Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

DAMPAK JARINGAN TERORIS SOLO TERHADAP KEAMAMAN


WILAYAH

1. Aksi Jaringan Teroris Solo


Menurut Irawan dan Azis (2007:217), sekurang-kurangnya ada
sembilan model aksi yang sering digunakan kelompok terorisme, yaitu :
a. Peledakan Bom
Penggunaan bom dapat mengakibatkan daya rusak yang hebat dan
korban yang bersifat massal hanya dengan sekali aksi serta hal ini
juga terbukti lebih mudah menarik media untuk meliput dan
memberitakannya sebagai headline news1. Maka tidak
mengherankan hal ini dapat membantu publikasi aksi terorisme
sehingga berdamak lebih luas terhadap psikologi massa serta
atmosfer sosial dan politik.
b. Pembunuhan
Aksi pembunuhan sering diiringi klaim tanggung jawab oleh
kelompok teroris. Tujuannya untuk menyampaikan pesan dan motif
aksinya. Namun belakangan ini aksi tanpa disertai klaim tanggung
jawab.
c. Penghadangan
Penghadangan yang dilakukan sudah dipersiapkan dengan matang
oleh kelompok teroris dengancmempelajari medan dan waktu yang
tepat untuk pelaksanaannya.
d. Penculikan
Aksi ini dilakukan terhadap orang-orang penting yang dianggap
musuh atau memberikan keuntungan politik bagi kelompok teroris
dengan memberi ancaman kepada korban berupa pembunuhan
apabila tuntutan tidak direalisasikan oleh pemerintah ataupun
keluarga korban. Tujuan dari aksi ini adalah memberikan tekanan

1
Headline news : pokok berita, kepala berita
politik terhadap pemerintah dengan mengajukan tuntutan tertentu
atau meminta tebusan berupa uang.
e. Penyanderaan
Penyanderaan adalah aksi yang memiliki kemiripan dengan
penculikan namun bedanya jika penculikan dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan tertutup,penyanderaan dilakukan secara
terang-terangan.
f. Perampokan
Pelaku aksi terorisme sering melakukan perampokan.aksi ini
dilakukan dengan tujuan untuk membiayai aksi terorisme yang akan
dilakukan. Target dari perampokan adalah orang-orang kaya, bank,
atau toko yang dimiliki oleh orang yang mereka anggap kafir atau
musuh Islam.
g. Sabotase2
Pelaku aksi terorisme biasanya melakukan sabotase pada instalasi
vital terkait kepentingan masyarakat dan pemerintah.Sabotase akan
melumpuhkan aktivitas masyarakat dan pemerintah sehingga
mengakibatkan kepanikan dan goncangan stabilitas keamanan.
h. Pembajakan
Pembajakan merupakan upaya untuk mengambil alih kekuasaan
terhadap suatu sarana transportasi yang kemudian digunakan untuk
kepentingan teroris tersebut.
i. Ancaman atau Intimidasi
Teknik ini dapat dilakukan dengan sangat murah, mudah,
sederhana, dan bukan aksi sesungguhnya. Namun dampak uang
ditimbulkan tidak kalah dari aksi terorisme yang
sesungguhnya.Intimidasi dapat memberikan dampak psikologis
terhadap masyarakat, yaitu rasa takut yang besifat luas, kepanikan,
serta rasa tidak aman dan putus asa.

2
Sabotase adalah tindakan perusakan yang dilakuka secaran terencana, disengaja, dan tersembunyi
terhadap peralatan, personel, dan aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada
di tengah masyarakat, kehancuran harus menimbulkanefek psikologis yang besar.
Apabila dikelompokkan, dari sembilan model aksi terorisme diatas, di wilayah
Solo sering terjadi empat aksi, yaitu :

1. Intimidasi
Untuk menghadirkan rasa takut di tengah masyarakat, kelompok teroris
di daerah Solo sering kali melakukan intimidasi.Ini dapat dilakukan
dengan menakut-nakuti, baik lewat ancaman bom maupun aksi
kekerasan.
a. Ancaman melalui telepon
Ancaman bom melalui telepon atau SMS3 relatif sering terjadi pada
objek-objek strategis di Solo,hal ini bertujuan untuk menciptakan
kepanikan di tengah masyarakat.Salah satu contoh ancaman teror
melalui telepon terjadi pada tanggal 2 September 2012.Pengelola
Solo Paragon Mall4 mendengar isu akan ada serangan bom. Isu
tersebut tak jelas dihembuskan siapa beredar luas di
masyarakat.Akibatnya pengunjung mall merasa khawatir dan tidak
nyaman berbelanja. Dampaknya, penurunan jumlah pengunjung pada
beberapa hari setelahnya (Kompas.com,21 November 2012).
b. Ancaman bom palsu
Bom palsu dibuat sedemikian rupa mirip dengan bom sebenarnya,
atau dibungkus dengan bentuk yang mencurigakan. Bom palsu
diletakkan di tempat-tempat strategis, sebagaimana yang sering
dijadikan target bom sebenarnya.Pada 1 September 2011, seorang
petugas kebersihan kampung, Bejo, warga Gondang Wetan
Rt.1/Rw.1, menemukan bungkusan plastik warna putih yang berisi
mirip bom rakitan. Benda mirip bom tersebut ditempatkan tidak jauh
dari Terminal Tirtonadi, Solo. Bungkus plastik ini berisikan
rangkaian terdiri atas empat pipa berukuran sedang yang diikat
dengan kabel, jam tangan warna cokelat, dan kertas mirip
pembungkus semen (Solopos.com, 2 September 2011).

3
SMS : pesan singkat melalui telepon genggam
4
Mall atau Mal merupakan jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan
tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga
berada di antara antar toko-toko kecil yang saling berhadapan.
c. Ancaman melalui aksi kekerasan
Bentuk kekerasan berupa aksi massa dab tidak jarang berakhir
dengan bentrok antar-kelompok dan masyarakat.Aksi tersebut mirip
aksi main hakim sendiri. Kelompok Hisbah, misalnya, sering
melakukan sweeping5 ke tempat-tempat hiburan : diskotek, kafe,
tempat karaoke, tempat perjudian, atau toko yang menyediakan
minuman keras.
2. Intimidasi
Perampokan sering dilakuka oleh teroris sebagai upaya untuk mendapatka
dana uang digunakan untuk membiayai aksi terorisme yang lain.Kelompok
teroris biasa menyebutnya fa’i6.Sebagai contoh, pada 15 Juli 2012
perampokan terjadi di Kampus II Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta di
Jalan Ringroad Mojosongo,Jebres,Solo.Dua petugas kampus disekap dan
uang jutaan rupiah dalam brankas dirampas (Kompas.com, 15 November
2012).
3. Peledakan Bom
Peledakan bom bertujuan membunuh target secara massal dan acak. Di
wilayah Solo aksi peledakan bom yang pernah terjadi antara lain, pada 27
Oktober 2012 terjadi penyergapan oleh Densus 88 di rumah Abu Hanifah,
Jalan Lawu Timur 4 Rt.05/Rw.09 Marengan, Mojosongo, Jebres, Solo, dan
rumah Harun Nur Rosyit di Rt.02/Rw.31 Tegalarom, Mojosongo.
Ditemukan dua bom siap meledak. Selain itu, ada bahan peledak berupa 10
botol cairan kimia, cairan belerang, pupuk urea, dan rangkaian kabel. Dua
bom tersebut akhirnya diledakkan Densus 887 di depan rumah Abu
Hanifah8. Rencananya kedua bom akan digunakan untuk mengebom Mako
Brimob di Srondol, Semarang (Jawa Pos,28 Oktober 2012).

5
Sweeping merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan utuk membersihkan suatu
temoat dari berbagai perbuatan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
6
Fa’i adalah harta rampasan perang.
7
Densus 88 (Detasemen Khusus 88) adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia
untuk penanggulangan terorisme di Indonesia.
8
Abu Hanifah merupakan pemimpin kelompok teroris Hasmi.
4. Pembunuhan
Pembunuhan atau percobaan pembunuhan ditujukan kepada target yang
memenag sudah ditentukan secara personal dan merupakan aksi yang
dipersiapkan sebelumnya.Aksi ini biasanya membidik pejabat, aparat, atau
tokoh masyarakat. Di wilayah Solo, sering kali aksi pembunuhan atau
percobaan pembunuhan ditujukan kepada aparat kepolisian.
Pada 17 Agustus 2012 pukul 02.00 WIB terjadi upaya pembunuhan
terhadap polisi dengan menembaki Pos Pengamanan Lebaran 05 di
Gemblegan, Pasar Kliwon, Solo. Dua anggota kelompok Farhan
berboncengan melintas di Jalan Yos Sudarso dan kemudian melepaskan
sekitar sepuluh tembakan ke arah Pospam9 Lebaran yang berada di
perempatan jalan.Aksi tersebut mengakibatkan dua polisi yang sedang
berjaga mengalami luka tembak. Brigadir Satu Kukuh Budiyanto, anggota
Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Serengan, mengalami luka
tembak di bagian pinggang sebelah kiri. Keduanya selamat setelah dirawat
di rumah sakit (Tribun Jogja, 18 Agustus 2012).

9
Pospam : Posko Pengamanan

Anda mungkin juga menyukai