Anda di halaman 1dari 48

fase 1

orientasi peserta didik kepada masalah

a). Peserta didik memperhatikan materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru

b) peserta didik bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang kurang di
pahami

fase 2
mengorganisasikan peserta didik

a) peserta didik memperhatikan

b) peserta didik memperhatikan soal yang di berikan oleh guru

fase 3
membimbing penelidik individu dan kelompok

peserta didik di bimbing oleh guru dalam proses pengumpulan data tentang dampak
pembangunan ekonomi ,untuk mendapat penjelasan dan pemecahan tersebut
melaluin pemecahan masalah tersebut melalui pencarian data dan membaca
buku/sumber lain (internet)

fase 4
menegangkan dan menyajikan hasil karya

a. peserta didik berdiskusi untuk menilai dan mengkaji penyelesaian masalah yang di
ajukan oleh setiap anggota kelompok

b.pesrta didik membuat laporan sesuai dengan hasil diskusi.


Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi prosespemecahan masalah

a. setiap peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sesuai dengan
kelompok

b.peserta didik dari kelompok lain memberi tanggapan ,tambahan ,dan melengkapi

c. peserta didik penjelasan guru


BAB I
KONSEP DASAR
PENELITIAN PENDIDIKAN

Tujuan Perkuliahan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian penelitian pendidikan
2. Memberikan rasionalisasi perlunya penelitian
3. Menjelaskan tujuan penelitian pendidikan
4. Menjelaskan fungsi penelitian pendidikan
5. Mendeskripsikan proses penelitian pendidikan
6. Mengidentifikasi beberapa keterbatasan penelitian pendidikan

A. Pengertian Penelitian Pendidikan


Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia.  Sifat
tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap
manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta,
IAberkat adanya pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini
mendasari kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar
dan salah; (2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta (3) estetika
yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki,
merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.
Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan
ilmiah yang lazim dikatakan sebagai ilmu. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun
tidak semua pengetahuan dapat dik atakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang
didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi. Koherensi
menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut
konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh
melalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan
bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas
fakta atau realita. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan
empirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat
dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.
Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah
melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu
agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional
berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk
mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian.
Penelitian secara umum adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematis dengan maksud untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai serentetan
peristiwa dan dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Penelitian (research)
dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang sistematik untuk menjawab
permasalahan atau pertanyaan dengan jalan mengumpulkan data dan merumuskan
generalisasi berdasarkan data tersebut. Selain itu diartikan juga sebagai proses
pemecahan masalah dan menemukan serta mengembangkan batang tubuh
pengetahuan yang terorganisasikan melalui metode ilmiah. Penelitian dapat di tinjau
dari beberapa segi diantaranya :
1.  Dari segi proses penelitian merupakan berbagai kegiatan yang meliputi,
mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisa data, serta interpretasi dan
pengambilan kesimpulan.
2.  Dari segi pendekatan penelitian merupakan kegiatan dengan mempergunakan
pendekatan-pendekatan ilmiah (metode ilmiah).
3.  Dari segi tujuan suatu penelitian dilakukan untuk menemukan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam rangka memecahkan permasalahan-
permasalahan baik untuk kebutuhan secara praktis maupun teoritis.
Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing.
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu
masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan
bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses
pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data
menggunakan metode dan teknik tertentu.
Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah
sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan
terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau
informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika berpikir tampak
dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi
dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar
pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional
yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh
fakta/ realita.
Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh
proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalammetode ilmiah. Metode ilmiah adalah
kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan
menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni pengamatan
(observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran
bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka
pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik
(berdasarkan  fakta).
Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari langkah-
langkah penelitian yaitu:
1. Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya.
Tanpa adanya masalah tidak akan terjadi penelitian, karena penelitian dilakukan
untuk memecahkan masalah. Rumusan masalah penelitian pada umumnya
diajukan dalam bentuk pertanyaan..
2. Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara (masih bersifat
dugaan) atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Hipotesis penelitian dapat
diperoleh dengan mengkaji berbagai teori berkaitan dengan bidang ilmu yang
dijadikan dasar dalam perumusan masalah. Peneliti menelusuri berbagai konsep,
prinsip, generalisasi dari sejumlah literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Kajian terhadap teori merupakan dasar dalam
merumuskan kerangka berpikir sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai
alternatif jawaban atas masalah.
3. Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan
menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis. Jenis data yang diperlukan
diarahkan oleh makna yang tersirat dalam rumusan hipotesis. Data empiris yang
diperlukan adalah data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam hal
ini, peneliti harus menentukan jenis data,  dari mana data diperoleh, serta teknik
untuk memperoleh data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan cara-
cara tertentu yang memenuhi kesahihan dan keterandalan sebagai bahan untuk
menguji hipotesis.
4. Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas setiap
pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolak hipotesis). Hasil uji hipotesis
adalah temuan penelitian atau hasil penelitian. Temuan penelitian dibahas dan
disintesiskan kemudian disimpulkan. Kesimpulan merupakan adalah jawaban atas
rumusan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk proposisi atau pernyataan
yang telah teruji kebenarannya.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penelitian ilmiah merupakan
kegiatan yang dilaksanakan untuk mengkaji dan memecahkan suatu masalah
menggunakan prosedur sistematis berlandaskan data empirik. Berdasarkan proses
tersebut di atas, mulai dari langkah kajian teori sampai pada perumusan hipotesis
termasuk berpikir rasional atau berpikir deduktif. Sedangkan dari verifikasi data
sampai pada generalisasi merupakan proses berpikir induktif. Proses tersebut adalah
wujud dari proses berpikir ilmiah. Itulah sebabnya penelitian dikatakan sebagai
operasionalisasi metode ilmiah.
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur
keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti
kegiatan penelitian didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:
1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau
oleh penalaran manusia.
2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan
menggunakan panca indera manusia.
3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis,
tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini
tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu.
Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang
telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara
kebetulan.
Selain harus mempertimbangkan karakteristik keilmuan, McMillan dan
Schumacher memperjelas dengan mengemukakan tujuh karakteristik penelitian
pendidikan (2001:11-13),yaitu: 
(1) Objectivity (objektivitas);
(2) Precision (ketepatan);
(3) Verification (verifikasi);
(4) Parsimonious explanation (Penjelasan ringkas);
(5) Empiricism (empiris);
(6) Logical reasoning (pendapatlogis); dan
(7) Conditional conclutions (kesimpulan kondisional).
Setelah memahami pengertian penelitian dan karakteristik penelitian
pendidikan, selanjutnya apa yang dimaksud dengan penelitian pendidikan? Berikut
ini dikemukakan beberapa pengertian penelitian pendidikan yang dikemukakan para
ahli antara lain:
1. Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan orang untuk mendapatkan
informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dari
proses penelitian, (Furchan, 1982 : 44).
2. Sedangkan pendapat dari (Hadjar, 1996:10) mengatakan bahwa penelitian
pendidikan dapat juga disebut sebagai suatu proses pengumpulan data atau
informasi yang sistematis dan analisis yang logis terhadap informasi atau data
untuk tujuan tertentu.
3. Menurut Sukardi (2003 : 3), penelitian pendidikan adalah cara pengamatan guna
mencari jawaban terhadap suatu permasalahan di bidang pendidikan.
4. Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada
pengembangan pengetahuai ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik
perhatian pendidikan (Travers, 1969:5) yang tujuannya adalah menemukan
prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk
menerangkan, meramalkan dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam
lingkungan pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan


sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover
knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode
ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan
generalisasi berdasarkan penafsiran data tersebut. Dengan kata lain, penelitian
pendidikan adalah cara yang digunakan orang untuk mendapatkan informasi yang
berguna dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai proses pendidikan.

B. Rasionalisasi Perlunya Penelitian Pendidikan


Ada empat sebab yang melatarbelakangi rasionalnya suatu penelitian itu perlu
dilakukan yaitu :
Pertama, penelitian didasarkan atas kesadaran keterbatasan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan. Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang
sangat luas. Dalam kehidupan yang sangat luas tersebut banyak hal yang tidak kita
ketahui, tidak jelas, tidak paham sehingga menimbulkan kebingungan karena
pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas
dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas.
Kedua, penelitian dilakukan karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan rasa
ingin tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang sesuatu
diluar dirinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu menimbulkan rasa ingin
tahu yang lebih luas, lebih tinggi, dan lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu
disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.
Contohnya, manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan
sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana
mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para
ilmuwan. peneliti, dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih
mendalam, lebih rinci, dan lebih komprehensif.
Ketiga, penelitian dilakukan untuk pemecahan masalah. Banyak cara yang
dilakukan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, antara lain :
1.  Pemecahan masalah dilakukan secara tradisional atau mengikuti kebiasaan.
2.  Pemecahan masalah secara dogmatis.
3.  Pemecahan masalah secara intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati.
4.  Pemecahan masalah secara emosional.
5.  Pemecahan masalah secara spekulatif atau trial and error.
6.  Pemecahan masalah melalui penelitian.
Pemecahan masalah dalam penelitian dilakukan secara obyektif, sistematis,
menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip
dan kaidah-kaidah pengumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.
Keempat, pemenuhan pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan
apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya. Pencapaian yang diinginkan
manusia melalui penelitian sangat tergantung ruang lingkup penelitian yang
dirancang.
Selain sebab-sebab latar belakang diatas masih ada faktor-faktor yang
melatarbelakangi perlunya penelitian pendidikan yaitu :
Ungkapan yang sering muncul dalam penelitian adalah No Problem no research.
Ungkapan ini menunjukkan tentang pentingnya posisi masalah dalam
suatupenelitian. Yang menjadi persoalan adalah apakah masalah itu? Untuk
menjawab
pertanyaan tersebut, berikut dikemukakan indikator-indikatornya :
1. Apabila sesuatu, peristiwa, atau fenomena yang terjadi menimbulkan keraguan
atau ketidakpastian.
2.  Apabila terjadi kesenjangan antara harapan (sesuatu yang diinginkan, yang
bersifat dassolen), tentang sesuatu dengan kenyataan (dassein).
3.  Apabila cara-cara berpikir yang berbeda menghasilkan kesimpulan-kesimpulan
yang berlawanan.
4.  Apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam (seperti epidemic, banjir,
longsor, dekadensi, moral, dsb).
Adapun masalah-masalah pendidikan yang potensial dapat menjadi objek
penelitian adalah :
1.  Komponen raw input (karakteristik pribadi peserta didik, siswa, mahasiswa,
seperti: kecerdasan, motivasi belajar, kemampuan berkonsentrasi dalam belajar,
kebiasaan belajar, dan sikap belajar).
2.  Komponen instrumental input (seperti karakteristik pribadi guru, kurikulum dan
sumber belajar).
3.  Komponen environmental input (seperti iklim lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, kelompok teman sebaya, kehidupan beragama, fasilitas pembelajaran,
dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi-politik).
4.  Komponen proses (seperti kualitas interaksi guru-siswa, penerapan metode-
metode pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi pendidikan dalam
pembelajaran), dan komponen output (seperti kualitas indek prestasi belajar,
kualitas sikap dan prilaku dan keterampilan/kecakapan). Masalah penelitian dapat
bersumber dari hasil bacaan literature (buku, majalah, makalah), hasil seminar,
hasil penelitian orang lain (laporan penelitian, skripsi, tesis atau disertasi), dan
hasil pengamatan di lapangan (di lingkungan keluarga, sekolah, kelas, dan
lingkungan masyarakat).
Layak tidaknya masalah itu diteliti, pada umumnya ditinjau dari kriteria:
1. Bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya proses dan hasil
pembelajaran.
2.  Mengandung nilai-nilai keilmuan atau pengetahuan ilmiah.
3. Tersedianya data atau informasi di lapangan.
4.  Datanya mudah diukur, diolah dan ditafsirkan.
5.  Peneliti memiliki kemampuan untuk menelitinya.

C.    Tujuan Penelitian Pendidikan


Tujuan penelitian sangat erat hubungannya dengan jenis penelitian yang
dilakukan. Tujuan penelitian dasar (penelitian murni) tentu saja berbeda dengan
tujuan penelitian tindakan, penelitian penilaian maupun penelitian assemen.
Dalam penelitian kependidikan tujuan yang akan dicapai adalah :
1.  Menemukan fakta baru dan menguji fakta lama tentang pendidikan.
2.  Mengadakan analisis tentang urutan, interalisasi dan penjelasan tentang fakta
yang muncul dalam kerangka teoritis yang berhubungan dengan kependidikan.
3.  Mengembangkan alat, konsep, dan teori ilmiah baru dalam bidang pendidikan
yang memberikan kemungkinan bagi studi tentang tingkah laku manusia dalam
situasi pendidikan yang valid dan reliable.
Secara ringkas, tujuan penelitian pendidikan dapat pula dikategorikan sebagai
berikut :
a.  Untuk menemukan pengetahuan, teori, konsep, atau dalil/generalisasi baru
tentang pendidikan.
b.  Untuk memperbaiki atau memodifikasi teori pendidikan lama.
c.  Untuk memperkokoh suatu teori atau generalisasi yang sudah ada.

Apabila dikaitkan dengan output yang ingin dicapai, Penelitian bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah, atau rumusan teori-teori baru.
Sedangkan apabila dilihat dari segi prosesnya, penelitian bertujuan untuk:
1. Mencandra, mendeskripsikan, memberikan atau menggambarkan secara jelas dan
cermat tentang data, atau fakta dari permasalahan yang diteliti.
2.  Menerangkan (eksplanasi) kondisi atau faktor-faktor yang mendasari,
melatarbelakangi terjadinya masalah.
3.  Menyusun atau merumuskan teori-teori, hukum-hukum mengenai hubungan
antara faktor yang satu dengan yang lainnya, atau peristiwa yang satu dengan
peristiwa lainnya.
4.  Membuat prediksi, estimasi, dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa yang
akan terjadi atau gejala-gejala yang bakal muncul.
5.  Mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala berdasarkan temuan-
temuan yang diperoleh.
Tujuan lain dari tujuan pendidikan yaitu :
1. Seseorang akan mempunyai pengetahuan, dan pengertian dari dasar-dasar
penelitian yang benar.
2. Seseorang akan mengetahui kegiatan penelitian pada ruang Iingkup
permasalahan   dan bidang kegiatan manusia secara spesifik (misal, Iingkup
penelitian kependidikan akan berbeda dengan Iingkup penelitian kedokteran,
penelitian sosial, penelitian agama dan lain sebagainya).
3.  Menyadarkan pada diri seseorang baik mereka yang berada di dunia usaha
(perusahaan), dunia pendidikan, kependudukan dan lain sebagainya dalam tugas
menemukan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan
masaiah-masalah yang dihadapi baik kepentingan praktis maupun teoritis.
4. Mengembangkan dan meiatih seseorang memiliki “sikap ilmiah” (kritis, skeptis,
analitis, dan logis).
5. Mampu mengembangkan diri menjadi penulis karya ilmiah yang balk, artinya
bahwa dengan kegiatan penelitian akan mampu mendidik seseorang untuk
menulis secara ilmiah dalam bentuk laporan hasil penelitian yang dapat
dipertangung-jawabkan.
6.  Kegunaan-kegunaan lain baik secara pribadi maupun institusional sesuai dengan
kegiatan penelitian yang dilakukannya.
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa secara khusus penelitian
kependidikan mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan masalah yang
diteliti. Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap komponen atau elemen
penelitian lain, terutama metode, teknik, alat maupun generalisasi yang diperoleh.
Oleh karena itu, ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian
akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena tujuan
penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dan titik tuju yang akan dicapai
seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan setiap
kegiatan penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas, terperinci dan
operasional.
D.    Fungsi Penelitian Pendidikan
Tyler mengemukakan lima fungsi penelitian pendidikan yang dapat dilakukan
pada masa kini. Kelima fungsi penelitian pendidikan itu mencakup :
1.  Menunjukan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan dan menjalankan
sekolah.
2.  Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukan hasil pendidikan
yang telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan bahan-bahan, dan
keadaan hasil-hasil yang dicapai.
3.  Membentuk suatu badan informasi tentang usaha pendidikan yang bermanfaat
dalam penyusunan kebijakan dalam dua pengambilan keputusan.
4.  Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untuk
pembaruan pendidikan.
5.  Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentang proses
pendidikan serta pengoperasian usaha (Naga, 1980).
Berdasarkan kajian fungsi penelitian pendidikan ternyata penelitian sangat
besar manfaatnya bagi pengembangan sistem pendidikan maupun untuk kepentingan
praktis dalam menyelenggarakan pendidikan. Secara ringkas manfaat penelitian
pendidikan adalah sebagai berikut:
1.  Hasil penelitian dapat dijadikan peta yang menggambarkan keadaan pendidikan
dan melukiskan kemampuan sumber daya, kemungkinan pengembangan serta
hambatan-hambatan yang dihadapi atau mungkin ditemukan dalam
penyelenggaraan pendidikan.
2.  Hasil penelitian dapat dijadikan sarana diagnosa dalam mencari sebab kegagalan
serta masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan sehingga dengan
mudah dapat dicari upaya untuk menanggulanginya.
3.  Hasil penelitian dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam
menyusun strategi pengembangan pendidikan.
4.  Hasil penelitian dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan peralatan,
pembekalan, serta tenaga kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas yang
sangat berperan bagi keberhasilan dalam bidang pendidikan. (Ali,1985).
E.  Proses Penelitian Pendidikan
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan
lain secara terus menerus. Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan masalah
3. Penelusuran pustaka
4. Rancangan penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
7. Penyimpulan hasil
Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai
suatu spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian
akan merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.
Berikut ini dijelaskan masing-masing tahapan penelitian:
1. Identifikasi masalah
Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang
peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk
mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi
masalah dan lingkungan masalah itu.
Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah
penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah penelitian itu dapat
diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan
peneliti sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi menjadi
beberapa sub-masalah.
Substansi permsalahan diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-
pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat
konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat
dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa
tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui
variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel
tersebut.
2. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai
menyusun informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan
pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan
tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa
penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak
hasil penelitian. Permasalahan yang masih samar-samar dan diragukan mulai
dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional.
Verbalisasi gagasan-gagasan dapat dirumuskan agar orang lain dapat
memahaminya. Pandangan-pandangan teori diuraikan secara jelas, sehingga
mudah diteliti dan dapat dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah dapat
dilakukan dengan pembuatan model. Hipotesis merupakan salah satu bentuk
konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian
diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.
Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala
yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan
pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih
efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan
pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan
hipotesis.
3. Penelusuran pustaka
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek
penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka
dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran
pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu
dilakukan.
4. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam
penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan
teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan
penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan
penelitian.
5. Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau
pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan
fakta mengenai obyek yang diteliti.
6.  Pengolahan data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara
sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah
ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau
penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau
fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk
membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala
dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat
dimulai lagi untuk membuktikan hipotesis baru.
7.  Penyimpulan hasil
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data
yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan
peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis
menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat
diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model
yang digunakan.
Secara garis besar fase-fase yang ditempuh dalam proses melaksanakan
penelitian adalah:
1. Fase perencanaan, kegiatan yang dilakukan dalam fase perencanaan meliputi:
a.  Merumuskan masalah
Pada tahap ini setelah peneliti merasakan atau menemukan masalah yang akan
diteliti, selanjutnya membuat rumusan masalah secara operasional dan
membuat pembatasannya, terutama untuk menentukan ruang lingkup masalah
yang diteliti agar batas-batas yang menjadi lingkup penelitian tidak bersifat
kabur dan menyulitkan usaha pemecahannya.
b.  Mengadakan studi pendahuluan atau prelyminary study untuk mengumpulkan
data atau informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat
diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis
maupun praktis. Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat
berguna untuk menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam
bentuk hipotesis yang diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian. Studi
pendahuluan dapat dilakukan melalui studi dokumenter, yakni mempelajari
berbagai dokumen baik resmi maupun tidak resmi. Studi kepustakaan, yakni
mempelajari berbagai buku dan studi lapangan sehingga masalahnya bener-
bener dipahami. Tanpa memahami dan mendalami seluk-beluk masalah yang
diteliti, sukar dibayangkan penelitian akan memperoleh hasil yang berarti
(signifikan).
c.  Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban terhadap masalah yang diteliti
yang bersifat sementara dalam arti belum final, dan masih memerlukan
pembuktian. Hipotesis sangat penting dalam kegiatan penelitian, sebab melalui
hipotesis tersebut peneliti berusaha mengumpulkan data untuk dijadikan dasar
dalam menarik kesimpulan akhir atau generalisasi hasil penelitian.
d.  Menentukan sampel penelitian.
Pada tahap ini ditentukan obyek yang akan diteliti. Keseluruhan obyek yang
diteliti disebut populasi atau univers, sedangkan bila dalam penelitian hanya
menggunakan sebagian saja dari seluruh obyek yang diteliti, maka dalam hal
ini digunakan sampel.
e.  Menyusun rancangan penelitian (Research Design) yang akan dijadikan
pedoman selama melaksanakan penelitian.
Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian dan memuat hal-hal
sebagai berikut :
1)  Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian.
2)  Bentuk atau jenis data yang diperlukan.
3)  Tujuan dilakukannya penelitian.
4)  Dimana dilakukannya penelitian.
5)  Jangkau waktu pelaksanaan penelitian.
6)  Organisasi kegiatan dan pembiayaan.
7)   Hipotesa yang diajukan.
8)   Teknik pengumpulan dan pengolahan data.
9)   Pola atau sistematik laporan yang direncanakan.
f.  Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.
Pada tahap ini ditentukan jenis alat atau teknik pengumpulan data yang
digunakan kemudian dirumuskan sehingga dapat digunakan dalam pelkasanaan
penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
2. Fase pelaksanaan penelitian.
Apabila segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan penelitian sudah
dipersiapkan, selanjutnya barulah meningkat pada fase pelaksanaan.
Kegiatan dalam pelaksanaan penelitian meliputi:
a.  Pengumpulan data.
Kegiatan pengumpulan data harus didasarkan pada pedoman yang sudah
dipersiapkan dalam rancanagan penelitian. Kegiatan ini erat sekali dengan metode
penelitian yang digunakan, seperti metode sejarah, eksperimenta dan deskriptif.
Data yang dikumpulkan menjadi dasar dalam menguji hipotesis.
b.  Pengolahan atau analisis data.
Dari data yang terkumpul selanjutnya di analisis, dan hipotesis yang diajukan
diuji kebenarannya melalui analisis tersebut. Teknik pengujian hipotesis
disesuaikan disesuaikan dengan jenis data dan metode penelitian yang digunakan.
Apabila jenis data yang dikumpulkan itu data kualitatif maka dilakukan dengan
penarikan kesimpulan deduktif-induktif. Namun bila data yang dikumpulkan
kuantitatif atau angka-angka dapat digunakan melalui analisis statistika sebelum
menarik kesimpulan secara kualitatif (deduktif-induktif). Disamping
menggunakan teknik analisis data seperti diatas apabila tersedia dapat digunakan
alat elektronik modern atau komputer.
3.  Fase laporan penelitian.
Untuk kepentingan publikasi pada umum atau orang yang berkepentingan.
Sistematik laporan penelitian dapat berupa paper laporan, skripsi, thesis atau
disertasi. Hal itu disesuaikan dengan tujuan dilakukannya penelitian sebagaimana
terumuskan dalam rancangan penelitian.
F. Beberapa Keterbatasan Penelitian Pendidikan
Keterbatasan penelitian tidak memaparkan keterbatasan waktu dan logistik
yang yang dihadapi peneliti saat melakukan penelitian. Kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi peneliti saat melakukan penelitian sudah harus diperhitungkan
sebelum merencanakan penelitian. Keterbatasan penelitian memaparkan hal-hal atau
variabel yang sebenarnya tercakup di dalam keluasan lingkup penelitian tapi karena
kesulitan-kesulitan metodologis atau prosedural tertentu sehingga tidak dapat
dicakup di dalam penelitian dan di luar kendalikan peneliti.
Adapun yang melatarbelakangi adanya beberapa keterbatasan penelitian
pendidikan yaitu :
1. Dapat terjadi salah penginterpretasian.
2. Sering kali pembuat keputusan hanya mau tahu hasil akhirnya saja.
3. Hasilnya sulit untuk dipublikasikan secara luas kepada publik.
4. Tidak mudah menemukan dan merumuskan masalah yang hendak diteliti.
5.  Kurang mendalamnnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik-teknik dasar
penelitian pendidikan.
6.  Kurangnya ketidakmampuan dalam menyakinkan bahwa model, metode, strategi
yang digunakan benar-benar berjalan secara efektif dan mampu membawa
perubahan positif.

Bahan Diskusi:
1. Jelaskan pengertian penelitian pendidikan
2. Berikan rasionalisasi perlunya penelitia
3. Jelaskan tujuan penelitian pendidikan
4. Jelaskan fungsi penelitian pendidikan
5. Deskripsikan proses penelitian pendidikan
6. Identifikasi beberapa keterbatasan penelitian pendidikan
BAB II
RAGAM PENELITIAN PENDIDIKAN

Tujuan Perkuliahan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan metodologi dan metode penelitian
2. Mengklasifikasikan jenis-jenis metode penelitian pendidikan
3. Membuat contoh judul penelitian untuk masing-masing jenis metode
penelitian minimal 1
4. Mendeskripsikan ruang lingkup penelitian pendidikan

A. Metodologi dan Metode Penelitian

1. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur
yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis
teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan
yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu
usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban. 
Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang
mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai
motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-
masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama,
yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu
berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia  yang umumnya
menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

2. Metode Penelitian
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik
berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau
cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai
tujuan tertentu.
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini,
yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang
ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur,  teknik,  alat, serta
desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan 
penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian
harus cocok pula dengan Metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum penelitian
dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok
(Nazir, 1985) yaitu:
a. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu
penelitian?
b. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam
mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis
data?
c. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti urutan-
urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat
membantu peneliti untuk mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta
mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian. Metode
penelitianmenggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau
langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan
cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.  Dalam  prakteknya terdapat
sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian.
B. Jenis-Jenis Metode Penelitian Pendidikan
Berdasarkan fungsinya, penelitian dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu
penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian evaluatif. Secara lebih luas,
perbedaan antara ketiga jenis penelitian tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1.
Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya

Dasar Terapan Evaluasi

Topik  Ilmu  Bidang  Pelaksanaan


Penelitian pengetahuan terapan: berbagai
eksakta, kedokteran, kegiatan,
perilaku, dan teknologi, program
sosial. pendidikan. pada suatu
lembaga
Tujuan  Untuk menguji  Menguji  Mengukur
Penelitian teori,dalil, dan kegunaan teori manfaat,
prinsip dasar dalam bidang sumbangan
 Menentukan tertentu dan
hubungan  Menjelaskan kelayakan
empirik antara hubungan program
fenomena dan empirik dan atau
generalisasi generlisasi kegiatan
analisis. analitis tertentu
diantara
bidang
tertentu
Tingkat  Abstrak, umum  Umum, terkait  Konkrit,
Generali dengan bidang spesifik
sasiHasil tertentu. dalam
Penelitian aspek
tertentu
 Diterapkan
dalam
praktek
pada
bidang
tertentu
Kegunaan  Menambahkan  Menambahkan  Menambah-
Penelitian pengetahuan pengetahuan kan
dengan yang pengetahu-
prinsip-prinsip didasarkan an yang
dasar dan penelitian didasarkan
hukum tertentu pada bidang penelitian
 Mengembangk tertentu tentang
an metodologi  Mengembang praktek
dan cara-cara kan penelitian tertentu
lebih lanjut. dan  Mengem-
metodologi bangkan
dalam bidang penelitian
tertentu dan
metodologi
tentang
praktek
tertentu
 Landasan
dalam
pembuatan
keputusan
dalam
kegiatan/pr
aktek
tertentu
Sumber : Diadaptasi dari McMillan dan Schumacher (2001)
Ilmu-ilmu dasar baik dalam bidang sosial maupun eksakta dikembangkan
melalui penelitian dasar, sedangkan penelitian terapan menghasilkan ilmu-ilmu
terapan (kedokteran, teknologi, pendidikan). Penelitian terapan dilakukan dengan
memanfaatkan ilmu dasar. Penelitian dasar (basic research) adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan teori-teori ilmiah atau prinsip-prinsip
yang mendasar dan umum dari bidang ilmu yang bersangkutan.
Penelitian terapan (applied research) ditujukan untuk menemukan teori-teori
atau prinsip-prinsip yang mendasar dan umum dari masalah yang dikaji sehingga
dapat memecahkan/mengatasi suatu masalah serta masalah-masalah lain yang
tergolong dalam tipe yang sama.
Penelitian evaluatif (evaluation research) dimaksudkan untuk menilai suatu
program atau kegiatan tertentu pada suatu lembaga. Penelitian evaluatif dapat
digunakan untuk menilai manfaat, kegunaan, atau kelayakan suatu kegiatan/program
tertentu. Pembahasan berikut ini ditekankan pada gambaran umum yang dapat
membedakan ketiga jenis penelitian.
1. Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pureresearch)
atau penelitian pokok (fundamentalresearch) adalah penelitian yang diperuntukan
bagi pengembangan suatu ilmu pengetahuan serta diarahkan pada pengembangan
teori-teori yang ada atau menemukan teori baru. Peneliti yang melakukan penelitian
dasar memiliki tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa memikirkan
pemanfaatan secara langsung dari hasil penelitian tersebut. Penelitian dasar justru
memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan serta pengujian teori-teori
yang akan mendasari penelitian terapan.
Penelitian dasar lebih diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan, dan
memprediksikan fenomena-fenomena alam dan sosial. Hasil penelitian dasar
mungkin belum dapat dimanfaatkan secara langsung akan tetapi sangat berguna
untuk kehidupan yang lebih baik. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah
pengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar, hukum-hukum ilmiah, serta untuk
meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah (Sukmadinata, 2005).
Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan umum serta
berlaku secara universal. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk memecahkan
masalah praktis akan tetapi prinsip-prinsip atau teori yang dihasilkannya dapat
mendasari pemecahan masalah praktis. Dengan kata lain, hasil penelitian dasar dapat
mempengaruhi kehidupan praktis. Contoh penelitian dasar yang terkait erat dengan
bidang pendidikan adalah penelitian dalam bidang psikologi, misalnya penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu manusia. Hasil
penelitian tersebut sering digunakan sebagai landasan dalam pengembangan sikap
untuk merubah perilaku melalui proses pembelajaran/pendidikan.
2. Penelitian Terapan
Penelitian terapan atau applied research dilakukan berkenaan dengan
kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian terapan berfungsi
untuk mencari solusi tentang masalah-masalah tertentu. Tujuan utama penelitian
terapan adalah pemecahan masalah sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan manusia baik secara individu atau kelompok maupun untuk
keperluan industri atau politik dan bukan untuk wawasan keilmuan semata (Sukardi,
2003). Dengan kata lain penelitian terapan adalah satu jenis penelitian yang hasilnya
dapat secara langsung diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta mengetahui
hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari
penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan bersifat umum, bukan rekomendasi
berupa tindakan langsung. Setelah sejumlah studi dipublikasikan dan dibicarakan
dalam periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara
berpikir dan persepsi para praktisi. Penelitian terapan lebih difokuskan pada
pengetahuan teoretis dan praktis dalam bidang-bidang tertentu bukan pengetahuan
yang bersifat universal misalnya bidang kedokteran, pendidikan, atau teknologi.
Penelitian terapan mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek
baru serta pengembangan metodologi untuk kepentingan praktis.
Penelitian terapan dapat pula diartikan sebagai studi sistematik dengan tujuan
menghasilkan tindakan aplikatif yang dapat dipraktekan bagi pemecahan masalah
tertentu. Hasil penelitian terapan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru tetapi
meupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada (Nazir, 1985). Akhir-akhir
ini, penelitian terapan telah berkembang dalam bentuk yang lebih khusus yaitu
penelitian kebijakan (Majchrzak, 1984). Penelitian kebijakan berawal dari
permasalahan praktik dengan maksud memecahkan masalah-masalah sosial. Hasil
penelitian biasanya dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan.

3. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan
namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan
tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan manfaat,
kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/
lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan
dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu
para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005). Penelitian
evaluatif dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan
hipotesis.
Penelitian evaluasi merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk
memeriksa proses perjalanan suatu program  sekaligus menguraikan fakta-fakta yang
bersifat kompleks dan terlibat di dalam program. Misalnya adalah keefektifan,
efisiensi  dan kemenarikan suatu program (Mukhadis, 2013:61).
Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu
kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian evaluatif menjelaskan
adanya kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang
biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi yang dimaksud dengan penelitian
evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang
apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana
yang memerlukan evaluasi. Melakukan evaluasi berarti menunjukkan kehati-hatian
karena ingin mengetahui apakah implementasi program yang telah direncanakan
sudah berjalan dengan benar dan sekaligus memberikan hasil sesuai dengan harapan.
Jika belum bagian mana yang belum sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.
Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau
pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data
dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akan
didapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak,
relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak. Atas dasar kegiatan tersebut,
penelitian evaluatif dimaksudkan untuk membantu perencana dalam pelaksanaan
program, penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusan atas
keberlanjutan atau penghentian program, menemukan fakta-fakta dukungan dan
penolakan terhadap program, memberikan sumbangan dalam pemahaman suatu
program serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Lingkup penelitian evaluatif
dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program pendidikan,
pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan manajemen.
Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya
standar, tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk
mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan
dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria
(kondisi yang diharapkan).
Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan evaluasi pada umumnya.
Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikuti kaidah-kaidah
yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan, mengikuti
sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (Arikunto, 2006):
a. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku
bagi penelitian ilmiah pada umumnya.
b. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.
c. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
d. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator
yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan kelemahan
program.
e. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, perlu ada
identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen, dan
sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.
f. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
g. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/ rekomendasi bagi
kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam
melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan
program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolak ukur.
Contoh judul penelitian evaluasi adalah:
Evaluasi Proses Pembelajaran TIK SMA Negeri di Kota Malang Berdasarkan Pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses.
(Deskriptif tentang kondisi proses pembelajaran mata pelajaran TIK SMA di Kota
Malang Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah populasi 10 SMA Negeri dan
sampel penelitian sebanyak 5 SMA Negeri).

(Sumber: perpustakaan Universitas Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).

Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, Suryabrata (1983) mengemukakan


sejumlah metode penelitian yaitu sebagai berikut
1. Penelitian Historis yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau
secara sistematis dan obyektif.
2. Penelitian Deskriptif yang yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah
tertentu.
3. Penelitian Perkembangan yang bertujuan untuk menyelidiki pola dan urutan
pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
4. Penelitian Kasus/Lapangan yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu obyek
5. Penelitian Korelasional yang bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara
variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi
6. Penelitian Eksperimental suguhan yang bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali
7. Penelitian Eksperimental semu yang bertujuan untuk mengkaji kemungkinan
hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada
kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan
pengendalian
8. Penelitian Kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan
dengan pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab,
sebagai pembanding.
9. Penelitian Tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru
atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya.

McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman tentang metode


penelitian dengan mengelompokkannya dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan
kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode sebagaimana
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.2.
Jenis-jenis Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif
Eksperimen Non Interaktif Non
eksperimen interaktif
True Deskriptif Etnografi Analisis
eksperimen konsep
Komparatif Fenomenol
Quasi ogis Analisis
eksperimen sejarah
Korelasi Studi
Subjek kasus
tunggal
Survei
Teori dasar
Ex post
facto Studi kritis

Jenis-jenis penelitian lain dapat dibedakan atas dasar beberapa sumber


referensi berikut ini.
Tabel 2.3.
Jenis-jenis Metode Penelitian Menurut Berbagai Referensi
SUGIYONO (2007) HADI (1984)
Menurut Tujuan Penelitian Menurut Tujuan
Penelitian Dasar (Basic Research) Penelitian Eksploratif
Penelitian Terapan (Applied Research) Penelitian Developmental
Menurut Metode Penelitian Verifikatif
Penelitian Survei Penelitian Menurut Bidang
Penelitian Expost Facto Penelitian Pendidikan
Penelitian Eksprimen Penelitian Pertanian
Penelitian Naturalisme Penelitian Hukum
Penelitian Kebijakan (Policy Research) Penelitian Ekonomi
Penelitian Tindakan (Action Research) Penelitian Agama
Penelitian Evaluasi Penelitian Menurut Tempatnya
Penelitian Sejarah Penelitian Laboratorium
Menurut Tingkat Eksplanasi Penelitian Perpustakaan
Penelitian Deskriptif Penelitian Kancah
Penelitian Komparatif Penelitian Menurut Tarafnya
Penelitian Asosiatif Penelitian Deskriptif
Menurut Jenis dan Analisis Data Penelitian Inferensial
Penelitian Kualitatif Penelitian Menurut Pendekatannya
Penelitian Kuantitatif Penelitian Longitudinal
  Penelitian Cross Sectional
NAZIR (1999) ARIKUNTO (2002)
Sejarah/Historis Penelitian Menurut Tujuan
Penelitian Sejarah Komparatif Penelitian Eksploratif
Penelitian Yuridis atau Legal Penelitian Pengembangan
Penelitian Biografis Penelitian Verifikatif
Penelitian Bibliografis Penelitian Kebijakan
Metode Deskriptif Penelitian Menurut Pendekatan
Survei Penelitian Longitudinal
Deskriptif berkesinambungan Penelitian Cross Sectional
Studi Kasus Penelitian Berdasarkan Variabel
Analisis Pekerjaan dan Aktivitas Penelitian Deskriptif
Penelitian Tindakan (Action Research) Eksprimen
Penelitian Perpustakaan dan Dokumenter Penelitian Kuantitatif
Metode Eksprimental Penelitian Non-Eksprimen
Eksprimen Absolut Penelitian Eksprimen
Eksprimen Perbandingan Penelitian Kualitatif
Eksprimen Sungguhan Fenomenologis
Eksprimen Semu Interaksi Simbolik
Grounded Research Kebudayaan
Penelitian Expos Facto Antropologi

Banyaknya jenis metode sebagaimana dikemukakan di atas, dilandasi oleh


adanya perbedaan pandangan dalam menetapkan masing-masing metode. Uraian
selanjutnya tidak akan mengungkap semua jenis metode yang dikemukakan di atas
tetapi membahas secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering
digunakan dalam penelitian pendidikan.
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada
saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti
bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata bahwa penelitian deskriptif
adalah suatu metode  penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini
tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi
menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual
atau menggunakan angka-angka. (Sukmadinata, 2006:5)
Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa
juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya, penelitian
demikian disebut penelitan perkembangan (Developmental Studies). Dalam
penelitian perkembangan ini ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu dan
ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah
tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perumusan masalah. Metode penelitian manapun harus diawali dengan adanya
masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya
harus dicari menggunakan data dari lapangan. Pertanyaan masalah mengandung
variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam penelitian deskriptif
peneliti dapat menentukan status variabel atau mempelajari hubungan antara
variabel.
b. Menentukan jenis informasi yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti perlu
menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau
masalah yang telah dirumuskan. Apakah informasi kuantitatif ataukah kualitatif.
Informasi kuantitatif berkenaan dengan data atau informasi dalam bentuk
bilangan/angka seperti.
c. Menentukan prosedur pengumpulan data. Ada dua unsur penelitian yang
diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data atau
sampel yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitian ada
sejumlah alat pengumpul data antara lain tes, wawancara, observasi, kuesioner,
sosiometri. Alat-alat tersebut lazim digunakan dalam penelitian deskriptif.
Misalnya untuk memperoleh informasi mengenai langkah-langkah guru mengajar,
alat atau instrumen yang tepat digunakan adalah observasi atau pengamatan. Cara
lain yang mungkin dipakai adalah wawancara dengan guru mengenai langkah-
langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang jelas, permasalahan penelitian
harus dirumuskan se-khusus mungkin sehingga memberikan arah yang pasti
terhadap instrumen dan sumber data.
d. Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data. Data dan informasi yang
telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dan sumber data atau sampel
tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut
perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
e. Menarik kesimpulan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas,
peneliti menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut
dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara
keseluruhan.
Contoh:
Manajemen Pengembagan Kinerja Guru SMK se-Kabupaten Kuningan: Studi
Tentang Kepemimpinan Entrepeuneur Dan Sistem kompensasi Kreativitas dan
Kinerja Inovatif.

(Sumber: perpustakaan Universitas Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).

2. Persepsi Siswa Mengenai Hubungan Antara Media Pembelajaran Dengan


Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menggunakan Peralatan Kantor (Studi
Deskriptif Pada Kelas Xi Program Keahlian Administrasi Perkantoran Smk
Angkasa 2 Marga

Persepsi Siswa Mengenai Hubungan Antara Media Pembelajaran Dengan


Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Menggunakan Peralatan Kantor : (Studi
Deskriptif Pada Kelas Xi Program Keahlian Administrasiperkantoran Smk
Angkasa 2 Margahayu)

2. Studi Kasus
Sebuah studi kasus adalah eksplorasi mendalam dari sistem terikat (misalnya,
kegiatan, acara, proses, atau individu) berdasarkan pengumpulan data yang luas.
Studi kasus melibatkan investigasi kasus, yang dapat didefinisikan sebagai suatu
entitas atau objek studi yang dibatasi, atau terpisah untuk penelitian dalam hal waktu,
tempat, atau batas-batas fisik. Penting untuk memahami bahwa kasus dapat berupa
individu, program, kegiatan, sekolah, ruang kelas, atau kelompok. Setelah kasus
didefinisikan dengan jelas, peneliti menyelidiki mereka secara mendalam, biasanya
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, seperti wawancara, observasi
lapangan, dan dokumentasi.
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu
atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari
secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja . Terhadap kasus
tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup
lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variabel yang dapat menyebabkan
terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek. Tekanan utama dalam studi kasus
adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah
lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti
perlu mencari data berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang,
lingkungan yang membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan
dengan kasusnya. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru,
bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti
observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung
kepada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji,
dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum
menarik kesimpulan-kesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang
ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian
kualitatif.
Studi kasus kolektif; (a) melibatkan beberapa kasus, (b) dapat terjadi selama
bertahun situs, dan (c) menggunakan banyak individu. Kerangka konseptual untuk
studi kasus adalah bahwa dengan mengumpulkan informasi mendalam tentang kasus,
peneliti akan mencapai pemahaman mendalam tentang kasus ini, apakah kasus itu
adalah seorang individu, kelompok, kelas, atau sekolah.
Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti dapat
mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh. Namun kelemahanya sesuai
dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya
hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk
kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi
sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun
sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui
penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan
studi kasus.
Contoh penelitian studi kasus:
Butera, G. 2005. Collaboration in the context of Appalachia: The case of Cassie. The
Journal of Special Education, 39(2): 106–116.

Butera (2005) menggunakan studi kasus dan data yang dikumpulkan melalui
wawancara, observasi, dan dokumen untuk menggambarkan kolaborasi tim dengan
anak 4 tahun di West Virginia. (Stoner, 2010: 21)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Perusahaan ( Suatu Kasus


Pada Perusahaan Jasa Pelaksana)

Hubungan Tingkat Profitabilitas Dan Risiko Tingkat Suku Bunga Dengan Simpanan
Mudharabah : Studi Kasus Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Periode 1998 –
2007
Pengaruh Modal, Upah, Diversifikasi Terhadap Laba Petani (Studi Kasus Pada
Petani Sayuran Di Desa Cikole Lembang)

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Konvensional Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap
Pertumbuhan Simpanan Deposito Mudharabah Studi Kasus Padaperbankan Syariah
Di Indonesia Tahun 1997-2011

Peran Kepemimpinan Masyarakat Desa Dalam Menyelesaikan Konflik Sosial :Studi


Kasus Di Desa Cibingbin Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan

Determinan Prestasi Belajar Ekonomi Kelas X Dengan Kemandirian Belajar Sebagai


Variabel Mediator (Studi Kasus Di Sman  “X” Semarang) 

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dengan Berbantu


Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Hasil Belajar Siswa Materi Jurnal Penyesuaian (Studi Kasus Siswa Kelas Xi Ips
Sma  “X” Semarang) 

Peran Motivasi Kerja Dalam Memediasi Pengaruh Praktik Kerja Industri Dan
Prestasi Akademik Terhadap Kesiapan Kerja Studi Kasus

3. Penelitian Survei
Definisi penelitian survey menurut Creswell adalah “Survey research designs
are procedures in quantitative research in which investigators administer a survey
to a sample or to the entire population of people to describe the attitudes, opinions,
behaviors, or characteristics of the population”. (Creswell, 2012: 376)
Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil.
Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang, instansi, lembaga, organisasi dan
unit-unit kemasyarakatan dan lain-lain, tetapi sumber utamanya adalah orang. Desain
survey tergantung pada penggunaan jenis kuisoner. Survey memerlukan populasi
yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata,
semakin besar sample survey semakin memberikan hasil akurat. Penelitian survei
memiliki tiga tujuan utama yaitu menggambarkan keadaan saat itu, mengidentifikasi
secara terukur keadaan sekarang untuk membandinkan, menentukan hubungan
kejadian yang spesifik.
Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-
masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan.
Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekolompok
obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek) disebut sensus.
Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survei.
Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap permasalahan yang
berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan diterima di suatu
sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu kelas? Berapa banyak guru yang
telah memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif
seperti itu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan
di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis
hubungan antara variabel tersebut.
Survei dapat pula dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel seperti
pendapat, persepsi, sikap, prestasi, motivasi, dan lain-lain. Misalnya persepsi kepala
sekolah terhadap otonomi pendidikan, persepsi guru terhadap KTSP, pendapat
orangtua siswa tentang MBS, dan lain-lain. Peneliti dapat mengukur variabel-
variabel tersebut secara jelas dan pasti. Informasi yang diperoleh mungkin
merupakan hal penting sekali bagi kelompok tertentu walaupun kurang begitu
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Survei dalam pendidikan banyak manfaatnya baik untuk memecahkan
masalah-masalah praktis maupun untuk bahan dalam merumuskan kebijaksanaan
pendidikan bahkan juga untuk studi pendidikan dalam hubungannya dengan
pembangunan. Melalui metode ini dapat diungkapkan masalah-masalah aktual dan
mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua variabel atau lebih,
membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan,
atau menilai efektivitas suatu program.
Contoh judul penelitian survei:
Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap Loyalitas Pelanggan Public
Switched Telephone Network Pstn Di Kota Bandung: Survei Pada Pelanggan Pt.
Telkom Kandatel Bandung

Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Citra Perusahaan : Survei Pada Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Ciereng Subang

Pengaruh Lokasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada


Minyak Solar Di Spbu 34-43215 Cianjur (Survei Pada Supir Bis Bandung-Merak)
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Informasi Di Bapesitelda Provinsi
Jawa Barat

Pengaruh Marketing Public Relations Terhadap Brand Awareness Pizza Hut (Survei
Pada Konsumen Pizza Hut King’s / Pusat Kota Bandung)

Pengaruh Program Public Relations And Publicity Dan Event And Experience
Terhadap Brand Equity Radio Rama (Survei Pada Pendengar Radio Di Kota
Bandung)

Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Prduktivitas Tenaga Kerja : Survei


Pada Tenaga Kerja Industri Kecil Tas Di Desa Rancasalak Kecamatan Kadungora –
Kabupaten Garut

Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap Loyalitas Pelanggan Public


Switched Telephone Network Pstn Di Kota Bandung: Survei Pada Pelanggan Pt.
Telkom Kandatel Bandung

Survei kepuasan mahasiswa terhadap implementasi pembelajaran daring selama


pandemic covid-19 di Unirow Tuban

Manajemen e-learning dalam meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa di


unirow Tuban selama pandemic covid-19 (survey pada dosen prodi PE Unirow
Tuban)

4. Studi Korelasional
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam
pendidikan adalah studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau
lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi
dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu
indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk
menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-
kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel yang penting,
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. (Sukardi, 2003:166)
Penelitian korelasi merupakan bentuk penelitian untuk memeriksa hubungan
diantara dua konsep. Secara umum ada dua jenis pernyataan yang menyatakan
hubungan, yaitu: (1) gabungan antara dua konsep, ada semacam pengaruh dari suatu
konsep terhadap konsep yang lain; (2) hubungan kausal, ada hubungan sebab akibat.
Pada hubungan kausal, penyebab diferensikan sebagai varibel bebas dan akibat
direferensikan sebagai variabel terikat. Pada penelitian korelasi tidak ada kontrol
atau manipulasi terhadap variabel.
Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara
mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-
variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.
Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya
berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah. Semua variabel yang
ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur, lalu
dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat
hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.
Kekuatan hubungan antar variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien
korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi adalah
besaran yang diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data
hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positif menunjukkan
hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, koefisien korelasi negatif
menunjukkan hubungan yang berbading terbalik atau ketidak-sejajaran. Angka 0
untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Makin
besar koefisien korelasi baik itu pada arah positif ataupun negatif, makin besar
kekuatan hubungan antar variabel.

-1 0 +1

Hubungan Hubungan Gambar2.1.Makna


Tidak ada
Berbanding Berbanding Hubungan antar var
Hubungan
Terbalik Lurus Berdasarkan
Koefisien Korelasi
Misalnya, terdapat korelasi positif antara variabel IQ dengan prestasi belajar;
mengandung makna IQ yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang tinggi;
dengan kata lain terdapat kesejajaran antara IQ dengan prestasi belajar. Sebaliknya,
korelasi negatif menunjukkan bahwa nilai tinggi pada satu variabel akan diikuti
dengan nilai rendah pada variabel lainnya. Misalnya, terdapat korelasi negatif antara
absensi (ketidakhadiran) dengan prestasi belajar; mengandung makna bahwa absensi
yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang rendah; dengan kata lain terdapat
ketidaksejajaran antara absensi dengan prestasi belajar.
Dalam suatu penelitian korelasional, paling tidak terdapat dua variabel yang
harus diukur sehingga dapat diketahui hubungannya. Di samping itu dapat pula
dianalisis hubungan antara dari tiga variabel atau lebih. Model hubungan antar
variabel tersebut ditunjukkan dalam gambar 4.2 dan 4.3 ( X dan Y pada gambar
tersebut menunjukkan variabel yang diukur).

X Y

Gambar 2.2. Model Hubungan antara Dua Variabel dalam Penelitian


Korelasional

X1

X2

Gambar 2.3 Model Hubungan antara Tiga Variabel dalam Penelitian


Korelasional

Makna suatu korelasi yang dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa


mengandung tiga hal. Pertama, kekuatan hubungan antar variabel, kedua,
signifikansi statistik hubungan kedua variabel tersebut, dan ketiga arah korelasi.
Kekuatan hubungan dapat dilihat dan besar kecilnya indeks korelasi. Nilai yang
mendekati nol berarti lemahnya hubungan dan sebaliknya nilai yang mendekati
angka satu menunjukkan kuatnya hubungan.
Faktor yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya koefisien korelasi
adalah keterandalan instrumen yang digunakan dalam pengukuran. Tes hasil belajar
yang terlalu mudah bagi anak pandai dan terlalu sukar untuk anak bodoh akan
menghasilkan koefisien korelasi yang kecil. Oleh karena itu instrumen yang tidak
memiliki keterandalan yang tinggi tidak akan mampu mengungkapkan derajat
hubungan yang bermakna atau signifikan.
Contoh:
Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal Pada Remaja
(Studi korelasi pada remaja tunanetra yang mengalami ketunanetraan tidak sejak dari
lahir di PSBN Wyata Guna Bandung).

(Sumber: repository.upi.edu).

Hubungan Efektivitas Penilaian Prestasi Kerja Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pt.
…….

Hubungan Tingkat Profitabilitas Dan Risiko Tingkat Suku Bunga Dengan Simpanan
Mudharabah

Hubungan Antara Disiplin Kerja Dengan Prestasi Kerja Karyawan Pada Divisi Jasa
Integrasi Teknologi (Jit) Pt. ……

5.Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian
eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga
persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Karakteristik penelitian
eksperimen yaitu:
a. Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan tertentu.
b. Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika
berlangsungnya manipulasi
c. Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi.
Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prisnsipnya sama dengan
jenis penelitian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:
a. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan
b. Mengidentifikasikan permasalahan
c. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian,
menentukan definisi operasional dan variabel.
d. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak
diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain
eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian,
membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat
instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan
menentukan hipotesis.
e. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok
eksperimen)
f. Mengumpulkan data hasil eksperimen
g. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel
h. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
i. Membuat laporan penelitian eksperimen.
Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun variabel-variabel
minimal satu hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat diantara variabel-
variabel yang terjadi. Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel bebas dan
variabel terikat sudah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian.
Dalam bidang pembelajaran misalnya yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas
antara lain: metode mengajar, macam-macam penguatan, frekuensi penguatan,
sarana-prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok
belajar. Sedangkan yang diidentifikasikan variabel terikat antara lain: hasil belajar
siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa.
Penelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian percobaan yang
berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang
relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan pengamatan terhadap efek
atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi. Dengan kata lain,
perubahan atau manipulasi dilakukan terhadap variabel bebas dan pengaruhnya
diamati pada variabel terikat. Menurut Emzir (2008:96-103) desain penelitian
ekperimen dibagi menjadi empat bentuk yakni, pre-experimental design, true
experimental design, quasy experimental design dan factorial design.
Contoh:
Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran TANDUR Berbantuan Web Interaktif
Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VII
SMPN 3 Malang. (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
Malang Tahun Ajaran 2010/2011).

(Sumber: perpustakaan Universitas Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Intruction Melalui Metode


Diskusi Dan Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi : Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas X
Sma ……….

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Visual Dalam Pembelajaran Ips


Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Siswa : Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas
Viii Smp Negeri …………….

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips Dalam


Meningkatkan Keaktifansiswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi: Studi Eksperimen
Kuasi Pada Siswa Kelas X Sma………………..

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think Talk Write (Ttw)
Terhadap Pemahaman Konsep Pada Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi: Studi
Eksperimen Pada Siswa Kelas X Sma ……………………

Pengaruh Metode Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review


( Pq4r ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi: Studi
Eksperimen Kelas Xi Ips Sma …………………….

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode Diskusi


Dengan Teknik Cooperative Script Terhadap Tingkat Pemahaman Siswa Dalam
Mata Pelajaran Ekonomi:    Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Sma ………

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think Talk Write (Ttw)
Terhadap Pemahaman Konsep Pada Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi: Studi
Eksperimen Pada Siswa Kelas X Sma ……….

Pengaruh Penerapan Metode Active Learning Tipe Team Quiz Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi: Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas
Xi Ips Sma ……………..
Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi: Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X
Sma Negeri ………….

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group


Investigation (Gi) Terhadap Hasil Belajar Siswa: Studi Eksperimen Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X Sma ………………

6.Penelitian Tindakan kelas


Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang
dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh
pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut
dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan
keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area
yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesional dalam
arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang
dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek
tersebut dilaksanakan.
Penelitian tindakan bertujuan untuk mengungkap penyebab masalah dan
sekaligus memberikan langkah pemecahan terhadap masalah. Langkah-langkah
pokok yang ditempuh akan membentuk suatu siklus sampai dirasakannya ada suatu
perbaikkan. Siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya yaitu: (1) penetapan fokus
masalah penelitian, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan
perbaikan, observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi, dan (5) perencanaan
tindak lanjut. Mengingat besarnya manfaat penelitian tindakan dalam bidang
pendidikan, uraian spesifik akan dijelaskan dalam materi tersendiri.
Contoh judul penelitian tindakan kelas:
Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Materi Perhitungan Kurs Valuta Asing
Melalui Perpaduan Metode Ceramah Bervariasi Dan Model Pembelajaran Bermain
Peran Kelas Xi Ips Sman 1 Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif (Stad)


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi
Dasar Mencatat Transaksi Ke Dalam Jurnal Umum Perusahaan Jasa Kelas Xi Ips Di
Sma N 1 Rembang
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (Gi) Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Inflasi
Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 1 Candiroto Temanggung Tahun Pelajaran
2012/2013

Efektivitas Media Software Excel Dalam Model Pembelajaran Contextual Teaching


And Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Kertas
Kerja Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 2 Magelang
Tahun Ajaran 2012/2013

Penerapan Media Pembelajaran Komik Strip Pada Mata Pelajaran Ekonomi Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Is Di Sma Negeri 1
Wonotunggal Batang

Efektivitas Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Terhadap


Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Sma Teuku Umar Semarang
Tahun 2014/2015

Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pairand Share (Tps) Terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis Materi Permintaan Dan Penawaran Uang Pada Siswa
Kelas X Sma Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015

7. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)


Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah
strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang
dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development
(R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada
agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda
atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di
kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti
program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,
bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.
Penelitian dalam bidang pendidikan pada umumnya jarang diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru
berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktek-
praktek pendidikan. Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung
atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering
dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis
dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan
atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan. Dalam pelaksanaan
penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu
metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.
Penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun
data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) Kondisi produk-
produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio)
produk yang akan dikembangkan, (2) Kondisi pihak pengguna (dalam bidang
pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya);
(3) Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan
penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan di
mana produk tersebut akan diterapkan.
Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji
coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui
serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu
evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji
coba diadakan penyempurnaan (revisi model).
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang
dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi
pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada
kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada
kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol.
Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau
random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat
menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.
Contoh judul penelitian pengembangan:
1. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Materi ………….
Kelas Vii Smpn …………..

2. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Pada Mata Pelajaran


………Kelas Xii ….smk………..
3. Pengembangan Media Pembelajaran Cd Interaktif Materi ………..
Dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash

4. Pengembangan Media Pembelajaran Modul Interaktif Mata Kuliah ………..

5. Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning (M-Learning) Berbasis


Android Untuk Siswa Kelas Xi Sma/Ma………..

6. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Flash Pada Mata Pelajaran


…… Pokok Bahasan ………. Kelas Vii Smp N ………..

7. Pengembangan Media Video Pembelajaran Untuk Siswa Kelas X Pada


Kompetensi ……………. Di Smk …………..

8. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Untuk Mata


Pelajaran …………Bahasan ………………..

9. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk Mata Pelajaran


………….. Di Sma ………………

10. Pengembangan Aplikasi Android Sebagai Media Pembelajaran ………..


Pada Materi …………. Untuk Siswa Sma Kelas X

11. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Dalam Bentuk Buku


Saku Digital Untuk Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat
Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Di Kelas Xi Man 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015

12. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif


Menggunakan Adobe Flash Cs5 Untuk Smk Kelas Xi Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran Pada Kompetensi Dasar Menguraikan Sistem
Informasi Manajemen

13. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Berbasis Komputer

14. Pengembangan Program Macromedia Flash 8 Untuk Pembelajaran …….. Di


Sma

15. Pengembangan Aplikasi Pocket Book Of Physics (Pbop) Sebagai Media


Pembelajaran …..Sma Kelas Xi Untuk Platform Android

C.Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan


Menurut Sugiyono (2008:42), ruang lingkup penelitian pendidikan di
Indonesia meliputi penelitian pada tingkat kebijakan, tingkat manajerial dan
institusional. Untuk mempermudah ruang lingkup penelitian pendidikan tersebut
dikelompokan dalam tabel berikut:
Tabel 2.4
Ruang lingkup Penelitian Pendidikan
Lingkup penelitian Bidang penelitian
pada Tingkat:
Kebijakan Pendidikan  Perumusan kebijakan tentang pendidikan yang dilakukan
oleh MPR
 Kebijakan presiden dan DPR tentang pendidikan
 Kebijakan Mendiknas tentang pendidikan
 Kebijakan Dirjen, Gubernur, Bupati, Walikota, Diknas
tentang pendidikan
 Implementasi kebijakan pendidikan
 Output dan outcome kebijakan pendidikan
Manajerial  Perencaaan pendidikan pada tingkat nasional/ propinsi/
kabupaten/kota dan lembaga
 Organisasi diknas, Dinas propinsi/kabupaten/kota dan
institusi pendidikan
 Kepemimpinan pendidikan
 Ekonomi pendidikan
 Bangunan pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan
 Hubungan kerjasama antar lembaga pendidikan
 Koordinasi pendidikan dari pusat ke daerah
 SDM tenaga kependidikan
 Evaluasi pendidikan
 Kearsipan, perpustakaan dan musium pendidikan
Operasional  Aspirasi masyarakat dalam memilih pendidikan
 Pemasaran lembaga pendidikan
 sIstem seleksi murid baru
 Kurikulum dan silabus
 Teknologi pembelajaran
 Media pendidikan, buku ajar dll
 Penampilan mengajar guru
 Manajemen kelas
 Sistem evaluasi belajar
 Sistem ujian akhir
 Kuantitas dan kualitas lulusan
 Unit produksi
 Perkembangan karier lulusan
 Pembiayaan pendidikan
 Profil pekerjaan dan tenaga kerja DUDI
 Kebutuhan masyarakat akan lulusan pendidikan
Ditegaskan lebih lanjut oleh Sugiyono (2008) bahwa penelitian pendidikan
itu tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di masyarakat yang memerlukan
institusi sekolah dan masyarakat yang menggunakan lulusan sekolah. Penelitian pada
bidang pendidikan juga dapat dilakukan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu, dengan menggunakan berbagai metode pendidikan seperti yang telah
dikemukakan.

Bahan Diskusi:
1. Jelaskan metodologi dan metode penelitian
2. Klasifikasikan jenis-jenis metode penelitian pendidikan
3. Buatlah contoh satu judul penelitian untuk masing-masing jenis penelitian
4. Deskripsikan ruang lingkup penelitian pendidikan

Anda mungkin juga menyukai