Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok
1. Kezia Angeline Siregar (1191151021)
2. Gracelita Saragih (1193351055)
3. Imel Manihuruk (1192451015)
4. Vony Situmorang (1193351056)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah
lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntuntan keadaan. Pemerintahan berdasarkan
hukum adalah suatu prinsip dimana menyatakan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dan
bahwa semua warga negara tunduk kepada hukum dan berhak atas perliindungannya. Secara
sederhana supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan pihak yang kuat diganti dengan
kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.
HAM merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang berlaku seumur hidup
dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. HAM dilandasi dengan sebuah kebebasan
setiap individu dalam menentukan jalan hidupnya namun HAM juga tidak terlepas dari
kontrol bentuk norma-norma yang ada.
Negara hukum dan HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi hukum
yang dapat diajukan tentang hal ini, ditujukan dengan ciri negara hukum itu sendiri, bahwa
salah satu diantaranya adlah perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dalam negara hukum,
hak asasi manusia terlindungi. Jika dalam suatu negara hak asasi manusia tidak dilindungi,
negara tersebut bukan negara hukum.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk memahami arti
dari Negara Hukum, mengetahui ciri dan tipe Negara hukum, mengetahui Indonesia sebagai
negara hukum, memahami makna dari Hak Asasi Manusia, mengetahui macam dan yang
menjadi dasar hukum HAM di indonesia, mengetahui bagaimana bubungan antara Negara
Hukum dan HAM.
BAB II
ISI
Aristoteles, merumuskan negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum
yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi
tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga negara dan sebagai daripada keadilan itu perlu
diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang baik.
Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles ialah peraturan yang mencerminkan keadilan
bagi pergaulan antar warga negaranya. Maka menurutnya yang memerintah negara bukanlah
manusia melainkan "pikiran yang adil". Penguasa hanyalah pemegang hukum dan
keseimbangan saja.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan
tidak memihak.
Tipe ini menghendaki agar negara berstatus pasif, artinya bahwa suatu
penguasa dan yang dikuasai ada suatu persetujuan dalam bentuk hukum, serta
Negara hukum formil yaitu negara hukum yang mendapat pengesahan dari
berrdasarkan UU. Negara hukum formil ini diseebut juga negara demokratis
asas legalitas yaitu dalam negara hukum materiil, tindakan penguasa dalam hal
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa "Negara Indonesia adalah
Negara Hukum"
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian Pasal UUD 1945
sebagai berikut:
1). Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat) tidak
Hak Asasi Manusia atau HAM adalah terjemahan dari Istilah Human Rights atau The Right
of Human. Secara terminolog istilah ini artinya adalah Hak-Hak Manusia. HAM adalah hak
yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan
tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
Di Indonesia hak-hak manusia pada umumnya lebih dikenal dengan istilah "hak asasi"
sebagai terjemahan dari basic rights (Inggris) dan grondrechten (Belanda) atau bisa juga hak-
hak fundamental (civil rights).
a. Austin-Ranney, HAM adalah uang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas dalam
kostitusi dan dijami pelaksanaannya oleh pemerintah.
b. John Locke, HAM adalah hak yang diberikan langsung oleh tuhan sebagai sesuatu yang
bersifat kodrati, artinya hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan
dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
c. Menurut UU No. 39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikatnya keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME. Hak itu merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
a. Hak Asasi Pribadi (Pesonal Rights), adalah hak yang meliputi kebebasan
c. Hak Asasi Politik (Politic Rights), adalah hak ikut serta dalam pemerintahan,
e. Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights), adalah hak yang
perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan, misalnya peraturan dalam hal
Dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia
terdapat dalam perundang-undangan. Pengaturan HAM dengan menggunakan peraturan
perundang-undangan masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
pengaturan HAM dalam UUD/konstitusi memberikan jaminan kepastian hukum yang sangat
kuat, karena perubahan dan atau penghapusan pasal-pasal dalam konstitusi seperti dalam
ketatanegaraan di Indonesia dilakukan melalui proses amandemen dan referendum.
Sedangkan kelemahannya dala konstitusi hanya memuat aturan yang bersifat global, seperti
ketentuan tenrang HAM dalam konstitusi Republik Indonesia. Berbagai instrumen hak asasi
manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia, yakni:
berikut:
c. Hak asasi manusia sebagai hak warga negara, tercantum dalam batang
tubuh UUD 1945 Pasal 27, 28, 28D Ayat (3), 30, dan 31.
2. Pengaturan HAM dalam Ketetapan MPR, dapat dilihat dalam TAP MPR
Nomor XVII Tahun 1998 tentang Pelaksanaan dan Sikap Bangsa Indonesia
Merendahkan Martabat.
Lahirnya HAM pada periode ini tidak lepas dari penyebab pelanggaran
- Indische Partij(1912),
wacana HAM bisa dicirikan pada bidang sipil politik dan bidang ekonomi,
Masa ini adalah masa yang sangat kondusif sesuai dengan prinsip
politik nasional. pada Terdapat lima indikator HAM dalam masa ini:
- Kebebasan pers.
- Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis
RI seumur hidup.
Sama halnya dengan Orde Lama, Orde Baru juga memandang HAM dan
dengan bangsa Indonesia terutama Pancasila dan UUD 1945 yang lebih
dulu ada dibandingkan dengan Deklarasi Universal HAM. Selain itu, isu
dilihat dari kebijakan politik Orde Baru yang bersifat Sentralistik dan anti
militer di Indonesia dan datangnya era baru demokrasi dan HAM. Pada
masa ini, perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan HAM mengalami
perkembangan yang sangat signifikan yang ditandai dengan Tap MPR No.
pengadilan HAM.
Dalam negara hukum hak asasi manusia terlindungi, jika dalam suatu negara hak asasi
manusia tidak dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum akan tetapi negara dictator
dengan pemerintahan yang sangat otoriter. Perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam
negara hukum terwujud dalam bentuk penormaan hak tersebut dalam konstitusi dan undang-
undang dan untuk selanjutnya penegakannya melalui badan-badan peradilan sebagai
pelaksana kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas
dan merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu
harus diadakan jaminan dalam undang-undang. Konstitusi melarang campur tangan pihak
eksekutif atatupun legislative terhadap kekuasaan kehakiman, bahkan pihak atasan langsung
dari hakim yang bersangkutanpun, tidak mempunyai kewenangan untuk mepengaruhi atau
mendiktekan kehendaknya kepada hakim bawahan. Pada hakekatnya, kebebasan peradilan ini
merupakan sifat bawaan dari setiap peradilan hanya saja batas dan isi kebebasannya
dipengaruhi oleh sistem pemerintahan, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi manusia,
hubungan mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata, dalam arti bahwa
perlindungan hak asasi manusia merupakan ciri utama konsep negara hukum, tapi juga
hubungan tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara materil ini dilukiskan atau
digambarkan dengan setiap sikap tindak penyelenggara negara harus bertumpuh pada aturan
hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi yang demikian ini menunjukan pada hakekatnya
semua kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia.
Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh
kekuasaan manapun, merupakan wujud perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia dalam negara hukum.
BAB III
PEMBAHASAN
Negara Hukum atau Rechstaat adalah negara yang di dalamnya terdapat berbagai
aspek peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan mempunyai sanksi tegas. Dalam
Negara Hukum, hukum berperan untuk menyelesaikan perselisihan atau permasalahan,
sebagai aturan untuk mencapai tujuan bersama dalam kesepakatan politik kenegaraan.
Dalam Negara Hukum, hukum yang di maksud adalah hukum yang didasarkan keadilan bagi
rakyat. Hukum memiliki kedudukan yang tinggi, kekuasaan harus tunduk terhadap hukum.
Indonesia adalah termasuk Negara Hukum seperti yang tersirat dalam Pasal 1 ayat 3
UUD 1945, yang menyebutkan bahwa "Negara Indonesia adalah Negara Hukum". Begitupun
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang secara eksplisit dijelaskan bahwa
"...maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Negara Indonesia...". Hal ini mengandung arti bahwa suatu keharusan Negara Indonesia yang
didirikan itu berdasarkan atas Undang-Undang Dasar Negara.
Hak Asasi Manusia atau HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada setiap
manusia, hak ini sudah melekat sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat keberadaanya
serta harus dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi baik oleh negara maupun pemerintah
dan setiap orang. Hak itu meliputi hak personal, hukum, ekonomi, politik, sosial dan budaya
maupun hak peradilan.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik, ataupun asal-usul sosial bangsa
Berdasarkan contoh kasus yang terjadi belum lama ini yang dikutip dari laman berita
TEMPO.CO, seorang musisi Indonesia yaitu Ahmad Dhani terjerat Pasal 27 ayat 3 juncto
Pasal 45 ayat 3 UU ITE dengan dugaan pencemaran nama baik, di mana terdakwa membuat
konten video yang berisi kata “idiot” yang dianggap melecehkan nama baik peserta demo di
luar hotel tempat terdakwa menginap.
Apabila melihat dari kasus tersebut, terdakwa dapat dipidana jika memenuhi unsur yang
ada dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE, di mana pengertian dari pencemaran nama baik merujuk
pada pasal-pasal mengenai penghinaan yang diatur dalam KUHP. Dalam membuktikan
apakah adanya penghinaan atau pencemaran nama baik, konten dan konteks dari suatu
informasi sangatlah penting untuk ditelaah dan penilaiannya bersifat subjektif karena hanya
dapat dinilai oleh orang yang bersangkutan. Artinya, target sasaran dari konten itulah yang
menjadi korban dan hanya korban yang dapat menilai apakah konten tersebut mengandung
unsur penyerangan terhadap kehormatannya. Sedangkan secara konteks, dapat dinilai secara
objektif melalui maksud dan tujuan pelaku atas pembuatan dan penyebarluasan konten
tersebut.
Kasus ini bermula ketika Ahmad Dhani hendak menghadiri acara deklarasi 2019 Ganti
Presiden di Surabaya pada 26 Agustus 2018. Acara yang diselenggarakan di Tugu Pahlawan
itu gagal, karena didemo sejumlah warga. Ahmad Dhani yang menginap di Hotel Majapahit,
Tunjungan, Surabaya juga tidak bisa keluar karena dihadang pengunjuk rasa yang menolak
acara deklarasi.
Terjebak di dalam hotel membuat Ahmad Dhani membuat vlog yang berisi permintaan
maaf kepada massa aksi 2019 Ganti Presiden karena tidak bisa keluar hotel. Dia mengatakan
dirinya dihadang oleh pendemo pro pemerintah dan mengucapkan kata idiot dalam videonya.
Atas pernyataannya, kelompok yang menamakan Koalisi Bela NKRI melaporkan Dhani
ke Polda Jawa Timur pada 30 Agustus 2018. Kelompok itu merasa Dhani melakukan
pencemaran nama baik.
Karena kasus inilah Ahmad Dhani dikenakan tuduhan atas Pasal 27 ayat (3) UU ITE
yang merujuk pada Pasal 311 KUHP, yang dimaksud menyebarkan tuduhan pencemaran
nama baik adalah menuduhkan satu perbuatan bukan penghinaan.
Itulah beberapa hal yang harus Anda ketahui mengenai kasus pencemaran nama baik.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pasal mengenai pencemaran nama baik dalam UU ITE
dapat dianggap sebagai “pasal karet” karena tidak ada parameter yang jelas dan banyak
perbuatan yang dapat diklasifikasikan sebagai tindakan pencemaran nama baik. Karena
itulah, sebelum Anda melakukan sesuatu hal, cobalah untuk dipikirkan kembali. Khususnya
ketika Anda memiliki pekerjaan di dunia digital. Carilah informasi dengan tepat untuk
menghindari kesalahan dalam membagikan informasi tersebut melalui media sosial. Karena,
jika Anda diketahui menyebar sesuatu yang tidak jelas kebenarannya, apalagi yang
mengandung ujaran kebencian ataupun menyebabkan pihak lain merasa tercemar nama
baiknya, Anda akan dikenakan hukuman sesuai yang telah dijelaskan di atas.
Negara Hukum dan HAM senantiasa berjalan beriringan. Negara Hukum haruslah
memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara tersebut melindungi dan Menjamin Hak Asasi
Manusia bagi setiap warga negaranya.
Tegaknya HAM mencerminkan peranan hukum yang ikut andil dalam perlindungan
HAM. Dengan begitu Negara Hukum dan HAM adalah satu hal yang tak terpisahkan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan
dan pemerintahnya tidak berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) bukan absolute
(kekuasaan yang tidak terbatas).
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan
tidak memihak.
Tipe negara hukum diantaranya: Negara Hukum Liberal, Negara Hukum Formil, Negara
Hukum Materiil.
Indonesia sebagai Negara Hukum tertera pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa "Negara Indonesia adalah Negara Hukum".
HAM adalah hak yang sudah melekat dalam diri manusia yang keberadaannya harus
dihormati, dijunjung tinggi, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu. Hak itu meliputi hak
personal, hukum, ekonomi, politik, sosial dan budaya maupun hak peradilan. Di Indonesia
HAM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999.
Antara Negara Hukum dan HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi hukum
yang dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukkan dengan ciri negara hukum itu sendiri, bahwa
salah satu diantaranya adalah perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.
B. Saran
Kita sebaiknya mencari informasi lebih tentang Negara Hukum dan HAM agar lebih
memahami kedua bahan pembahasan di atas. Kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus
bangsa, sudah semestinya membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di Indonesia.
Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi segala peraturan perundang-
undangan yang ada dalam negara Indonesia, serta membantu pemerintah dalam mewujudkan
negara aman dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA
1.Prof. Dr. H. Kaelan, M.Pd. Dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Berdasar SK DIRJEN DIKTI
NO.43/DIKTI/KEP/2006 sesuai dengan KKNI Bdg PT 2013. Edisi Revisi. Yogyakarta:
Paradigma, 2016
2.https://arulsyahrul26.blogspot.com/2017/01/makalah-negara-hukum-dan-ham.html?m=1
3.Meilabalwell.wordpress.com/negara/hukum-konsep-dasar-dan-implementasinya-di-
indonesia/
4.Ayu.b15on,com/ham/
5.Kunamavam.blogspot.com