Anda di halaman 1dari 3

1. Apa yang dimaksud bid’ah dhalalah dan hasanah?

Sebutkan faktor - faktor yang


menyebabkan orang melakukannya, dan kemukakan pendapat Anda terhadap sebutan bid’ah
hasanah tersebut!
Jawab :
 Bid’ah dhalalah adalah suatu hal baru yang sesat/buruk dan bertentangan dengan prinsip
Quran, Hadits, atsar sahabat dan ijmak ulama.

CATATAN:
Hadis-hadis di atas oleh kalangan Wahabi Salafi dijadikan dalil bahwa semua bid'ah dan
muhdas (perkara baru) itu sesat. Padahal menurut kalangan ulama salaf, hadits di atas jelas
menyatakan bahwa bid'ah yang sesat itu yang tidak sesuai dengan syariah. Adapun bid'ah
yang sesuai syariah maka dibolehkan bahkan baik (hasanah).

 Bid'ah hasanah adalah suatu hal baru yang baik dan tidak bertentangan dengan prinsip
Quran, Hadits, atsar sahabat serta ijmak ulama.
 Faktor – faktor yang menyebabkan orang melakukan bid’ah dhalalah :
a. Tidak tahu cara memahami agama.
b. Tidak memahami tujuan.
c. Terlalu mengedepankan akal.
d. Mengikuti hawa nafsu.
e. Mengatakan sesuatu dalam agama tanpa pengetahuan dan diterima begitu saja.
f. Tidak memahami Sunnah.
g. Mengikuti ayat-ayat Mutasyabihat.
h. Mengambil selain Syariat untuk menetapkan hukum.
i. Berlebih-lebihan dalam mengkultuskan orang-orang tertentu.

 Faktor – faktor yang menyebabkan orang melakukan bid’ah hasanah :


a. Anggapan baik (ihtisan).
b. Dasar hukumnya jelas seperti Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Syafi’i
c. Ada tujuan dan manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun umat.

 Menurut saya, bid’ah hasanah sah sah saja dilakukan selagi suatu hal baru itu baik dan
memiliki manfaat bagi diri sendiri dan umat seperti pelaksanaan sholat tarawih yang
dilakukan secara berjama’ah (atas inisiatif umar). Hal itu baik dilakukan karena dengan
berjama’ah maka umat islam akan bersemangat untuk melakukannya dan dapat
mempererat tali persaudaraan antar sesama muslim.

2. Bagaimana Anda memandang perbedaan pendapat di kalangan umat Islam?


Jawab : Menurut saya perbedaan pendapat di kalangan umat Islam itu wajar terjadi dan
diperbolehkan karena setiap individu memiliki tingkat intelektual yang berbeda-beda namun
jika menimbulkan fanatisme yang pada akhirnya memicu perpecahan, bahkan permusuhan,
maka hal itu yang dilarang dalam Islam. Selain itu, Perbedaan pendapat antar ulama yang
kemudian muncul madzhab-madzhab fiqh dalam Islam adalah khazanah dan simbol
kekayaan syariat yang besar yang merupakan kebanggaan dan izzah bagi umat Islam. Hal ini
menunjukkan betapa kayanya khazanah keilmuan dan konsep-konsep pemikiran dalam Islam
yang dapat diterapkan umat Muslim dalam menjalankan agamanya sesuai perkembangan
zaman, perbedaan tempat dan pergeseran waktu. Ini merupakan rahmat dan kemudahan bagi
umat Islam sampai akhir zaman.

3. Bagaimana menyandingkan budaya bangsa Indonesia dengan ajaran Islam?


Jawab : Menurut saya menyandingkan budaya bangsa Indonesia dengan ajaran Islam yaitu
mengakulturasikan budaya yang telah berkembang di Indonesia dengan ajaran-ajaran islam
sehingga ajaran tersebut dapat diterima oleh masyarakat. Misalnya, Sunan Kalijaga
mendakwahkan Islam dengan budaya Jawa waktu itu yaitu lagu/tembang seperti ilir ilir.
Terdapat filosofis agamis dalam tembang yang notabene adalah budaya masyarakat Jawa
pada waktu itu. Sehingga, pada hakikatnya dalam pendakwahannya Islam justru merangkul
budaya untuk menyampaikan esensi ajarannya. Karena, dengan merangkul budaya, Islam
jadi lebih mudah diterima di masyarakat. Budaya bisa/boleh saja digunakan untuk metode
dakwah, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Islam. Hal ini sebagaimana
firman Allah dalam surat al-Baqarah, “Dan janganlah kau campur adukkan kebenaran
dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu
mengetahuinya.” (QS. al-Baqarah: 42).

Anda mungkin juga menyukai