Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anestesi merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan rasa sakit ketika


dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit,
dalam hal ini rasa takut perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi optimal
bagi pelaksaan pembedahan (Sabiston, 2011).

Pelayanan Anestesi untuk menunjang tindakan operasi telah dilakukan selama


berabad-abad. Bagaimanapun, kemajuan tekhnik anestesi modern memungkinkan
operasi menjadi lebih aman. Ahli anestesi yang berpengetahuan baik, waspada dan
aman dalam merawat pasien. pengetahuan fisiologi dan farmakologi yang baik,
dilengkapi dengan monitor yang terus menerus membuat praktik anestesi lebih aman
dikerjakan (Jasa, 2014).

Tindakan anestesi merupakan usaha untuk menghilangkan nyeri dengan


teknik-teknik tertentu yang dipakai dalam tindakan operasi. perkembangan teknik
operasi modern tidak hanya terbatas pada pemahamanterhadap proses-proses
penyakit, anatomi dan asepsis berhubungan dengan pembedahan tapi juga mengenai
ketiadaan teknik-teknik anesthetic aman dan yang dapat dipercaya. Teknik-teknik ini
awalnya berkembang Anesthesia Inhalasi yang diikuti oleh Anesthesia Regional,
Anesthesia Local dan Anesthesia Intravena. Perkembangan dari anesthesia
berhubungan dengan teknik operasi merupakan salah satu penemuan-penemuan yang
paling penting di dalam sejarah peradaban manusia (Morgan, et al.2004).

Anestesi spinal (subarakoid) adalah anestesi regional dengan tindakan


penyuntikan obat anestesi lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal disebut
juga sebagai blok spinal intradural atau blok intratekal. Anestesi spinal dihasilkan bila
kita menyuntikan obat analgesik lokal kedalam ruang subaraknoid diantara vertebrata
Lumbal 2 dan Lumbal 3, Lumbal 3 dan Lumbal 4 atau Lumbal 4 dan Lumbal 5
(Latief, 2009).

Penggunaan teknik regional anestesi masih menjadi pilihan untuk bedah sesar,
operasi daerah abdomen, dan ekstremitas bagian bawah karena teknik ini membuat
pasien tetap dalam keadaan sadar sehingga masa pulih lebih cepat dan dapat
dimobilisasi lebih cepat (Marwoto dan Primatika, 2013). Regional anestesi
menghasilkan blok simpatis, relaksasi otot, dan blok sensoris terhadap reseptor suhu
perifer sehingga menghambat respon kompensasi terhadap suhu. Anestesi epidural
dan spinal menurunkan batas pemicu vasokonstriksi dan menggigil sekitar 0.6 0C
(English, 2005). Oleh karena itu, dampak yang timbul pasca tindakan generall
anestesi maupun regionalll anestesi yang sering terjadi adalah shivering
(Koeshardiandi dan Renatta, 2011).

Angka kejadian Post Anesthetic Shivering (PAS) pada pasien yang menjalani
spinal anestesi sekitar 33-56 % (Sarrim dan Budiono, 2011). Kejadian menggigil
pasca anestesi bisa terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah terpapar dengan
suhu lingkungan yang dingin, status fisik ASA, umur, status gizi dan indeks massa
tubuh yang rendah, jenis kelamin, dan lamanya operasi. durasi pembedahan yang
lama, secara spontan menyebabkan tindakan anestesi semakin lama pula. Hal ini akan
menambah waktu terpaparnya tubuh dengan suhu dingin serta menimbulkan efek
akumulasi obat dan agen anestesi didalam tubuh semakin banyak sebagai hasil
pemanjangan penggunaan obat atau agen anestesi di dalam tubuh (Latief et al., 2009)

Pemulihan pasca anesthesia umum maupun regional merupakan waktu yang


penting terhadap munculnya stress fisiologis pada banyak pasien, dan kejadian
menggigil merupakan suatu keadaan yang cukup sering ditemukan. Post Anesthesia
Shivering (PAS) atau menggigil pasca anesthesia terjadi pada 5-65 % pasien yang
menjalani anesthesia umum dan lebih kurang 33-57 % pada anestesi spinal .1
Menggigil pasca-anesthesia merupakan mekanisme kompensasi tubuh yang dapat
menimbulkan efek samping yang merugikan diantaranya menyebabkan pasien merasa
tidak nyaman bahkan nyeri akibat regangan bekas luka operasi serta dapat
meningkatkan kebutuhan oksigen karena adanya peningkatan aktifitas otot.2
Oksigenisasi merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen sangat berperan penting dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka
akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan
menyebabkan kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat
dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan
jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal (Tawaningtyas, Ficka
(2013) dalam Hidayat dan Uliyah, 2005).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kejadian menggigil (shivering) pada pasien dengan


tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal di RSUD dr. Zainoel
Abidin berdasarkan jenis kelamin pasien dan usia pasien ?

2. Bagaimana gambaran kejadian menggigil (shivering) pada pasien dengan


tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal di RSUD dr. Zainoel
Abidin berdasarkan jenis tindakan operasi yang didapatkan oleh pasien ?
3. Bagaimana gambaran kejadian menggigil (shivering) pada pasien dengan
tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal di RSUD dr. Zainoel
Abidin berdasarkan derajat menggigil yang terjadi pada pasien ?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan gambaran kejadian menggigil (shivering) pada pasien


dengan tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal di RSUD dr.
Zainoel Abidin berdasarkan jenis kelamin pasien dan usia pasien.

2. Mendeskripsikan gambaran kejadian menggigil (shivering) pada pasien


dengan tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal di RSUD dr.
Zainoel Abidin berdasarkan jenis tindakan operasi yang didapatkan oleh
pasien.

3. Mendeskripsikan gambaran kejadian menggigil (shivering) pada pasien


dengan tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal di RSUD dr.
Zainoel Abidin berdasarkan derajat menggigil yang terjadi pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai