Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah perancangan display ini
dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Tak lupa sholawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang membimbing kita semua ke
jalan kebenaran.
Saya menyadari bahwa dalam penyusun makalah ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Demikian kata pengantar ini saya buat, semoga dapat bermanfaat,
khususnya bagi saya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, 16 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Pengertian Display..........................................................................................3
2.2 Tipe-Tipe Display...........................................................................................3
2.3 Penggunaan Warna pada Display...................................................................3
2.4 Prinsip Perancangan suatu Display................................................................3
2.5 Contoh Studi Kasus tentang Perancangan suatu Display...............................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................................5


4.1 Kesimpulan.....................................................................................................5
4.2 Saran...............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era industrialisasi ini penggunaan alat-alat atau mesin untuk menunjang
proses produksi merupakan sesuatu yang telah banyak dilakukan. Namun seperti
halnya kebijakan-kebijakan yang lain kebijakan tersebut tentunya tidak luput dari
namanya sebuah resiko. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kebijakan lain yang
memungkinkan agar alat yang merupakan bagian dari lingkungan kerja ini dapat
di disain sedemikian rupa agar memiliki potensi bahaya yang lebih minimal dari
sebelumnya. Kebijakan tersebut salah satunya dengan menggunakan ilmu
ergonomi.
Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan
pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama
kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat
pekerjaan, peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya.
Metodenya dengan menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas
kerja. Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan
pada saat bekerja. Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan
peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja,
misalnya: desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi
ketidaknyamanan visual dan postur kerja, dan masih banyak lagi.
Setiap manusia dalam menjalankan aktivitasnya pasti membutuhkan
informasi. Informasi yang dibutuhkan tersebut didapat dari interaksi antara
manusia yang satu dengan manusia lain dan interaksi antara manusia dengan
lingkungan. Dalam interaksi manusia dengan lingkungan, manusia tidak bisa
berkomunikasi dengan lingkungan sehingga dibutuhkan suatu alat peraga yang
bisa menyampaikan informasi tersebut kepada manusia. Suatu alat peraga yang
dimaksud adalah display, display yang baik adalah display yang dapat dimengerti
dan mudah dipahami, tanpa harus menggunakan kalimat panjang yang akan
menimbulkan kelelahan panca indera, dan menimbulkan ketidaknyamanan.
Dampaknya tidak sesuai dengan penerapan ergonomis. Berdasarkan masalah
tersebut, perlu diketahui dan dibahas bagaimana mengenai display yang baik dan
benar sehingga dapat sesuai dengan penerapan ergonomis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian display ?
2. Bagaimana tipe-tipe suatu display ?
3. Bagaimana penggunaan warna pada display ?
4. Bagaimana prinsip merancang display ?
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang display dan
bagaiman merancang suatu display yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Display


Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi
kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana,1979). Arti
informasi disini cukup luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera
manusia baik langsung maupun tidak langsung. Display berfungsi sebagai suatu
”sistem komunikasi” yang menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin
kepada manusia, sedangkan yang bertindak sebagai mesin dalam hal ini adalah
stasiun kerja dengan perantaraannya adalah alat peraga. Manusia disini berfungsi
sebagai operator yang dapat diharapkan untuk melakukan suatu kegiatan yang
diinginkan (Nurmianto, 1991). Contoh dari display diantaranya jarum penunjuk
speedometer, keadaan jalan raya yang memberikan informasi langsung ke mata, peta
yang menggambarkan keadaan suatu kota. Jalan raya merupakan contoh dari display
langsung, karena kondisi lingkungan jalan bisa langsung diterima oleh pengemudi.
Jarum penunjuk speedometer merupakan contoh display tak langsung, karena
kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum speedometer
sebagai pemberi atau perantara informasi.
Agar display dapat menyajikan informasi-informasi yang diperlukan, maka
display harus dirancang dengan baik. Perancangan display yang baik adalah bila
display tersebut dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa
menimbulkan banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya. Adapun informasi-
informasi yang dibutuhkan sebelum membuat display adalah sebagai berikut:
1. Tipe teknologi yang digunakan untuk menampilkan informasi.
2. Rentang total dari variabel mengenai informasi mana yang akan
ditampilkan.
3. Ketepatan dan sensitivitas maksimal yang dibutuhkan dalam pengiriman
informasi.
4. Kecepatan total dari variabel yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi.
5. Minimasi kesalahan dalam pembacaan display.
6. Jarak normal dan maksimal antara display dan pengguna display.
7. Lingkungan dimana display tersebut digunakan.
Untuk membuat suatu display ada 3 kriteria dasar, di bawah ini adalah kriteria
dalam pembuatan display tersebut :
1. Pendeteksian
Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui keberadaannya atau
fungsinya. Untuk visual display harus dapat dibaca, contohnya : petunjuk
umum penggunaan roda setir pada mobil dan untuk auditory display harus
bisa didengar, contohnya: bel rumah.
2. Pengenalan
Setelah display di deteksi, pesan dari display tersebut harus bisa dibaca atau
didengar.
3. Pemahaman
Dalam pembuatan display tidaklah cukup apabila hanya memenuhi 2
kriteria diatas, display harus dapat dipahami sebaik mungkin sesuai dengan
pesan yang disampaikan. Menurut Barrier pemahaman dapat dibagi menjadi
2 level:
a. Kata-kata atau simbol yang digunakan dalam display mungkin terlalu
sulit untuk dipahami oleh pengguna/pekerja, contohnya : “VELOCITY”
dan “COOLANT” mungkin kurang cepat dipahami daripada “SPEED”
dan “WATER”.
b. Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit apabila pengguna memiliki
kesulitan dalam memahami kata-kata dasar.
Untuk membuat suatu display yang baik, menurut Sutalaksana (1996), display
yang baik harus dapat menyampaikan pesan tertentu sesuai dengan tulisan atau
gambar yang dimaksud dalam display.
Ciri – ciri display adalah :
1. Dapat menyampaikan pesan.
2. Bentuk / gambar menarik dan menggambarkan kejadian.
3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian.
4. Proporsi gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat dilihat / dibaca.
5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek.
6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.
7. Realistis sesuai dengan permasalahan.
8. Tidak membosankan.
2.2 Tipe-tipe Display
Berdasarkan tujuannya, display terdiri atas dua bagian, yaitu :
1. Display Umum
Diantaranya mengenai aturan kepentingan umum, contohnya display tentang
kebersihan dan kesehatan lingkungan, “Jagalah Kebersihan”.
2. Display Khusus
Diantaranya mengenai aturan keselamatan kerja khusus (misalnya dalam
industri dan pekerjaan konstruksi), contohnya : “Awas Tegangan Tinggi”.
Berdasarkan lingkungannya display terbagi dalam 2 macam yaitu :
1. Display Statis
Display yang memberikan informasi sesuatu yang tidak tergantung terhadap
waktu, contohnya : peta (informasi yang menggambarkan suatu kota).
2. Display Dinamis
Display yang menggambarkan perubahan menurut waktu dengan variabel,
contohnya : jarum speedometer dan mikroskop.
Berdasarkan informasi, display terbagi atas 3 macam yaitu :
1. Display Kualitatif
Display yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula
berbentuk data numerik, dan untuk menunjukkan informasi dari kondisi yang
berbeda pada suatu sistem, contohnya: informasi atau tanda On – Off pada
generator, DINGIN, NORMAL dan PANAS pada pembacaan temperatur.
2. Display Kuantitatif
Display yang memperlihatkan informasi numerik, (berupa angka, nilai dari
suatu variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun analog
untuk suatu visual display. Analog Indikator terjadi jika posisi jarum
penunjuknya searah dengan besarnya nilai atau sistem yang diwakilinya,
analog indikator dapat ditambahkan dengan menggunakan informasi kualitatif
(misal merah berarti berbahaya). Sementara Digital Indikator, Cocok untuk
keperluan pencatatan dan dapat menggunakan Electromecemichal Courtious.
3. Display Representatif, biasanya berupa sebuah “Working model” atau “mimic
diagram” dari suatu mesin, salah satu contohnya adalah diagram sinyal
lintasan kereta api.
2.3 Penggunaan warna pada Visual Display
Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat
sensitive terhadap warna BIRU-HIJAU-KUNING, tetapi sangat tergantung juga pada
kondisi terang dan gelap. Dalam Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih
dari 5 warna. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang
memiliki gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan
penglihatan pada matanya. Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan
bersamaan begitu pula warna kuning dan biru. Menurut Bridger, R.S (1995) terdapat
beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan
display, diantaranya :

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Warna


Kelebihan Kekurangan
Tanda untuk data spesifik Tidak bermanfaat bagi
buta warna
Informasi lebih mudah Menyebabkan fatique
diterima
Mengurangi tingkat Membingungkan
kesalahan
Lebih natural Menimbulkan reaksi yang
salah
Memberi dimensi lain Informal
Arti penggunaan warna pada sebuah display adalah sebagai berikut :
 Merah menunjukkan Larangan
 Biru menunjukkan Petunjuk
 Kuning menunjukkan Perhatian
2.4 Prinsip Perancangan suatu Display
Menurut Bridger, R.S (1995) ada 4 (empat) prinsip dalam mendesain suatu
visual display yaitu :
1. Proximity
Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan saling
memiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan.
2. Similarity
Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama
(dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak
boleh menggunakan lebih dari 3 warna.
3. Symetry
Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya elemen-
elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal.
Antara tulisan dan gambar harus seimbang.
4. Continuity
Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi
satu kesatuan yang utuh.
Bridger dalam Sutalaksana (1979) pernah menyelidiki, berapa jauh orang dapat
melihat huruf berdasarkan perbandingan antara tabel dan tinggi huruf yang berbeda-
beda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk huruf yang berwarna putih dengan
dasar hitam perbandingan 1:13,3 merupakan yang paling baik, dalam arti kata dapat
dilihat dari tempat yang paling jauh terhadap yang lainnya yaitu dari jarak 36,5 meter.
Sedangkan untuk huruf yang berwarna hitam dengan dasar putih, perbandingan 1:8
merupakan perbandingan terbaik, yaitu dapat dilihat dari jarak 33,5 meter.

2.5 Contoh Studi Kasus pada Perancangan Display


Contoh studi kasus pada perancangan display, contohnya Kalender meja yang
dirancang telah didesain menyesuaikan prinsip ergonomi dan dikombinasikan dengan
penentuan display yang semenarik mungkin, sehingga tampilan detail kalender meja
secara keseluruhan mudah dilihat saat diposisikan pada suatu kondisi lingkungan
tertentu. Kalender meja yang dirancang dapat terlihat pada jarak 200 cm. Selanjutnya
rancangan display pada kalender meja disesuaikan dengan penentuan ukuran antara
lain tinggi huruf, tebal huruf, jarak antara 2 huruf, jarak antara 2 kata, dan lebar huruf.
Kemudian display yang dirancang menampilkan sebuah gambar yang menerapkan
prinsip ergonomi, sehingga selain berfungsi sebagai informasi untuk mengetahui hari
dan tanggal, namun juga memberikan kesan tampilan kalender meja yang indah
dipandang dan unik tentunya. Selanjutnya penggunaan warna untuk
rancangan display adalah warna biru, putih, hijau dan hitam. Warna biru digunakan
sebagai warna pada gambar animasi dan angka pada jam, warna putih sebagai
background serta warna hitam dan hijau digunakan
sebagai background keseluruhan display, yang diperpadukan dengan pola berbentuk
kotak persegi dan warna hijau digunakan pula sebagai warna dari tulisan kalimat
pada display. Ukuran huruf untuk rancangan display yang sudah didapat dari hasil
perhitungan, kemudian ditampilkan dalam sebuah etiket agar mudah untuk
mengetahui jarak huruf sesungguhnya dari display yang dirancang.
Kelebihan yang dapat diambil dari rancangan display  kalender meja yang
didesain, yakni ukurannya yang minimalis, sehingga mudah diletakkan pada tempat
yang relatif  tidak terlalu luas. Selain itu kalender meja dapat berguna untuk sebuah
bingkisan maupun pemberian hadiah awal tahun, karena kalender umumnya selalu
diperlukan oleh siapapun yang khususnya selalu memiliki banyak aktivitas dalam
periode satu tahun. Kemudian tidak terlepas dari tampilan kalender saja, namun pesan
tulisan yang tertera pada kalender dapat memberikan inspirasi yang dikombinasikan
dengan gambar yang menarik. Berbicara kelebihan ada pula kekurangan, yakni yang
dapat diamati dari kekurangan desain untuk display kalender meja yang dirancang
adalah tampilan display kalender hanya dalam ruang lingkup ergonomi, sehingga
mungkin sangat tepat untuk kalangan yang mengerti tentang ergonomi. Selain itu
rancangan display tidak dapat dirasakan bagi penderita yang mengalami gangguan
buta warna.

Gambar 2. 1 Pembuatan Display Kalender Meja


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi
kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana,1979).
2. Berdasarkan tujuannya, display terdiri atas dua bagian display umum dan
khusus, berdasarkan lingkungannya yaitu statis dan dinamis, berdasarkan
informasi kualitatif, kuantitatif, dan represenatif.
3. Dalam Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna. Hal
ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki
gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan
penglihatan pada matanya
4. Prinsip-prinsip dalam membuat visual display yaitu : Proximity, Similatiry,
Symetry, dan Continuity.
3.2 Saran
Adapun saran dalam makalah ini adalah bagaimana kita dapat membuat desain
display visual yang baik sehingga informasi yang kita berikan dapat dicerna
dengan baik oleh sasaran dari informasi yang kita buat.

Anda mungkin juga menyukai