MKDUSIIO
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.1
Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Iimu Pendidikan
Program Studi _: Pendidikan Matematika-S1
Kode/Nama MK —_ : MKDU4110/Bahasa Indonesia
‘Tugas 2
No.
Soal
T
Borikanlah dan jelaskan contoh penggunaan Ketujuh fungsi bahasa menurat MLA.K. Halliday di dacrah
tempat tinggal saudara!
2 Jelaskanlah perkembangan bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres I s.d. XI dengan
menggunakan peta konsep (mind mapping).
3, __| delasKanlah empat fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional!
4. | Bacalah artikel berikut untuk menerapkan teknik SQ3R!
Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Oleh: Buyung Okita
Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini, Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk lebih,
mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-putrinya,
atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari, Terdapat 4 jenis gaya
parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif. berikut adalah
sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.
Secara sederhana gaya asuh otoriter adalah gaya asuh di mana orang tua memaksakan
kehendaknya tanpa memperhatikan atau mempedulikan bagaimana perspektif sang anak. Gaya
asuh orang tua berwibawa adalah gaya asuh di mana orang (ua menjadi panutan yang teladan,
memberikan batasan yang cermat untuk putra-putrinya, dan memberikan pujian untuk upaya
yang telah putra-putrinya lakukan. Gaya asuh permisif adalah gaya asuh
ana orang tua tidak
memberikan batasan kepada anak-anaknya, semisal tidak memberikan garis yang jelas apa yang
boleh dilakukan atau tidak. Memercayakan putra-putrinya untuk melakukan apa yang ia
inginkan, cenderung tidak mengintervensi kecuali untuk hal yang bersifat sangat serius. Gaya
asuh over protektif adalah gaya asuh di mana orangtua sangat melindungi putra-putrinya dari
segala hal buruk, rasa sakit, pengalaman yang buruk, dan lain-lain, Karena itu banyak membatasi
putra-putrinya di berbagai aspek.
| dari 6MKDUSIIO
Pernahkah Anda melihat di media seperti film atau kartun yang menggambarkan bahwa anak-
anak di Jepang merupakan anak yang patuh? Walaupun di balik itu terdapat unsur kompetitif
yang muncul karena adanya harapan orangtua agar putra-putrinya dapat ulus masuk
ke sekolah atau kampus yang bergengsi.
Memang unsur kompetitif merupakan hal yang positif, tetapi tingkat kompetitif yang tinggi dari
harapan orangtua membuat putra-putri merasa tertekan. Bagaimanakah stereotip mengasuh ala
orangtua di Jepang yang dapat kita lihat sebagai hal yang positif?
1, Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat
Tbu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak tidur
bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun anaknya berada. Tidak jarang kita
melihat ibu menggendong anaknya sambil melakukan kegiatan rumah seperti menyapu,
memasak, berbelanja, dan lain-lain. Bahkan hampir setiap perempuan yang telah melahirkan dan
menjadi ibu rela untuk berhenti bekerja dan fokus untuk mendidik anaknya di rumah.
Pada usia antara 0-5 tahun, anak diperbolehkan melakukan apa saja. Mungkin budaya ini sedikit
berbeda dengan negara lain, Yang dimaksud diperbolehkan melakukan apa saja adalah
membiarkan anak bereksplorasi dengan kegiatan yang ia lakukan, Namun orangtua tetap
‘menstimulus dengan hal yang positif dan menjadi role model yang baik. Filosofi_ ini
menunjukkan bahwa, dengan membiarkan anak aktif akan membuat sang anak tumbuh sehat.
Pada usia 0-5 tahun, anak juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat sehingga
dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua di Jepang juga beranggapan
bahwa sebisa mungkin menemani putra-putrinya sehingga anak merasakan kasih sayang
‘orangtuanya.
2. Orang tua adalah cerminan anak
Studi di Amerika dan Jepang pernab dilakukan untuk mengetabui bagaimana orang tua mengasuh,
anaknya. Orang tua di Amerika cenderung bersifat netral dan menunjukan anak cara untuk
membuat suatu piramida, sesudah itu membiarkan anaknya untuk membuat piramida dengan apa
2 dai 6MKDUSIIO
‘yang telah diajarkan atau dengan caranya sendin. Sedangkan orang wa di Jepang cenderung
mentransmisikan apa yang ia lakukan kepada anaknya, sehingga orang tua sepenuhnya
menjadi role model bagi anaknya.
Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, Talu usia 5-15 tahun anak
mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk disiplin, dan
melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat
berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun, Pada fase ini
‘orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban, apa yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh
ikukan,
Oleh karena itu kegiatan pendidikan moral di sekolah juga mulai diajarkan, tidak hanya sebagai
‘mata pelajaran yang diselipkan pada mata pelajaran Jain, Di sini anak diajarkan dan diberikan
ruang untuk melakukan kegiatan sosial seperti saling melayani, kegiatan makan siang di sekolah,
dan kegiatan lain yang juga kerap dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia. Kegiatan sekolah dan
rumah yang bersifat rutin, meskipun terkesan monoton merupakan cara Jepang untuk menbuat
\k-anak belajar untuk disiplin
3. Orang tua dan anak adalah setara
Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang agar anak dapat lebih mandiri
dengan mengurangi batasan_yang diterapkan pada fase sebelumnya, Hubungan tidak hanya
sebagai orang tua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan setara. Anak didukung untuk menjadi
pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan menentukan pilihan dan lebih bersifat demokratis.
Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya sendiri dan
keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai
diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang
dewasa. Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi dewasa dengan biasanya diadakan
upacara hari kedewasaan yang diselenggarakan di distrik/kota setempat yang diikuti oleh pemuda
berusia 20 tahun.
4. Memperhatikan tentang perasaan dan emosi
Selain mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial masyarakat
yang lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan menghormati
3 dari 6MKDUSIIO
perasaanya sendiri. Orang ta mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak
mempermalukannya, Contohnya tidak menegur anaknya atau menasehati anaknya di muka
umum ketika melakukan hal yang dirasa kurang pantas.
Orangtua memilih menunggu situasi dan tempat yang lebih privasi untuk menasehatinya. Anak
diajarkan untuk dapat memiliki sikap empati dan saling menghormati orang lain,
Orang tua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang terbaik.
Begitu pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua di Jepang dalam
mendi
anaknya. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan, namun gaya asuh orang tua di
Jepang yang menyayangi putra-putrinya tidak berubah.
Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya asuh mereka
merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan gaya authoritative (berwibawa).
Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang
‘Sumber: htips://www_kompasiana.com/buyungokita/%205122b2a4d54 1df59d84bebe2/sisi-
ositif-parenting-| -jepang}page=allifsection2
‘Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
‘Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2! (langkah
read)
4, Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3!
(langkah recite)
5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)
‘Bacalah artikel berikut!
Sewindu Riset Pes
ir, Data Karbon Biru Padang Lamun Indonesia Tercapai
Oleh: Dr. A’an Johan Wahyudi
PADANG lamun merupakan ekosistem laut dangkal yang didominasi oleh tumbuban
Jamun, yaitu tumbuhan berbunga yang telah beradaptasi dengan air asin. Laut Indonesia tercatat
memiliki 13 spesies lamun dari 60 spesies yang tercatat di dunia,
Tidak seperti ekosistem terumbu karang dan mangrove, padang Jamun mendapat perhatian
yang relatif minim. Namun demikian, hasil riset di seluruh dunia menyatakan berbagai_nilai
penting dari padang lamun terutama karena layanan ckosistemnya.
Layanan ekosistem yang dimaksud misalnya sebagai tempat pemijahan dan pembesaran
berbagai spesies ikan, penyaring material tersuspensi pada air laut, sumber makanan mamalia
Jaut dugong, dan layanan karbon biru untuk mitigasi perubahan iklim,
Istilah karbon biru (blue carbon) digunakan untuk Karbon yang diserap, disimpan dan
dilepaskan kembali oleh ekosistem vegetasi laut (mangrove dan padang lamun). Karbon bira
menjadi layanan ekosistem yang penting terutama karena terkait aksi mitigasi perubahan iklim
dari 6MKDUSIIO
melalui penurunan emisi karbon,
Target penurunan emisi karbon Sesuai dengan inisiatif Pembangunan Rendah Karbon
(PRK), Indonesia memiliki target penurunan emisi karbon sebesar 29% (atau 41% dengan
bantuan luar negeri) relatif terhadap business as usual (BAU) sampai tahun 2030.
Target penurunan emisi ini salah satunya harus disumbangkan oleh sektor laut dan
perikanan, dengan terlebih dahulu menentukan beberapa prasyarat. Prasyarat minimal antara lain
penentuan faktor emisi alih lahan ckosistem pesisir, catatan perubahan luas area, dan neraca
Karbon (cadangan dan serapan karbon) ekosistem vegetasi pesisir termasuk padang lamun.
Ketika pertama kali isu karbon biru mendapat perhatian peneliti Indonesia satu dekade
terakhir, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan riset mengenai cadangan dan serapan
Karbon ekosistem pesisir. Pengembangan metode riset di Indonesia dilakukan dengan mengacu
pada perkembangan terakhir riset karbon biru di dunia.
Namun demikian, berbagai panduan dan metode riset umumnya menitikberatkan pada
sampling lapangan dan analisis laboratorium dengan sarana yang canggih dan maju. Kendala ini
menjadi salah satu tantangan di Indonesia, terutama karena tidak banyak peneliti yang
mendapatkan kesempatan melakukan riset Karbon biru dengan sarana memadai
‘Sementara itu, wilayah cakupan nasional Indonesia sangat luas, apalagi jika ditargetkan
untuk memperoleh data yang representatif secara nasional untuk data faktor emisi dan neraca
karbon yang diperlukan dalam perhitungan penurunan emisi karbon pada konteks PRK.
Riset karbon biru padang lamun menemukan momentumnya sekitar awal tahun 2013 talu,
ketika dimulainya riset untuk menentukan neraca Karbon, di samping inventarisasi dan riset
ekologis ekosistem.
Namun, terkendala oleh sarana laboratorium dan akses lapangan, wilayah Indonesia yang
uas tidak cukup terwakili, Tercatat hanya ada sembilan lokasi di Indonesia yang telah diteliti
dalam rangka riset karbon biru. Tentunya sebaran wilayah ini masih jauh dari cukup,
Meskipun demikian, terdapat data dan informasi terkait padang lamun (biomas, kepadatan
dan_persentase tutupan) di sekitar 19 lokasi di Indonesia yang diperoleh dari program
COREMAP-CTIL.
Termotivasi oleh inisiatif PRK, pada tahun 2018 peneliti dari berbagai lembaga tergerak
untuk saling berbagi data dan informasi terkait riset karbon biru, Data lengkap neraca karbon
padang lamun dari sembilan lokasi kemudian dikombinasikan dengan data dari 19 lokasi lainnya.
‘Model statistik yaitu Robust Linear Mixed Models (rLMMSs) digunakan untuk menentukan
korelasi antar parameter padang Jamun terkait neraca Karbon, yaitu biomassa, kepadatan,
persentase tutupan, cadangan Karbon, dan serapan Karbon. Hanya ada 13 lokasi (dari 28 lokasi)
yang cukup lengkap untuk digunakan datanya dalam penentuan formula model.
Hasil kerja tim peneliti tersebut akhimya dapat dipublikasikan dalam maj
intemnasional, Ocean Science Journal (https://rdcu.be/b L4ic) pada tahun 2020.
Hasilnya, pethitungan neraca karbon padang lamun di Indonesia dapat dilakukan dengan
memanfaatkan formula yang telah dikembangkan. Data dasar terkait padang lamun (bioma:
kepadatan, dan persentase tutupan) yang banyak tersedia di lembaga penelitian daerah dan
universitas dapat dikonversi ke nilai neraca karbon dengan formula yang tersedia pada publikasi
ilmiah tersebut.
Hasil riset tersebut juga dapat memperkirakan total cadangan karbon yang tersimpan di
ekosistem padang lamun Indonesia yaitu sekitar 1.005 kilo ton Karbon dengan potensi
penyerapan karbon sebesar 7,4 mega ton karbon per tahun, Rata-rata cadangan karbon lamun di
Indonesia tercatat maksimum sebesar 0,36 dan 0,79 ton karbon per hektar, masing-masing untuk
‘cadangan karbon atas dan bawah permukaan.
‘Seagrass Carbon Converter (SCC), faktor emisi karbon, dan PRK Sebagai tindak lanjut
agar hasil riset dapat dengan mudah dipakai oleh pemangku kepentingan, maka dikembangkanlah
sebuah _aplikasi__berbasis__web, _yaitu_Seagrass__Carbon_ Converter
th ilmiah
S dariMKDUSIIO
‘SCC dibuat dengan mengacu pada formula untuk mengkonversi nilai biomas, kepadatan
dan persentase tutupan lamun menjadi nilai cadangan dan serapan karbon,
SCC diharapkan menjadi alternatif yang memudahkan bagi praktisi di daerah dalam hal
pelaporan potensi neraca karbon biru ekosistem padang Jamun, Pelaporan-pelaporan semacam ini
biasanya secara rutin diminta oleh sekretariat PRK untuk dipantau dan dievaluasi dalam
kaitannya target penurunan emisi karbon,
Berdasarkan nilai rata-rata cadangan Karbon padang lamun nasional, maka kita bisa
‘menentukan faktor emisi aktivitas antropogenik alih guna lahan padang lamun yaitu sebesar 0,05
ton karbon, Nilai ini adalah 4% dari rata-rata cadangan karbon (jumlah cadangan karbon atas dan
bawah permukaan = 1,15 ton karbon).
Konstanta 4% berdasarkan hasil riset sebelumnya bahwa, setiap hektar padang lamun akan
mulai melepas karhon ke udara secara bertahap sebesar 4% per tahun dari total cadangan karbon
tersimpan, dimulai sejak terjadinya kerusakan atau alih guna lahan.
SCC dalam Konteks penentuan faktor emisi dan pelaporan PRK, dapat dimanfaatkan
berbasis data lokal sesuai dengan luasan area, kepadatan, biomassa maupun persentase tutupan
padang lamun, Sehingga faktor emisi juga dapat ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi riil
i daerah dimana padang lamun berada.
Hal ini cukup relevan dengan fakta bahwa kondisi padang lamun akan berbeda di satu
tempat dengan tempat lainnya mengikuti skala mikro atau meso ekosistem. Artinya, dengan
demikian SCC dapat memenuhi target Tier 2 (atau bahkan Tier 3) dalam konteks aksi mitigasi
perubahan iklim. Dr.
Avan Johan Wahyudi Diplomat Sains ASEAN 2020; Peneliti Madya Bidang Biogeokimia Laut
Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIP!)
‘Sumber: hups://www,kompas.com/sains/read/2020/09/
karbor
/190600323/se:
Jawablah pertanyaan berikut!
1, Kata “PRK” muncul di paragraf dan kalimat ke berapa?
2. Kata ‘muncul di paragraf dan kalimat ke berapa?
3. Frasa “Robust Linear Mixed Models” muncul di paragraf dan kalimat ke berapa?
6 dari 6