a). Peserta didik memperhatikan materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru
b) peserta didik bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang kurang di
pahami
fase 2
mengorganisasikan peserta didik
fase 3
membimbing penelidik individu dan kelompok
peserta didik di bimbing oleh guru dalam proses pengumpulan data tentang dampak
pembangunan ekonomi ,untuk mendapat penjelasan dan pemecahan tersebut
melaluin pemecahan masalah tersebut melalui pencarian data dan membaca
buku/sumber lain (internet)
fase 4
menegangkan dan menyajikan hasil karya
a. peserta didik berdiskusi untuk menilai dan mengkaji penyelesaian masalah yang di
ajukan oleh setiap anggota kelompok
a. setiap peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sesuai dengan
kelompok
b.peserta didik dari kelompok lain memberi tanggapan ,tambahan ,dan melengkapi
Tujuan Perkuliahan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian penelitian pendidikan
2. Memberikan rasionalisasi perlunya penelitian
3. Menjelaskan tujuan penelitian pendidikan
4. Menjelaskan fungsi penelitian pendidikan
5. Mendeskripsikan proses penelitian pendidikan
6. Mengidentifikasi beberapa keterbatasan penelitian pendidikan
Apabila dikaitkan dengan output yang ingin dicapai, Penelitian bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah, atau rumusan teori-teori baru.
Sedangkan apabila dilihat dari segi prosesnya, penelitian bertujuan untuk:
1. Mencandra, mendeskripsikan, memberikan atau menggambarkan secara jelas dan
cermat tentang data, atau fakta dari permasalahan yang diteliti.
2. Menerangkan (eksplanasi) kondisi atau faktor-faktor yang mendasari,
melatarbelakangi terjadinya masalah.
3. Menyusun atau merumuskan teori-teori, hukum-hukum mengenai hubungan
antara faktor yang satu dengan yang lainnya, atau peristiwa yang satu dengan
peristiwa lainnya.
4. Membuat prediksi, estimasi, dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa yang
akan terjadi atau gejala-gejala yang bakal muncul.
5. Mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala berdasarkan temuan-
temuan yang diperoleh.
Tujuan lain dari tujuan pendidikan yaitu :
1. Seseorang akan mempunyai pengetahuan, dan pengertian dari dasar-dasar
penelitian yang benar.
2. Seseorang akan mengetahui kegiatan penelitian pada ruang Iingkup
permasalahan dan bidang kegiatan manusia secara spesifik (misal, Iingkup
penelitian kependidikan akan berbeda dengan Iingkup penelitian kedokteran,
penelitian sosial, penelitian agama dan lain sebagainya).
3. Menyadarkan pada diri seseorang baik mereka yang berada di dunia usaha
(perusahaan), dunia pendidikan, kependudukan dan lain sebagainya dalam tugas
menemukan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan
masaiah-masalah yang dihadapi baik kepentingan praktis maupun teoritis.
4. Mengembangkan dan meiatih seseorang memiliki “sikap ilmiah” (kritis, skeptis,
analitis, dan logis).
5. Mampu mengembangkan diri menjadi penulis karya ilmiah yang balk, artinya
bahwa dengan kegiatan penelitian akan mampu mendidik seseorang untuk
menulis secara ilmiah dalam bentuk laporan hasil penelitian yang dapat
dipertangung-jawabkan.
6. Kegunaan-kegunaan lain baik secara pribadi maupun institusional sesuai dengan
kegiatan penelitian yang dilakukannya.
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa secara khusus penelitian
kependidikan mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan masalah yang
diteliti. Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap komponen atau elemen
penelitian lain, terutama metode, teknik, alat maupun generalisasi yang diperoleh.
Oleh karena itu, ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian
akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena tujuan
penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dan titik tuju yang akan dicapai
seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan setiap
kegiatan penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas, terperinci dan
operasional.
D. Fungsi Penelitian Pendidikan
Tyler mengemukakan lima fungsi penelitian pendidikan yang dapat dilakukan
pada masa kini. Kelima fungsi penelitian pendidikan itu mencakup :
1. Menunjukan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan dan menjalankan
sekolah.
2. Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukan hasil pendidikan
yang telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan bahan-bahan, dan
keadaan hasil-hasil yang dicapai.
3. Membentuk suatu badan informasi tentang usaha pendidikan yang bermanfaat
dalam penyusunan kebijakan dalam dua pengambilan keputusan.
4. Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untuk
pembaruan pendidikan.
5. Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentang proses
pendidikan serta pengoperasian usaha (Naga, 1980).
Berdasarkan kajian fungsi penelitian pendidikan ternyata penelitian sangat
besar manfaatnya bagi pengembangan sistem pendidikan maupun untuk kepentingan
praktis dalam menyelenggarakan pendidikan. Secara ringkas manfaat penelitian
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dapat dijadikan peta yang menggambarkan keadaan pendidikan
dan melukiskan kemampuan sumber daya, kemungkinan pengembangan serta
hambatan-hambatan yang dihadapi atau mungkin ditemukan dalam
penyelenggaraan pendidikan.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sarana diagnosa dalam mencari sebab kegagalan
serta masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan sehingga dengan
mudah dapat dicari upaya untuk menanggulanginya.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam
menyusun strategi pengembangan pendidikan.
4. Hasil penelitian dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan peralatan,
pembekalan, serta tenaga kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas yang
sangat berperan bagi keberhasilan dalam bidang pendidikan. (Ali,1985).
E. Proses Penelitian Pendidikan
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan
lain secara terus menerus. Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan masalah
3. Penelusuran pustaka
4. Rancangan penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
7. Penyimpulan hasil
Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai
suatu spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian
akan merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.
Berikut ini dijelaskan masing-masing tahapan penelitian:
1. Identifikasi masalah
Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang
peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk
mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi
masalah dan lingkungan masalah itu.
Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah
penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah penelitian itu dapat
diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan
peneliti sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi menjadi
beberapa sub-masalah.
Substansi permsalahan diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-
pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat
konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat
dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa
tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui
variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel
tersebut.
2. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai
menyusun informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan
pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan
tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa
penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak
hasil penelitian. Permasalahan yang masih samar-samar dan diragukan mulai
dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional.
Verbalisasi gagasan-gagasan dapat dirumuskan agar orang lain dapat
memahaminya. Pandangan-pandangan teori diuraikan secara jelas, sehingga
mudah diteliti dan dapat dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah dapat
dilakukan dengan pembuatan model. Hipotesis merupakan salah satu bentuk
konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian
diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.
Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala
yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan
pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih
efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan
pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan
hipotesis.
3. Penelusuran pustaka
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek
penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka
dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran
pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu
dilakukan.
4. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam
penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan
teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan
penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan
penelitian.
5. Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau
pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan
fakta mengenai obyek yang diteliti.
6. Pengolahan data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara
sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah
ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau
penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau
fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk
membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala
dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat
dimulai lagi untuk membuktikan hipotesis baru.
7. Penyimpulan hasil
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data
yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan
peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis
menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat
diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model
yang digunakan.
Secara garis besar fase-fase yang ditempuh dalam proses melaksanakan
penelitian adalah:
1. Fase perencanaan, kegiatan yang dilakukan dalam fase perencanaan meliputi:
a. Merumuskan masalah
Pada tahap ini setelah peneliti merasakan atau menemukan masalah yang akan
diteliti, selanjutnya membuat rumusan masalah secara operasional dan
membuat pembatasannya, terutama untuk menentukan ruang lingkup masalah
yang diteliti agar batas-batas yang menjadi lingkup penelitian tidak bersifat
kabur dan menyulitkan usaha pemecahannya.
b. Mengadakan studi pendahuluan atau prelyminary study untuk mengumpulkan
data atau informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat
diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis
maupun praktis. Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat
berguna untuk menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam
bentuk hipotesis yang diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian. Studi
pendahuluan dapat dilakukan melalui studi dokumenter, yakni mempelajari
berbagai dokumen baik resmi maupun tidak resmi. Studi kepustakaan, yakni
mempelajari berbagai buku dan studi lapangan sehingga masalahnya bener-
bener dipahami. Tanpa memahami dan mendalami seluk-beluk masalah yang
diteliti, sukar dibayangkan penelitian akan memperoleh hasil yang berarti
(signifikan).
c. Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban terhadap masalah yang diteliti
yang bersifat sementara dalam arti belum final, dan masih memerlukan
pembuktian. Hipotesis sangat penting dalam kegiatan penelitian, sebab melalui
hipotesis tersebut peneliti berusaha mengumpulkan data untuk dijadikan dasar
dalam menarik kesimpulan akhir atau generalisasi hasil penelitian.
d. Menentukan sampel penelitian.
Pada tahap ini ditentukan obyek yang akan diteliti. Keseluruhan obyek yang
diteliti disebut populasi atau univers, sedangkan bila dalam penelitian hanya
menggunakan sebagian saja dari seluruh obyek yang diteliti, maka dalam hal
ini digunakan sampel.
e. Menyusun rancangan penelitian (Research Design) yang akan dijadikan
pedoman selama melaksanakan penelitian.
Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian dan memuat hal-hal
sebagai berikut :
1) Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian.
2) Bentuk atau jenis data yang diperlukan.
3) Tujuan dilakukannya penelitian.
4) Dimana dilakukannya penelitian.
5) Jangkau waktu pelaksanaan penelitian.
6) Organisasi kegiatan dan pembiayaan.
7) Hipotesa yang diajukan.
8) Teknik pengumpulan dan pengolahan data.
9) Pola atau sistematik laporan yang direncanakan.
f. Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.
Pada tahap ini ditentukan jenis alat atau teknik pengumpulan data yang
digunakan kemudian dirumuskan sehingga dapat digunakan dalam pelkasanaan
penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
2. Fase pelaksanaan penelitian.
Apabila segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan penelitian sudah
dipersiapkan, selanjutnya barulah meningkat pada fase pelaksanaan.
Kegiatan dalam pelaksanaan penelitian meliputi:
a. Pengumpulan data.
Kegiatan pengumpulan data harus didasarkan pada pedoman yang sudah
dipersiapkan dalam rancanagan penelitian. Kegiatan ini erat sekali dengan metode
penelitian yang digunakan, seperti metode sejarah, eksperimenta dan deskriptif.
Data yang dikumpulkan menjadi dasar dalam menguji hipotesis.
b. Pengolahan atau analisis data.
Dari data yang terkumpul selanjutnya di analisis, dan hipotesis yang diajukan
diuji kebenarannya melalui analisis tersebut. Teknik pengujian hipotesis
disesuaikan disesuaikan dengan jenis data dan metode penelitian yang digunakan.
Apabila jenis data yang dikumpulkan itu data kualitatif maka dilakukan dengan
penarikan kesimpulan deduktif-induktif. Namun bila data yang dikumpulkan
kuantitatif atau angka-angka dapat digunakan melalui analisis statistika sebelum
menarik kesimpulan secara kualitatif (deduktif-induktif). Disamping
menggunakan teknik analisis data seperti diatas apabila tersedia dapat digunakan
alat elektronik modern atau komputer.
3. Fase laporan penelitian.
Untuk kepentingan publikasi pada umum atau orang yang berkepentingan.
Sistematik laporan penelitian dapat berupa paper laporan, skripsi, thesis atau
disertasi. Hal itu disesuaikan dengan tujuan dilakukannya penelitian sebagaimana
terumuskan dalam rancangan penelitian.
F. Beberapa Keterbatasan Penelitian Pendidikan
Keterbatasan penelitian tidak memaparkan keterbatasan waktu dan logistik
yang yang dihadapi peneliti saat melakukan penelitian. Kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi peneliti saat melakukan penelitian sudah harus diperhitungkan
sebelum merencanakan penelitian. Keterbatasan penelitian memaparkan hal-hal atau
variabel yang sebenarnya tercakup di dalam keluasan lingkup penelitian tapi karena
kesulitan-kesulitan metodologis atau prosedural tertentu sehingga tidak dapat
dicakup di dalam penelitian dan di luar kendalikan peneliti.
Adapun yang melatarbelakangi adanya beberapa keterbatasan penelitian
pendidikan yaitu :
1. Dapat terjadi salah penginterpretasian.
2. Sering kali pembuat keputusan hanya mau tahu hasil akhirnya saja.
3. Hasilnya sulit untuk dipublikasikan secara luas kepada publik.
4. Tidak mudah menemukan dan merumuskan masalah yang hendak diteliti.
5. Kurang mendalamnnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik-teknik dasar
penelitian pendidikan.
6. Kurangnya ketidakmampuan dalam menyakinkan bahwa model, metode, strategi
yang digunakan benar-benar berjalan secara efektif dan mampu membawa
perubahan positif.
Bahan Diskusi:
1. Jelaskan pengertian penelitian pendidikan
2. Berikan rasionalisasi perlunya penelitia
3. Jelaskan tujuan penelitian pendidikan
4. Jelaskan fungsi penelitian pendidikan
5. Deskripsikan proses penelitian pendidikan
6. Identifikasi beberapa keterbatasan penelitian pendidikan
BAB II
RAGAM PENELITIAN PENDIDIKAN
Tujuan Perkuliahan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan metodologi dan metode penelitian
2. Mengklasifikasikan jenis-jenis metode penelitian pendidikan
3. Membuat contoh judul penelitian untuk masing-masing jenis metode
penelitian minimal 1
4. Mendeskripsikan ruang lingkup penelitian pendidikan
1. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur
yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis
teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan
yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu
usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban.
Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang
mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai
motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-
masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama,
yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu
berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya
menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.
2. Metode Penelitian
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik
berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau
cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai
tujuan tertentu.
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini,
yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang
ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta
desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan
penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian
harus cocok pula dengan Metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum penelitian
dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok
(Nazir, 1985) yaitu:
a. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu
penelitian?
b. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam
mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis
data?
c. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti urutan-
urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat
membantu peneliti untuk mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta
mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian. Metode
penelitianmenggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau
langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan
cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam prakteknya terdapat
sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian.
B. Jenis-Jenis Metode Penelitian Pendidikan
Berdasarkan fungsinya, penelitian dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu
penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian evaluatif. Secara lebih luas,
perbedaan antara ketiga jenis penelitian tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1.
Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya
3. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan
namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan
tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan manfaat,
kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/
lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan
dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu
para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005). Penelitian
evaluatif dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan
hipotesis.
Penelitian evaluasi merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk
memeriksa proses perjalanan suatu program sekaligus menguraikan fakta-fakta yang
bersifat kompleks dan terlibat di dalam program. Misalnya adalah keefektifan,
efisiensi dan kemenarikan suatu program (Mukhadis, 2013:61).
Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu
kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian evaluatif menjelaskan
adanya kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang
biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi yang dimaksud dengan penelitian
evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang
apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana
yang memerlukan evaluasi. Melakukan evaluasi berarti menunjukkan kehati-hatian
karena ingin mengetahui apakah implementasi program yang telah direncanakan
sudah berjalan dengan benar dan sekaligus memberikan hasil sesuai dengan harapan.
Jika belum bagian mana yang belum sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.
Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau
pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data
dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akan
didapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak,
relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak. Atas dasar kegiatan tersebut,
penelitian evaluatif dimaksudkan untuk membantu perencana dalam pelaksanaan
program, penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusan atas
keberlanjutan atau penghentian program, menemukan fakta-fakta dukungan dan
penolakan terhadap program, memberikan sumbangan dalam pemahaman suatu
program serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Lingkup penelitian evaluatif
dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program pendidikan,
pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan manajemen.
Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya
standar, tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk
mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan
dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria
(kondisi yang diharapkan).
Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan evaluasi pada umumnya.
Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikuti kaidah-kaidah
yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan, mengikuti
sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (Arikunto, 2006):
a. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku
bagi penelitian ilmiah pada umumnya.
b. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.
c. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
d. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator
yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan kelemahan
program.
e. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, perlu ada
identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen, dan
sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.
f. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
g. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/ rekomendasi bagi
kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam
melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan
program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolak ukur.
Contoh judul penelitian evaluasi adalah:
Evaluasi Proses Pembelajaran TIK SMA Negeri di Kota Malang Berdasarkan Pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses.
(Deskriptif tentang kondisi proses pembelajaran mata pelajaran TIK SMA di Kota
Malang Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah populasi 10 SMA Negeri dan
sampel penelitian sebanyak 5 SMA Negeri).
2. Studi Kasus
Sebuah studi kasus adalah eksplorasi mendalam dari sistem terikat (misalnya,
kegiatan, acara, proses, atau individu) berdasarkan pengumpulan data yang luas.
Studi kasus melibatkan investigasi kasus, yang dapat didefinisikan sebagai suatu
entitas atau objek studi yang dibatasi, atau terpisah untuk penelitian dalam hal waktu,
tempat, atau batas-batas fisik. Penting untuk memahami bahwa kasus dapat berupa
individu, program, kegiatan, sekolah, ruang kelas, atau kelompok. Setelah kasus
didefinisikan dengan jelas, peneliti menyelidiki mereka secara mendalam, biasanya
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, seperti wawancara, observasi
lapangan, dan dokumentasi.
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu
atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari
secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja . Terhadap kasus
tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup
lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variabel yang dapat menyebabkan
terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek. Tekanan utama dalam studi kasus
adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah
lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti
perlu mencari data berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang,
lingkungan yang membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan
dengan kasusnya. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru,
bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti
observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung
kepada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji,
dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum
menarik kesimpulan-kesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang
ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian
kualitatif.
Studi kasus kolektif; (a) melibatkan beberapa kasus, (b) dapat terjadi selama
bertahun situs, dan (c) menggunakan banyak individu. Kerangka konseptual untuk
studi kasus adalah bahwa dengan mengumpulkan informasi mendalam tentang kasus,
peneliti akan mencapai pemahaman mendalam tentang kasus ini, apakah kasus itu
adalah seorang individu, kelompok, kelas, atau sekolah.
Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti dapat
mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh. Namun kelemahanya sesuai
dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya
hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk
kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi
sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun
sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui
penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan
studi kasus.
Contoh penelitian studi kasus:
Butera, G. 2005. Collaboration in the context of Appalachia: The case of Cassie. The
Journal of Special Education, 39(2): 106–116.
Butera (2005) menggunakan studi kasus dan data yang dikumpulkan melalui
wawancara, observasi, dan dokumen untuk menggambarkan kolaborasi tim dengan
anak 4 tahun di West Virginia. (Stoner, 2010: 21)
Hubungan Tingkat Profitabilitas Dan Risiko Tingkat Suku Bunga Dengan Simpanan
Mudharabah : Studi Kasus Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Periode 1998 –
2007
Pengaruh Modal, Upah, Diversifikasi Terhadap Laba Petani (Studi Kasus Pada
Petani Sayuran Di Desa Cikole Lembang)
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Konvensional Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap
Pertumbuhan Simpanan Deposito Mudharabah Studi Kasus Padaperbankan Syariah
Di Indonesia Tahun 1997-2011
Peran Motivasi Kerja Dalam Memediasi Pengaruh Praktik Kerja Industri Dan
Prestasi Akademik Terhadap Kesiapan Kerja Studi Kasus
3. Penelitian Survei
Definisi penelitian survey menurut Creswell adalah “Survey research designs
are procedures in quantitative research in which investigators administer a survey
to a sample or to the entire population of people to describe the attitudes, opinions,
behaviors, or characteristics of the population”. (Creswell, 2012: 376)
Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil.
Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang, instansi, lembaga, organisasi dan
unit-unit kemasyarakatan dan lain-lain, tetapi sumber utamanya adalah orang. Desain
survey tergantung pada penggunaan jenis kuisoner. Survey memerlukan populasi
yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata,
semakin besar sample survey semakin memberikan hasil akurat. Penelitian survei
memiliki tiga tujuan utama yaitu menggambarkan keadaan saat itu, mengidentifikasi
secara terukur keadaan sekarang untuk membandinkan, menentukan hubungan
kejadian yang spesifik.
Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-
masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan.
Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekolompok
obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek) disebut sensus.
Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survei.
Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap permasalahan yang
berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan diterima di suatu
sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu kelas? Berapa banyak guru yang
telah memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif
seperti itu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan
di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis
hubungan antara variabel tersebut.
Survei dapat pula dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel seperti
pendapat, persepsi, sikap, prestasi, motivasi, dan lain-lain. Misalnya persepsi kepala
sekolah terhadap otonomi pendidikan, persepsi guru terhadap KTSP, pendapat
orangtua siswa tentang MBS, dan lain-lain. Peneliti dapat mengukur variabel-
variabel tersebut secara jelas dan pasti. Informasi yang diperoleh mungkin
merupakan hal penting sekali bagi kelompok tertentu walaupun kurang begitu
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Survei dalam pendidikan banyak manfaatnya baik untuk memecahkan
masalah-masalah praktis maupun untuk bahan dalam merumuskan kebijaksanaan
pendidikan bahkan juga untuk studi pendidikan dalam hubungannya dengan
pembangunan. Melalui metode ini dapat diungkapkan masalah-masalah aktual dan
mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua variabel atau lebih,
membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan,
atau menilai efektivitas suatu program.
Contoh judul penelitian survei:
Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap Loyalitas Pelanggan Public
Switched Telephone Network Pstn Di Kota Bandung: Survei Pada Pelanggan Pt.
Telkom Kandatel Bandung
Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Citra Perusahaan : Survei Pada Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Ciereng Subang
Pengaruh Marketing Public Relations Terhadap Brand Awareness Pizza Hut (Survei
Pada Konsumen Pizza Hut King’s / Pusat Kota Bandung)
Pengaruh Program Public Relations And Publicity Dan Event And Experience
Terhadap Brand Equity Radio Rama (Survei Pada Pendengar Radio Di Kota
Bandung)
4. Studi Korelasional
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam
pendidikan adalah studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau
lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi
dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu
indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk
menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-
kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel yang penting,
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. (Sukardi, 2003:166)
Penelitian korelasi merupakan bentuk penelitian untuk memeriksa hubungan
diantara dua konsep. Secara umum ada dua jenis pernyataan yang menyatakan
hubungan, yaitu: (1) gabungan antara dua konsep, ada semacam pengaruh dari suatu
konsep terhadap konsep yang lain; (2) hubungan kausal, ada hubungan sebab akibat.
Pada hubungan kausal, penyebab diferensikan sebagai varibel bebas dan akibat
direferensikan sebagai variabel terikat. Pada penelitian korelasi tidak ada kontrol
atau manipulasi terhadap variabel.
Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara
mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-
variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.
Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya
berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah. Semua variabel yang
ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur, lalu
dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat
hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.
Kekuatan hubungan antar variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien
korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi adalah
besaran yang diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data
hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positif menunjukkan
hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, koefisien korelasi negatif
menunjukkan hubungan yang berbading terbalik atau ketidak-sejajaran. Angka 0
untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Makin
besar koefisien korelasi baik itu pada arah positif ataupun negatif, makin besar
kekuatan hubungan antar variabel.
-1 0 +1
X Y
X1
X2
(Sumber: repository.upi.edu).
Hubungan Efektivitas Penilaian Prestasi Kerja Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pt.
…….
Hubungan Tingkat Profitabilitas Dan Risiko Tingkat Suku Bunga Dengan Simpanan
Mudharabah
Hubungan Antara Disiplin Kerja Dengan Prestasi Kerja Karyawan Pada Divisi Jasa
Integrasi Teknologi (Jit) Pt. ……
5.Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian
eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga
persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Karakteristik penelitian
eksperimen yaitu:
a. Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan tertentu.
b. Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika
berlangsungnya manipulasi
c. Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi.
Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prisnsipnya sama dengan
jenis penelitian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:
a. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan
b. Mengidentifikasikan permasalahan
c. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian,
menentukan definisi operasional dan variabel.
d. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak
diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain
eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian,
membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat
instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan
menentukan hipotesis.
e. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok
eksperimen)
f. Mengumpulkan data hasil eksperimen
g. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel
h. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
i. Membuat laporan penelitian eksperimen.
Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun variabel-variabel
minimal satu hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat diantara variabel-
variabel yang terjadi. Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel bebas dan
variabel terikat sudah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian.
Dalam bidang pembelajaran misalnya yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas
antara lain: metode mengajar, macam-macam penguatan, frekuensi penguatan,
sarana-prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok
belajar. Sedangkan yang diidentifikasikan variabel terikat antara lain: hasil belajar
siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa.
Penelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian percobaan yang
berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang
relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan pengamatan terhadap efek
atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi. Dengan kata lain,
perubahan atau manipulasi dilakukan terhadap variabel bebas dan pengaruhnya
diamati pada variabel terikat. Menurut Emzir (2008:96-103) desain penelitian
ekperimen dibagi menjadi empat bentuk yakni, pre-experimental design, true
experimental design, quasy experimental design dan factorial design.
Contoh:
Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran TANDUR Berbantuan Web Interaktif
Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VII
SMPN 3 Malang. (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
Malang Tahun Ajaran 2010/2011).
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think Talk Write (Ttw)
Terhadap Pemahaman Konsep Pada Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi: Studi
Eksperimen Pada Siswa Kelas X Sma ……………………
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think Talk Write (Ttw)
Terhadap Pemahaman Konsep Pada Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi: Studi
Eksperimen Pada Siswa Kelas X Sma ……….
Pengaruh Penerapan Metode Active Learning Tipe Team Quiz Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi: Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas
Xi Ips Sma ……………..
Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi: Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X
Sma Negeri ………….
Penerapan Media Pembelajaran Komik Strip Pada Mata Pelajaran Ekonomi Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Is Di Sma Negeri 1
Wonotunggal Batang
Bahan Diskusi:
1. Jelaskan metodologi dan metode penelitian
2. Klasifikasikan jenis-jenis metode penelitian pendidikan
3. Buatlah contoh satu judul penelitian untuk masing-masing jenis penelitian
4. Deskripsikan ruang lingkup penelitian pendidikan