Anda di halaman 1dari 20

TERMODINAMIKA DAN TERMOKIMIA

MUHAMMAD REYNALDI ROMADHON (03021381621067)


WENDY RENALDIE (03021381722088)
MUHAMMAD ANDRE ALQHATRY (03021381722126)
ABDICO FAURY (03021381924072)
MUHAMMAD FADEL ALFATH (03021381924074)
ANDREAN PUTRA PRATAMA (03021381924083)
YUDA WIRA LAKSANA CHANIAGO (03021381924084)
MUHAMMAD IHYA ULUMUDDIN (03021381924085)
MASAHIRO GALANG SUSANTO (03021381924086)
MUHAMMAD HAFIDZ JULIANSYAH (03021381924091)
M. RAIHAN PUTERA DIDEL (03021381924098)
AKHMAD SHOBARI AKBAR (03021381924099)
TERMODINAMIKA

Termodinamika (berasal dari kata thermos (panas) dan dynamic (gerak atau


perubahan)) adalah salah satu cabang dari ilmu fisika yang mempelajari panas dan
temperatur, serta hubungan keduanya pada energi dan gerak. Inti dari pembahasan
termodinamika adalah bagaimana energi dalam bentuk panas dapat mengalir dari
satu benda ke benda lain, proses dari aliran energi tersebut, dan akibat yang
dihasikan oleh perpindahan energi tersebut.

Fluida Dinamis
Elastisitas dan Hukum Hooke
Seluruh fenomena fisika tersebut dapat dijelaskan dengan hukum-hukum dan
persamaan-persamaan. Patut diingat bahwa pada bab ini variabel-variabel
terpenting yang mempengaruhi termodinamika adalah suhu, kalor, energi, tekanan,
dan volume.

Hukum Termodinamika 1
Pengertian Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya panas
dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika adalah suatu ilmu yang
menggambarkan usaha  untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang
disebabkan perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya.
Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan
kespontanan proses.

Hukum termodinamika 1 menunjukkan hukum kekekalan energi.

“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah
bentuknya saja”

Terdapat persamaan matematik yang menjelaskan hukum ini, yaitu:

Dimana   adalah kalor/panas yang diterima/dilepas (J),   adalah energi/usaha (J),


dan   adalah perubahan energi (J). J adalah satuan internasional untuk energi
atau usaha, yaitu Joule. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh
kalor yang diterima atau dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan
dengan perubahan energi.
(Kekekalan Energi dalam Sistem)
Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya bisa mengubah
bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya. Dalam termodinamika,
jika sesuatu diberikan kalor, maka kalor tersebut akan berguna untuk usaha luar
dan mengubah energi dalam.

 Bunyi Hukum Termodinamika 1


“untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W”.

Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan
Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika
yang bisa merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan (P,V,T,n). W
bertanda positif bila sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika
menerima usaha lingkungan.

Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif
jika melepas kalor pada lingkungan. Perubahan energi dari sebuah sistem hanya
tergantung pada transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh
sistem dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada
petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.

Rumus Hukum Termodinamika 1


Secara matematis hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q = ∆U+W
Dengan ketentuan, jika:
Q(+) → sistem menerima kalor
OR → sistem melepas kalor
W(+) → sistem melakukan usaha
W(-) → sistem dikenai usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam
ΔU = Q − W

Keterangan :
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)

Proses-proses
Isobaris → tekanan tetap
Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0
Siklus → daur → ΔU = 0

Persamaan Keadaan Gas


Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2
Hukum Charles
Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2
Hukum Boyle
Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2
P, V, T Berubah (non adiabatis)
(P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2)

Adiabatis
P1V1 γ= P2V2γ
T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1
γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap → γ = Cp/Cv
Usaha
W = P(ΔV) → Isobaris
W = 0 → Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis
W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 10−3m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693

Mesin Carnot
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
η = ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 − Q2
Keterangan :
η = efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)

ContohSoal

Suatu gas mempunyai volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris
hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Bila tekanan gas yaitu 2 atm, tentukan
usahluar gas tersebut ??
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
Diketahui:
V2=4,5m3
V1=2,0m3
P=2atm=2,02x105Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
Ditanya W ??
Dijawab :
W=P(ΔV)
W=P(V2−V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule

Hukum 2 Termodinamika
Hukum 2 termodinamika menunjukkan kondisi alami dari alur kalor suatu objek
dengan sistem.

“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor
tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa
dilakukan usaha”

Contoh soal
Diketahui :
T1  = 600 K
T2 = 300 K
Q1 = 500 kJ
Ditanyakan : Q2 …?
Jawab :
0 = (1- (T2/T1)) x 100% = 1- (300/600) x 100% = ½  x 100%= 50%
Menghitung Q2 dengan menggunakan persamaan efisiensi :
0 = (1- (Q2/Q1)) x 100%
50%= 1- (Q1/500) x 100%
½ =  1- (Q1/500)
Q1/500 = ½
Q1 = 250 kJ
Jadi kalor yang terbuang oleh mesin adalah sebesar 250 kJ

Hukum Termodinamika 3
“Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol adalah sama dengan nol,”

Proses-proses Termodinamika
Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung dari keadaan
tekanan, volume, dan suhu saat terjadinya proses tersebut. Proses-proses tersebut
umumnya digambarkan dalam diagram P-V, yaitu diagram yang menggambarkan
tekanan (P) dan volume (V) saat proses terjadi. Ada dua hal penting yang harus
diingat dari berbagai jenis proses-proses termodinamika, yaitu variabel yang
berubah dan usaha yang dilakukan. Usaha yang terjadi pada suatu proses
termodinamika dapat diketahui dengan menghitung luasan grafik P-V.

Isobarik
Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem (
). Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar (terjadi
pemuaian) maka usaha bernilai positif, dan bila volume mengecil (terjadi
penyusutan) maka usaha bernilai negatif.
Sumber gambar: figures.boundless-cdn.com

Isokhorik
Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem (
). Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan
bangun yang terdapat pada gambar P-V.

Sumber gambar: cft.fis.uc.pt

Isotermik
Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem (
).
Sumber gambar: bu.edu

Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah
konstanta gas, dan T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan
persamaan usaha di diagram P-V dengan persamaan gas ideal.

Adibatik
Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem (
).

Sumber gambar: gsu.edu


Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat
dinyatakan dengan persamaan:

Jika diperhatikan dengan sekilas, proses adiabatik dan isotermik memiliki diagram
P-V yang serupa. Secara detil, dapat dilihat bahwa proses adiabatik memiliki
kemiringan yang lebih curam dibandingkan proses isotermik seperti contoh grafik
berikut.

i.stack.imgur.com

Jika semua proses tersebut digambarkan menjadi suatu diagram P-V, dapat
didapatkan grafik berikut. Patut diingat bahwa satuan-satuan yang digunakan
dalam perhitungan adalah Satuan Internasional. Sebagai contoh, satuan
untuk suhu yang digunakan adalah Kelvin, satuan untuk volume adalah m3, dan
satuan untuk jumlah zat adalah mol.
kias.dyndns.org

Mesin Carnot dan mesin kalor


Mesin Carnot adalah suatu model mesin ideal yang memiliki efisiensi paling
tinggi dari semua mesin yang mungkin diciptakan. Mesin Carnot bekerja
berdasarkan suatu proses termodinamika yang membentuk siklus, disebut juga
siklus Carnot.
Pada siklus Carnot, terdapat 4 proses, yaitu pemuaian Isotermal dari A ke B,
pemuaian adiabatic dari B ke C, pemampatan isothermal dari C ke D, dan
pemampatan adiabatic dari D ke A. Selama proses siklus Carnot sistem menerima
kalor Qh dari reservoir bersuhu tinggi Th dan melepas kalor Qc ke reservoir bersuhu
rendah Tc

Siklus carnot pada mesin carnot

Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot dapat dinyatakan dengan


mengaplikasikan Hukum Termodinamika 1.
Sedangkan, untuk mengukur efisiensi mesin dapat digunakan persamaan-
persamaan berikut.

Dikarenakan pada siklus Carnot berlaku hubungan  , efisiensi mesin Carnot


juga dapat dinyatakan dengan:

Jika dilihat pada rumus efisiensi tersebut, nilai efisiensi 100% dapat diperoleh
jika  . Hal ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada sistem di dunia nyata yang mampu mencapai
efisiensi 100%.

Contoh Soal
1). Pada percobaan Joule, beban bermassa 5 kg mengalami perpindahan kedudukan
sebesar 2 m. Jika massa airsebesar 0,2 kg, perubahan suhu air akibat kalor hasil
gesekan sudu-sudu dan air adalah...a. 1°C b. 10°Cc. 100°Cd. 0,1°Ce. 0,12°C
Diketahui:
 Massa beban (M) = 5 kg
Perubahan kedudukan benda, s atau Δh = 2 m
 Massa air, (m) = 0,2 kgKalor jenis air, (c) = 4.200 J/kg.KPercepatan gravitasi, g
= 10 m/s²
Ditanya:
 
Perubahan suhu air (ΔT)?
 
Jawab:
 Perubahan energi potensial gravitasi tepat sama dengan energi kalor pada air.
ΔEP = Q
 
M.g.Δh = m.c.ΔT
 Ingat, M adalah massa beban yang digantung, sedangkan m adalah massa air
dengan kincir di dalamnya.
(5).(10).(2) = (0,2)(4.200)(ΔT)
 
100 = 840.(ΔT)
 
ΔT = 100/840
 
ΔT = 0,12°C (Jawaban: E)
 2). Suatu gas dimampatkan secara isobarik pada tekanan 2 MPa dari 0,5 m³
menjadi 0,4 m³. Usaha yangdilakukan pada gas adalah...a. 10 kJ b. 20 kJc. 100 kJd.
200 kJe. 400 kJ
Diketahui:
 P = 2Mpa = 2.000.000 Pa
ΔV = 0,4 m³
- 0,5 m³ = -0,1 m³
Ditanya:
Usaha yang dilakukan (W) jika gas dimampatkan secara isobarik?
Jawab:
 Jika gas dimampatkan secara isobarik, maka:
W = P . ΔV
 W = 2000000. 0,4
W = 800000 N
TERMOKIMIA

Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik
panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum,
termokimia ialah penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah
sinonim dari termodinamika kimia.

Kekekalan Energi

Dalam suatu sistem yang tertutup (termasuk alam semesta) jumlah keseluruhan
energinya selalu tetap. Hal ini menimbulkan adanya hukum fisika yang pokok
disebut hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa “energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk lain.”

 Satuan energi menurut Sistem Internasional adalah Joule, dengan rincian:

 
Persamaan Termokimia
Suatu proses dapat berlangsung pada volume tetap atau tekanan tetap. Pada volume
tetap, kalor yang menyertai proses tersebut merupakan perubahan energi dalam,
sedangkan pada tekanan tetap adalah perubahan entalpi. Untuk menghindari
pengaruh perubahan keadaan sistem terhadap perubahan entalpi hasil reaksi dalam
suatu sistem, keadaan awal dan keadaan akhir reaksi harus memiliki suhu dan
tekanan yang sama. Misalnya, dalam reaksi berikut :

Keadaan sistem dapat dinyatakan pada tabel keadaan reaksi berikut

Perubahan entalpi tidak dipengaruhi oleh perubahan entalpi karena  perbedaan


variabel keadaan sistem, dapat dijelaskan dengan asumsi sistem mengalami dua
tahap perubahan, yaitu:
Tahap pertama
Perubahan reaktan (pada T dan P) menjadi produk (pada T’ dan P)
yang berlangsung secara adiabat.

Karena reaksi berlangsung secara adiabat, maka

Tahap kedua
Perubahan variabel keadaan produk dari T’ dan P kembali menjadi
keadaan awal (T dan P).
Kalor mengalir ke dalam atau keluar wadah,

 Jumlah kedua tahap tersebut adalah


sehingga

adalah kalor reaksi, yaitu perubahan entalpi sistem yang dihasilkan dari reaksi
kimia. Persamaan termokimianya secara lengkap dituliskan sebagai berikut

Entalpi pelarutan
Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses  penambahan
sejumlah (tertentu) zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap.
Terdapat dua macam perubahan entalpi pelarutan, yaitu :

Entalpi pelarutan integral


Perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol  pelarut. Jika
pelarut yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi dituliskan sebagai
berikut.

Entalpi pelarutan diferensial

Entalpi reaksi
Perubahan energi selalu menyertai reaksi kimia. Maka energi (kalor) yang
menyertainya disebut entalpi.

Entalpi pembentukan

Nilai entalpi pembentukan standar ditentukan menggunakan tabel data entalpi


pembentukan standar. Nilai entalpi pembentukan standar:
Bernilai positif, jika menerima energi (reaksi endoterm)
Bernilai negatif, jika melepas energi (reaksi eksoterm)
Bernilai nol, jika unsur tersebut sudah terdapat di alam secara alami Contoh :

Entalpi pembakaran
Perubahan entalpi pembakaran adalah kalor yang terjadi pada reaksi
pembakaran/oksidasi sempurna satu mol zat pada suhu dan tekanan yang tetap.  
Contoh :
 
Hukum hess
Hukum ini dikemukakan oleh German Hess pada tahun 1840, yang  berbunyi:
“Bila suatu perubahan kimia dapat dibuat menjadi beberapa jalan/cara yang
berbeda, jumlah perubahan energi panas keselurahannya (total) adalah tetap, tidak
bergantung ada jalan/cara yang ditempuh.”
 
Menurut hukum Hess, suatu reaksi dapat terjadi melalui beberapa tahap dan
tidak akan mempengaruhi entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi hanya
tergantung  pada keadaan awal dan akhir sistem.

Hubungan energi dalam dan entalpi


Data perubahan energi dalam bisa diperoleh dari hasil eksperimen pada volum
tetap. Dengan menggunakan pendekatan bahwa reaksi berlangsung pada sugu yang
sama, sedangkan untuk tekanan berubah.

Pengaruh harga entalpi sistem sangat kecil, karena perubahan tekanan sebelum dan
sesudah reaksi pada zat padat dan cair sangat kecil. Maka dapat diabaikan,
sehingga.

Namun pada gas, perubahan tekanan sebelum dan sesudah reaksi tidak bisa
diabaikan. Jika gas yang dihasilkan dianggap ideal, didapat hubungan antara
perubahan entalpi dan perubahan energi dalam, yaitu :

n’ adalah jumlah mol gas produk, sedangkan n


adalah jumlah mol gas  pereaksi.
Entalpi ikatan dan energi ikatan

Entalpi ikatan ialah kalor yang menyertai disosiasi dari suatu molekul gas menjadi
unsur-unsurnya. Misalkan gas O2
terdisosiasi menjadi atom-atom oksigen  pada keadaan standar.

Semua spesies dianggap sebagai gas ideal, sehingga dapat digunakan hubungan :

Jika ∆U dikoreksi terhadap nol K, maka didapat energi ikatan. Untuk


mengoreksinya digunakan persamaan :

Menentukan entalpi reaksi pada berbagai suhu

Entalpi reaksi dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu berubah maka entalpi reaksi  juga
berubah. Harga entalpi dari berbagai suhu dapat ditentukan dari data entalpi yang
ada.

Dengan entalpi reaksi :

Persamaan tersebut diturunkan terhadap suhu pada tekanan tetap, sehingga


diperoleh :
 
Cp adalah suatu fungsi dari suhu.

Contoh-contoh soal

Anda mungkin juga menyukai