Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH BIOLOGI UMUM

STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

Disusun oleh :
MARIA INDRAMAYU TUWA KOTEN

2006070006

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
menyertai,melindungi, dan memberi kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Makalah ini berjudul “STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN”

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata
Kuliah yang bersangkutan. Selain itu juga dengan makalah ini membantu penulis untuk lebih
memahami tentang materi kehidupan ini.

Penulis juga mengucapkan mohon maaf apabila dalam penulisan terdapat kata ataupun
kalimat yang tidak sesuai dalam hal ini kemungkinan terjadinya kesalahan penulisan pada
Makalah. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Dengan terselesaikannya makalah ini, harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pembaca dalam memahami materi kehidupan.

Kupang,13 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….…ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah.……………………………………………………………1
C. Tujuan ……………………………………………………………………..…2

BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN………………………………….5

A. Meristem………..……………………………………………………………3

B. Jaringan Dewasa……………………….………………………………..…..14

C. Nutrisi dan Penyerapan Air serta Unsur Hara …………………………….20

D. Reproduksi Seksual dan Aseksual………………………………………...29

E. Pertumbuhan dan Perkembangan……………………..……………………33

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………37

Kesimpulan…………………………………………………………………….37

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………38

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisme dalam kehidupan terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Ketiganya tumbuh
dan berkembang . Tonggak sebagian besar ekosistem daratan adalah tumbuhan. Dengan
adanya tumbuhan, hewan dan manusia dapat memperoleh energy yang di dapat dari
makanan. Selain itu, manusia dan hewan juga dapat beraktivitas dengan adanya oksigen hasil
fotosintesis tumbuhan. Ternyata pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan
pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan
sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap
bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada
dasarnya, pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti
pada korteks batang, tetapi pembelahannya sangat terbatas. Pada proses pembelahan, sel-sel
meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan
yang tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri. Jaringan inilah jaringan dewasa.

Di sekitar lingkungan kita terdapat banyak tanaman dengan berbagai ragam bentuk batang,
daun, bunga maupun buahnya. Tubuh  tumbuhan  pun terdiri atas sel yang tersusun secara
teratur membentuk suatu jaringan. Tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses
dalam hidupnya. Seperti jaringan meristem yang mampu membelah terus menerus dan
membentuk sel-sel baru. Sel-sel tumbuhan sendiri berasal dari hasil pembelahan zigot.
Selanjutnya sel zigot akan tumbuh dan berkembang membentuk sel-sel baru dengan bentuk
dan fungsi berbeda. Jaringan meristem

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:


1. Jelaskan Pengertian Meristem !
2. Jelaskan apa itu jaringan dewasa!
3. Jelaskan Pengertian Nutrisi Dan Penyerapan Air Serta Unsur Hara !
4. Jelaskan apa itu Reproduksi Seksual Dan Aseksual Pada Tumbuhan!
5. Jelaskan apa itu Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan!

1
C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Mengetahui Pengertian Meristem.


2. Mengetahui Jaringan Dewasa.
3. Mengetahui Nutrisi Dan Penyerapan Air Serta Unsur Hara.
4. Mengetahui Reproduksi Seksual Dan Aseksual Pada Tumbuhan.
5. Mengetahui Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Meristem
1.1 Pengertian Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel –selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis
secara terus menerus ( bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel – sel tubuh pada
tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian – bagian tertentu saja pada tumbuh – tumbuhan.Setiap
makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang .  Pada saat itu, sel-sel yang
menyusun tubuh menjadi terspesialisasi  untuk menjalankan berbagai fungsi hidup. Beberapa sel
di antaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk  jaringan.

Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki  bentuk, susunan dan fungsi yang sama. Pada
umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe sel).
Berbagai macam jaringan dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Berikut ini kita akan membahas tentang macam jaringan  yang dapat pada
tumbuhan dan hewan.

Pada dasarnya, tubuh tumbuhan multiseluler merupakan  satu unit morfologi. Dikatakan
demikian karena  tubuh  tumbuhan tersusun dari sel-sel yang berlekatan dengan sel-sel lain
melalui dinding selnya. Penyatuan  sel-sel  terseb ut  dimungkinkan karena adanya zat-zat
perekat antarsel. Beberapa tipe sel dengan ciri yang serupa membentuk suatu kelompok sel yang
dikenal  sebagai jaringan tumbuhan. Berbagai jaringan tumbuhan. Berbagai jaringan tumbuhan
dapat ditemukan pada organ tumbuhan, misalnya pada akar,batang, dan daun.

Ahli botani membedakan jaringan tumbuhan atas beberapa macam, yaitu jaringan meristem,
epidermis,parenkim,kolenkim, sklerenkim, dan pengangkut.Titik tumbuh pada suatu tanaman
ditentukan oleh adanya jaringan meristem . Pengertian meristem menurut definisi para ahli

3
biologi itu mengatakan bahwa pengertian jaringan meristem ialah jaringan yang sel-selnya yang
bersifat embrional yang untuk mampu terus menerus membelah diri dan menambah jumlah sel
tubuh.

Meristem tersebut hanya terdapat pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan. Macam-macam atau
jenis-jenis meristem tersebut dibedakan menjadi 2(dua) macam atau jenis yaitu :

 macam-macam jaringan meristem berdasarkan letaknya


 macam-macam jaringan meristem berdasarkan asalnya.

1.2 Struktur Jaringan Meristem

Jaringan meristem merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel yang masih muda dan bersifat
selalu membelah diri. Jaringan meristem sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu
terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Jaringan ini kita jumpai pada
ujung batang, ujung akar, dan pada kambium. Jaringan inilah yang menyebabkan tumbuhan
menjadi lebih tinggi dan besar, dan akar semakin panjang. Jaringan meristem yang terletak pada
ujung batang maupun ujung akar disebut meristem primer. Jaringan meristem ini terdapat pada
tumbuhan baik dikotil maupun monokotil. Jaringan meristem yang terletak antara floem dan
xilem disebut jaringan meristem sekunder dan jaringan ini terdapat pada tumbuhan dikotil.

1. Jaringan Meristem Primer

Jaringan meristem primer merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh jaringan meristem primer adalah ujung batang dan ujung akar.Meristem primer yang
terletak pada ujung akar dan batang tumbuhan, menurut Hanstein, pada bagian ujung akar dibagi
menjadi tiga daerah, yaitu :

1. Dermatogen yang akan berkembang menjadi epidermis


2. Periblem yang akan berkembang menjadi korteks
3. Pleron yang akan berkembang menjadi stele

Meristem pada ujung batang menurut Schmidt dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

 Korpus
Bagian ini merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, yang memiliki area yang luas dan
sel – selnya relative besar. Sel – sel pada bagian korpus ini akan membelah secara tak
beraturan.
 Tunika
Bagian ini merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Tunika terdiri atas csatu atau
beberapa lapis sel, dengan sel – sel yang relatif kecil dan mengalami pembelahan ke
samping.

4
2. Jaringan Meristem Sekunder

Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa dan
selanjutnya berubah menjadi meristematis. Sel –sel meristem sekunder berbentuk pipih atau
prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola. Contohnya, kambium dan kambium gabus.
Kambium dijumpai di dalam batang dan akar da tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae,
serta beberapa tumbuhan dari golongan monokotil ( Agave,Aloe, Jucca, dan Draceana).
Kambium gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus yang
sukar dilalui air.

Kambium biasa dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

 Kambium Vasikuler
Kambium Vasikuler adalah cambium yang berada di dalam berkas pengangkut, yaitu di
antara floem dan xylem.
 Kambium Intervasikuler
Kambium Intervasikuler adalah kambium yang berada di antara berkas pengangkut.
Kesatuan antara kambium vasikuler dengan cambium intervasikuler membentuk
lingkaran cambium atau lingkaran vaskuler.

Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah meristematis
dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf tertentu. Promeristem terdiri
dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel derivatnya yang masih berdekatan dengan
pemula.

Daerah meristematik di bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi terdiri dari :

1. Protoderm yang menghasilkan epidermis


2. Prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer
3. Meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.

1.3 Macam-macam Jaringan Meristem

 Berdasarkan posisi pada tubuh tumbuhan

5
1. Meristem apical

Meristem apikal disebut juga dengan meristem ujung disebabkan karena terdapat di ujung
akar dan juga ujung batang. jadi meristem apikal ialah meristem yang terdapat pada ujung akar
dan juga pada ujung batang. Meristem ujung yang terdapat pada ujung akar itu memungkinkan
membuat jalinan didalam tanah sehingga dapat memperoleh air yang dibutuhkan oleh tumbuhan
sedangkan pada ujung batang tersebut dihasilkan sel-sel baru yang akan dapat membentuk daun.

Meristem apikal terdapat di ujung pucuk utama, pucuk lateral, serta ujung akar.meristem
apeks pucuk Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas primordium daun yang paling muda
yang bersifat meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada umumnya sedikit
cembung dan dapat berubah-ubah Berbagai bentuk meristem apeks pucuk pada berbagai
kelompok tumbuhan adalah sebagai berikut :

 Pteridophyta :
• terdiri dari 1 sel disebut sel apical
• terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apical
 Gymnospermae
• Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan antiklinal dan
periklinal

6
• Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi (perifer) dan meristem rusuk
( meristem tengah)
 Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga daerah di apeks
pucuk (Gambar 1), yaitu :
• Dermatogen (I) menjadi epidermis
• Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat
• Periblem (II) akan menjadi korteks

Meristem apeks akar

 Pteridophyta
• terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel)
• berupa kumpulan sel

Anggiospermae dan Gymnospermae


Seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri dari: Protoderm, meristem
korteks, dan meristem silinder pembuluh.

2. Meristem interkalar

Meristem interkalar terdapat di antara jaringan dewasa, contoh pada pangkal ruas suku
rumput-rumputan.Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan
tumbuh terpisah dari apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang yang memiliki
meristem interkalar, daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal dan meristem interkalar
terdapat dalam ruas.

Contoh paling dikenal untuk menunjukkan meristem interkalar adalah yang terdapat pada batang
rumput-rumputan. Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh meristem interkalar yang
membentuk deretan sel sejajar sumbu. Mula-mula kegiatan meristem interkalar terjadi di seluruh
ruas namun setelah perkembangan ruang-ruang dalam batang yang biasa ditemukan pada
Poaceae, kegiatan itu terbatas pada aerah tepi dari dasar ruas yaitu terbatas pada daerah tepi dari
dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.

3. Meristem lateral

Meristem Lateral disebut juga dengan meristem samping dikarenakan letaknya yang sejajar
dengan permukaan organ, jadi meristem lateral tersebut ialah meristem yang menyebabkan
pertumbuhan di meristem sekunder. Yang termasuk meristem lateral ialah kambium dan juga
felogen ataupun kambium gabus. Kambium tersebut terdapat pada tumbuhan berbiji terbuka dan
juga tumbuhan dikotil.

Meristem lateral terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Meristem ini
termasuk kambium pembuluh dan kambium gabus yang menyebabkan pertumbuhan menebal
dan melebar jauh dari apeks, umum ditemukan pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae.
Pertumbuhan yang dihasilkannya disebut pertumbuhan sekunder.

7
Kambium pembuluh

Ialah meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem)
sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang
atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan batang.
Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan cirri sel meristem apeks. Dari segi morfologi dapat
dibedakan menjadi 2 tipe sel kambium, yaitu :

 Sel fusiform : bentuk memanjang dengan ujung meruncing, letak memanjang sejajar
dengan sumbu, fungsinya membentuk jaringan pembuluh sekunder
 Sel jari-jari empulur : bentuk sel membulat kecil, tersusun kearah radial membentuk jari-
jari empulur

Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :

1. Kambium bertingkat
Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi
2. Kambium tidak bertingkat
Sel initial saling tumpang tindih tidak membentuk deretan
3. Kambium gabus
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan periderm. Periderm
adalah jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis
pada batang dan akar yang menebal karena pertumbuhan sekunder.

Periderm mencakup felogen (cambium gabus) yaitu meristem yang menghasilkan periderm,
felem ( gabus) yaitu jaringan pelindung yang dibentuk kea rah luar oleh felogen dan feloderm
yaitu jaringan parenkim hidup yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam.

Sel felogen terdiri dari satu macam sel saja. Pada penampang melintang felogen terlihat seperti
sel empat persegi panjang yang memipih pada arah radial. Pada arah memanjang sel felogen
berbentuk empat persegi panjang atau bersegi banyak dan kadang-kadang agak tidak teratur.. Sel
felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar sel . Sel dewasa tidak hidup dan dapat beroso
zat padat ataiu cairan. Sel gabus ditandai oleh adanya zat gabus (suberin) dalam dinding sel nya
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan periderm. Periderm adalah
jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis pada batang dan
akar yang menebal karena pertumbuhan sekunder. Periderm mencakup felogen (cambium gabus)
yaitu meristem yang menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan pelindung yang
dibentuk kea rah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan parenkim hidup yang dibentuk
oleh felogen ke arah dalam.Sel felogen terdiri dari satu macam sel saja. Pada penampang
melintang felogen terlihat seperti sel empat persegi panjang yang memipih pada arah radial. Pada
arah memanjang sel felogen berbentuk empat persegi panjang atau bersegi banyak dan kadang-
kadang agak tidak teratur. Sel felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar sel . Sel dewasa

8
tidak hidup dan dapat beroso zat padat ataiu cairan. Sel gabus ditandai oleh adanya zat gabus
(suberin) dalam dinding sel nya.

1.4 Ciri-ciri Jaringan Meristem

Berikut adalah ciri-ciri dari jaringan meristem:

1. Bentuk dan ukurannya selnya sama (kubus)


2. Dinding Selnya Tipis
3. Selnya penuh dengan protoplasma
4. Isi sel tidak mengandung zat makanan
5. Sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi, berdinding tipis,
protoplasma banyak, vakuola kecil, inti besar, plastida belum matang dan berbentuk sama
ke segala arah

B. Jaringan Dewasa

2.1 Pengertian Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini juga disebut
jaringan permanen karena telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil
pembelahan jaringan meristem. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung (epidermis dan
jaringan gabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan
jaringan pengangkut (xilem dan floem).

Berikut adalah sifat-sifat dari jaringan dewasa:

1. Sel-selnya sudah tidak mengalami pembelahan, tetapi telah berdiferensiasi sehingga


membentuk jaringan yang kompleks dan saling mendukung.

9
2. Ukuran sel yang relatif lebih besar dibandingkan sel-sel pada jaringan meristem.
3. Plasma sel sedikit karena ukuran vakuola besar.
4. Terdapat ruang antarsel.

1. Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan terluar pada organ-organ tumbuhan seperti akar, batang,
daun, bunga, buah, dan biji. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai penutup permukaan
tumbuhan dan sebagai pelindung organ tumbuhan.

Berikut adalah ciri-ciri jaringan epidermis:

1. Terdiri dari satu lapis yang tersusun atas sel-sel hidup dan tersusun rapat sehingga tidak
ada ruang antarsel.
2. Bentuk, ukuran, dan susunannya beragam. Namun umumnya berbentuk persegi panjang.
3. Tidak memiliki klorofil. Kecuali pada epidermis tumbuhan paku.
4. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan, namun dinding sel epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan
lain tetap tipis.
5. Dapat mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis. Seperti:
1. Stomata (mulut daun). Berfungsi sebagai akses keluar masuk oksigen dan karbon
dioksida.
2. Trikomata (rambut-rambut). Berfungsi sebagai pelindung pada hampir seluruh
permukaan tumbuhan.
3. Spina (duri). Terdapat pada beberapa jenis tumbuhan seperti mawar dan bunga
kertas.
4. Velamen. Sering disebut epidermis ganda. Terdapat pada akar gantung.
5. Sel kipas. Terdapat pada bagian atas permukaan daun beberapa jenis tumbuhan.
Fungsinya untuk mengurangi penguapan.
6. Sel kersik yang menyebabkan permukaan batang tumbuhan menjadi keras.
Contohnya pada tumbuhan tebu.

2. Jaringan Parenkim

10
Jaringan parenkim adalah jaringan dasar yang ditemukan pada hampir semua organ tumbuhan.
Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologis dan siologis yang
bervariasi.

Ciri-ciri jaringan parenkim adalah:

1. Sel-selnya berukuran besar dan berdinding tipis. Umumnya berbentuk segi enam.
2. Vakuola berukuran besar dan memiliki banyak vakuola.
3. Letak inti sel mendekati dasar sel.
4. Mampu bersifat embrional dan meristematik. Sehingga dapat membelah diri.
5. Susunannya renggang sehingga banyak ruang antarsel.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:

1. Parenkim asimilasi (klorenkim), mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.


2. Parenkim penimbun, menyimpan cadangan makanan.
3. Parenkim air, mampu menyimpan air.
4. Parenkim udara (aerenkim), menyimpan udara karena mempunyai ruang antarsel yang
besar.
5. Parenkim pengangkut, terdapat di sekitar xylem dan floem untuk mengangkut air, unsur
hara, serta zat-zat hasil fotosintesis.
6. Parenkim penutup luka, memiliki kemampuan regenerasi dengan cara berubah menjadi
sifat meristematik sehingga dapat membentuk jaringan parenkim yang baru.

3. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong adalah jaringan yang berfungsi memberikan kekuatan bagi tumbuhan agar
dapat berdiri dengan kokoh. Sel-selnya kuat, tebal, dan telah mengalami spesialisasi. Selain
untuk memperkuat, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung biji dan berkas vaskuler.
Jaringan ini terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

11
1). Jaringan Kolenkim

1. Sel mengalami penebalan pada bagian sudut.


2. Penebalan berupa selulosa.
3. Berupa sel hidup.
4. Umumnya berkelompok membentuk untaian atau silinder.
5. Terletak pada bagian terluar batang dan urat daun.

2). Jaringan Sklerenkim

1. Seluruh bagian dinding sel mengalami penebalan.


2. Penebalan berupa lignin.
3. Berupa sel mati.
4. Umumnya ditemui pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.
5. Terletak pada korteks, perisikel, di antara xilem dan floem.
6. Terdiri dari dua macam: berbentuk serat (rami) dan sklereid (kulit kacang).

3. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Jaringan pengangkut juga disebut berkas vaskuler (berkas vaskuler). Terdiri dari dua
jaringan yaitu xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh kulit kayu).

1) Xylem

12
Terdapat pada bagian kayu tanaman, berfungsi menyalurkan air dari akar menuju bagian atas
tanaman. Xylem ada dua macam, yaitu trakea dan trakeid. Xilem tersusun atas:

1. Unsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid (sel-selnya
panjang dengan lubang pada dinding selnya).
2. Serabut xylem, terdiri atas sel panjang dengan ujung meruncing.
3. Parenkim kayu, berisi zat seperti cadangan makanan, tanin, dan kristal.

2) Floem

Terdapat pada kulit kayu, berfungsi menyalurkan zat makanan ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Floem tersusun atas:

1. Buluh tapis, berbentuk tabung dengan ujung berlubang.


2. Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang pekat.
3. Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal.
4. Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut
noktah. Parenkim floem berisi tepung, damar, atau kristal.

3) Tipe Ikatan Pembuluh Angkut

1. Ikatan pembuluh kolateral. Terbentuk dari xylem dan floem yang letaknya bersebelahan
dalam satu jari-jari yang sama.
2. Ikatan pembuluh konsentris. Terdiri atas xylem dan floem yang membentuk cincin
silindris.

13
3. Ikatan pembuluh tipe bikolateral. Xylem diapit oleh floem luar dan floem dalam.
4. Ikatan pembuluh tipe radial. Xylem dan floem bersebelahan pada jari-jari yang berbeda.

4) Tabel Perbedaan Xylem dan Floem

Pembanding Xylem Floem


Terbuat dari Sel mati Sel hidup

Tebal dinding sel Tipis Tebal

Pembuat dinding sel Lignin (selulosa keras) Selulosa

Permeabilitas dinding sel Impermeabel Permeabel

Sitoplasma Tidak ada Ada

Fungsi Mengangkut air dan unsur Mengangkut hasil fotosintesis


hara mineral

Dibawa ke Daun Seluruh bagian tumbuhan

Arah aliran Ke atas Ke atas dan bawah

Jaringan yang menyertai Serabut Sel pengiring

5. Jaringan Gabus

Jaringan gabus adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air. Maka dari itu, jaringan gabus bersifat kedap air. Pada tumbuhan dikotil,
jaringan gabus dibentuk oleh cambium gabus atau felogen dan terletak di sebelah bawah dari
jaringan epidermis.

14
C. Nutrisi dan Penyerapan Air serta Unsur Hara

2.1 Nutrisi pada Tumbuhan

Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan
gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat
menimbulkan masalah.

2.2  Nutrisi yang Diperlukan Tumbuhan

Tanaman memerlukan sumber nutrisi agar bisa tumbuh subur dan mnghasilkan produk yang
berkualitas untuk digunakan makhluk hidup lainnya.  Nutrisi tanaman terbagi dalam dua jenis,
yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan dalam
jumlah yang relatif tinggi ketimbang unsur hara mikronutrient. Kandungan unsur hara makro
pada jaringan tanaman, seperti N, 1000 kali lebih besar daripada kandungan unsur hara mikro
Zn. Berikut ini adalah klasifikasi dari unsur hara makro yakni : C, H, O, N, P, S, Ca,  Mg,  (Na,
Si). Sedangkan yang termasuk unsur-unsur hara mikro adalah : Fe,  Mn, Zn,  Mo, B, Cl.
Pembagian nutrisi tanaman atas makro dan mikronutrient bersifat relatif dan kadang-kadang
dalam kasus-kasus lainnya kandungan makronutrient dan mikronutrient ternyata lebih mudah
daripada yang tercantum diatas. Misalnya saja kandungan nutrisi dari Fe atau Mn ternyata
hampir sama atau sebanding dengan kandungan unsur hara dari S atau Mg. Kandungan unsur

15
hara mikro sering melampui kebutuhan fisiologisnya. Hal ini juga terjadi pada Mn. Klorida juga
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi pada beberapa spesies tanaman yang dibutuhkan
pada proses fotosintetis.

Ditinjau dari segi fisiologis, sebetulnya cukup sulit untuk mengklasifikasikan nutrisi
tanaman dalam makronutrien dan mikronutrien, apabila dilihat dari konsentrasi jaringan tanaman
itu sendiri. Klasifikasi berdasarkan tingkah laku biokimia dan fungsi fisiologis lebih sesuai.
Ditinjau dari segi fisiologis nutrisi tanaman dapat dibagi atas empat  kelompok (lihat Tabel 1.1).

1. Kelompok pertama, mencakup unsur-unsur pokok dari bahan organik tanaman yakni : C,
H, O, N, dan S.  Karbon diperoleh dalam bentuk senyawa CO2 dari atmosfir dan bisa juga
dari senyawa HC3 dalam larutan tanah. Senyawa ini diasimilasikan oleh karboksilase
membentuk gugusan karboksilase baru. Proses asimilisasi C secara simultan juga diikuti
oleh proses asimilasi O, jadi tidak hanya C sendiri tetapi juga CO 2 atau HCO3.  Hidrogen
diambil dari air pada larutan tanah atau di bawah kondisi atmosfir yang humid. Dalam
proses fotosintetis H2O direduksi menjadi H (fotolisis). Proses tansfer ini melalui
beberapa proses dan menggunakan senyawa organik yang menghasilkan reduksi
nikotinamida adenin dinukleotida (NAD +) yang kemudian direduksi menjadi senyawa
NADPH. Ini merupakan koenzim yang sangat penting dalam proses reduksi-oksidasi,
seperti NADPH dapat ditansfer dalam bentuk H menjadi sejumlah senyawa yang
berbeda-beda. Nitrogen diperlukan tanaman dalam bentuk nitrat atau ion amonium dari
larutan atau gas N2 dari atmosfir. Proses yang terakhir disebut Fiksasi molekular N2 dan
melalui beberapa organisme (Rhizobium, Actinomyces alni) yang bersimbiosis pada
tumbuhan tingkat tinggi. Asimilasi N menjadi NO3- terjadi akibat proses reduksi dan
proses persenyawaan. Amonium -N dalam proses asimilasi juga melibatkan proses
persenyawaan. Proses Persenyawaan N dari molekul N2 tergantung pada proses awal dari
N2 menjadi NH3 yang selanjutnya dimetabolisme oleh proses persenyawaan. Asimilasi
sulfat (S) menjadi NO3 -N seperti pada reduksi SO42- menjadi gugus -SH. Sulfur tidak saja
diperoleh dari larutan tanah dalam bentuk SO42- tetapi juga diabsorpsi dari SO2 dari
atmosfir. Reaksi C,H,O,N,dan S menjadi molekul merupakan proses metabolisme
fisiologis yang sangat penting bagi tumbuhan. Hal ini akan diuraikan secara mendalam.

16
Dalam bagian ini hanya disebutkan beberapa unsur pokok dari material organik
tumbuhan yang diasimilasi dalam reduksi fisiologis yang kompleks.

2. Kelompok kedua, adalah gugusan P, B, dan Si serta gugusan lainnya, menunjukkan


kesamaan tingkah laku biokimia, semuanya mengabsorbsi anion organik atau zat asam.
Dalam sel tumbuhan unsur-unsur ini dalam bentuk bebas  atau diabsorbsi tidak dalam
bentuk difusi anion organik.

3. Kelompok ketiga, adalah K, Na,  Mg,  Mn,  Cl. Kelompok ini diambil dari larutan  tanah
dalam bentuk ion. Dalam sel tanaman ion-ion ini dalam bentuk ion bebas atau dapat
diadsorbsi  dan menjadi ion tidak bebas yaitu dalam bentuk anion organik, sebagai contoh
penyerapan Ca2+ oleh group karboksil dari pektin. Magnesium juga terikat dengan kuat
dalam molekul klorofil. Di sini Mg2+ adalah dalam bentuk chelat yang diikat oleh ikatan
kovalen maupun ikatan koordinat ( akan diuraikan lebih lanjut pada hal  selanjutnya).
Dalam hubungannya dengan Mg2+, elemen ini sangat erat dan mirip dengan kriteria pada
group keempat:  Zn, Fe, Cu,Mo. Elemen  ini secara umum berada dalam bentuk chelat
dalam tanaman. Pembagian antara group ketiga dan keempat tidak secara jelas dapat
dibagi-bagi untuk Mg2+, elemen Mn dan Ca2+ didalam tanaman juga berada dalam bentuk
chelat.

     Tabel 1.1          Klasifikasi Nutrisi Tanaman

Unsur Hara Penyerapan Fungsi Biokimia


Kelompok  I Dalam bentuk CO2, Sumbangan utama dari bahan
C, H,O, N, S HCO3–, H2O,H2, organik.Unsur-unsur esensial dari
NO3-,NH4-,N2,SO42-,SO2.Io kelompok-kelompok atomik
n dalam larutan tanah, gas- dalam proses enzimatik.Asimilasi
gas dari atmosfir oleh reaksi melalui reaksi – reaksi
oksidasi – reduksi
Kelompok  II Dalam bentuk fosfat ,asam Esterifikasi dengan kelompok

17
P ,  B,  Si Borik/Borat, Silikat berasal alkohol dalam tanaman. Ester –
dari larutan tanah ester Fosfat terlibat dalam reaksi
transport energi
Kelompok III Dalam bentuk ion – ion Fungsi ion spesifik membentuk
K, Na, Mg, dari larutan tanah. potensial osmotik.Reaksi reaksi
Mn, Cl yang lebih spesifik melalui
konfirmasi protein enzim menjadi
siklus optimum (aktifitasi
enzim).Membatasi reaksi -reaksi
berpasangan.Menyeimbangkan
anion – anion yang dapat larut dan
yang tidak dapat larut.
Kelompok IV Dalam bentuk ion chelate Sebagian besar berada dalam
Zn, Fe, Cu, berasal dari larutan tanah chelate tergabung dalam
Mo kelompok prostetik.
Memungkinkan transport elektron
melalui pertukaran valensi.

2.3 Peranan Unsur Mineral dalam Tumbuhan

Unsur Peranan dalam tanaman


Nitrogen (N) Penyusun semua protein, klorofil, dan peranan koenzim,
dan asam- asam nukleat.
Phospor (P)Tra Berperan dalam transfer energi misalnya ADP danATP,
penyusun beberapa protein, koenzim, asam nukleat, dan
substrat metabolisme, berperan dalam pembentukan
membran sel misalnya lemak fosfat, berpengaruh terhadap
struktur K+, Ca2+, Mg2+,Mn2+, merangsang pertumbuhan
akar, merangsang pemekaran bunga, membantu di dalam 
menguatkan sistem pertahanan utama.
Kalium (K) Sedikit peranannya sebagai penyusun komponen tanaman.
Berfungsi dalam pengaturan metabolisme seperti

18
fotosintesis, translokasi karbohidrat, sintesis protein, untuk
pembungaan dan pembuahan, sistem pertahanan tanaman,
membantu mengaktifkan enzim-enzim, mengatur kadar air
Kalsium (Ca) Komponen dinding sel. Berperan dalam struktur dan
permeabilitas membran.
Magnesium Penyusun klorofil dan enzim aktivator,
(Mg) Komponen penting di dalam protoplasma tanaman
Belerang (S) Bagian penting dari protein tanaman. Membantu
pembagian sel
Mempercepatkan perkembangan buah
Komponen penting di dalam protoplasma
Boron ( Bo) Tidak pasti, tetapi dipercaya penting dalam translokasi
gula dan metabolisme kabohidrat. Diperlukan di dalam
penguraian karbohidrat
Besi (Fe) Sintesis klorofil dan enzim- enzim untuk transfer elektron.
Penting di dalam sintesis klorofil
Mangan ( Mn) Pengendali beberapa sistem oksidasi- reduksi,
pembentukan O2 dalam fotosintesis. Mengaktifkan
sesetengah enzim tanaman
Tembaga ( Cu) Katalisator untuk respirasi, penyusun enzim. Komponen di
dalam struktur enzim tanaman
Memangkin tindak balas pengoksidaan
Seng ( Zn) Dalam sistem enzim, yang mengatur bermacam- macam
aktv. metabolik. Mengaktifkan setengah enzim
Menghindari buah  gugur sebelum matang
Merangsang pengeluaran akar
Molibdenum Dalam nitrogenase dibutuhkan untuk fiksasi nitrogen.
(Mo) Komponen enzim yang terlibat dalam metabolisme
nitrogen
Kobalt (C)* Penting untuk fiksasi N secara simbiotik oleh rhizobium.*
tidak penting untuk semua tanaman berpembuluh menurut 
batasan suatu unsur penting oleh  Arnon.
Klorin (Cl) Aktivator sistem untuk menghasilkan O2 dalam
fotositesis.

19
2.4  Penyerapan dan Pemindahan  Zat Terlarut

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh


bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat
hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat
tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri
dari xylem dan phloem.

Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur
hara. Kecuali gas O2 dan CO2  zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses
penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.

Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel,
sehingga dinding selnya akan mengembang.  Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan
biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.

Difusi merupakan gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke
konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan,
penyebaran setetes tinta dalam air.

Osmosis merupakan proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel.
Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat

20
tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding
isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan
turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem
osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air
dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut
plasmolisis.

Transpor aktif merupakan pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP,
melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan
mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula. Arahnya dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan air dari korteks ke stele. 

2.5  Penyerapan Garam Mineral Oleh Perakaran Tumbuhan

Garam mineral yang paling mudah tersedia bagi akar adalah yang larut dalam larutan tanah,
sekalipun konsentrasinya biasanya rendah. Garam mineral dapat diserap dan diangkut ke atas
dari daerah akar yang berambut dan juga dari daerah yang lebih tua yang letaknya beberapa
sentimenter dari ujung akarnya. Garam mineral yang paling mudah tersedia bagi akar adalah
yang larut dalam larutan tanah, sekalipun konsentrasinya rendah. Unsur-unsur hara ini mencapai
akar melalui tiga cara : difusi melalui larutan tanah, dibawa air secara pasif menuju akar dan akar
yang tumbuh mendekati unsur tersebut. Walaupun lintasan untuk lalu lintas ion menuju akar
dapat beragam, ion harus selalu menerobos membran plasma sel akar yang hidup bahkan juga
saat diserap pertama kali oleh hifa cendawan. Meskipun demikian membran plasma merupakan
penghalang utama bagi penyerapan ion. Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada
tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme.

a. Pengangkutan Ekstravasikuler

Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka disebut pengangkutan


ekstravsikuler. Zat yang diangkut adalah air dan garam-garam mineral. Dalam perjalanan menuju
silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan

21
mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu
apoplas dan simplas:

1). Pengangkutan Apoplas


Transportasi apoplas ini adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau transport pasif
melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan ruang-ruang antara sel.
Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xylem
karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel yang dikenal
sebagai pita kaspari. Apoplas dapat terjadi pada setiap dinding sel kecuali endodermis. Khusus
endodermis dilakukan secara osmosis.

2). Pengangkutan Simplas


Simplas adalah bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel tumbuhan,
misalnya sitoplasma atau vakuola, dari sel ke sel. Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam
sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola,
kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan
ini menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada
pengangkutan simplas adalah sel – sel bulu akar menuju sel – sel korteks,  endodermis, perisikel,
dan xylem. Dari sini, air dan garam mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan daun.

b. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju atas ini berlangsung melalui berkas
pengangkut, yaitu Xylem, sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler. Setelah
melewati sel – sel akar, air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui
epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke
pembuluh xylem sampai pucuk tumbuhan (batang sampai ke mesofil daun). Pembuluh Xylem
(kayu)  disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses
pengangkutan air dan mineral ini adalah sel – sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka
membentuk pipa kapiler. Struktur  jaringan xylem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel – sel
penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea

22
satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea
xylem.

2.6  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angkutan Mineral

Ada faktor yang dapat mempengaruhi pengangkutan/penyerpan mineral baik secara pasif
maupun aktif pada tumbuhan.

1.  Suhu
Peningkatan suhu akan meniungkatkan kemampuan penyerapan sampai batas suhu tertentu,dan
setelah itu akan menurun. Peningkatan suhu juga dapat meningkatkan respirasi, yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan produksi energy yang sangat diperlkukan dalam angkutanm aktif.
Dilain pihak, suhu tinggi dapat menimbulkan denaturasi protein enzim, sehingga secara tidak
langsung akan mempengaruhi penyerapan/angutan mineral.

      2.   Konsentrasi ion H+ (pH)


            Perolehan lingkungan dari lingkungan tanaman sanagat dipengaruhi oleh konsenbtrasi ion H +
ditempat mineral tersebut berada. Secara umum tumbuhan lebih mudah menyerap mineral dari
lingkungannya jika berada pada pH normal yaitu antara 6,5-7.

      3.   Cahaya
            Pengaruh cahaya tidaklah secara langsung.Cahaya penting untuk fotosintesis dan selama proses
fotosintesis dihasilkan energi (ATP) yang sangat dioperlukan dalam angkutan aktif. Cahaya juga
dapat mempengeruhi membukan dan menutupnya stomata yang berkaitan dengan proses
transpirasi, sehingtga transpirasi yang meningkat akan meningkatan meningkatkan pengangkutan
mineralo melalui aliran masa.

4.  Pengudaraan Tanah
            Tanah dengan pengudaraan yang baik akan merangsang terjadinya respirasi sel-sel akar sehingga
akan ada cukup energy untuk angkutan aktif.

23
D. Reproduksi Aseksual dan Seksual

1.      Reproduksi Aseksual (vegetatif)

Reproduksi aseksual/vegetatif merupakan cara reproduksi (perbanyakan diri) tanpa melewati


proses peleburan dua gamet. Artinya, satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri
menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induk. Reproduksi vegetatif dapat
terjadi secara alami dan buatan (artifisial).

1.1  Reproduksi vegetatif alami merupakan cara perbanyakan yang dilakukan tumbuhan tanpa
melibatkan bantuan manusia. Berikut ini beberapa bagian tumbuhan yang berperan dalam
reproduksi vegetatif alami.

• Rhizoma
Rhizoma (rimpang, akar tinggal) merupakan batang yang tumbuh menjalar  secara horizontal
horizontal di dalam tanah menyerupai akar. Contohnya kunyit, temulawak, jahe, lengkuas, alang-
alang, dan lain-lain.
• Stolon
Stolon (geragih) merupakan batang yang tumbuh menjalar di atas tanah. Jika batang tersebut
tertimbun tanah, bagian buku-buku (ruas) stolon akan tumbuh menjadi individu baru. Contohnya
arbei (stroberi), dan daun kaki kuda (Centela asiatica).
• Umbi Lapis
Umbi lapis (bulbus) merupakan batang berukuran pendek di dalam tanah yang dikelilingi oleh
berlapis-lapis daun tebal. Tunas umbi lapis tumbuh ke arah sampingdari bagian tubuh induk,
biasanya dinamakan siung. Jika siung dipisahkan dari induknya, siung tersebut akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Contohnya bawang merah (Allium cepa).
• Tunas
Tunas merupakan bagian yang memiliki bakal tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas dan
individu baru. Perkembangan tunas menjadi individu baru dipengaruhi oleh lingkungan
(kelembapan, suhu, pH, dan cadangan makanan). Contohnya bamboo dan kelapa.

• Umbi Batang

24
Umbi batang merupakan batang yang membengkak di dalam tanah dan mengandung cadangan
makanan. Pada umbi batang terdapat mata (kuncup) sehingga pada saat ditanam dapat tumbuh
membentuk tunas dan akar baru. Contohnya ubi jalar dan kentang.
• Daun
Daun merupakan organ utama tumbuhan. Pada beberapa tumbuhan tertentu, daun berfungsi
sebagai alat reproduksi. Pada daun demikian terutama bagian pinggirnya terdapat jaringan
meristem yang dapat tumbuh membentuk tunas dan akar (individu baru). Contohnya cocor
bebek.
1.2 Reproduksi Vegetatif Buatan
      Reproduksi vegetatif buatan merupakan cara perbanyakan tumbuhan yang sengaja dilakukan
oleh manusia. Dalam hal ini, manusia sengaja memanfaatkan kemampuan meristematis
tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perbanyakan ini dapat dilakukan
dalam waktu relatif lebih singkat dibandingkan dengan secara alami. Beberapa usaha
perbanyakan yang tergolong pada reproduksi vegetatif buatan adalah sebagai berikut.
• Mencangkok
Mencangkok merupakan usaha perbanyakan yang bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang
sama seperti induknya dan cepat berbuah. Cara mencangkok adalah dengan cara membuang
sebagian kulit dan kambium secara melingkar pada cabang batang , lalu ditutup dengan tanah
yang kemudian dibalut dengan sabut atau plastik dan tanah. Setelah akar tumbuh, batang tepat di
bawah cangkokan dipotong kemudian ditanam. Contoh tanaman yang bisa dicangkok Mangifera
indica (mangga), Citrus sp.(jeruk), Psidium sp. (jambu), Tamarindus indica (asam), Manilkara
sp. (sawo), dan Nephelium lappaceum (rambutan).
• Menempel (Okulasi)
Menempel merupakan usaha perbanyakan yang bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang
memiliki sifat berbeda dalam satu pohon. Misalkan tanaman yang satu memiliki akar yang kuat,
tahan penyakit, tapi bunganya kurang baik, sedangkan tanaman yang lain (biasanya berbeda
dalam varietas) memiliki bunga yang baik, tetapi akarnya kurang baik. Tumbuhan yang kedua ini
dapat ditenpelkan pada tumbuhan yang pertama (tumbuhan dasar). Contohnya mawar (Rosa sp.),
terung-terungan (Solanaceae), jeruk, mangga, dll.

• Menyambung

25
Menyambung merupakan usaha perbanyakan yang dilakukan dengan cara menyambung dua
batang tanaman yang masih tergolong satu spesies, satu genus, atau satu famili. Dalam
menyambung kita memindahkan ujung ranting, ujung batang, atau ujung cabang secara
keseluruhan (tanaman atas) kepada tanaman dasar. Kemudian pada tempat sambungan tersebut
diikat dengan tali. Contohnya Hevea braziliensis (karet), dan pohon buah-buahan.

• Menyetek
Setek merupakan usaha perbanyakan yang paling banyak dikenal dalam masyarakat. Menyetek
dilakukan dengn cara menanam potongan batang tanaman. Setek dengan kekuatannya sendiri
akan menumbuhkan akar dan daun sehingga berkembang menjadi individu baru. Perbanyakan
dengan setek meliputi setek batang, setek daun, setek akar, setek pucuk, dan setek umbi.
Cara setek banyak dipilih orang karena perbanyakan tanaman dengan setek memiliki banyak
keunggulan dibandingkan cara perbanyakan vegetatif lainnya. Misalnya sifat tanaman yang
dihasilkan sama dengan induknya., bagian tanaman induk yang diperlukan untuk setek hanya
sedikit (tetapi dapat menghasilkan banyak bibit tanaman), dan tidak memerlukanbanyak biaya.
Selain itu, cara pengerjaan setek tidak memerlukan teknologi yang rumit sehingga dapat
dilakukan oleh siapa saja. Contoh tanaman yang dapat disetek misalnya Manihot sp. (ketela
pohon), Pluchea indica (beluntas), Manihot utilissima (ubi kayu), Dahlia variabilis (dahlia),
Kalanchoe pinnata (cocor bebek), Saccharum officinarum (tebu),dll.

• Merunduk
Merunduk merupakan usaha perbanyakan yang dilakukan dengan cara merundukkan
(melengkungkan) cabang tanaman, kemudian ditimbun dengan tanah. Sementara itu, ujung
cabang dibiarkan muncul di permukaan tanah. Bagian tanaman yang dirundukkan (ditimbun)
terlebih dahulu harus dikupas. Pada bagian yang ditimbun tersebut akan tumbuh akar dan tunas.
Contohnya pada tanaman Alamanda (Alamanda cathartica), tebu (Saccharum officinarum), dll.

• Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan usaha tanaman dengan memanfaatkan sifat totipotensi tanaman.
Totipotensi dalah kemampuan beberapa sel tanaman yang masih dalam proses pertumbuhan
untuk membentuk individu tanaman dalam proses kultur jaringan. Melalui kultur jaringan dapat

26
diperoleh bibit tanaman dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang bersamaan.

Kultur jaringan biasa dilakukan di tempat yang steril, seperti laboratorium khusus kultur
jaringan. Selin itu, alat, bahan, dan pelaku kultur jaringan juga harus dalam keadaan steril. Alat
dan bahan dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhuC.
Sementara itu, pelaku terutama bagian tangan harus disemprot dengan alcohol sebelum bekerja.

Jaringan yang akan dikultur dapat berupa irisan yang sangat tipis dari ujung akar, tunas, dan
daun muda tanaman. Kemudian irisan tipis tersebut ditumbuhkan pada suatu medium dengan
cukup nutrisi. Untuk memacu proses pembelahan sel, para peneliti biasanya memberikan
hormone pertumbuhan (misalnya auksin). Sel-sel harus dapat membelah dan tumbuh dalam
media tumbuh membentuk embrio dan tunas hingga menjadi individu baru yang sama dengan
induknya. Contoh tanaman yang telah dikembangbiakan melalui kultur jaringan antara lain
anggrek dan wortel.

2.      Reproduksi Seksual (Generatif)


      Reproduksi seksual/generatif merupakan cara reproduksi yang melibatkan proses peleburan
gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua gamet induk ini biasa disebut pembuahan.
Reproduksi generatif terjadi pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), baik gimnospermae (berbiji
terbuka) maupun angiospermae (berbiji tertutup).

27
2.1  Alat Reproduksi Tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan biji adalah putik (pistil) dan benang sari (stamen).

1)      Putik
Putik adalah alat kelamin betina yang dapat menghasilkan sel kelamin betina dan di sebut sel
telur (ovum).
     Bagian – bagian putik sebagai berikut :
4. Kepala putik (stigma)
Kepala putik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan di atas kepala putik terdapat
bulu-bulu yang sangat halus dan berlendir sehingga dapat membantu menangkap serbuk sari.
5. Tangkai putik
6. Bakal buah
Bakal buah terdapat paling dekat dengan dasar bunga (Reseptakulum) bakal buah berisi satu atau
lebih bakal biji (ovulum).
7. Benang Sari
      Benang sari adalah alat kelamin jantan yang dapat menghasilkan sel kelamin jantan yang di
sebut sel sperma (Spermatozoid).

2.2  Alat Perhiasan Bunga

28
1)      Mahkota Bunga
Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga penyerbuk, pelindung benang sari dari putik
dan sebagai tempat hinggap serangga yang akan menghisap madu.
2)      Kelopak Bunga
Fungsinya melindungi bunga pada waktu masih menguncup untuk menarik perhatian serangga
dan hewan agar dapat membantu proses penyerbukan.
Macam – macam Bunga
   Berdasarkan kelengkapannya bunga di bedakan menjadi :
1. Bunga Lengkap
Bunga yang memiliki seluruh bagian bunga. Contohnya kembang sepatu, bunga mawar, bunga
melati.

2. Bunga Tidak Lengkap


Bunga yang tidak memiliki satu/lebih bagian bunga. Contohnya bunga kelapa dan bunga sulak.

Berdasarkan kelengkapan alat perkembangbiakannya, bunga di bedakan menjadi :


1. Bunga Sempurna
Bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus / bunga berkelamin ganda, contohnya
bunga pepaya, bunga kacang panjang, bunga aster, dan bunga padi.
  2. Bunga Tidak Sempurna
Bunga yang memiliki benang sari/putik saja. Jika memiliki benang sari di sebut bunga jantan
yang menghasilkan spermatozoid (contoh mata pada bunga jagung). Jika hanya memiliki putik
disebut bunga betina, menghasilkan sel telur (contoh tangkai pada bunga jagung).

29
2.3  Penyerbukan
Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada
angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan
pada gimnospermae, penyerbukan adalah peristiwa melekatnya serbuk sari pada bakal biji.
Macam-macam penyerbukan
Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang membantu
proses penyerbukan.
1)      Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari
Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu :
·   Otogami/penyerbukan sendiri
Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama
(satu bunga). Pada saat terjadi otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi
pertemuan antara serbuk sari dan putik. Misalnya:
– Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu daripada putik. Misalnya pada
seledri, Allium sp. (bawang), dan Zea mays (jagung).
– Protogini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari. Misalnya pada
bunga Brassica sp. (kol), bunga Theobroma cacao (cokelat), dan bunga Persea Americana
(avokad). Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik.

·   Kleistogami
Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar.
Contohnya kacang tanah.
·   Geitonogami/penyerbukan tetangga
Geitonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain ,
tetapi masih dalam satu individu.
·   Alogami/penyerbukan silang
Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari
individu lain , namun masih dalam satu jenis.
·   Bastar/hibridogami

30
Bastar merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga tumbuhan beda
jenis. Macam -  macam Bastar antara lain
–  Bastar Antarkulvitar (Varietas)
contohnya antar mangga golek dengan mangga gadung.
–  Bastar Antar jenis (Spesies)
contohnya antar mangga dengan mangga kweni.
–  Bastar antar marga (Genus)
contohnya antar cabai dengan terong.
2)      Penyerbukan berdasarkan faktor yang membantu
Penyerbukan ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut :

·   Anemogami
Anemogami merupakan proses penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri-cirinya, yaitu:
–  Serbuk sari banyak, ringan, kecil, kering, dan permukaannya halus.
–  Kepala sari mudah bergoyang.
–  Tidak mempunyai perhiasan/mahkota bunga (jika ada berukuran kecil).
–  Kepala putik besar.
–  Letak serbuk sari bergantungan/bertangkai panjang.
–  Bunga tidak berbau.
–  Tidak mempunyai kelenjar madu.
–  Putik melekat di tengah, berbentuk spiral sehingga membentuk permukaan yang lebih besar
untuk memudahkan menangkap serbuk sari.
–  Bunga tidak berwarna cerah dan biasanya hijau. Contohnya Gramineae (rumput), Oryza sativa
(padi), Saccharum officinarum (tebu),dan Imperata Cylindrica (alang-alang).
·   Hidrogami
Hidrogami merupakan proses penyerbukan dengan bantuan air. Jenis penyerbukan ini biasanya
terjadi pada tumbuhan yang hidup di air. Misalnya hidrila (Hydrilla verticilata).
·   Zodiogami
Zoidiogami merupakan proses penyerbukan dengan bantuan hewan.
3)      Berdasarkan nama hewannya
Berdasarkan nama hewannya, tipe penyerbukan ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam,

31
yaitu:
·   Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Saat mengisap madu, tubuh
serangga tertempel serbuk sari, dan jika serangga berpindah ke bunga lain atau menyentuh
kepala putik bunga yang sama, serbuk sari akan tertinggal di kepala putik tersebut sehingga
terjadi penyerbukan.
Ciri-cirinya sebagai berikut :
– Bunga berbau khas.
– Mahkota bunga berwarna menarik/mencolok.
– Mempunyai kelenjar madu.
– Benang sari di dalam bunga.
– Kepala sari bersatu di bagian dasar atau belakangnya.
– Serbuk sari sedikit, besar, seperti tepung, berat, lengket.
– Putik lengket dan kecil.
·   Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
Biasanya bunga mengandung madu dan air, serta mengandung unsur warna merah karena burung
peka terhadap warna ini.
·   Kiropterogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Biasanya bunga mekar pada
malam hari, berukuran besar, berwarna cerah, dan letaknya tidak tersembunyi.
·   Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput.

2.4  Pembuahan
Pembuahan atau fertilisasi merupakan proses peleburan antara inti sperma dengan sel telur. Pada
tumbuhan, ada 2 macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal dan pembuahan ganda.
Pembuahan tunggal adalah pembuahan yang hanya memungkinkan sekali peleburan inti sperma
dengan inti sel telur. Pembuahan tunggal biasa terjadi pada gimnospermae sedangkan
Pembuahan ganda adalah pembuahan yang menyebabkan terjadinya dua kali peleburan inti
sperma. Pembuahan ganda biasanya terjadi pada angiosperma.
1. Gymnospermae
Alat reproduksi tumbuhan gymnospermae, bakal biji dan serbuk sari masing – masing
berkumpul dalam satu badan yang disebut strobilus.
      Jalannya Penyerbukan dapat dijabarkan sebagai berikut :

32
a)      Serbuk sari pada tetes penyerbukan melalui lubang mikrofil terdiri atas 1 sel generatif dan
1 sel vegetatif.
b)      Serbuk sari berubah menjadi buluh serbuk dan menuju ruang arkegonium, sel generatif
membelah menjadi dinding sel (dislokalor) dan sel spermatogen, selanjutnya spermatogen
membelah membentuk sel spermatozoid.
c)      Buluh serbuk sari sampai ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap dan masing–masing sel
spermatozoid membuahi 1 sel telur (di sebut pembuahan tunggal) yang akhirnya menjadi zigot
dan dewasa.
 

2. Angiospermae

Jalannya penyerbukan dapat dijabarkan sebagai berikut :


a)      Serbuk sari sampai ke kepala putik dengan gerak kemotropisme, serbuk sari menuju ke
bakal biji dan berubah menjadi buluh serbuk sari.
b)      Pada saat buluh serbuk sari mencapai mikrofil, inti vegetatif mati dan terjadi pembuahan
sebagai berikut :
Satu inti generatif (inti sperma I) membuahi sel telur yang kemudian menjadi embrio.
Satu inti generatif (inti sperma II) membuahi inti kandung lembaga sekunder yang akan menjadi
endospermae, sebagai cadangan makanan embrio.
c)      Setelah pembuahan yang akan terjadi selanjutnyaadalah berikut ini :
Kelopak bunga dan mahkota bunga akan layu sebagai usaha penghematan energi.
 Daun buah akan menjadi kulit buah

E. Pertumbuhan dan Perkembangan

Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.


Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan
oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar.dan bersifat tidak dapat balik
(irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan. Perkembangan adalah
peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan
perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.

Pertumbuhan dan perkembangan  merupakan dua proses yang berjalan secara stimultan
(pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif karena mudah
diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya perkembangan dapat dinyatakan secara
kualitatif karena perubahannya bersifat fungsional.
33
Tumbuhan  yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah (plantula).
Awalperkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah
berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.
Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang
disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena penyerapan air akibat
potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit  pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik
pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan
mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-
nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh.

Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan.
Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar
(radikula), daun lembaga (kotiledon), dan bayang lembaga (kaulikulus).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, salah satunya,


yaitu faktor cahaya. Cahaya kelihatannya merupakan petunjuk utama yang memberi tahu benih
bahwa ia telah menembus tanah.
5.1 Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta
jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan
jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan
besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi
fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot,
embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul
sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut
adalah sebagai berikut :

34
a.    Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b.    Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel
tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan air kedalam vakuola.
c.    Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu
menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk
jaringan, organ, dan individu.

5.2    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

           Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman :


      a.   Faktor Internal

·         Gen
        Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang  tinggi      atau
berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen ‘baik’ dan didukung oleh   lingkungan yang
sesuai akan.memperlihatkan pertumbuhan yang baik.
·         Hormon
         Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan    
pertumbuhan.
        Auksin                         : untuk membantu perpanjangan sel
        Giberelin                     :untuk pemanjangan dan pembelahan sel
        sitokinin                      : untuk menggiatkan pembelahan sel
        etilen                          :untuk mempercepat buah menjadi matang
        Asam traumalin            : Merangsang pemebelahan sel di bagian tumbuhan yang luka
        Kalin                           : Merangsang pembentukan organ tumbuhan sbb :
      -      Rizokalin             : Untuk pembentukan akar
      -      Aulokalin             : Untuk pembentukan batang
      -      Filokalin              : Untuk pembentukan daun
      -      Antokalin             : Untuk pembentukan bunga

      b.  Faktor Eksternal

1.   Air
        Fungsi air antara lain :
   -      Untuk Fotosintesis
   -      Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim
   -      Membantu proses perkecambahan biji
   -      Menjaga (mempertahankan) kelembapan
   -      Untuk transpirasi
   -      Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pemebelahan sel
   -      Menghilangkan asam asbisat

2. Suhu / Temperatur Lingkungan


           Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,        
reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara

35
22°C-37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan
pertumbuhan yang lambat atau berhenti.

3. Kelembaban Udara
         Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan.  
Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air
lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang
lebih cepat.

4.    Cahaya Matahari
         Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya
tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa
tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar
matahari dapat menghambat proses pertumbuhan.

5. Nutrien
          Tumbuhan memerlukan nutrien untuk kelangsungan hidupnya. Nutrien yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak disebut unsur makro (makronutrien). Unsur makro misalnya karbon,
oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sedangkan nutrien
yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (Mikronutrien). Contoh
unsur mikro adalah klor, besi, boron, mangan, seng, tembaga, dan molibdenum.
   Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabakan tumbuhan
mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang
dengan tidak sempurna.

6. Kelembapan
          Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun, karena transpirasi akan
terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Jika kondisi lembap dapat
dipertahankan, akan banyak air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini
mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum
dan tumbuhan membesar.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel –selnya mampu membelah diri
dengan cara mitosis secara terus menerus ( bersifat embrional) untuk menambah
jumlah sel – sel tubuh pada tumbuhan.

36
2. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini juga disebut
jaringan permanen karena telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel
hasil pembelahan jaringan meristem.
3. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan gabus), jaringan
dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut
(xilem dan floem).
4. Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi.
5. Reproduksi aseksual/vegetatif merupakan cara reproduksi (perbanyakan diri)
tanpa melewati proses peleburan dua gamet.
6. Reproduksi vegetatif buatan merupakan cara perbanyakan tumbuhan yang sengaja
dilakukan oleh manusia.

DAFTAR PUSTAKA

https://hedisasrawan.blogspot.com

https://dosenbiologi.com

https://ozilbaihaqi.blogspot.com

37

Anda mungkin juga menyukai