Anda di halaman 1dari 5

KEPERAWATAN KRITIS

EFEK KODISI KRITIS PADA KELUARGA

OLEH :

SANG AYU MADE MELATI SUKMA


16.321.2531
A11-B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
KASUS:

Anda adalah perawat yang merawat pasien yang dijadwalkan untuk menjalani katerisasi jantung
dipagi hari. Dalam laporan anda menyebutkan pasien bertingkah sepanjang siang menangis dan
sangat emosional. Kaji kemungkinan dibalik prilaku pasien tersebut dan rumuskan rencana
termasuk data tambahan yang memungkinkan diperlukan

ANALISIS:

Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidakpastian,
ketidakberdayaan, isolasi dan ketidakamanan (Stuart, 2016). Respons fisiologis pasien terhadap
kecemasan dan stres adalah dengan mengaktifkan sistem saraf pusat untuk mengaktivasi
hipotalamus-pituitary adrenal aksis dan sistem saraf simpatis yang ditandai dengan adanya
peningkatan frekuensi nadi dan tekanan darah. Jika hal ini terjadi akan berbahaya bagi tindakan
kateterisasi jantung karena tingginya denyut jantung dan tekanan darah akan memperberat sistem
kardiovaskular serta meningkatkan kebutuhan oksigen dan kerja jantung sehingga dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi (Darliana, 2014).

Sebelum kateterisasi jantung dilaksanakan, pasien seringkali membayangkan rasa nyeri


akan timbul pada daerah luka dan pasien merasa takut untuk melakukan gerakan tubuh atau latihan
ringan akibat nyeri pada daerah perlukaan. Sedangkan faktor eksternal yang dapat meningkatkan
kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung, yaitu terkait stressor
psikososial dan lingkungan yang asing merupakan keadaan atau peristiwa yang menyebabkan
perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi,
Seseorang yang berada di lingkungan asing lebih mudah mengalami kecemasan dibanding bila
berada di lingkungan yang biasa di tempati bayangan ruangan yang operasi yang menakutkan dan
persepsi pasien yang salah tentang ruangan tindakan cathlab dapat mempengaruhi tingkat
kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung.
Pengetahuan pasien pada saat akan menjalani tindakan kateterisasi jantung sangat penting
karena dapat mengurangi persepsi negatif, perasaan ketidakpastian, serta ancaman yang dirasakan
terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh pasien sehingga dengan pengetahuan yang cukup dan
informasi yang jelas tentang prosedur tindakan kateterisasi jantung dapat mengurangi tingkat
kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung.

Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) merupakan suatu proses interaksi antara
keluarga dengan lingkungan sosial. Dukungan keluarga dapat menjadikan keluarga berfungsi
dalam meningkatkan kesehatan dan adaptasi anggota keluarga dalam kehidupan. Dukungan sosial
keluarga terbagi menjadi dukungan eksternal dan internal. Dukungan eksternal seperti sahabat,
pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah dan
fasilitas kesehatan. Sedangkan dukungan internal berupa suami/istri, saudara kandung ataupun
dukungan dari anak. Terdapat 4 jenis dukungan keluarga meliputi: dukungan instrumental
keluarga merupakan sumber pertolongan yang mudah dijangkau dan nyata; dukungan
informasional di mana keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi; dukungan penilaian di mana
keluarga membimbing, memberikan umpan balik dan menangani masalah dalam keluarga; dan
dukungan emosional di mana keluarga merupakan tempat yang aman dan damai untuk beristirahat
dalam pemulihan.

Adanya keluarga akan sangat membantu pasien dalam menghadapi kecemasan, dukungan
keluarga meliputi dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan penilaian dan dukungan
informatif dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi
jantung, karena dengan adanya dukungan keluarga pasien dapat mendapat informasi yang positif
tentang tindakan yang akan dijalani, pasien dapat menceritakan dan berbagai perasaan yang sedang
dirasakan, pasien merasa diperhatikan oleh keluarga, sehingga pasien lebih tenang dan fokus
dalam menjalani proses tindakan kateterisasi jantung.

http://ejournal.stik-sintcarolus.ac.id/index.php/CJON/article/download/20/15
Pasien mengalami asietas dimana ansietas itu adalah kondisi emosi dan pengalman
subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menhadapi ancaman. Penyebanya yaitu
karena krisis situasional, Disfungsi system keluarga dan kurang terpapar informasi. Tandanya
pasien bertingkah sepanjang siang menangis dan sangat emosional. Intervensi yang tepat untuk
diberikan pada pasien tersebut adalah:

SIKI: Dukungan Emosional

Definisi: Mempasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stress

Tindakan:

1. Identifikasi hal yang telah memicu emosi


2. fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah atau sedih
3. Lakukan sentuhan untuk memberikandukungan
4. Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas
5. Anjurkan mengungkapkan rasa yang dialami (ansietas, marah ataupun sedih)
6. Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respon yang bisa
digunakan
7. Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
8. Rujuk untuk konseling

SIKI: Konseling

Definisi: Memberikan bimbingan untuk meningkatkan atau mendukung penanganan, pemecahan


masalah, dan hubungan interpersonal.
Tindakan:

1. Identifikasi prilaku keluarga yang mempengaruhi pasien


2. Bina hubungan terapiutik berdasarkan rasa percaya
3. Berikan empati, kehangatan dan kejujuran
4. Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah
5. Anjurkan mengekspresikan perasaan
6. Anjurkan mengganti kebiasaan maladaptive dengan adaptif
7. Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan di saat stress

Tim POKJA SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim POKJA SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai