Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGAJAR


“ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Agus Ramdhani, M.Sc.
Dr. Muh. Makhrus, M.Pd.
Dr. Yunita Ariansani Anwar, M.Si

DISUSUN OLEH:

ULYANUR KHAIRUNNUFUS
(I2E019021)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah Pengembangan Kemampuan
Mengajar yang berjudul “Analisis Kebutuhan Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-
19”. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen pengampu
mata kuliah Pengembangan Kemampuan Mengajar, Guru Kimia SMA Negeri 1 Gunungsari,
dan teman-teman yang telah memberikan banyak ilmu dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian makalah ini.
Meskipun telah berusaha maksimal, namun penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima adanya
kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan di masa yang akan
datang. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Mataram, September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Target Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19..................... 3
B. Sumber Daya yang dibutuhkan dalam Proses Pembelajaran ........ 7
C. Kondisi Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran Daring....... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Covid-19 telah menjadi pandemi dunia saat ini, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini
menyebabkan pemerintah di berbagai belahan dunia menerapkan sejumlah kebijakan baru
untuk memutus mata rantai penularan virus tersebut, begitu pula dengan pemerintah
Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui PP No. 21 Tahun 2020 menerbitkan kebijakan
pembatasan sosial berskala besar (social distancing) terkait aktivitas kerja, dunia usaha,
perkantoran, pendidikan, keagamaan, ekonomi atau pun aktivitas sosial lainnya. Hampir
semua lini terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 ini, termasuk juga pendidikan
(Khasanah, dkk., 2020).
Khusus dunia pendidikan, pemerintah mengubah moda pembelajaran di sekolah
maupun perguruan tinggi sejak 16 Maret 2020 hingga waktu yang akan diberitahukan
lebih lanjut. Dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020, salah satunya
menyebutkan bahwa sekolah di seluruh Indonesia dianjurkan belajar di rumah. Di
Kabupaten Lombok Barat sendiri, melalui Surat Edaran Bupati Lombok Barat Nomor:
420/1901.UM/Dikbud menyebutkan bahwa kegiatan belajar di rumah dilaksanakan
selama 14 hari sejak 17 Maret 2020 diikuti dengan beberapa surat edaran tentang
perpanjangan masa belajar di rumah secara daring.
Pandemi ini telah memaksa sistem pembelajaran di sekolah berubah secara drastis
dari pembelajaran tatap muka (konvensional) menjadi pembelajaran secara online atau
dalam jaringan (daring). Banyak pihak yang merasa belum siap untuk implementasi
pembelajaran online, baik dari guru, siswa, maupun orang tua. Apalagi jika harus
menerapkan kurikulum 2013 yang begitu kompleks dalam sebuah pembelajaran online.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi baik perencanaan, proses, maupun hasil
pembelajaran. Dalam penerapan kurikulum 2013, seorang guru hendaknya paham bahwa
setiap mata pelajaran harus mencakup 3 kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Semuanya itu diajarkan dengan pendekatan saintifik secara terpadu. Hal ini
akan mudah jika pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka. Berbeda jika
dilaksanakan secara online (Firman dah Rahayu, 2020). Hambatan lainnya adalah masih
ditemukan guru yang belum melek teknologi untuk menerapkan kurikulum 2013 dalam
pembelajaran online. Belum lagi, kurangnya infrastruktur pendukung pembelajaran online
itu sendiri. Untuk melihat seberapa tinggi keefektifan proses pembelajaran daring selama
masa pandemi Covid-19 ini, perlu adanya suatu evaluasi terhadap implementasi
pembelajaran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan analisis sederhana yang hasilnya
dituliskan di dalam makalah ini. Adapun makalah ini akan membahas tentang “Analisis
Kebutuhan Pembelajaran Pada Masa Pandemi COVID-19”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
dibahas pada makalah ini, yakni:
1. Bagaimana target pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 agar rasional selaras
dengan situasi dan kondisi baru (new normal)?
2. Apa saja sumber daya yang perlu dimiliki dan diadakan agar tujuan pembelajaran
pada masa pandemi Covid-19 tercapai?
3. Bagaimana situasi dan kondisi guru dan siswa yang melakukan model pembelajaran
berbasis daring atau blended learning?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini, yakni:
1. Untuk mengetahui target pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 agar rasional
selaras dengan situasi dan kondisi baru (new normal).
2. Untuk mengidentifikasi sumber daya yang perlu dimiliki dan diadakan agar tujuan
pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 tercapai.
3. Untuk mengetahui situasi dan kondisi guru dan siswa yang melakukan model
pembelajaran berbasis daring atau blended learning.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Target Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19


Di masa pandemi Covid-19, pembelajaran tidak bisa dilangsungkan secara normal
sebagaimana biasanya. Target kurikulum jelas tidak bisa terpenuhi. Dalam kondisi yang
serba terbatas, para guru pun mulai selektif dalam memilih hal-hal yang akan diajarkan
kepada siswanya. Otoritas pendidikan memang sudah memberikan alternatif model
pembelajaran selama masa pandemi ini, yakni boleh dilakukan secara daring, luring atau
blended learning, yang tentunya menyesuaikan dengan keadaan di masing-masing lokasi.
Model pembelajaran saat pandemi Covid-19, terutama jarak jauh, memerlukan kurikulum
yang lebih sederhana dan luwes. Perumusan kurikulum tersebut harus melibatkan
berbagai pihak dan mengutamakan kebutuhan belajar anak (Fitriani, dkk., 2020).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan fleksibilitas
bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik. Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat memilih salah satu kurikulum dari tiga opsi yang ditawarkan, yaitu:
1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional
2. Menggunakan kurikulum darurat; atau
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Dari opsi kurikulum yang dipilih, siswa tidak dibebani tuntutan untuk menuntaskan
seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Kurikulum darurat
(dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh Kemendikbud merupakan penyederhanaan
dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut dilakukan pengurangan kompetensi
dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada
kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat
selanjutnya (Sadikin dan Hamidah, 2020).
Untuk membantu siswa yang terdampak pandemi dan berpotensi tertinggal,
Mendikbud menghimbau guru perlu melakukan asesmen diagnostik. Asesmen dilakukan
di semua kelas secara berkala untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan non-kognitif
siswa sebagai dampak pembelajaran jarak jauh. Asesmen kognitif ditujukan untuk
3
menguji kemampuan dan capaian pembelajaran siswa. Hasil asesmen digunakan sebagai
dasar pemilihan strategi pembelajaran dan pemberian remedial atau pelajaran tambahan
untuk peserta didik yang paling tertinggal, sedangkan asesmen non-kognitif ditujukan
untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional siswa, seperti kesejahteraan
psikologi dan sosial emosi siswa, kesenangan siswa selama belajar dari rumah, serta
kondisi keluarga siswa. Pemerintah juga melakukan relaksasi peraturan untuk guru dalam
mendukung kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Guru tidak lagi
diharuskan untuk memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu sehingga
guru dapat fokus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar
pemenuhan jam (Khasanah, 2020).
Berdasarkan hasil wawancara salah satu Guru Kimia di SMA Negeri 1 Gunungsari,
Kabupaten Lombok Barat, pembelajaran tidak mungkin lagi untuk disesuaikan dengan
target kurikulum yang ada terlebih karena banyaknya kendala ketika pembelajaran secara
daring berlangsung. Target pembelajaran di sekolahpun berubah. Tujuan pembelajaran
juga tidak terlalu dibebankan harus memenuhi target sesuai dengan KD yang ada pada
kurikulum. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1 Gunungsari
menggunakan kurikulum yang telah disederhanakan dalam kondisi khusus yang disusun
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Guru mata pelajaran kimia sendiri
menyesuaikan kembali materi-materi yang dirasa penting untuk diketahui oleh peserta
didik untuk tetap dimasukkan ke dalam pembelajaran. Penyederhanaan kompetensi dasar
pada kurikulum ini membuat guru dan peserta didik memiliki beban yang lebih sedikit
dibandingkan dengan menggunakan kurikulum nasional. Kurikulum tersebut membuat
guru dan peserta didik dapat berfokus pada kompetensi prasyarat untuk kelanjutan
pembelajaran di tingkat selanjutnya.
Beberapa kompetensi dasar yang disederhanakan, contohnya untuk KD kelas X SMA
dikurangi sebanyak 20%. Berikut ini akan dijabarkan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
berdasarkan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 kelas X SMA yang berjumlah 10 KD
yang disederhanakan menjadi 8 KD yang disesuaikan dengan Kepmendikbud Nomor 719
P 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus.
Tabel 1. Kompetensi Dasar pada Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

4
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak terkait dengan
prosedural berdasarkan rasa ingin pengembangan dari yang dipelajarinya
tahunya tentang ilmu pengetahuan, disekolah secara mendiri dan mampu
teknologi, seni, budaya, dan humaniora menggunakan metode sesuai kaidah
dengan wawasan kemanusiaan, keilmuan.
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untk memecahkan masalah.
3.1 Menjelaskan metode ilmiah, 4.1 Menyajikan hasil rancangan dan hasil
hakikat ilmu Kimia, keselamatan percobaan ilmiah
dan keamanan di laboratorium,
serta peran kimia dalam
kehidupan
3.2 Menganalisis perkembangan 4.2 Menjelaskan fenomena alam atau
model atom dari model atom hasil percobaan menggunakan model
Dalton, Thomson, Rutherford, atom
Bohr, dan Mekanika Gelombang
3.3 Menjelaskan konfigurasi 4.3 Menentukan letak suatu unsur dalam
elektron dan pola konfigurasi tabel periodik berdasarkan konfigurasi
elektron terluar untuk setiap elektron
golongan dalam tabel periodik
3.4 Menganalisis kemiripan sifat 4.4 Menyajikan hasil analisis data-data
unsur dalam golongan dan unsur dalam kaitannya dengan
keperiodikannya kemiripan dan sifat keperiodikan
unsur
3.5 Membandingkan ikatan ion, 4.5 Merancang dan melakukan percobaan
ikatan kovalen, ikatan kovalen untuk menunjukkan karakteristik
koordinasi, dan ikatan logam senyawa ion atau senyawa kovalen
serta kaitannya dengan sifat zat berdasarkan beberapa sifat fisika
3.6 Menerapkan Teori Pasangan 4.6 Membuat model bentuk molekul
Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dengan menggunakan bahan bahan
dan Teori Domain elektron yang ada di lingkungan sekitar atau
dalam menentukan bentuk perangkat lunak komputer
molekul
3.7 Menghubungkan interaksi antar 4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar
ion, atom dan molekul dengan ion, atom dan molekul dalam
sifat fisika zat menjelaskan sifat-sifat fisik zat di
sekitarnya
3.8 Menganalisis sifat larutan 4.8 Membedakan daya hantar listrik
berdasarkan daya hantar berbagai larutan melalui perancangan
listriknya dan pelaksanaan percobaan
3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi 4.9 Menganalisis beberapa reaksi
dan oksidasi menggunakan berdasarkan perubahan bilangan
konsep bilangan oksidasi unsur oksidasi yang diperoleh dari data hasil
percobaan dan/ atau melalui
percobaan
3.10 Menerapkan hukum-hukum 4.10 Menganalisis data hasil percobaan

5
dasar kimia, konsep massa menggunakan hukum-hukum dasar
molekul relatif, persamaan kimia kuantitatif
kimia, konsep mol, dan kadar zat
untuk menyelesaikan
perhitungan kimia

Tabel 2. Kompetensi Dasar pada Kurikulum Kondisi Khusus


KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis perkembangan model 4.1 Menjelaskan fenomena alam atau
atom dari model atom Dalton, hasil percobaan menggunakan model
Thomson, Rutherford, Bohr, dan atom
Mekanika Gelombang
3.2 Menjelaskan konfigurasi elektron 4.2 Menentukan letak suatu unsur dalam
dan pola konfigurasi elektron terluar tabel periodik berdasarkan konfigurasi
untuk setiap golongan dalam tabel elektron
periodic
3.3 Menganalisis kemiripan sifat unsure 4.3 Menyajikan hasil analisis data-data
dalam golongan dan unsur dalam kaitannya dengan
keperiodikannya kemiripan dan sifat keperiodikan
unsur
3.4 Membandingkan ikatan ion, ikatan 4.4 Merancang dan melakukan percobaan
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, untuk menunjukkan karakteristik
dan ikatan logam serta kaitannya senyawa ion atau senyawa kovalen
dengan sifat zat berdasarkan beberapa sifat fisika
3.5 Menerapkan Teori Pasangan 4.5 Membuat model bentuk molekul
Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan dengan menggunakan bahan bahan
Teori Domain elektron dalam yang ada di lingkungan sekitar atau
menentukan bentuk molekul perangkat lunak komputer
3.6 Menghubungkan interaksi antar ion, 4.6 Menerapkan prinsip interaksi antar
atom dan molekul dengan sifat fisika ion, atom dan molekul dalam
zat menjelaskan sifat-sifat fisik zat di
sekitarnya
3.7 Menganalisis sifat larutan 4.7 Membedakan daya hantar listrik
berdasarkan daya hantar listriknya berbagai larutan melalui perancangan
dan pelaksanaan percobaan
3.8 Menerapkan hukum-hukum dasar 4.8 Menganalisis data hasil percobaan
kimia, konsep massa molekul relatif, menggunakan hukum-hukum dasar
persamaan kimia, konsep mol, dan kimia kuantitatif
kadar zat untuk menyelesaikan
perhitungan kimia

Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 diatas, terlihat bahwa adanya penyederhanaan


Kompetensi Dasar yang disiapkan untuk kondisi khusus yakni masa pandemi Covid-19.
Hal ini dilakukan agar guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan
kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya. Guru juga

6
diberi kebebasan untuk menyederhakan kembali Kompetensi Dasar khusus tersebut
sesuai dengan kondisi peserta didik yang diajarkan.
Jika pemerintah memutuskan melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ), para guru
tidak boleh memindahkan sekolah ke rumah. Perlu disusun juga jam pengajaran dengan
para gurunya sehingga tidak membebani siswa dan orangtua yang membantu anaknya
belajar di rumah. Soal lama jam belajar misalnya, PJJ tidak harus berlangsung selama 10
jam dengan guru secara bergantian mengajar. Dalam kondisi sekarang, jam sekolah dan
jam ujian atau ulangan dibuat lebih fleksibel dan metode pembelajaran pun lebih luwes.

B. Sumber Daya yang dibutuhkan dalam Proses Pembelajaran Daring


Pandemi Covid-19 berdampak ke berbagai sektor kehidupan seperti ekonomi, sosial,
termasuk juga pendidikan dan kebudayaan. Dampak yang besar dirasakan oleh siswa
diberbagai penyelenggara pelayanan pendidikan, seperti sekolah disemua tingkatan, dan
lembaga pendidikan non-formal hingga perguruan tinggi. Untuk mengatasi pandemi ini
perlu diciptakan kesadaran untuk menjaga jarak dalam interaksi sosial (social distancing),
karantina mandiri, dan isolasi sehingga setiap individu yang rentan tidak akan terkena
virus. Upaya tersebut merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk menghambat
atau menghentikan lajunya penyebaran Covid-19. Model ini menghendaki agar setiap
individu dapat melakukan tanggung jawab sesuai kapasitasnya untuk membantu
memperlambat penyebaran virus Covid-19 (Purwanto, dkk., 2020).
Untuk keberlangsungan proses pendidikan dan dalam rangka berpartisipasi memutus
mata rantai penyebaran virus corona, maka pelaksanaan pembelajaran harus disesuaikan
dengan kebijakan social distancing yang diluncurkan oleh pemerintah. Kegiatan belajar
mengajar semua jenjang dilakukan dirumah peserta didik masing-masing dan dilakukan
melalui media daring (online), sehingga semua jenjang pendidikan ditutup sementara.
Guru harus memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan meskipun peserta didik
berada dirumah, inovasi pembelajaran merupakan solusi yang perlu didesain dan
dilaksanakan oleh guru dengan memaksimalkan media yang ada seperti media daring
(online). Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat komputer (PC), laptop,
atau smartphone yang terhubung dengan koneksi jaringan internet, guru dapat melakukan
pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti
Whatsapp (WA), telegram, aplikasi Zoom ataupun media social lainnya sebagai sarana
pembelajaran sehingga dapat memastikan siswa belajar diwaktu bersamaan meskipun
ditempat yang berbeda (Sadikin dan Hamidah, 2020).

7
Dalam proses pembelajaran, guru dapat menggunakan metode E-Learning yaitu
pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning dapat
didefinisikan sebagai proses pembelajaran digital melalui jaringan internet (Jethro, et al.
2012). E-learning merupakan pemanfaatan media pembelajaran menggunakan internet,
untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Setiap metode pembelajaran harus mengandung rumusan pengorganisasian
bahan pelajaran, strategi penyampaian, dan pengelolaan kegiatan dengan memperhatikan
faktor tujuan belajar, hambatan belajar, karakteristik peserta didik, agar dapat diperoleh
efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran. Salah satu metode e-learning yang
mudah digunakan adalah Google Classroom yang dapat menyediakan kelas online,
sehingga memudahkan bagi peserta didik untuk mengakses konten pembelajaran dimana
saja (Hakim, 2016). Guru juga dapat memberikan tugas terukur namun tetap memastikan
bahwa tiap hari pembelajaran peserta didik terlaksana tahap demi tahap dari tugas
tersebut. Banyak lagi inovasi lainnya yang bisa dilakukan oleh pendidik demi memastikan
pembelajaran tetap berjalan dan siswa mendapatkan ilmu sesuai kurikulum yang telah
disusun pemerintah. Pelaksanaan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari penilaian hasil
belajar. Penilaian hasil belajar di era covid-19 ini juga diaksanakan secara daring. Banyak
aplikasi daring yang dapat digunakan dalam penilaian pendidikan, antara lain kahoot,
google form, quizizz, atau penugasan lain melalui google clasroom, JB Class, dan quiper
school (Mulatsih, 2020).
Berdasarkan hasil wawancara Guru Kimia di SMA Negeri 1 Gunungsari, aplikasi
yang dipilih untuk pembelajaran daring adalah google classroom. Pemilihan aplikasi
google classroom dikarenakan aplikasi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
proses settingannya cepat, menghemat waktu, dapat meningkatkan kerjasama dan
komunikasi, penyimpanan data terpusat di Google Classroom, dan dapat berbagi sumber
daya dengan cepat. Selain penyampaian materi dilakukan melalui google classroom,
sebagian materi disampaikan melalui Whats App. Materi pembelajaran yang disampaikan
berupa file Ms Word, file PDF, dan video pembelajaran. Siwa yang mengalami kesulitan bisa
bertanya kepada guru melalui Whats App atau video call. Sedangkan pada latihan soal dan
pengambilan nilai hasil belajar pengetahuan kimia, digunakan ada yang disampailan
dalam bentuk file PDF, kuis dengan aplikasi Google form dan quizizz. Pemilihan aplikasi
googe form karena guru dapat membuat soal dengan mudah, siswa juga dapat
mengerjakan dengan baik, disamping itu guru dapat melihat hasil belajar siswa lengkap
dari tampilan data spread sheetnya. Pemilihan aplikasi quizizz dipilih karena dengan

8
aplikasi ini membuat soal kuisnya mudah baik membuat soal sendiri atau teleported dari
soal yang dibuat orang lain, tampilannya menarik siswa, ada unsur gamenya. Quizizz
dapat menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa dapat mengerjakan
dalam suasana rileks karena ada musik, dan ada memenya sehingga lebih fun. Diakhir
quizizz siswa dapat melihat peringkatnya dari seluruh peserta yang mengikuti.
Proses pembelajaran dari rumah melalui daring idealnya tetap dapat mengakomodasi
kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan jenjang
pendidikannya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum
yang sesuai, ketersediaan sumber belajar, serta dukungan peranti dan jaringan yang stabil
sehingga komunikasi antar peserta didik dan pendidik dapat efektif. Kondisi PJJ saat ini
belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi.
Hambatan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam pelaksanaan PJJ mengingat
pelaksanaan PJJ merupakan keharusan agar kegiatan pendidikan tetap dapat terselenggara
di tengah darurat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini (Arifa, 2020).
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan PJJ antara lain berkaitan dengan
kesiapan sumber daya manusia dan keterbatasan sarana dan prasarana, khususnya
dukungan teknologi dan jaringan internet. Banyak pendidik yang mengeluhkan
terbatasnya ketersediaan sarana teknologi, kemampuan pengoperasian maupun
keterbatasan jaringan internet di beberapa daerah. Keluhan tersebut berkaitan dengan:
pertama, penugasan yang terlalu berat dengan waktu yang singkat. Kedua, banyak tugas
merangkum dan menyalin dari buku. Ketiga, jam belajar masih kaku. Keempat,
keterbatasan kuota untuk mengkuti pembelajaran daring. Dan kelima, sebagian siswa
tidak mempunyai gawai pribadi sehingga kesulitan dalam mengikuti ujian daring (Arifa,
2020).
Beberapa masalah tersebut merupakan catatan penting untuk menyelesaikan
permasalahan pembelajaran daring pada masa pandemi ini. Secara teknis dan sistem
banyak lembaga pendidikan belum semuanya siap. Pembelajaran daring bukan metode
untuk mengubah belajar tatap muka dengan aplikasi daring, bukan pula membebani siswa
dengan tugas yang bertumpuk setiap hari. Pembelajaran secara daring harusnya
mendorong peserta didik menjadi kreatif dengan mengakses sebanyak mungkin sumber
pengetahuan, menghasilkan suatu karya, dan mengasah wawasan sehingga peserta didik
memiliki kecakapan pola berpikir serta kecakapan hidup (Mastur, dkk., 2020).
Pembelajaran kimia sendiri juga tidak terlepas dari kegiatan praktikum di dalam
laboratorium. Berdasarkan hasil wawancara guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1
9
Gunungsari, kegiatan praktikum dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek. Kegiatan praktikum dilakukan oleh peserta didik di rumah masing-
masing dengan menggunakan alat dan bahan sederhana. Kegiatan praktikum tersebut
dibuatkan video dan kemudian diunggah di WhatsApp Group. Pembelajaran daring yang
dipadukan dengan model pembelajaran yang tepat akan memberikan dampak yang lebih
optimal. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik salah
satunya adalah pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek dengan
memanfaatkan proses penyelidikan dapat mengarahkan peserta didik untuk membuat atau
mengembangkan produk yang aplikatif, terutama berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
(Arizona, dkk., 2020).

C. Kondisi Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran Daring


Kondisi guru dan siswa yang harus melakukan model pembelajaran berbasis daring
maupun blended learning selama pandemi tentunya berbeda dengan sebelumnya. Guru
yang biasanya mengajar dengan tatap muka tiba-tiba harus mengubah kebiasaannya
menggunakan pembelajaran berbasis online. Begitu juga siswa yang biasanya bekerja dan
belajar bersama teman-teman dan tatap muka tiba-tiba harus mengubah pola belajarnya
yakni secara online (daring). Tentunya keadaan tersebut menyebabkan beberapa
perubahan-perubahan baik dari siswa mapun guru. Perubahan-perubahan tersebut
tentunya memiliki dampak positif dan dampak negatif baik terhadap siswa, guru, proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara salah satu Guru Kimia di SMA Negeri 1 Gunungsari,
kondisi guru saat ini yang harus melaksanakan pembelajaran berbasis online mengaku
tidak begitu mengalami kesulitan atau kendala, meskipun beberapa guru senior sedikit
mengalami kesulitan, tetapi hingga saat ini guru-guru sudah bisa menyesuaikan dengan
keadaan. Guru-guru mengaku kesulitan mengatur siswa saat pembelajaran online karena
siswa banyak yang tidak mengikuti jadwal pada saat proses pembelajaran secara daring.
Hal tersebut diduga karena kurangnya pengawasan dari orang tua saat proses
pembelajaran, sedangkan kendala yang sering dialami siswa dalam melakukan
pembelajaran secara online adalah kurangnya kuota internet dan jaringan yang tidak
mendukung di masing-masing tempat tinggal, sehingga pada saat proses pembelajaran
berlangsung siswa sering ketinggalan materi, suara terputus-putus dan lain sebagainya.
Keterbatasan penguasaan Teknologi Informasi oleh guru dan siswa juga menjadi
kendala dalam melakukan pembelajaran secara daring. Kondisi guru di Indonesia pada
10
umumnya dan di Nusa Tenggara Barat pada khususnya tidak seluruhnya paham
penggunaan teknologi, terutama guru-guru senior yang menjelang pensiun. Begitu juga
dengan siswa, terutama yang dipelosok desa kurang menguasai teknologi untuk
pembelajaran dan jaringan yang sangat tidak mendukung. Selain itu, sarana dan prasarana
yang dimiliki juga kurang memadai. Beberapa siswa terkadang belum memiliki HP
maupun laptop sebagai sarana pembelajaran. Handphone hanya dimiliki orang tua,
sehingga siswa hanya bisa mengerjakan tugas jika orang tuanya sudah pulang kerja.
Apabila pembelajaran dan pengerjaan tugas dibatasi waktu otomatis tidak bisa mengikuti
pembelajaran dan tertinggal dengan teman-teman lainnya.  Akses Internet yang terbatas
juga sangat mempengaruhi. Tidak semua lembaga pendidikan baik sekolah dasar maupun
sekolah menengah menyediakan paket internet untuk guru maupun siswanya. Meskipun
bantuan berupa pemberian kuota dari pemerintah telah dilaksanakan, akan tetapi tidak
semua siswa dapat menikmatinya, sehingga pembelajaran sepenuhnya belum berlangsung
kondusif dan berjalan baik. Oleh karena itu, berikut disajikan analisis beberapa dampak
covid terhadap proses pendidikan yang terjadi saat ini adalah:
1. Dampak Covid-19 pada proses belajar di sekolah
Sekolah-sekolah memaksakan diri menggunakan media daring dengan berbagai
kendala sebagai berikut:
a. Keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan siswa
b. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
c. Akses internet yang terbatas
d. Kurang siapnya penyediaan anggaran
2. Kerugian siswa pada proses penilaian
Ada kerugian mendasar bagi siswa ketika terjadi penutupan sekolah. Banyak ujian
yang mestinya dilakukan oleh siswa pada kondisi normal, sekarang dengan mendadak
karena dampak covid-19, maka ujian dibatalkan ataupun di tunda. Penilaian internal
bagi sekolah barangkali dianggap kurang urgent tetapi bagi keluarga siswa informasi
penilaian sangat penting. Ada yang menganggap hilangnya informasi penilaian siswa
sangatlah berarti bagi keberlangsungan masa depan siswa. Misalkan saja target-target
skill maupun keahlian tertentu siswa yang mestinya tahun ini mendapatkan penilaian
sehingga berdampak treatment untuk tahun yang akan datang, maka pupus sudah bagi
siswa yang telah mampu menguasai banyak keterampilan di tahun ini tetapi tidak
memperoleh penilaian yang semestinya.

11
3. Dampak pada lulusan sekolah
Para mahasiswa maupun siswa yang tahun ini lulus mengalami gangguan pengajaran
di bagian akhir studi mereka. Dampak langsung yang dialami oleh mereka adalah
gangguan utama dalam penilaian akhir yang mestinya mereka dapatkan. Namun
dengan kondisi apapun mereka tetap lulus dalam kondisi resesi global yang
memilukan ini.
Selain melihat dari sisi negatif, pandemi ini juga memiliki sisi positif baik bagi guru,
sekolah dan proses pembelajaran. Dampak positif yang dapat dirasakan tersebut
diantaranya adalah siswa dan guru menjadi melek teknologi, yang sebelumnya tidak
mengenal teknologi atau kurang mendalami teknologi menjadi harus membiasakan dan
bisa menggunakan teknologi sebagai sarana utama dalam pembelajarannya serta dapat
menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi. Guru ditantang
untuk menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam keterbatasan waktu.
Mendorong kolaborasi dan kerjasama berbagai pihak antara orang tua dan pihak sekolah,
sekolah dengan guru, maupun guru dengan orang tua, sehingga menciptakan interaksi
yang baik antar semua pihak yang terkait. Dibutuhkannya kerja sama semua pihak baik
dari guru, siswa, dan orang tua demi kesuksesannya pembelajaran daring selama pandemi
Covid-19. Orang tua diharapkan dapat aktif berpartisipasi dalam kegiatan proses belajar
mengajar di rumah, guru dapat terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan
pembelajaran interaktif, dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar
dengan metode yang paling tepat. Kerja sama secara menyeluruh dari semua pihak sangat
diperlukan untuk menyukseskan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan, maka dapat disimpulkan pelaksanaan
pembelajaran pada masa pandemi COVID-19 ini mengalami perubahan, terutama
kurikulum yang disederhanakan. Perubahan pada kurikulum ini merupakan serangkaian
perubahan yang dilakukan untuk beradaptasi dengan perkembangan lingkungan saat ini.
Hal ini akan menyebabkan terdapat perubahan dalam hal tujuan, isi dan bahan
pembelajaran pada kurikulum.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dengan dikeluarkannya kebijakan
pembelajaran secara daring demi mencegah penyebaran COVID-19. Kegiatan
pembelajaran selama masa pandemi harus memperhatikan tujuan pembelajaran, hambatan
dalam belajar, dan karakteristik peserta didik, agar dapat diperoleh efektivitas, efisiensi,
dan daya tarik pembelajaran. Permasalahan yang terjadi dengan metode pembelajaran
daring adalah sinyal dan paket internet, baik yang dimiliki oleh peserta didik maupun
guru. Pembelajaran secara daring harusnya mendorong peserta didik menjadi kreatif
dengan mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan, menghasilkan suatu karya,
dan mengasah wawasan sehingga peserta didik memiliki kecakapan pola berpikir serta
kecakapan hidup. Dibutuhkannya kerja sama semua pihak baik dari guru, siswa, dan
orang tua demi kesuksesannya pembelajaran daring selama pandemi Covid-19. Orang tua
diharapkan dapat aktif berpartisipasi dalam kegiatan proses belajar mengajar di rumah,
guru dapat terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan pembelajaran interaktif, dan
sekolah dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan metode yang paling tepat.
Kerja sama secara menyeluruh dari semua pihak sangat diperlukan untuk menyukseskan
pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Inovasi pembelajaran pada masa pandemi ini merupakan salah satu solusi yang perlu
didesain dan dilaksanakan oleh guru dengan memaksimalkan media yang ada. Guru dapat
melakukan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi e-learning, misalnya: Google
Classroom, WhatsApp, Zoom dan lain sebagainya. Salah satu metode pembelajaran yang
dapat dijadikan sebagai alternatif, yaitu blended learning. Blended learning sendiri
merupakan bentuk pembelajaran inovatif yang mengkombinasikan antara belajar secara
tatap muka dan belajar melalui daring. Memadukan model pembelajaran berbasis proyek
dengan pembalajaran daring dapat mengarahkan peserta didik untuk membuat atau
13
mengembangkan produk yang aplikatif dan terutama berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari dan dapat dilakukan dari rumah.

B. SARAN
Adapun saran yang diajukan oleh penulis adalah pembelajaran daring lebih
dioptimalkan dengan metode blended learning dan dipadukan dengan model
pembelajaran berbasis proyek atau inkuiri untuk membangun kemandirian belajar dan
kemampuan berpikir peserta didik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifa, F. N. 2020. Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa
Darurat Covid-19. Info Singkat; Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis,
XII Vol. 7 (1): 6.
Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. 2020. Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah
Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi COVID-19. Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan. Vol. 5 (1): 64-70.
Firman, F., dan Rahayu, S. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19.
Indonesian Journal of Educational Science (IJES). Vol. 2 (2): 81-89.
Fitriyani, Y., dkk. 2020. Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama
Pandemik Covid-19. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian
Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran. Vol. 6 (2): 165-
170.
Hakim, AB. 2016. Efektifitas Penggunaan Elearning Moodle, Google Classroom Dan
Edmodo. I-statement: information system and technology management. Vol. 1 (2):
2442- 8337.
Jethro, OO., Grace AM., Thomas AK. 2012. E-learning and Its Effects on Teaching and
Learning in a Global Age. International Journal of Academic Research in Business
and Social Sciences. Vol: 2 (1).
Khasanah, D. R. A. U., Pramudibyanto, H., & Widuroyekti, B. 2020. Pendidikan Dalam
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sinestesia. Vol. 10 (1): 41–48.
Mastur, M., Afifulloh, M., dan Dina, L. N. A. B. 2020. Upaya Guru Dalam Melaksanakan
Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi COVID-19. JPMI: Jurnal Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah. Vol. 2 (3): 72-81.
Mulatsih, B. 2020. Application of Google Classroom, Google Form and Quizizz In Chemical
Learning During The COVID-19 Pandemic. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru.
Vol. 5 (1): 16-26.
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Hyun, C. C., &
Putri, R. S. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Journal of Education, Psychology and
Counseling. Vol: 2 (1): 1–12.
Sadikin, A, dan Hamidah, A. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19.
BIODIK. Vol. 6 (2): 109-119.
15

Anda mungkin juga menyukai