PENDAHULUAN
hingga saat ini. Tahun 2009 produksi biji kakao mencapai 849.875 ton per tahun.
Produsen terbesar kakao di dunia ditempati Pantai Gading sebesar 1,3 juta ton
sementara Ghana sebanyak 750.000 ton. Produksi ini dihasilkan dari perkebunan
masyarakat sekitar 92,7 persen dari luas total perkebunan kakao di Indonesia pada
masih tetap tinggi di tengah harga jual di pasar internasional yang tren melemah
atau sekitar Rp21.000 per kilogram. Padahal di 2011, harga kakao cukup mahal di
memenuhi permintaan karena pasokan dari petani semakin kecil. Pasokan ketat
dari petani merupakan dampak produksi yang tidak banyak akibat faktor cuaca
lahan paling luas, yakni mencapai 7.840,5 ha dengan produksi sebesar 6.459,16
10
5.705,26 ha dengan produksi 5.508,80 ton dan Nias Selatan 3.654,5 ha dan
produksi 1.904 ton. Sementara itu, untuk produksi kakao perkebunan swasta dari
Selatan, Asahan, Mandailing Natal dan Serdang Bedagai di tahun 2009, sebesar
perkebunan PTPN, di tahun 2009 di 7 kabupaten yang sama sebanyak 20.340 ton
dari Kabupaten Langkat hanya 0,66 ton per hektar. Angka ini masih belum
mencapai produktivitas 1 ton per hektar. Padahal produktivitas kakao per hektar
per tahun mencapai 1,75 ton per hektar. Di bawah ini terdapat data luas dan
11
daerah penelitian?
penelitian?
12
penelitian
3. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana di
13