Anda di halaman 1dari 5

28 Muhammad Rama Sanjaya, Bahasa Pengantar

BAHASA PENGANTAR DALAM PENDIDIKAN


SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
STUDI KOMPARATIF: SISWA DI KABUPATEN OKU

Muhammad Rama Sanjaya


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Baturaja
Sanjayarama425@yahoo.com

Abstrak

Penulisan makalah ini bertujuan memberikan pemahaman tentang penggunaan bahas pengantar dalam
dunia pendidikan. Metode yang digunakan adalah metode tinjauan pustaka. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik dokumentasi yang bersumber dari beberapa data referensi, seperti buku, jurnal dan
internet. Pada analisis data digunakan beberapa langkah, diantaranya reduksi data, seleksi data, sintesis,
interpretasi dan kesimpulan. Hasil yang diperoleh, yaitu penggunaan bahasa asing dan daerah dalam
dunia pendidikan dapat disikapi dengan mengubah karakter bangsa melalui bahasa Indonesia,
menggunakan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara proporsional, menggunakan bahasa Indonesia
pada forum-forum resmi, meningkatkan pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar, menjaga
karakteristik bangsa Indonesia melalui bahasa Indonesia

Kata kunci: bahasa pengantar, bahasa asing, bahasa daerah, disikapi.

Abstract

This paper aims to provide an understanding of the use discussed in the introduction to the world of
education. The method used is the method of literature review. Data collection technique used
documentation techniques sourced from some reference data, such as books, journals and the Internet. In
the analysis of the data used multiple measures, including data reduction, data selection, synthesis,
interpretation and conclusions. The results obtained, namely the use of foreign languages and regions in
the world of education can be addressed by changing the character of the nation through the Indonesian
language, a foreign language and Indonesian proportionally, using the Indonesian language at the
official forums, increasing the use of Indonesian well and correctly, maintaining the characteristics of
Indonesia through the Indonesian nation.

Keywords: introduction language, foreign language, local language, addressed.

©Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Palembang


p-ISSN: 2549-5305

Pendahuluan penggunaan dua bahasa sekaligus dalam


Bahasa sebagai idealitas dan proses kegiatan belajar mengajar. Hal inilah
identitas, tentu akan berlainan dengan yang cenderung menjadi permasalahan
bahasa sebagai komoditi. Bahasa dalam dunia pendidikan.
dipertahankan karena ideologi berbahasa Dalam dunia pendidikan peranan
yang menyertainya. Bahasa Indonesia, bagi bahasa Indonesia memiliki peran yang
kaum nasionalis adalah identitas sangat terpenting dalam proses kegiatan
kebudayaan dan ideologi kebudayaan. belajar mengajar. Persoalan akan muncul
Ketidakhadiran bahasa Indonesia berarti ketika guru dalam proses kegiatan belajar
kematian budaya nasional dan matinya mengajar menggunakan bahasa selain
idologi bangsa. Bahasa diletakkan bukan bahasa Indonesia.
sekadar instrumen, namun juga titik nadir Pertanyaannya apakah hanya
hidup matinya sebagai nasib, masa depan, penggunaan bahasa Indonesia dalam proses
dan ideologi sebuah bangsa. Oleh karena kegiatan belajar mengajar yang
itu, di beberapa dunia pendidikan mungkin mempengaruhi faktor belajar siswa, belum
saja terjadi “kekacauan bahasa” karena lagi penggunaan bahasa asing sebagai
Jurnal Bindo Sastra 1 (1) (2017): 28–32 29

bahasa pengantar dalam taraf sekolah murid-muridnya agak heterogen, seperti


RSBI. Menurut Suryosubroto (2009:2) sekolah-sekolah dasar yang letaknya berada
tugas dan peranan guru sebagai pendidik di pedesaan.
profesional sesungguhnya sangat kompleks, Pada kasus seperti inilah kita harus
tidak terbatas pada saat berlangsungnya dapat menyikapinya dengan santun dan
interaksi edukatif di dalam kelas, yang bijak. Selama penggunaan bahasa daerah
lazim disebut sebagai proses belajar tersebut sebagai sarana untuk
mengajar. menyampaikan ilmu pengetahuan kepada
Begitu pentingnya tugas dan peranan siswa (transfer of knowledge) kita masih
guru sebagai pendidik profesional, maka bisa memaklumi. Bukankah faktor-faktor
hendaknya guru harus mampu yang mempengaruhi belajar siswa tidak
memperhatikan dan mengatasi faktor-faktor disebutkan bahasa, tetapi faktor intrinsik
yang mempengaruhi kegiatan belajar di dan eksterenlah yang sering dijelaskan pada
dalam kelas. Menurut Oemar Hamalik setiap teori. Sejalan dengan hal tersebut
(2001:27) belajar adalah modifikasi atau Sardiman (2003:38) menjelaskan belajar
memperteguh kelakuan melalui merupakan proses kegiatan untuk
pengalaman. Selain itu Asri Budiningsih mengubah tingkah laku si subjek belajar
(2012) menjelaskan pengertian belajar ternyata banyak faktor yang
adalah perubahan tingkah laku sebagai mempengeruhinya.
akibat dari adanya interaksi antara stimulus Dalam UU ini diatur juga tentang
dan respon. penggunaan BI yang wajib digunakan
Menurut pengertian ini, belajar dalam berbagai ranah penggunaan. BI wajib
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan digunakan (1) dalam peraturan perundang-
bukan suatu hasil atau tujuan. Sebagai ungangan (Pasal 26); (2) dalam dokumen
orang yang mengelola proses belajar resmi negara (Pasal 27); (3) dalam pidato
mengajar tentunya harus mampu resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejebat
meningkatkan kemampuan dalam membuat negara yang lain yang disampaikan di
perencanaan pelajaran, pelaksanaan dan dalam atau luar negeri (Pasal 28); (4)
pengelolaan pengajaran yang efektif, sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan
penilaian. nasional (Pasal 29 (1); (5) dalam pelayanan
Berbicara tentang penggunanan administrasi publik di insstansi
bahasa dalam proses belajar mengajar tidak pemerintahan (Pasal 30); (6) dalam nota
akan terlepas dari bahasa, pemakai dan kesepahaman atau perjanjian yang
pemakaiannya. Bahasa apa yang akan melibatkan lembaga negara, instansi
dipilih tentu akan berkaitan dengan siapa pemerintah Republik Indonesia, lembaga
yang berbicara, kepada siapa berbicara, apa swasta Indonesia atau peseorangan warga
yang dibicarakan, di mana berbicara. negara Republik Indonesia (Pasal 31); (7)
Seperti dikatakan oleh Hudson (1980) dalam forum yang bersifat nasional atau
ragam bahasa itu bergantung pada who, forum yang bersifat internasional di
what, when, where, why. Dengan demikian, Indonesia (Pasal 32); (8) dalam
dalam situasi formal tentulah ragam formal kommunikasi resmi di lingkungan kerja
yang dipilih, sedangkan dalam situasi pemerintah dan swasta (Pasal 33); (9)
nonformal tentu pula ragam nonformal dalam laporan setiap lembaga atau
yang digunakan. perseorangan kepada instansi pemerintahan
Pada kenyataannya banyak sekolah- (Pasal 34); (10) dalam penulisan karya
sekolah di daerah terpencil di kabupaten ilmiah dan publikasi ilmiah di Indonesia
OKU menggunakan bahasa daerah sebagai (Pasal 35); (11) dalam nama geografi di
bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Indonesia (Pasal 36); (12) dalam informasi
Apabila kita perhatikan banyak sekolah- tentang produk barang atau jasa produsi
sekolah dasar yang menggunakan bahasa dalam negeri atau luar negeri yang beredar
daerah sebagai bahasa pengantar dalam di Indonesia (Pasal 37); (13) dalam rambu
dunia pendiidkan. Bahkan, gejala ini sudah umum, penunjuk jalan, fasilitas umum,
mulai merambah ke pelosok-pelosok desa. spanduk, dan alat informasi lain yang
Sekolah-sekolah dasar yang komposisi merupakan pelayanan umum (Pasal 38);
30 Muhammad Rama Sanjaya, Bahasa Pengantar

dan (14) dalam informasi melalui media dan faktor-faktor yang mempengaruhi
massa (Pasal 39). siswa selama proses kegiatan belajar
mengajar.
Keberhasilan mengajar guru dalam
kaitannya dengan fungsi dan peran guru 1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
dalam menciptakan kemampuan dasar Belajar
mengajar dapat diimplementasikan dalam
pengembangan kepribadian guru yang Menurut Slameto (2003:54) faktor-
mantap dan dinamis yang meliputi faktor yang mempengaruhi belajar terdiri
kemantapan dan integrasi pribadi, peka dari faktor intern dan ekstern.
terhadap perubahan dan pembaharuan, Faktor intern adalah faktor yang
berpikir alternatif, adil, jujur dan objektif, terdapat dalam diri individu yang sedang
disiplin dalam melaksanakan tugas, ulet dan belajar dinataranya sebagai berikut. (1)
tekun bekerja, berusaha memperoleh hasil Faktor jasmaniah terbagi menjadi (a) faktor
kerja yang baik, simpatik, kesehatan dan (b) cacat tubuh. (2) Faktor
menarik,luwes,bijaksana dan sederhana, psikologis terbagi menjadi: (a) intelegensi;
bersifat terbuka, kreatif dan berwibawa (b) perhatian; (c) minat; (d) bakat; (e)
(Darmadi 2010:54—56). motif; (f) kematangan; dan (kesiapan). (3)
Faktor kelelahan. Jika ditinjau dari faktor
Hasil dan Pembahasan ekstern yang berpengaruh terhadap belajar
siswa maka akan dibagi menjadi tiga faktor
Pendidikan merupakan suatu yaitu sebagai berikut. (1) Faktor keluarga;
rekayasa untuk mengendalikan learning (a) cara orang tua mendidik; (b) relasi antar
guna mencapai tujuan yang direncanakan anggota keluarga; (c) suasana rumah; (d)
secara efektif dan efisien. Dalam proses keadaan ekonomi keluarga; (e) pengertian
rekayasa ini peranan “teaching” amat orang tua; (f) latar belakang kebudayaan.
penting, karena merupakan kegiatan yang (4) Faktor sekolah: (a) metode mengajar;
dilakukan oleh guru untuk mentransfer (b) kurikulum (c) relasi guru dengan siswa;
pengetahuan, keterampilan dan nilai kepada (d) relasi siswa dengan siswa; (e) disiplin
siswa sehingga apa yang ditransfer sekolah; (f) alat pelajaran; (g) waktu
memiliki makna bagi diri sendiri, dan sekolah; (h) standar pelajaran di atas
berguna bagi orang lain. ukuran; (i) keadaan gedung; (j) metode
Mengajar hanya dapat dilakukan belajar; (k) tugas rumah. (5) Faktor
dengan baik dan benar oleh seseorang yang masyarakat; (a) kegiatan siswa dalam
telah melewati pendidikan tertentu yang masyarakat; (b) mass media; (c) teman
memang dirancang untuk mempersipakan bergaul; dan (d) bentuk kehidupan
guru. Dengan kata lain, mengajar masyarakat.
merupakan suatu profesi. Sejalan dengan Jika dilihat pada faktor-faktor yang
perkembangan ilmu pengetahuan dan mempengaruhi siswa dalam proses kegiatan
masyarakat, muncul dua kecenderungan: belajar mengajar, maka faktor penggunaan
(2) Proses mengajar menjadi sesuatu bahasa daerah ataupun bahasa asing dalam
kegiatan yang semakin bervariasi. (2) Ada bahasa pengantar dunia pendidikan tidak
kecenderungaan pemegang otoritas termasuk ke dalam faktor-faktor yang
structural, ingin memaksakan kepada guru mempengaruhi siswa dalam proses kegiatan
untuk mempergunakan suatu cara mengajar belajar mengajar.
yang kompleks dan sulit. Jika ditinjau pada fungsi bahasa
Dalam proses belajar mengajar guru Indonesia dalam kaitannya dengan
adalah orang yang akan mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan adalah
suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji sebagai bahasa pengantar. Seiring
apa yang menarik, mengekspresikan ide-ide berkembangnya zaman, pendidikan masa
dan kreativitasnya dalam batas norma- kini mulai menggunakan tradisi baru, yaitu
norma yang ditegakkan secara konsisten. penggunaan bahasa asing ataupun bahasa
Dalam melaksanakan tugas tersebut guru daerah sebagai bahasa pengantar dalam
akan dihadapkan pada berbagai problem dunia pendidikan. Hal ini dianggap
Jurnal Bindo Sastra 1 (1) (2017): 28–32 31

memprihatikan bagi sebagian kelompok Mengenai bahasa Indonesia sebagai


masyarakat akan eksistensi bahasa bahasa pengantar dalam dunia pendidikan,
Indonesia di masa mendatang. seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia
pendidikan di sebuah negara memerlukan
2. Fenomena Penggunaan Bahasa Ibu sebuah bahasa yang seragam agar
dan Asing dalam dunia Pendidikan kelangsungan pendidikan tidak terhambat
Banyak kalangan masih sangat atau terganggu. Pada Undang-undang No
berpikir dangkal, bahwa standar 24 Tahun 2009 Pasal 29 ayat (2) yang
internasional diartikan dengan lebih berbunyi sebagai berikut “Bahasa pengantar
berorientasi pada penggunaan bahasa, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
terlepas apakah paar pelaku pendidikan, menggunakan bahasa asing untuk tujuan
termasuk para pelajar siap akan hal yang mendukung kemampuan berbahasa
tersebut. Dengan demikian fungsi bahasa asing peserta didik”.
Indonesia terancam. Penggunaan bahasa Meskipun pasal 29 ayat (2) berbunyi
Indonesia sudah mulai terpinggirkan oleh seperti itu, tetapi bahasa pengantar dalam
bahasa asing sebagai bahasa yang wajib dunia pendidikan harus diutamakan
bagi sekolah-sekolah RSBI maupun SBI menggunakan bahasa indonesia. Hal ini
untuk ditetapkan dalam kurikulum sekolah. berkaitan dengan fungsi bahasa sebagai alat
Munculnya sekolah nasional komunikasi.
berstandar internasional (SNBI) tidak perlu Hal ini dapat disiasati dengan lebih
memunculkan kekhawatiran akan hilangnya mengefektifkan proses pembelajaran bahasa
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar Indonesia dalam mata pelajaran bahasa
di dunia pendidikan. Hal ini karena ternyata Indonesia. Pembelajaran lebih banyak
penggunaan bahasa asing sebagai pengantar diarahkan pada hal-hal yang bersifat
ternyata tidak diterapkan pada semua terapan praktis bukan kepada hal-hal
pelajaran. Penggunaan bahasa asing sebagai bersifat teorits. Siswa lebih banyak
bahasa pengantar di SNBI hanya diterapkan dikondisikan pada pemakaian bahasa yang
pada beberapa mata pelajaran. aplikatif tetapi sesuai dengan aturan bahasa
Belum lagi penggunaan bahasa Ibu Indonesia secara baik dan benar. Dengan
dalam bahasa pengantar dunia pendidikan pengkondisian tersebut, siswa menjadi
yang tidak dimasukkan pada kurikulum terbiasa menggunakan bahasa Indonesia
sekolah maka hal itu dapat kita tolelir, akan secara baik dan benar sesuai dengan kaidah
tetapi apabila penggunaan bahasa asing kebahasaan.
mulai ditetapkan pada kurikulum sekolah
seperti pada ssekolah RSBI maupun SBI 3. Upaya Menyikapi Akulturasi Bahasa
maka fungsi dan keberadaan bahasa Asing
Indoenesia akan terpinggirkan oleh bahasa
asing tersebut. Adapun upaya yang kita lakukan
Untuk itu para pengambil kebijakan untuk menyikapi penggunaan bahasa asing
di negara ini, termasuk di sekolah RSBI dalam bahasa pengantar di dunia
maupun SBI harus tetap mengedepankan pendidikan adalah sebagai berikut. (1)
rasa nasionalisme. Tidak bisa dipungkiri Mengubah karakter bangsa melalui bahasa
bahwa dalam rangka menciptakan manusia Indonesia; (2) Menggunakan bahasa asing
Indonesia yang mendunia tentu dibutuhkan dan bahasa Indonesia secara proporsional;
pola pikir cerdas dengan tetap (3) Menggunakan bahasa Indonesia pada
mendudukkan bahasa daerah, bahasa forum-forum resmi; (4) Meningkatkan
Indonesia dan bahas asing seuai porsinya pemakaian bahasa Indonesia secara baik
masing-masing. dan benar; dan (4) Menjaga karakteristik
Kita semua mengetahui bahasa bangsa Indonesia melalui bahasa Indonesia.
Indonesia merupakan alat yang digunakan
untuk berkomunikasi baik melalui lisan Simpulan
maupun tulisan serta bahasa yang wajib
digunakan sebagai bahasa pengantar dalam Dalam UU ini diatur juga tentang
pendidikan nasional. penggunaan BI yang wajib digunakan
32 Muhammad Rama Sanjaya, Bahasa Pengantar

dalam berbagai ranah penggunaan. BI wajib Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-
digunakan (1) dalam peraturan perundang- Faktor yang Mempengaruhinya.
ungangan (Pasal 26); (2) dalam dokumen Jakarta: PT. Rineka Cipta.
resmi negara (Pasal 27); (3) dalam pidato
resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejebat Suryosubroto. (2009). Proses Belajar
negara yang lain yang disampaikan di Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT
dalam atau luar negeri (Pasal 28); (4) Rineka Cipta.
sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan
nasional (Pasal 29 (1); (5) dalam pelayanan
administrasi publik di insstansi
pemerintahan (Pasal 30); (6) dalam nota
kesepahaman atau perjanjian yang
melibatkan lembaga negara, instansi
pemerintah Republik Indonesia, lembaga
swasta Indonesia atau peseorangan warga
negara Republik Indonesia (Pasal 31); (7)
dalam forum yang bersifat nasional atau
forum yang bersifat internasional di
Indonesia (Pasal 32); (8) dalam
kommunikasi resmi di lingkungan kerja
pemerintah dan swasta (Pasal 33); (9)
dalam laporan setiap lembaga atau
perseorangan kepada instansi pemerintahan
(Pasal 34); (10) dalam penulisan karya
ilmiah dan publikasi ilmiah di Indonesia
(Pasal 35); (11) dalam nama geografi di
Indonesia (Pasal 36); (12) dalam informasi
tentang produk barang atau jasa produsi
dalam negeri atau luar negeri yang beredar
di Indonesia (Pasal 37); (13) dalam rambu
umum, penunjuk jalan, fasilitas umum,
spanduk, dan alat informasi lain yang
merupakan pelayanan umum (Pasal 38);
dan (14) dalam informasi melalui media
massa (Pasal 39)

Daftar Pustaka

Budiningsih, C. Asri. (2012). Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.

Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan


Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan


Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (2003). Interaksi & Motivasi


Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai