MAHASISWA PANCASILA
TANGERANG, 23 - 25 NOVEMBER 2016
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL XIV
MAHASISWA PANCASILA
Nomor : 06/KEP/MUSYAWARAH NASIONAL-XIV/MP/XI/2016
Tentang
PENGESAHAN
ANGGARAN DASAR DAN RUMAH TANGGA
MAHASISWA PANCASILA
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menyempurnakan keputusan Musyawarah Nasional Mahasiswa Pancasila tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 2
Rumusan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Mahasiswa Pancasila seperti
tersebut dalam pasal 1 keputusan ini terdapat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan
dengan keputusan ini
Pasal 3
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
dto dto
Anggota, Anggota
dto dto
ANGGARAN DASAR
MAHASISWA PANCASILA
PEMBUKAAN
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, menginsyafi dan menyadari akan fungsi dan kewajiban
setiap mahasiswa Indonesia yang bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur
spiritual dan materil, sebagai generasi muda Indonesia yang berkeyakinan teguh, berkewajiban untuk
menyumbangkan darma bhaktinya kepada masyarakat Indonesia serta membina insan yang berjiwa
Pancasila, yang sesuai dengan pembukaan Undang-Undang dasar 1945.
Bahwasanya mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ini senantiasa berkeyakinan, untuk
pegangan hidup itu tidak cukup hanya dengan cita dan moral saja, tetapi perlu mengakui dan menginsyafi
akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan keyakinan tersebut, kami berketetapan hati bahwa Pancasila yang sesuai dengan
pembukaan Undang-Undang dasar 1945 adalah dasar dan falsafah negara yang akan membawa
masyarakat dan negara kesatuan Republik Indonesia ke arah cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami Mahasiswa Indonesia yang berjiwa Pancasila yang
sesuai pembukaan Undang-Undang dasar 1945 sampailah kami pada pendirian untuk menghimpun potensi
Mahasiswa Indonesia dalam suatu organisasi yang kami beri nama “Mahasiswa Pancasila”, dengan
anggaran dasar seperti tercantum dibawah ini.
BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama “Mahasiswa Pancasila”, disingkat “MAPANCAS”
Pasal 2
Pimpinan Pusat Organisasi Mahasiswa Pancasila berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Pasal 3
Organisasi Mahasiswa Pancasila didirikan pada tanggal 28 Oktober 1958 untuk waktu yang tidak ditentukan
lamanya.
BAB II
AZAS, TUJUAN DAN SIFAT
Pasal 4
Organisasi Mahasiswa Pancasila berazaskan Pancasila
Pasal 5
a. Organisasi Mahasiswa Pancasila bertujuan menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila
yang sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam dunia kemahasiswaan,
khususnya dan dalam masyarakat Indonesia umumnya, untuk menghimpun dan membentuk insan
yang berjiwa Pancasila guna mencapai masyarakat adil, makmur spirituil dan materil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Organisasi Mahasiswa Pancasila bersifat organisasi kader.
BAB III
LAMBANG ORGANISASI
Pasal 6
Lambang organisasi Mahasiswa Pancasila berbentuk segi 5 (lima) dengan perisai Pancasila yang dikelilingi
oleh : bambu runcing, bulu ayam, topi keserjanaan, pita yang bertuliskan “Pancasila” dan tulisan
“Mahasiswa” diatas topi keserjanaan dengan dasar warna biru langit.
BAB XI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 7
Pimpinan Pusat organisasi dihimpun oleh Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP, yang terdiri dari : Pengurus
Harian dan Departemen-departemen.
Pasal 8
Organisasi Mahasiswa Pancasila meliputi kota-kota diseluruh Indonesia dimana terdapat perguruan
tinggi dan komunitas mahasiswa.
Pasal 9
Disetiap daerah provinsi dibentuk Dewan Pimpinan Daerah Provinsi, disingkat DPD Provinsi.
Pasal 10
Disetiap daerah kabupaten/kota yang terdapat perguruan tinggi dan terdapat komunitas mahasiswa dibentuk
Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, disingkat DPD Kabupaten/Kota.
Pasal 11
Disetiap perguruan tinggi dibentuk pengurus Koordinator Perguruan Tinggi, disingkat KORTI.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Yang dapat menjadi anggota organisasi Mahasiswa Pancasila adalah :
1. Warga Negara Indonesia.
2. Mahasiswa pada salah satu perguruan tinggi.
3. Lulusan perguruan tinggi dan berusia paling tinggi 40 tahun.
4. Mengakui dan menerima Pancasila yang sesuai dengan pembukaan Undang-Undang dasar 1945.
5. Harus melalui masa bimbingan organisasi dan menerima dengan penuh kesadaran Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Mahasiswa Pancasila.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 13
Pasal 14
Setiap anggota wajib menjunjung tinggi, meyakini, menghayati dan mengamalkan Pancasila sesuai dengan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta berpedoman pada tri dharma perguruan tinggi dan
melaksanakan ketentuan yang diatur Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Mahasiswa
Pancasila.
BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 15
Permusyawaratan terdiri dari :
a. Musyawarah Nasional disingkat MUSYAWARAH NASIONAL
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkat MUSYAWARAH NASIONAL LUB
c. Musyawarah Kerja Nasional disingkat MUKERNAS
d. Rapat Pimpinan Nasional disingkat RAPIMNAS
e. Musyawarah Daerah Provinsi disingkat MUSDA Prov.
f. Musyawarah Daerah Provinsi Luar Biasa disingkat MUSDALUB Prov.
g. Musyawarah Kerja Daerah Provinsi disingkat MUKERDA Prov.
h. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota disingkat MUSDA Kab./Kota
i. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota Luar Biasa disingkat MUSDALUB Kab./Kota
j. Musyawarah Kerja Daerah Kabupaten/Kota disingkat MUKERDA Kab./Kota
k. Musyawarah Koordinator Perguruan Tinggi disingkat MUKORTI
l. Musyawarah Koordinator Perguruan Tinggi Luar Biasa disingkat MUSKORTILUB
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 16
BAB IX
DEWAN PENASEHAT
Pasal 17
a. Di tingkat pusat dibentuk Dewan Penasehat yang disusun oleh Team Formatur Musyawarah
Nasional Mahasiswa Pancasila melalui Rekomendasi dan Usulan peserta Musyawarah Nasional
yang ditetapkan melalui ketetapan Musyawarah Nasional.
b. Di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk Dewan Penasehat yang disusun oleh Team
Formatur Musyawarah Daerah Provinsi dan DPD Kabupaten/Kota melalui Rekomendasi dan Usulan
peserta Musyawarah Daerah.
BAB X
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
Pasal 18
a. Di tingkat pusat dibentuk Majelis Pertimbangan Organisasi yang ketua dan anggotanya dipilih oleh
peserta Musyawarah Nasional.
b. Di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk Majelis Pertimbangan Organisasi Daerah yang
ketua dan anggotanya dipilih melalui Musyawarah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 19
Anggaran Dasar Mahasiswa Pancasila hanya dapat diubah berdasarkan permintaan dan persetujuan dari
sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari suara yang sah dalam suatu Musyawarah Nasional
BAB XII
PENUTUP
Pasal 20
a. Hal-hal yang belum diatur dala Anggaran Dasar Mahasiswa Pancasila ini akan diatur kemudian
pada Anggaran Rumah Tangga.
b. Perubahan Anggaran Dasar Mahasiswa Pancasila ini disahkan dalam MUSYAWARAH NASIONAL
XIV Mahasiswa Pancasila pada tanggal di Jakarta.
Ketua, Sekretaris,
dto dto
UNTUNG BUDIMAN AWI JAYA
DPD KEPULAUAN RIAU DPD JAWA BARAT
Anggota, Anggota
dto dto
SRI RAHAYU KEBER EKA PUTRA
DPD BANGKA BELITUNG DPD SUMATRA BARAT
MUSYAWARAH NASIONAL XIV
MAHASISWA PANCASILA
TANGERANG, 23 - 25 NOVEMBER 2016
ANGGARAN RUMAH TANGGA
MAHASISWA PANCASILA
BAB I
USAHA
Pasal 1
a. Menghimpun serta menggerakan segenap potensi Mahasiswa Indonesia yang berjiwa Pancasila
untuk aktif dalam pelaksanaan pembangunan Nasional.
b. Mempertinggi ketahanan mental dengan senantiasa aktif membimbing anggotanya untuk
mengamalkan keyakinan agamanya masing-masing yang sesuai dengan falsafah Pancasila
sebagaimana tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
c. Mengadakan kegiatan untuk mengembangkan daya nalar, melatih kepemimpinan, mengupayakan
peningkatan kesejahteraan mahasiswa dan mengembangkan seni dan budaya nasional serta
kegiatan pada bidang sosial, ekonomi dan hukum.
d. Kerjasama dengan segenap organisasi sosial kemasyarakatan dan pemuda/mahasiswa dan
organisasi yang berjiwa Pancasila lainnya atas dasar persamaan hak dan derajat, gotong royong
dan saling hormat dan menghormati.
e. Melakukan konsultasi dengan pemerintah dalam melakukan kegiatan yang menyangkut pembinaan
dan pengembangan generasi muda.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Keanggotaan Mahasiswa Pancasila terdiri dari :
a. Anggota biasa, dan
b. Anggota Kehormatan
Pasal 3
a. Untuk diterma untuk menjadi anggota biasa diharuskan mengisi formulir permohonan untuk menjadi
anggota.
b. Dilarang menjadi anggota organisasi kemahasiswaan atau lainnya, terkecuali organisasi yang garis
perjuangannya dan aspirasinya tidak bertentangan dan tidak menyimpang dari Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Mahasiswa Pancasila.
Pasal 4
a. Anggota kehormatan ialah orang yang telah berjasa, baik secara langsung maupun tidak langsung,
terhadap organisasi dan keanggotaannya diusulkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi kepada
Dewan Pmpinan Pusat untuk diangkat dan disahkan dalam Musyawarah Nasional (MUSYAWARAH
NASIONAL ).
b. Anggota kehormatan tidak memliki hak suara, memilih dan terpilih.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA BIASA
Pasal 5
a. Anggota biasa memiliki hak untuk memilih dan dipilih.
b. Anggota biasa berhak memperoleh perlindungan dan pembelaan serta kesetiakawanan dari
organisasi.
Pasal 6
Setiap anggota wajib mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan segenap
peraturan/keputusan yang berlaku, serta setia pada azas dan tujuan organisasi.
Pasal 7
Keanggotaan dapat berakhir karena :
a. Atas permintaan sendiri.
b . Me n ing ga l d un ia .
c. Mengalami gangguan mental.
d. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
e. Diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat yakni apabila anggota tersebut, baik disengaja
maupun tidak disengaja, telah merugikan organisasi.
BAB XI
LAMBANG, BENDERA DAN LAGU
Pasal 8
Pasal 9
a. Bendera Mahasiswa Pancasila berwarna merah dengan ukuran 2 berbanding 3, dan ditengah-
tengahnya terdapat lambang organisasi yang diapit tulisan “MAHASISWA” dikiri dan “PANCASILA”
dikanan.
b. Lagu Mahasiswa Pancasila adalah Mars dan Hymne Mahasiswa Pancasila.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10
a. Dewan Pimpinan Pusat adalah Mandataris Musyawarah Nasional untuk memimpin organisasi guna
melaksanaan tugas dan usaha sesuai dengan tujuan organisasi, dan melaksanakan program kerja
dan keputusan Musyawarah Nasional, mengambil sikap dan kebijaksanaan serta membuat
peraturan/keputusan guna mencapai tujuan organisasi Mahasiswa Pancasila.
b. Dewan Pimpinan Pusat berjumlah 66 orang dan terdiri dari :
1. Pengurus harian sebanyak 33 orang, dengan susunan :
a. Ketua Umum
b. Wakil Ketua Umum 3 Orang
c. Ketua sebanyak 11 orang
d. Sekretaris Jenderal
e. Wakil Sekretaris Jenderal 11 orang
f. Bendahara Umum, dan
g. Wakil Bendahara Umum sebanyak 5 orang
Pasal 11
a. Dewan Pimpinan Daerah Provinsi dipilih oleh dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah
dan Provinsi
b. Dewan Pimpinan Daerah Provinsi berjumlah 47 orang dan terdiri dari :
1. Pengurus Harian sebanyak 23 orang, dengan susunan :
a. Ketua
b . Wakil Ketua sebanyak 8 orang
c . Sekretaris
d . Wakil Sekretaris sebanyak 8 orang
e . Bendahara, dan
f . Wakil Bendahara sebanyak 4 orang.
2. Biro-biro sebanyak 8 biro yang anggotanya berjumlah 24 orang, tiap-tiap biro dipimpin 1 orang
ketua yang membawahi 2 orang anggota dan susunannya disesuaikan dengan departemen
yang ada pada Dewan pimpinan Pusat, kecuali Departemen Hubungan Luar Negeri hanya ada
pada Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 12
a. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Musyawarah
Daerah Kabupaten/Kota
b. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota berjumlah 47 orang dan terdiri dari :
1. Pengurus Harian sebanyak 23 orang, dengan susuna sebagai berikut :
a. Ketua
b . Wakil Ketua sebanyak 8 orang
c . Sekretaris
d . Wakil Sekretaris sebanyak 8 orang
e . Bendahara, dan
f . Wakil Bendahara sebanyak 4 orang
2. Bagian-bagian yang anggotanya berjumlah 24 orang dan susunannya disesuaikan dengan biro
yang ada pada Dewan Pimpinan Daerah Provinsi. Bagian-bagian dipimpin oleh 1 orang ketua
yang membawahi 2 orang anggota.
Pasal 13
Organisasi Mahasiswa Pancasila dapat membentuk lembaga-lembaga dan kelompok kerja pada
setiap tingkatan organisasi, sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 14
Apabila salah satu jabatan lowong sebelum jabatan tersebut berakhir, pimpinan menunjuk salah
seorang anggota untuk mengisi lowongan tersebut.
Pasal 15
Pelaksanaan skorsing terhadap anggota/pimpinan adalah sebagai berikut :
a. Anggota/pimpinan yang tidak mentaati Anggaran Dasar/Anggaran rumah Tangga maupun
peraturan/organisasi dapat di skors oleh Dewan Pimpinan yang secara organisatoris berada pada
jenjang yang lebih tinggi.
b. Anggota/pimpinan yang di skors dapat membela diri dalam forum permusyawaratan.
BAB VI
MASA BHAKTI DAN KRITERIA KEPENGURUSAN
Pasal 16
Masa bhakti kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah Provinsi, dan
Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota adalah selama 3 tahun, sedang masa bhakti Pengurus
Koordinator Perguruan Tinggi (KORTI) adalah 2 tahun.
Pasal 17
Persyaratan menjadi pengurus adalah sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela.
c. Mahasiswa pada salah satu perguruan tinggi / lulusan perguruan tinggi dan berusia paling tinggi 40
tahun
BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 18
a. Musyawarah Nasional merupakan kekuasaan tertinggi organisasi dan diadakan sekali selama 3
tahun
b. Musyawarah Nasional dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah Provinsi dan
Dewan Penasehat serta Majelis Pertimbangan Organisasi.
c. Musyawarah Nasional dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dari 1/2 (setengah) ditambah 1 (satu)
Dewan Pimpinan Daerah Provinsi.
d. Apabila quorum pada butir c tersebut tidak tercapai, maka Musyawarah Nasional dapat
dilangsungkan serta sah adanya ditunda selama 1x24 jam.
e. Apabila dipandang perlu Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas undangan Dewan
Penasehat dan Majelis Pertimbangan Organisasi serta dihadiri oleh Dewan Pimpinan Daerah
Provinsi lebih dari 1/2 (setengah) ditambah 1 (satu).
Pasal 19
a. Musyawarah Kerja Nasional merupakan kekuasaan tertinggi kedua setelah Musyawarah Nasional
dan diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 Periode.
b. Musyawarah Kerja Nasional dihadiri oleh utusan Dewan Pimpinan Daerah Provinsi dan Dewan
Pimpinan Pusat.
c. Rapat Pimpinan Nasional diadakan apabila dipandang perlu oleh Dewan Pimpinan Pusat.
d. Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah Provinsi,
Dewan Penasehat dan Majelis Pertimbangan Organisasi.
Pasal 20
a. Musyawarah Daerah Provinsi merupakan keuasaan tertinggi organisasi diwilayah Provinsi dan
diadakan sekali dalam 3 tahun.
b. Musyawarah Daerah Provinsi dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Musyawarah Daerah Provinsi,
Dewan Penasehat Daerah Provinsi, Majelis Pertimbangan Organisasi Daerah, Dewan Pimpinan
Kabupaten/Kota dan Koordinator Perguruan tinggi.
c. Musyawarah Daerah Provinsi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) dari
jumlah Dewan Pimpina Daerah Kabupaten/Kota pada wilayah kerjanya ditambah dengan utusan
Koordinator Perguruan Tinggi.
Pasal 21
a. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota merupakan kekuasaan tertinggi organisasi di Daerah
Kabupaten/Kota dan diadakan sekali dalam 3 tahun.
b. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota dihadiri oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota,
Penasehat Daerah Kabupaten/Kota, Majelis Pertimbangan Organisasi Kabupaten/Kota, Dewan
Pimpinan Daerah Provinsi dan Koordinator Perguruan Tinggi.
Pasal 22
a. Musyawarah Koordinator Perguruan Tinggi merupakan kekuasaan tertinggi organisasi ditingkat
Koordinator Perguruan Tinggi dan diadakan sekali dalam 2 tahun.
b. Musyawarah Koordinator Perguruan Tinggi dihadiri oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota,
pengurus Koordinator Perguruan Tinggi dan anggotanya.
Pasal 23
Hak dan suara dalam pengambilan keputusan :
a. Setiap peserta permusyawaratan memiliki hak suara dan hak bicara.
b. Keputusan-keputusan dalam permusyawaratan diambil atas dasar musyawarah dan mufakat,
kecuali bila dipandang perlu pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
BAB VIII
KEUANGAN DAN PERTANGGUNG JAWABANNYA
Pasal 24
Iuran setiap anggota dipungut sekali dalam sebulan dan jumlahnya disesuaikan dengan keadaan setempat.
Pasal 25
Pertanggung jawaban keuangan dilakukan pada akhir masa bhakti :
a. Dewan Pimpinan Pusat pada Musyawarah Nasional
b. Dewan Pimpina Daerah pada Musyawarah Daerah Provinsi
c. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota pada Musyawarah Kabupaten/Kota
d. Koordinator Perguruan Tinggi pada Musyawarah Koordinator Perguruan tinggi
BAB IX
DEWAN PENASEHAT
DAN MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
Pasal 26
Dewan Penasehat berjumlah paling 7 (tujuh) dan paling banyak 17 orang
Pasal 27
a. Dewan Penasehat terdiri dari tokoh Mahasiswa Pancasila dan tokoh Masyarakat yang searah dan
sehaluan serta cinta dinamika kemahasiswaan.
b. Majelis Pertimbangan Organisasi adalah Tokoh Mahasiswa Pancasila.
c. Susunan Majelis Pertimbangan Organisasi terdiri dari :
1. Ketua
2. Sekretaris, dan
3. Anggota-anggota
Pasal 28
Majelis pertimbangan organisasi merupakan badan yang bersifat kolektif dan bertugas
memberikan pengarahan, petunjuk, pertimbangan, saran dan nasehat kepada Dewan Pimpinan
Pusat Mahasiswa Pancasila. Dewan pimpinan daerah provinsi dan dewan pimpinan daerah
kabupaten/kota untuk melaksanakan hasil musyawarah nasional/musyawarah daerah provinsi dan
kabupaten/kota.
Pasal 29
a. Majelis Pertimbangan Organisasi bersama-sama dengan Dewan Penasehat dapat melaksanakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa apabila Dewan Pimpinan Pusat tidak dapat menyelenggarakan
Musyawarah Nasional selama 6 (enam) bulan setelah habis masa jabatannya.
b. Majelis Pertimbangan Organisasi bersama-sama dengan Dewan Penasehat dapat melaksanakan
Musyawarah Daerah apabila Dewan Pimpinan Daerah Provinsi/Kabupaten tidak dapat
menyelenggarakan Musda selama 6 (enam) bulan setelah habis masa jabatannya.
c. Ketua dan Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi dipilih oleh Musywarah Nasional, dan atau
Musyawarah Daerah Provinsi, dan atau Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota, dan atau
Musyawarah Koordinator Perguruan Tinggi.
BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 30
Perubahan Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional.
BAB XI
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 31
Organisasi Mahasiswa Pancasila ini dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional Luar Biasa
apabila disetujui oleh 3/4 (tiga per empat) peserta hadir.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 32
a. Hal-hal yang belum tercantum pada Anggaran Rumah Tangga akan diatur kemudian dengan
peraturan khusus dalam bentuk peraturan organisasi yang dibuat dan ditetapkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat.
b. Anggaran rumah Tangga ini disahkan oleh MUSYAWARAH NASIONAL XIV pada tanggal di
Jakarta.