Komposisi kelompok. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok .
Penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi pembagian (divisibilitas) tugas
kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya
tertinggi paling mendominasi dalam kelompok. ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin
menyebar opini, konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut.
Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota kelompok
sama satu dengan yang lain.
Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim
dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan sosial. Tidak semua
orang berada di atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh
dari pendapat orang tersebut.
Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty). Menggambarkan bahwa setiap
rangkaian keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay off tunggal). Model ini disebut juga
Model Kepastian/ Deterministik.
Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk). Menggambarkan bahwa setiap rangkaian
keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil
probabilitasnya dapat diperhitungakan atau dapat diketahui. Model Keputusan dengan Risiko ini disebut
juga Model Stokastik.
Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam manajemen biasanya dapat membantu proses identifikasi
ini. Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah persoalan keputusan.
Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model matematika sangat memerlukan adanya
variabel yang terukur. Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan
masalah didapatkan dari analisis pemecahaan masalah. Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk
mendapatkan alternatif yang terbaik. Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil
dari keputusan. Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap implementasi,
dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam jangka waktu tertentu dan setelah itu akan
dievaluasi hasilnya berdasarkan peningkatan atau penurunan pay off atau hasil.