KEPEREWATAN KOMUNITAS II
OLEH :
KELOMPOK 1 (A12-A)
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Atas wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) yang
telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul
“Makalah Promosi Kesehatan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini kami
susun dalam rangka memenuhi tugas akademis dalam menempuh mata kuliah Keperawatan
Komunitas II.
Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang kami alami dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
dalam tulis-menulis. Namun demikian berkat kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya terwujudlah makalah ini. Oleh karena itu terima kasih yang setulus-
tulusnya kami haturkan kepada:
1. Teman-teman kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
2. Teman-teman PJMK yang sudah menjelaskan tugas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga perlu kritik
dan saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi
sempurnanya tulisan ini. Semoga ada manfaatnya.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep promosi kesehatan........................................................ 2
2.2 Kebijakan pemerintah tentang promosi kesehatan.................... 12
2.3 Peran perawat dalam promosi kesehatan.................................. 13
2.4 Program promkes sesuai dengan kebijakan promkes................ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan................................................................................. 18
3.2 Saran....................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari promosi kesehatan?
2. Untuk mengetahui program promosi kesehatan sesuai dengan kebijakan
pemerintah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Promosi kesehatan merupakan tingkat pertama dalam pelayanan kesehatan dengan tujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2.1.2 Perkembangan promosi kesehatan
Promosi kesehatan berkembang dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
bertujuan untuk mengembangkan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat agar
berperilaku hidup sehat. Dari semula pendidikan kesehatan yang konotasinya hanya
mengubah perilaku saja, direvitalisasi menjadi promosi kesehatan yang tidak hanya
melakukan perubahan perilaku, tetapi juga perubahan determinan perilaku yang lain, yaitu
lingkungan (fisik, sosial, ekonomi, kebijakan, dan sebagainya). Oleh sebab itu, dalam kurun
waktu sekitar seperempat abad (1984-kini) konsep dan prinsip tentang promosi kesehatan
dikembangkan dan disosialisasikan, diantaranya:
2.1.2.1 Tahun 1984
Pada 1984 berkembang konsep bahwa aktivitas promosi kesehatan dilakukan
dengan memandang populasi sebagai suatu kesatuan, dilakukannya tindakan kongkrit
terhadap determinan kesehatan, mengkombinasikan beragam pendekatan, mengarahkan
kegiatan pada upaya meningkatkan peran serta masyarakat, dan meningkatkan peran tenaga
kesehatan dalam memberdayakan masyarakat.
2.1.2.2 Tahun 1986
Pada 1986 piagam Ottawa menyatakan bahwa promosi kesehatan diselenggarakan
dengan membangun kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, menciptakan
lingkungan yang mendukung, memperkuat aksi masyarakat mengembangkan keterampilan
personal, dan reorientasi pelayanan kesehatan. Konferensi internasional promosi kesehatan
selanjutnya menyatakan tentang perlunya:
1. Kebijakan berwawasan kesehatan.
2. Lingkungan yang mendukung kesehatan.
3. Aliansi dan kemitraan.
2.1.2.3 Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988),
konferensi ini menenkankan 4 bidang prioritas, yaitu:
1. Mendukung kesehatan wanita.
3
2. Makanan dan gizi.
3. Rokok dan alkohol.
4. Menciptakan lingkungan sehat.
2.1.2.4 Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991),
konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni:
1. Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat.
2. Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan
dan pemberdayaan.
3. Membangun aliansi.
4. Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah
masyarakat.
2.1.2.5 Konferensi Internasional Promosi Kesehatan IV di Jakarta, Indonesia (Jakarta
Declaration on Health Promotion, 1997).
2.1.2.6 Promosi kesehatan pada abad ke 21 mempunyai dasar tujuan yaitu:
1. Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan.
2. Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan.
3. Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan.
4. Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat.
5. Mengembangkan infrastruktur promosi kesehatan.
4
2. Yayasan Kesehatan dari Victoria Australia (Vic Health, 1996) merumuskan definisi
yang lebih tegas, jelas, dan komprehensif, yaitu “Health Promotion is a program are
design to bring about chane within people, organization, communities, and their
environment”. (Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk melakukan perubahan
perilaku, organisasi, komunitas, dan lingkungannya).
3. Promosi kesehatan terus berkembang, yang menyebabkan WHO harus merumuskan
kembali batasan Promosi Kesehatan, sebagai berikut: “Health promotion is the process
of enabling individuals and communities to increase control over the determinants of
health and thereby improve their health”.
Batasan ini lebih luas lagi, dimana promosi kesehatan tidak hanya berurusan dengan
perilaku sebagai salah satu determinan kesehatan, tetapi berkepentingan terhadap semua
determinan kesehatan dalam rangka peningkatan kesehatan individu dan masyarakat.
5
Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 inti menurut
Notoarmodjo (2007), yaitu:
1. Advokat (advocate)
Advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para oembuat keputusan atau
penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program
kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan politik.
2. Menjembatani (mediate)
Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerja sama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait.
3. Memampukan (enable)
Masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri di
bidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan
cara-cara bertani, berternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan
sebagainya dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan ekonomi
keluarga yang meningkat maka kemampuan dalam pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan keluarga meningkat.
6
lingkungan/ P2M, askep prenatal, stimulasi dan bimbingan dini, perlindungan gizi, dan
penyuluhan untuk pencegahan keracunan.
7
2.1.6.2 Sasaran promosi kesehatan
Adapun sasaran dalam promosi kesehatan yaitu:
1. Sasaran primer
Sasaran primer adalah kelompok masyarakat yang akan diubah perilakunya.
Dalam praktik promosi kesehatan, sasaran primer ini dikeompokkan menjadi
kelompok kepala keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, ibu dan anak balita, anak
sekolah, remaja, pekerja ditempat kerja, masyarakat di tempat-tempat umum,
dan sebagainya.
2. Sasaran sekunder
Tokoh masyarakat setempat (formal maupun informal) dapat digunakan sebagai
jembatan untuk mengefektifkan pelaksanaan promosi kesehatan terhadap
masyarakat (sasaran primer). Tokoh masyarakat merupakan tokoh panutan bagi
masyarakatnya. Tokoh masyarakat
3. Sasaran tersier
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa masyarakat memerlukan faktor
pemungkin (enabling) untuk berperilaku sehat, yaitu sarana dan prasarana untuk
terwujudnya perilaku tersebut. Terkadang untuk pengadaan sarana dan
prasarana untuk berperilaku hidup sehat ini sering kali masyarakat sendiri tidak
mampu. Maka dari itu perlu adanya dukungan dari penentu atau pembuat
keputusan di tingkat lokal (lurah, camat, bupati atau pejabat pemerintah
setempat). Misalnya di daerah yang sangat kekurangan air bersih, padahal
masyarakatnya tidak mampu mengadakan sarana air bersih tersebut. Oleh sebab
itu, kegiatan promosi kesehatan dapat menjadikan para pejabat setempat ini
sebagi sarana tersier. Caranya seperti bupati atau camat dapat menganggarkan
melalui APBD untuk pembangunan sarana air bersih tersebut.
8
Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dan
dikatakan sebagai ujung tombak. Pemberdayaan adalah proses pemberian
informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-
menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses
membantu klien, agar klien berubah darintidak tahu menjadi sadar, dari tahu
menjadi mau.
2. Bina suasana
Bina suasana adalah upaya mencipkatakan lingkungan sosial yang mendorong
individu anggita masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Terdapat 3 kategori proses bina suasana yaitu:
1) Bina suasana individu
Bina suasana individu dilakukan oleh individu-individu tokoh masyarakat.
Tokoh-tokoh masyarakat menjadi individu-individu panutan dalam
perilaku yang sedang diperkenalkan.
2) Bina suasana kelompok
Bina suasana kelompok oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat,
seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), organisasi
profesi, organisai wanita, organisasi siswa/ mahasiswa, organisasi pemuda,
dan sebagainya
3) Bina suasana publik
Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui
pengembangan kemitraan dan pemanfaatan media-media komunikasi,
seperti radio, televisi, koran, majalah, situs internet, dan lain-lain sehingga
dapat tercipta pendapat umum.
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders).
Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu:
9
1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah.
2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah.
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai
alternatif pemecahan masalah.
4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah.
5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
10
Setiap petugas kesehatan yang melayani pasien ataupun individu sehat
(misalnya dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, petugas laboratorium, dan lain-
lain) wajib melaksanakan promosi kesehatan. Tidak semua strategi promosi
kesehatan yang menjadi tugas utamanya, melainkan hanya pemberdayaan.
Pemberdayaan adalah upaya membantu atau memfasilitasi pasien/klien
sehingga memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk dapat mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
2. Petugas khusus promosi kesehatan
Petugas khusus promosi kesehatan diharapkan dapat membantu para petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan pemberdayaan, yaitu dengan:
1) Menyediakan alat bantu/ alat peraga atau media komunikasi guna
memudahkan petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.
Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui
kemitraan dengan pihak-pihak lain.
2) Menyelenggarakan advokasi dalam rangka kemitraan bina suasana dan
dalam mengupayakan dukungan dari pembuat kebijakan dan pihak-pihak
lain (sasaran tersier).
Dalam keterbatasan sumber daya manusia sehingga belum dimungkinkan
adanya petugas khusus promosi kesehatan disetiap Puskesmas.
11
2. Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku di bidang
kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang
sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
4. Promosi kesehatan, selain tetap menenkankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan
upaya advokasi dan bina suasana (social support).
5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan, yaitu
di rumah atau tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat
kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything),
dan di sasaran kesehatan (where we get health services).
6. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lenih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy), dan saling memberi manfaat (mutual
benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk
swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas
sektor.
7. Promosi kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan
tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah
untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu
dan masyarakat. Dimana yang lebih sesuai untuk diukur yaitu mutu dan frekuensi
kegiatan (advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat).
12
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 585/MENKES/SK/2007
tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit.
3. Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Sebagai UPT dari dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagai tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota
dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggarakan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujudnya derajat kesehatan
masyaraka yang setinggi-tingginya.
Upaya kesehatan dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Upaya kesehatan wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya wajib yang dilakukan puskesmas adalah:
1) Promosi kesehatan.
2) Kesehatan lingkungan.
3) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
4) Perbaikan Gizi Masyarakat.
5) Pencegahan dan pengembangan penyakit menular.
6) Pengobatan.
2. Upaya kesehatan pengembangan
13
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
14
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau keluarga pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kemauan, dan pengetahuan individu atau
keluarga dalam upaya peningkatan derajat kesehatan.
15
2.4.2 Pembinaan Kesehatan Ibu
Ibu hamil, bersalin dan nifas merupakan kelompok yang rawan terhadap gangguan
kesehatan, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius dan pelakuan khusus. Hal-hal
yang harus dilakukan petugas kesehatan dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil, bersalin
dan nifas:
1. Tanda dan bahaya kehamilan.
2. Pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin kepada Bidan
3. Poskesdes minimal 4 kali selama hamil.
4. Pendampingan suami dalam pemeriksaan dan persalinan.
5. Tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas antara lain perdarahan lewat jalan lahir,
demam, wajah, tangan atau kaki bengkak, nyeri/panas di daerah tungkai, payudara
bengkak, berwarna kemerahan, sakit dan lain- lain.
6. Inisiasi Menyusu Dini.
7. Cara merawat bayi baru lahir dan cara menyusui yang benar serta cara menyimpan ASI
khususnya bagi ibu bayi yang bekerja.
8. Pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0- 6 bulan, yaitu bayi hanya diberikan ASI saja
sebagai makanan dan minuman utama.
16
2.4.4 Pencegahan Dan Penanggulangan Berbagai Jenis Penyakit Dan Masalah Kesehatan
Adapun penyakit dan masalah kesehatan yang harus dicegah dan ditanggulangi
adalah:
1. Diare
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
3. Penyakit gigi dan mulut
4. Malaria
5. Demam Berdarah Dengue (DBD)
6. Cacingan
7. Kaki Gajah (Filariasis)
8. Flu Burung (Avian Influenza)
9. HIV/AIDS
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Promosi kesehatan merupakan tingkat pertama dalam pelayanan kesehatan dengan
memiliki tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dimana promosi
kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku
kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memeperbaiki lingkungan (fisik dan non
fisik) dalam rangka memelihara dan memingkatkan kesehatan masyarakatnya. Berbagai
upaya program promosi kesehatan sudah dilakukan oleh pemerintah agar terciptanya
masyarakat yang sehat dan sejahtera.
3.2 Saran
Sebagai perawat professional mempelajari promosi kesehatan dapat menambah
pengetahuan bahwa ksehatan itu sangat berpengaruh pada lingkungan masyarakat. Kami
menyadari makalah kami kurang sempurna sehingga memerlukan masukan dari pihak lain.
19
DAFTAR PUSTAKA
Kholid, Ahmad. (2012). Promosi Kesehatan: dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media,
dan Aplikasinya. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada.
Notoatmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan: Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiawan, Herry. 2014. “Analisa Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan”. Semarang.
http://www.academia.edu/8888530/Analisis_Peran_Perawat_dalam_Promosi_Kesehatan.
Diakses pada tanggal 21 November 2020 pukul 20.32 wita.
20