EKONOMI PEMBANGUNAN
“PARADIGMA EKONOMI PEMBANGUNAN”
DISUSUN
OlEH:
Kelompok I
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana makalah ini
membahas tentang “PARADIGMA EKONOMI PEMBANGUNAN”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat
dan mampu menambah wawasan bagi semua orang.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A.Latar Belakang............................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
A.Kesimpulan................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran dari zaman orde baru
yang mana pembangunan dilaksanakan secara sentralistik yang berarti pembangunan dari atas
kebawah. Saat era reformasi paradigma tersebut berubah menjadi pembangunan yang berazaskan
desentralisasi yang berarti pembangunan dilakukan dari bawah ke atas (bottom-Up). Hal ini
disahkan melalui undang-undang otonomi daerah yang direvisi sebanyak 2 kali yaitu undang
undang no 22 tahun 1999 menjadi undang-undang no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah serta undang-undang no 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional. Azas desentralisasi merupakan otonomi daerah, dimana pemerintah daerah memiliki
hak untuk mengurusi rumah tangganya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang
ada untuk mencapai kesejahteraan masyarakat (welfare society).
Dengan ini diharapkan pemerintah daerah dapat menangkap permasalahan pembangunan
yang begitu kompleks di daerahnya masing-masing. Pemerintah daerah dapat menyerap aspirasi
masyarakat dari bawah untuk perencanaan pembangunan daerahnya sesuai dengan kebutuhan
daerah serta yang terintegrasi dengan pembangunan nasional. Berbeda dengan yang dilaksanakan
selama masa pembangunan yang sentralistik. Instansi-instansi sektoral di daerah hanya menjadi
perpanjangan instansi-instansi ditingkat pusat sehingga pembangunan yang dilaksanakan kurang
sesuai atau tidak dibutuhkan oleh daerah tersebut. Tentu saja pembangunan seperti ini akan
menjadi tidak efektif dan efisien.
3
ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan dan keamanan serta lingkungan.
Perencanaan pembangunan ekonomi dilaksanakan untuk percepatan pertumbuhan
ekonomi untuk mengurangi disparitas dan mengurangi kemiskinan. Pembangunan sebagai suatu
proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial.
Perubahan tersebut di dalamnya juga termasuk percepatan atau akselerasi ekonomi, pengurangan
ketimpangan pendapatan, dan pemberantasan kemiskinan absolut (Todara, 1987). Dengan
adanya pertumbuhan ekonomi pemerintah daerah dapat berjalan dengan efektif dan efisien
sehingga pemerintah daerah dapat mandiri. Pemerintah daerah dapat mengurangi ketergantungan
dari pemerintah pusat dengan mengoptimunkan sumber daya yang ada.
Setiap daerah memiliki potensi serta struktur ekonomi yang berbeda-beda. Pemerintah
daerah dalam perencanaan pembangunan ekonomi harus mengidentifikasi potensi-potensi
sumber daya yang ada. Potensi daerah merupakan daya saing daerah dengan daerah lain yang
dapat dikembangkan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu
pemerintah daerah harus melakukan perencanaan pembangunan ekonomi agar dapat
mendongkrak laju pertumbuhan ekonominya.
B. Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka adapun yang menjadi rumusan masalah sbb:
1. Bagaimana perkembangan subsektor industri pengolahan paradigma pembangunan?
2. Apa subsektor unggulan industri pengolahan paradigma pembangunan ?
3. Bagaimana strategi pengembangan industri pengolahan paradigma pembangunan?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan subsektor industri pengolahan paradigma pembangunan
2. Untuk mengidentifikasi subsektor unggulan industri pengolahan paradigma pembangunan
3. Untuk menyusun strategi pengembangan industri pengolahan paradigma pembangunan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, ekonomi pembangunan adalah sebuah cabang ilmu ekonomi yang
menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara yang sedang berkembang dan
mencari solusi atau cara-cara untuk mengatasi permasalahan tersebut agar pembangunan
ekonomi dapat berkembang dengan lebih cepat.
Paradigma pembangunan
Paradigma pembangunan adalah cara pandang terhadap suatu persoalan
pembangunan yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pembangunan dalam arti
pembangunan baik sebagai proses maupun sebagai metode untuk mencapai peningkatan
kualitas hidup manusia dan kesejahteraan rakyat
5
Menurut pakar ekonomi pembangunan asal Indonesia Lincolin Arsyad, ekonomi
pembangunan adalah bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
masalah-masalah ekonomi di negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang
perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.
Sedangkan, pembangunan ekonomi adalah suatu usaha dalam perekonomian guna
mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga infrastruktur dapat meningkat, pertumbuhan
ekonomi dapat semakin meningkat dan berkembang, taraf pendidikan serta teknologi
semakin maju.
6
Penggunaan indicator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap Negara. Di
Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih
sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan,
dan harga makanan pokok yang rendah.
7
Jika terjadi ketimpangan atau ketidak merataan hal tersebut merupakan prasyarat
terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang
terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
o Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan
pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan
perencanaan induk, dan paket program terpadu.
o Strategi ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan
dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari strategi ketergantungan adalah :
Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lain.
Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan Teori
ketergantungan terse memang cukup relevan namun sayangnya sudah menjadi semacam
dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri
(Self Development).
o Strategi yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan
sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih
kaya/maju.Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah
maju dikarenakan kemampuan/penggaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects)
lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya
(Back-wash-effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall
tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan
Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
o Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini dalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi
ini selanjutnya di kembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun
1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dipenuhi jika
8
pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada penciptaan lapangan
kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
Jika ide tersebut sekiranya dapat diwujudkan, sepertinya mimpi tentang Indonesia
yang lebih berbudaya dan tidak sekedar mementingkan aspek materi dalam penghitungan
kesejahteraan masyarakat akan terwujud. Pemerintah akan bekerja seoptimal mungkin
dengan menempatkan kesejahteraan masyarakat di atas segalanya. Masyarakat juga akan
makin cinta kepada Pemerintah dan merasakan dengan segenap kesadarannya bahwa
Pemerintah ada dan bekerja untuk mereka.
B. Paradigma pembangunan ekonomi liberal
Sudah menjadi acuan konsep maupun teori ekonomi berbagai belahan dunia.hukum
kemajuan menurut mereka mesti dengan cara mumusnahkan masyarakat tradisi yang lebih
mengedepankan akhak,moral dan etika dengan menukar tradisi baru yang diusung dari berat.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Paradigma ekonomi pembangunan adalah sebuah ilmu ekonomi yang
menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara yang sedang berkembang dan
mencari solusi atau cara-cara untuk mengatasi permasalahan tersebut agar pembangunan
ekonomi dapat berkembang dengan lebih cepat.
Dan Pembangunan bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat baik sekarang
maupun masa yang akan datang dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, budaya,
politik, pertahanan dan keamanan serta lingkungan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Referensi:
11