I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur lain
tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain setiap kondisi yang
disertai nyeri dan kaku pada muskuloskeletal disebut rheumatik (Handriani, 2017).
jaringan lunak dan cenderung untuk menjadi kronis. Jadi, sebenarnya terlibatnya sendi
pada penderita-penderita Arthritis ini pada tahap berikutnya setelah penyakit ini
autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki), secara simetris
B. Etiologi
Faktor penyebab rheumatoid arthritis secara pasti belum diketahui. Tetapi ada
beberapa faktor yang diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini diantaranya:
1. Faktor genetik
2. Faktor Infeksi
resiko infeksi juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara
mendadak dan timbul disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Walaupun
hingga kini berhasil dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari jaringan sinoval,
3. Faktor Gizi
Kuantitas dan kualitasnya yang tepat bagi tubuh. Apabila asupan gizi salah
dan tubuh tidak mampu memanfaatkannya akan timbul masalah gizi seperti: gizi
berlebih dan gizi kurang (Widya, 2016). Kekurangan atau kelebihan gizi sama-
sama tidak menunjang kesehatan kita. Gizi berlebihan atau kegemukan merupakan
salah satu pencetus penyakit degeneratif seperti jantung korener, Diabetes melitus,
Hipertensi, Gout reumatik, Ginjal, Sirosis hepatis, Empedu dan Kanker, sedangkan
gizi kurang dapat menyebabkan kerusakan. Keadaan gizi yang prima dicapai
dengan memakan makanan yang beraneka ragam jenisnya, dan kerusakan sel yang
kemungkinan akan mudah kena infeksi pada organ-organ tubuh yang vital
(Wahyudi, 2018).
4. Faktor Pekerjaan/Aktivitas
Rheumatoid. Berbagai pekerjaan dengan beban kerja dan daya tekannya yang dapat
memperberat sendi dan pekerjaan yang banyak menggunakan tangan dalam jangka
waktu yang lama, sering menjadi keluhan-keluhan yang dapat dirasakan pada
5. Faktor Umur
sampai usia lanjut, dan munculnya penyakit ini dimulai dari umur 25- 35 tahun.
rheumatoid arthritis. Umur terjadinya penyakit ini terutama antara 45-60 tahun
(Ismayadi, 2016).
6. Jenis Kelamin
wanita dan pria 3:1. Perbandingan ini pada wanita dalam usia subur berbanding 5:1
(Sjaifoellah, 2018).
perumahan yang buruk dan lembab, penataan rumah yang buruk dapat
2018).
8. Berat Badan
timbulnya rheumatoid arthritis baik pada wanita maupun pada pria (Sjaifoellah,
2018).
9. Faktor Makanan
C. Fatofisiologi
tersebut akan mencegah kolagen sehingga terjadi edema, poliferasi membran synovial
dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
kekuatan kontraksi otot (Smeltzer, 2012). Reaksi autoimun dalam jaringan synovial
untuk memecah kolagen sehingga terjadi edema proliferasi membran synovial dan
akhirnya membentuk pannus. Pannus tersebut akan menghancurkan tulang rawan dan
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien yang menderita rheumatoid arthritis antara lain,
nyeri dan pembengkakan sendi , panas, eritme, dan gangguan fungsi pada sendi, kaku
sendi pada pagi hari yang berlangsung lebih dari 30 menit, deformitas tangan dan
kaki, demam, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, keadaan mudah lemah,
oleh cuaca dingin dan stress sehingga jari-jari menjadi pucat dan sianosis (Smalzer,
2012).
yaitu:
1. Arthritis Akut
Yeni, H (2016), pada fase dini manifestasi sistemik yang terjadi adalah lesu,
hebatnya. Persendian yang paling sering terkena adalah tangan, lutut, siku, kaki,
bahu, dan panggul. Karakteristik distribusi adalah pada persendian tangan dan kaki
metakarphalangeal dan ibu jari, telunjuk, jari tengah dan jari manis serta sendi
metakarphalangeal dari keempat jari kaki. Gejala lokal awal adalah nyeri dan
kekakuan ringan (lebih dari 1 jam) yang terutama dirasakan pada pagi hari dan
2. Arthritis Kronis
struktur persendian akibat kerusakan rawan sendi atau erosi tulang periartikular
merupakan proses yang tidak dapat diperbaiki lagi dan memerlukan modifikasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes faktor Rheumatoid serum biasanya positif pada lebih dari 75% kasus
G. Penatalaksanaan
dan hilangnya fungsi, mengurangi nyeri, mencapai remisi secepat mungkin pada sendi
yang terserang dan mengupayakan agar pasien tetap bekerja dan hidup seperti sedia
kala. Pada prinsipnya terapi yang dilakukan yaitu sendi yang sedang meradang
selama periode pengobatan, diperlukan istirahat setiap hari, dan lakukan kompres
ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
a. Therapi pengobatan
1) Pemberian obat anti inflamasi Non Streoid (OAINS) yaitu : Aspirin pasien
dibawah 65 tahun dapat mulai dengan dosis 3-4 x 1gr/hari, kemudian dinaikan
0,3-06 per minggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksin. Dosis terapi 20-
2016).
H. Perawatan
a. Diet
purin. Purin adalah protein yang termasuk dalam golongan nukleoprotein, hasil
metabolisme purin asam urat. Peningkatan kadar asam urat yang berlebihan darah,
dapat menyebabkan penimbunan asam urat pada sendi-sendi tangan dan kaki,
sehingga menyebabkan rasa sakit, dapat juga menumpuk pada ginjal, menyebabkan
batu ginjal. Pengelompokan bahan makanan menurut kadar purin dan aturan
makan:
2) Makanan yang harus dibatasi makanan yang mengandung purin sedang (9–100
unggas, atau 1 mangkok (100 g) sayuran sehari. Daging sapi dan ikan (kecuali
olah seperti tahu dan tempe, asparagus, bayam, daun singkong, kangkung dan
daun melinjo).
3) Makanan yang boleh dimakan setiap hari makanan yang mengandung purin
rendah (dapat diabaikan) nasi, sayur, singkong, jagung, roti, mie, bihun,
tepung beras, cake, kue kering, pudding, susu, keju, telur, lemak, minyak, gula,
dipergunakan secukupnya.
b. Latihan
1) Jaga tubuh agar tetap pada kondisi yang paling baik, kontrolah berat badan,
2) Penderita jangan terlalu gemuk karena berat badan yang berlebihan akan
7) Lakukan latihan dengan dampak rendah seperti berenang, berjalan pelan atau
bersepeda
9) Penderita sebaiknya duduk atau bangun dari kursi secara perlahan sambil
yaitu:
1) Pemanasan
Rheumatik
2) Pendinginan
Sebaiknya lakukan senam Rheumatik ini secara teratur dan benar selama
3–5 kali dalam satu minggu. Namun, jika anda seorang penderita Rheumatoid,
4) Menjemur daerah sendi dengan sendi dengan sinar matahari pagi jam 07.00–
09.00 WIB
6) Berobat ke puskesmas
d. Istirahat
arthritis meliputi :
2) Istirahat malam hari 8-9 hari sehingga tidak menimbulkan kekakuan sendi yang
hebat
duduk
4) Pada saat tidur malam balut daerah sendi dengan perban elastis atau kain
A. Pengkajian
Pengumpulan data klien, baik subjektif maupun objektif melalui anamnesis riwayat
1. Anamnesis : Identitas (Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
dan secara umum mencakup awal gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.
yang mendukung terjadinya gout (misalnya penyakit gagal ginjal kronis, leukemia,
dirawat dengan maslah yang sama. Kaji adanya pemakaian alkohol yang berlebihan,
4. Riwayat penyakit keluarga : Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang
mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipenagruhi oleh
faktor genetic. Ada produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui
penyebabnya.
5. Riwayat psikososial : Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan
peran klien dalam keluarga dan masyarakat. Respon didapat meliputi adanya
kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensanyi nyeri,
hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program
pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat pada sirkulasi. Adanya
perubahan peran dalam keluarga akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik
yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut,
1. Nyeri akut b/d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang
rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
2. Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak, kelamahan otot pada rentang
gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan dan
pembentukan panus.
3. Gangguan Bodi Image b/d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.
1. Nyeri Akut
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2012.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2012.