A. ANALISA UNIVARIAT
Statistics
Presistolikgr
N Valid 14
Missing 0
Presistolikgr
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hipertensi ringan 3 21.4 21.4 21.4
Hipertensi sedang 7 50.0 50.0 71.4
Hipertensi berat 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
Presistolikgr
6
F re q u e n c y
0
Hipertensi ringan Hipertensi sedang Hipertensi berat
Presistolikgr
Statistics
Postsistolikgr
N Valid 14
Missing 0
Postsistolikgr
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pre hipertensi 2 14.3 14.3 14.3
Hipertensi ringan 7 50.0 50.0 64.3
Hipertensi ringan 4 28.6 28.6 92.9
Hipertensi berat 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Postsistolikgr
6
Frequency
0
Pre hipertensi Hipertensi ringan Hipertensi ringan Hipertensi berat
Postsistolikgr
Frequency Table
Pre_Sistol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 150 3 21,4 21,4 21,4
160 2 14,3 14,3 35,7
170 5 35,7 35,7 71,4
180 2 14,3 14,3 85,7
190 2 14,3 14,3 100,0
Total 14 100,0 100,0
Statistics
Pre_Sistol
N Valid 14
Missing 0
Post_Sistol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 130 2 14,3 14,3 14,3
140 3 21,4 21,4 35,7
150 4 28,6 28,6 64,3
160 3 21,4 21,4 85,7
170 1 7,1 7,1 92,9
180 1 7,1 7,1 100,0
Total 14 100,0 100,0
Statistics
Post_Sistolik
N Valid 14
Missing 0
B. ANALISA BIVARIAT
wilcoxon
Ranks
Test Statisticsb
Post_Sistolik -
Pre_Sistolik
Z -3.219a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
MODUL
PELAKSANAAN SENAM ERGOONOMIS
Tujuan Umum
Setelah membaca modul ini, diharapkan responden mampu melakukan senam
Tujuan Khusus
Waktu pelaksanaan senam ergonomis ini dilakukan 2-3 kali dalam seminggu berturut-
Adapun yang harus dipersiapkan dalam melakukan aktivitas senam ergonomis adalah
sebagai berikut :
2. Persiapan lansia hipertensi sebagai responden yang akan diberi aktivitas latihan
senam ergonomis.
3. Tempat pelaksanaan senam berlangsung dengan kriteria luas dan cukup untuk
5. Lembar observasi.
SENAM ERGONOMIS
Senam ergonomis adalah senam yang gerakannya sesuai dengan susunan dan
sehingga tetap dalam keadaan bugar dan merupakan salah satu metode yang praktis dan
Gerakan yang terkandung dalam senam ergonomis adalah gerakan yang sangat
efektif, efisien, dan logis karena rangkaian gerakannya merupakan rangkaian gerak yang
dilakukan manusia sejak dulu sampai saat ini. Gerakan-gerakan senam ergonomis merupakan
gerakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh dan gerakan ini diilhami dari
Senam ergonomis merupakan kombinasi dari gerakan otot dan teknik pernafasan
merangsang peningkatan serotonin sehingga membuat tubuh relaksasi (Erliana, 2008 dalam
Rahmawati, 2013). Latihan kombinasi gerakan kontraksi relaksasi kelompok otot dengan
latihan pernafasan terkontrol dapat merangsang aktivasi sistem saraf otonom parasimpatis
yang terletak di separuh bagian bawah pons dan di medula. Aktivasi sistem saraf
penurunan curah jantung dan penurunan tahanan perifer sehingga terjadi vasodilatasi
pembuluh darah yang menyebabkan penurunan tekanan darah (Ningsih dkk, 2015).
Berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tubuh rileks, tangan di depan dada, telapak
tangan kanan di atas telapak kiri, menempel di dada, dengan jari-jari sedikit
telapak dan jar-jari mengarah lurus ke depan. Gerakan ini dilakukan sekitar 2-3 menit
bagi pemula dan cukup 30-60 detik bagi yang sudah terbiasa atau sampai membuat
Pada waktu berdiri sempurna kedua kaki tegak sehingga telapak kaki menekan
seluruh titik saraf di telapak kaki yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Posisi
ini akan mebuat punggung lurus, sehingga akan memperbaiki bentuk tubuh, jantung
bekerja normal begitu juga dengan paru-paru, tulang punggung lurus dan seluruh
bawah, dan kedua lengan diputar dari depan ke belakang lalu disambung dengan
putaran berikutnya sehingga seperti baling-baling. Saat kedua lengan diatas kepala
memutar butuh waktu kira-kira 4 detik keseluruhan 40 kali putaran selesai dalam
jantung, paru, liver, ginjal, lambung dan usus karena seluruh sistem syaraf menarik
oksigen yang cukup, sehingga tubuh akan terasa segar dan adanya tambahan energi
(Sagiran, 2012).
Naikkan kedua belah lengan lurus keatas sejajar kepala, kemudian turunkan tangan
serempak secara perlahan sambil merunduk seperti rukuk kemudian kedua belah
2). Lengan yang dinaikkan keatas adalah gerakan membangkitkan biolistrik di dalam
tubuh sekaligus terjadi sirkulasi oksigen yang cukup, sehingga tubuh akan terasa
segar dan adanya tambahan energy, kemudian oksigen yang dihirup kemudian angan
Setelah melakukan gerakan lapang dada, gerakan selanjutnya yaitu tunduk syukur.
Gerakan ini diilhami dari gerakan rukuk dalam shalat. Posisi tubuh berdiri tegak tarik
nafas dalam secara rileks lalu ditahan sambil membungkukkan badan ke depan tangan
kemudian meraih mata kaki, dipegang kuat, dan tarik. Pada saat itu kepala
buang nafas sedikit demi sedikit, tapi jangan dihabiskan hingga tangan mencengkram
dan menarik pergelangan kaki ketika kepala mendongak. Nafas dibuang saat kembali
ke posisi berdiri. Segera ambil nafas baru 3- kali sebelum melanjutkan gerakan.
Gerakan kedua ini ini di lakukan 5 kali. Umumnya satu kali gerakan selesai dalam 35
detik untuk nafas jeda. Keseluruhan 5 kali gerakan akan selesai dalam 4 menit
(Sagiran, 2014).
Dengan menengadahkan kepala, terjadi fleksi pada ruas tulang leher termasuk serabut
saraf simpatis yang berada di sana. Gerakan ini berperan dalam meningkatkan,
bawah, paha, dan betis. Gerakan tunduk syukur juga berfungsi memompakan darah
ke batang tubuh bagian atas dan melonggarkan otot-otot perut, abdomen, dan ginjal
(Sagiran, 2012).
Dari posisi sebelumnya, jatuhkan ke dua lutut ke alas, posisi kedua telapak kaki tegak
kaki. Mulai gerakan seperti mau sujud, kepala mendongak, pandangan ke depan, dagu
hampir menyentuh alas. Setelah beberapa saat (satu tahanan napas), kemudian
gerakan selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik untuk nafas jeda. Keseluruhan 5
Gerakan duduk perkasa ini meningkatkan aliran darah terutama ke bagian atas tubuh
tekanan dalam rongga dada yang diteruskan ke saluran saraf tulang belakang,
2012).
Untuk melakukan duduk pembakaran, awalnya posisikan tubuh pada duduk perkasa
dengan dua tangan bertumpu pada pangkal paha dan menarik napas dalam (napas
dada), badan membungkuk ke depan sampai punggung terasa tertarik atau teregang,
wajah menengadah sampai terasa tegang atau panas. Saat mulai membungkukkan
badan, buang napas sedikit-sedikit, hingga saat dagu hampir meyentuh lantai kita
masih menyimpan kira-kira separuh nafas. Pada posisi terakhir ini napas ditahan di
dada sekuatnya. Nafas dibuang saat kembali ke posisi duduk. Segera ambil nafas baru
3-4 kali sebelum melanjutkan gerakan. Gerakan kelima ini di lakukan 5 kali.
Umumnya 1 kali gerakan selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik nafas jeda.
akan meningkatkan tekanan di dalam saluran saraf tulang belakang tempat saraf
tulang belakang berada, dan akan berdampak pada meningkatnya suplai darah dan
oksigenasi otak setra memperkuat pinggang bagian bawah dan memperlancar aliran
darah di tungkai dalam arti fungsi kolateralnya akan meningkat (Sagiran, 2012).
Dari posisi duduk pembakaran, kaki dibuka lebar lalu rebahkan tubuh ke belakang.
Punggung menyentuh lantai atau alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks
dan dirasakan (napas dada), perut mengecil. Apabila tidak mampu menekuk kaki
maka kaki bisa diposisikan pada keadaan lurus (Wratsongko 2006 dalam
Napas dibiarkan mengalir dengan sendirinya, karena ini gerakan relaksasi terakhir,
Relaksasi saraf tulang belakang. Gerakan ini menyebabkan regangan atau tarikan
rileks dan bisa mengatur kembali fungsi optimal organ dalam yang dipersarafi.
Efek optimalisasi fungsi sistem tubuh juga berlangsung akibat stimulasi tombol-
tombol kesehatan saat tungkai dalam posisi duduk pembakaran, lengan lapang dada,
Assalamualaikum Wr. Wb
Buku panduan Senam Ergonomis ini merupakan penyempurnaan proposal bagi peneliti
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Purna Bhakti Husada
Batusangkar.
Walaupun belum sempurna, panduan ini diharapkan dapat memberikan pedoman untuk
responden dalam melakukan senam ergonomis guna untuk menurunkan tekanan darah pada
lansia dengan gangguan Hipertensi. Buku panduan ini juga diharapkan dapat digunakan oleh
pimpinan posyandu di Jorong Lingkung Kawat Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Emas dalam
Mudah-mudahan buku panduan ini dapat bermanfaat bagi pelaksanaan Senam Ergonomis
di Posyandu Jorong Lingkung Kawat Wilayah Kerja Puskesma Tanjung Emas Kabupaten Tanah
Datar.
Batusangkar
Wassalam,
Peneliti