Nurul Aryani - Pai - TB2
Nurul Aryani - Pai - TB2
Nurul Aryani - Pai - TB2
Oleh :
Nurul Aryani
43218120075
Kelas E-308-1 (Selasa)
S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mercu Buana
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan nikmat dan
rahmat-Nya lah penulis bisa menyelesaikan tugas ini. Tujuan penulisan ini adalah
untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul demokrasi, prinsip-
prinsip demokrasi Islam dan implementasinya dalam kehidupan berdemokrasi di
Indonesia.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada para
pembaca tentang Islam dan Demokrasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila ada kesalahan mohon
dimaafkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
PENULIS
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………16
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang Demokrasi menjadi kata yang paling banyak diucapkan dan
didengar, apalagi di Indonesia. Demokrasi menjadi hal yang sangat penting dalam
sistem pemerintahan. Sejak dimulainya Era Reformasi, Demokrasi telah menjadi hal
yang paling penting.
Bisa dilihat saat ini banyak Negara yang menganut Sistem Demokrasi sebagai
system pemerintahannya. Demokrasi merupakah system yang berasal dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Sistem ini identik dengan rakyat, yang dimana rakyat menjadi
komponen utamanya.
Sistem Demokrasi digunakan di Indonesia yang dimana Indonesia memiliki Badan
Legislatif yang anggotanya langsung dipilih oleh Rakyat yang biasa disebut dengan
wakil rakyat. Presiden dan Wakil Presiden juga dipilih oleh rakyat.
Dalam Islam, Demokrasi juga sudah diajarkan oleh Rasulullah. Salah satu prinsip
dari sistem demokrasi yang diterapkan nabi Muhammad SAW di Madinah yaitu pasca
hijrahnya kaum muhajirin adalah Piagam Madinah (mitsaq al Madinah). Piagam ini
bersifat revolusioner karena menentang tradisi kesukuan orang-orang Arab pada saat
itu. Piagam ini adalah karya Nabi Muhammad yang secara demokratis berusaha
menjadikan suku-suku di Madinah selama ini saling berkonfrontasi dapat hidup damai.
Dapat kita telusuri, banyak Negara yang menganut system Demokrasi yang
berasal dari barat. Padahal belum tentu system demokrasi itu sesuai dengan Ajaran
Islam. Sistem Demokrasi yang berasal dari Barat Memiliki tujuan yang sifatnya Duniawi
dan Materialistis, berbeda dengan tujuan Islam.
Maka dari itu, disini penulis bermaksud menyusun makalah ini dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul demokrasi, prinsip-
prinsip demokrasi Islam dan implementasinya dalam kehidupan berdemokrasi di
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Demokrasi itu?
2. Apa prinsip-prinsip Demokrasi dalam Islam?
3. Bagaimana hubungan antara Islam dan Demokrasi di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui makna Demokrasi.
2. Untuk mengetahui asal-usul Demokrasi.
3. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Islam.
4. Untuk mengetahui Implementasi Islam dan Demokrasi di Indonesia.
5. Untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.
PEMBAHASAN
Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan
istilah (terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal
dari bahsa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan
“cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa
demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam
sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi
berada dalam keputusan bersama rakyat. Rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat.
1
Abdul Rachman, Islam dan Demokrasi (Jakarta : Universitas Mercu Buana,2020), h. 4.
Menurut ahli sejarah, piagam ini andalan naskah asli yang tidak diragukan
kebenarannya. Secara sosiologis, piagam tersebut merupakan antisipasi dan jawaban
terhadap kenyataan dimasyarakat. Piagam Madinah mengatur kehidupan sosial
2
Dede Rosyada dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta:
ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h. 110
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa manusia diwajibkan menyampaikan amanah
kepada yang berhak menerimanya dan manusia diwajibkan menetapkan hukum
dengan adil. Perkataan amanah yang secara leksikal berarti “tenang dan tidak takut”.
3
Abdul Rachman, Islam dan Demokrasi (Jakarta : Universitas Mercu Buana,2020), h. 6-7
4
J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah ditinjau dari Pandangan Al-Quran,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994), h. 250.
b. Prinsip Musyawarah
Dalam Al-Quran ada dua ayat yang menggariskan prinsip musyawarah sebagai salah
satu prinsip dasar dalam Islam. Ayat pertama terdapat dalam surah Asy-Syuura.
Artinya: dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka (Asy-Syuura: 3).6
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (Al-
Imran:159).7
5
Ibid, h. 251.
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid & Terjemah, (Surakarta: Al-Karim, 2009), h. 487
7
31 Ibid, h. 71.
c. Prinsip Keadilan
Perkataan keadilan sama hal dengan musyawarah yang bersumber dari Al-Quran.
Cukup banyak ayat-ayat Al-Quran yang menggambarkan tentang keadilan, di
antaranya terdapat dalam surah An-Nisa.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
8
J. Suyuthi Pulungan, Op. Cit. h. 208
Apabila prinsip keadilan dibawa ke fungsi kekuasaan negara, maka ada tiga kewajiban
pokok bagi penyelenggara negara atau suatu pemerintahan sebagai pemegang
kekuasaan, yaitu:
i. Kewajiban menerapkan kekuasaan negara yang adil, jujur, dan bijaksana.
ii. Kewajiban menerapkan kekuasaan kehakiman yang seadiladilnya.
iii. Kewajiban penyelenggara negara untuk mewujudkan suatu tujuan
masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera di bawah keridhaan Allah.10
d. Prinsip Persamaan
Prinsip Persamaan dalam Islam dapat dipahami dari Al-Quran Surah Al-Hujurat.
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Al-Hujuurat:13).11
Ayat itu melukiskan bagaimana proses kejadian manusia. Allah telah menciptakannya
dari pasangan laki-laki dan wanita. Pasangan yang pertama adalah Adam dan Hawa,
kemudian dilanjutkan oleh pasangan-pasangan lainnya melalui suatu pernikahan atau
keluarga. Jadi semua manusia melalui proses penciptaan yang “seragam” yang
merupkan suatu kriterium bahwa dasarnya semua manusia adalah sama dan memiliki
kedudukan yang sama. Inilah yang disebut prinsip persamaan.12
e. Prinsip Perdamaian
9
33 Dapartemen Agama RI, Op. Cit. h. 100.
10
J. Suyuthi Pulungan, Op. Cit. h. 222.
11
Dapartemen Agama RI, Op. Cit. h. 517.
12
J. Suyuthi Pulungan, Op. Cit. h. 149.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkahlangkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu (al-Baqarah:208).13
f. Prinsip Kesejahteraan
Prinsip kesejahteraan dalam Islam bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial dan
keadilan ekonomi bagi seluruh anggota masyarakat atau rakyat. Tugas itu dibebankan
kepada penyelenggara negara dan masyarakat. Al-Quran telah menetapkan sejumlah
sumber-sumber dana untuk jaminan sosial bagi anggota masyarakat yang
memerlukannya dengan berpedoman pada prinsip keadilan sosial dan keadilan
ekonomi. Sumber-sumber dana tersebut antara lain adalah : zakat, sadaqah, hibah,
dan wakaf. Mungkin juga dari pendapatan negara seperti pajak, bea, dan lain-lain.
Sehingga masyarakat dapat sejahtera dengan menggunakan prinsip ini sesuai dengan
penempatannya.14
13
Dapartemen Agama RI, Op. Cit. h. 32.
14
J. Suyuthi Pulungan, Op. Cit. h. 141
15
A. Ubadillah dan Abdul Rozak, Pancasila, Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani
(Jakarta: Prenada Media Group, 2012), h. 85.
Ketiga, Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem
politik demokrasi seperti yang dipraktikkan negara-negara maju. 19 Islam di dalam
dirinya demokratis tidak hanya karena prinsip syura (musyawarah), tetapi juga karena
adanya konsep ijtihad dan ijma (konsensus). Seperti dinyatakan oleh pakar ilmu politik
R. William Liddle dan Saeful Mujani, di Indonesia pandangan yang ketiga tampaknya
yang lebih dominan karena demokrasi sudah menjadi bagian integral sistem
pemerintahan Indonesia dan negara-negara muslim lainnya. Di antara tokoh muslim
yang mendukung pandangan ini adalah Fahmi Huwaidi, al-‘Aqqad, M. Husain Haikal,
Zakaria Abdul Mun’im Ibrahim, Hamid Enayat, Muhammad Abduh dan Jamaluddin
AlAfghani. Di Indonesia diwakili oleh Nurcholis Madjid, Amin Rais, Munawir Syadzali,
Ahmad Syafi’i Ma’rif dan Aburrahman Wahid.20
16
A. Ubaidillah dan Abdul Rrozak, Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani (Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 158.
17
Ibid. , h. 159.
18
Ibid.
19
Ibid.
20
Ibid
Menurut Nurcholish Madjid terdapat banyak titik temu antara Islam dan demokrasi
khususnya bila dikaitkan dengan tujuan keduanya, yaitu cita-cita untuk kebaikan
semua. Maka tidak heran jika penerimaan umat Islam terhadap demokrasi bersifat
sangat alami.
Dari uraian diatas dapat ditarik benang merah, sistem politik demokrasi itu dapat
berjalan sealur dengan misi Islam. Ia bahkan dapat disebut yang paling baik dan paling
tepat, karena dengan mekanismenya yang wajar ia bisa menghindarkan adanya tirani
mayoritas atas minoritas dan tirani minoritas diatas mayoritas, yang keduanya sama-
sama berbahaya. Oleh karena Islam dan demokrasi di Indonesia sangat relevan dan
sejalan diantara keduanya antara misi Islam dan demokrasi.22
Menurut Fahmi Huwaidi, demokrasi adalah sangat dekat dengan Islam dan
substansinya sejalan dengan Islam. Argumentasi yag dihadirkan oleh Fahmi Huwaidi
adalah; Pertama, beberapa hadits menunjukan bahwa Islam menghendaki
pemerintahan yang disetujui oleh rakyatnya. Kedua, penolakan Islam kepada
kediktatoran. Ketiga, dalam Islam, pemilu merupakan kesaksian rakyat dewasa bagi
kelayakan seorang kandidat dan mereka tentu saja seperti yang diperintahkan Alquran.
Keempat, demokrasi merupakan se-buah upaya mengembalikan sistem kekhila-fahan
21
Ibid, h. 65-66.
22
Ibid, h. 67.
Pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia, syariat Islam sempat menjadi acuan
dalam kehidupan bernegara, umat Islam harus rela mengorbankan keinginan mereka
dan menerima rumusan yang lain, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Memang,
sebagaimana pandangan para tokoh Islam, rumusan tersebut mencerminkan ekspresi
tauhid umat Islam. Namun ada saja rasa kurang puas dari sebagian lainnya, sehingga
mereka berupaya secara terus-menerus untuk memperjuangkannya. Maka mau tidak
mau kita pun masuk ke 115 dalam masa perjuangan wakil-wakil Islam memasukkan
Islam ke dalam rumusan konstitusi.25
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap Demokrasi Pancasila.
Perbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi,
terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pada Orde Reformasi sekarang
ini, yaitu :
23
Fahmi Huwaidi, Demokrasi, Oposisi, dan Masyarakat Madani, terj. M. Abdul Ghofar (Bandung: Mizan,
1996), 193.
24
Muhammad Husein Heikal, Pemerintahan Islam, terj. Tim Pustaka Firdaus (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1993), 95.
25
Muhammad Iqbal dan Amien Husein Nasution dalam bukunya: Pemikiran Politik Islam: Dari Masa
Klasik hingga Indonesia kontemporer.
26
Ahmad Amir Aziz, Neo-Modernisme Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), h. 63.
27
Abu Bakar Ebyhara, Pengantar Ilmu Politik, 325.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Abdul. 2020. Modul Pendidikan Agama Islam: Islam dan Demokrasi.
Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Tajwid & Terjema., Surakarta: Al-Karim, 2009.
Ebyhara, Abu Bakar, Pengantar Ilmu Politik, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.