengawet
. pewarna . pengkriting
. pelurus . pelembab
. antistatik . bahan berkhasiat

c. Make up / Tata rias


. bahan pewarna .filler / pengisi
. anti caking . binder/ pengikat
. minyak /lemak . pengawet

18
Sumber bahan baku kosmetik
 Sumber bahan baku kosmetik
 1. Alami :
 Nabati ( ekstrak tanaman, wangi an,lemak , atsiri )
 Hewani (lemak hewan , wangi an, collagen, lilin ,madu )
 Mineral (kaolin , TiO2 , Mineral oil , mika )
 Marine (algae , minyak ikan , kulit kerang )

 2. Hasil sintesa :
. Sintesa kimia ( polymer , pengawet , tabir surya )
 Rekayasa Biotek( contoh : xanthan gum )

19
 d. Penggolongan bahan kosmetik berdasarkan
sifat sifat nya :

 Flammable
 Hygroskopik
 Rentan thd suhu tinggi
 Oksidator kuat / reduktor kuat
 Korosif
 Toksik / Nocif( B3 )
 Berbahaya bagi lingkungan

20
e. Pemilihan bahan baku dalam pembuatan
kosmetik , dikaitkan dengan aspek :
 peraturan tentang yang berlaku
 keamanan kosmetik
 manfaat kosmetik
 mutu produk
 komersial
 tehnik pembuatan
 mikrobiologi
 toksisitas
 keagamaan
21
f. Penanganan bahan baku di pabrik .
. Penerimaan & penghitungan
. Sampling
. Karantina
. Identitas & pemberian no bets
. Pengujian ( fisika, kimia dan
mikrobiologi)
. Penyimpanan sesuai status bahan baku
. Pemakaian FIFO / FEFO
. Penimbangan bahan baku utk pengolahan
. Rejection & Obsolete
. Destruction
.
22
 Zat warna kosmetik kimiawi
 Penamaan :
. Drug and Cosmetic ( D&C )
. Food ,Drug and Cosmetic (FD & C )
. Tanpa klasifikasi

CI = Color Index
Misal CI 10200 – DC Green1 ,Naphtol Green

Bahan pewarna termasuk positive List

23
Klasifikasi zat warna sintetis

Organik Anorganik

Dye Pigmen Pigmen

Larut Larut Lake Carmine Ultra Manga Kromium Feri fero


minyak air marine nese oksida sianida

D&C D&C Iron Titanium


FD&C FD&C oksida dioksida

Pearlescent

24
 Kelompok zat warna

Dye ( zat warna celup ) : termasuk kategori zat


organik dan terlarut dalam air atau minyak.
Dye memberikan warna transparan seperti
pada pewarnaan makanan.
Pigmen : dapat merupakan senyawa organik atau
anorganik . Pigmen tidak dapat larut dalam
minyak ataupun air, tetapi dapat
disebarkan secara mikroskopik sehingga
tampak seperti terlarut .
25
Lake : merupakan pigmen anorganik , merupakan
bentuk lain dari dyes yang tidak dapat larut
dalam air . Lake lebih stabil daripada dyes dan
cukup ideal utk pewarna produk yang
mengandung lemak dan minyak atau bahan lain
yang kurang lembab. Ada beberapa bentuk
garamnya , misal Aluminium, Calsium dan
Sodium
Oksida : dapat diperoleh secara alami atau
disintesa.Contohnya adalah FeO, Fe2O3 dan
Fe3O4
26
Pearlizing :
zat warna yang tersendiri yang sering disebut
sebagai mika. Digunakan untuk memperoleh
effek glittering . Effek warnanya diperoleh
antara refleksi, refraksi dan transmisi sinar yang
bila bertemu dengan bahan atau senyawa yang
transparan atau bening akan menghasilkan
warna dengan indeks refraksi yang tinggi

27
 Fragrance dan Perfume
 Sumber fragrance dan perfume dapat berasal
dari :
 a. Alami
. Binatang ( musk,amber,civet,castoreum )
. Bunga ( melati, mawar , kenanga dll )
. Buah buahan ( jeruk , adas , pisang dll )
. Rempah ( cengkeh, pala , kayu manis dll )
. Herba ( nilam , rimpang jahe dll )
b. Hasil sintesa kimia

28
 Visualisasi Fragrance

 Top note : bagian yang tercepat menguap ,


merupakan aroma awal dari fragrance.
 Middle note : bagian yang kecepatan menguapnya
sedang
 Bottom note : bagian yang paling lambat
menguap,merupakan karakter dari
fragrance tsb .

29
 Faktor faktor yang berpengaruh terhadap
kualitas bahan baku

 Spesifikasi bahan baku ( sifat fisika ,kimia dan


mikrobiologi )
 Masa kedaluarsa / validity date
 Cara dan kondisi penyimpanan
 Kemungkinan terjadinya kontaminasi

30
 Acuan kualitas yang digunakan .
. Certicate of analysis dan Product
spesification dari supplier / manufacturer
Referensi penunjang .
. Farmakope Indonesia
. Kodeks Kosmetik Indonesia (1980 )
. CTFA Cosmetic Ingredient Handbook
. USP ( United States Pharmacopeia )
. BP ( British Pharmacopeia )
. Standard Internal perusahaan
. Referensi lainnya

31
 Pengujian bahan baku

. Data spesifikasi bahan baku keluaran pabrik


pembuat
. Penetapan parameter kritis yg harus diuji
. Metoda analisis
. Data literatur penunjang
. MSDS
. Nomor Lot / bets sample
. Data pabrik / supplier

32
 Parameter Uji bahan baku
Air : Organoleptik
. pH
 Kandungan mineral
 Konduktivitas
. Mikrobiologi
Lilin / Wax : Organoleptik
. Bilangan asam
. Bilangan penyabunan
. Titik leleh
Pengawet : Organoleptik
. Jenis pengawet
. Kadar bahan pengawet
. pH

33
 Parfum
. Organoleptik
 Indeks bias
 Berat jenis
. Profil kimia ( Gas kromatografi / Infra Red Spectro

Zat warna
Organoleptik
Intensitas warna
Susut pengeringan
Ukuran partikel
Bulk density
Kandungan logam berat

34
 Masa kedaluwarsa bahan baku
.Batas kedaluwarsa masing masing bahan baku
sangat bervariasi tergantung pada jenis bahan
bakunya dan pada umumnya ditetapkan oleh
pabrik pembuat .
.Bahan baku akan dianggap sudah tidak layak
apabila salah satu spesifikasi yang penting yang
tercantum dalam standar bahan baku sudah
tidak sesuai lagi dengan acuan standar.
. Harus dilakukan pengujian secara berkala
.Masa kedaluwarsa dari supplier berlaku bila
wadahnya belum terbuka.
35
 Kesimpulan :
Pengenalan yang mendalam tentang bahan
baku kosmetik, diharapkan dapat membantu
agar pemilihan dan penanganan bahan baku
kosmetik dilakukan secara optimal dan
terjangkau.
Pemahaman yang baik terhadap karakteristik
setiap bahan baku akan menghasilkan produk
kosmetik yang stabil, bermutu tinggi ,
bermanfaat serta aman bagi konsumen dan
karyawan yang menangani nya.kosmet
36
37
TERIMA KASIH

38

Anda mungkin juga menyukai