Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang baik untuk
menganalisis sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang seharusnya
ada dan bagaimana unsur-unsur tersebut seharusnya berinteraksi. Dalam hal yang sama,
model delapan unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatu cara yang baik
untuk memahami kompleksitas dari bagaimana perusahaan akan berinteraksi dengan
lingkungannya. Integrasi antara model sistem umum dan model delapan unsur lingkungan
akan menjadi dasar dari suatu konsep manajemen rantai pasokan (supply chain
management).
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Dapat juga diasumsikan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang memanfaatkan
komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang
bermanfaat.
Sistem Informasi Strategis adalah system informasi yang menggunakan Teknologi Informasi
(IT) untuk membantu perusahaan dalam hal mendapatkan keunggulan bersaing,
meminimalkan hal yang tidak menguntungkan sehingga tercapai tujuan strategis
perusahaan.
Sistem Informasi Strategis membantu perusahaan dengan menyediakan produk dan
layanan yang memberikan keuntungan lebih stategic dibandingkan pesaingnya dalam pasar
yang kompetitif. Dapat juga diasumsikan sebagai sistem informasi yang mempromosikan
inovasi bisnis, meningkatkan proses bisnis, dan membangun sumber daya informasi bagi
sebuah perusahaan.
Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan dimana
keunggulannya dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lainnya
untuk meningkatkan value (nilai) perusahaan baik dalam hal peningkatan laba maupun citra
perusahaan. Contoh perusahaan-perusahaan telekomunikasi berusaha untuk mendapatkan
konsumen sebanyak-banyaknya dengan cara berkompetisi sesuai dengan keunggulan yang
dimilikinya.
Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus menghadapi tantangan
bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal perusahaan. Salah satu pendekatannya
adalah bagaimana mengefektifkan potensi sumberdaya yang ada, bisa melalui peningkatan
kualitas produk dan layanan kepada pelanggan, maupun melalui pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi.
Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam
suatu industry. Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat
dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri.
Kompetisi merupakan karakteristik positif dalam bisnis, persaingan alami dan sehat adalah
pendukung majunya suatu pasar. Persaingan ini mendorong upaya untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif di pasar, oleh karenanya diperlukan kemampuan kompetitif yang
signifikan pada berbagai bagian dari perusahaan. Hal ini ditujukan untuk menjaga bisnis
terhadap ancaman pendatang baru.
Sering dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya,
perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan di atas para pesaingnya. Satu hal
yang tidak selalu terlihat adalah fakta bahwa sebua perusahaan juga akan dapat mencapai
keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya. Keunggulan kompetitif
mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan di dalam pasar.
Sistem informasi yang diaplikasikan oleh perusahaan untuk menunjang strateginya dapat pula digunakan
untuk melihat kecenderungan tren bisnis di masa depan. Dengan adanya sistem informasi, maka
perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam jangka pendek,
menengah, maupun panjang karena adanya perubahan orientasi bisnis. Disamping itu, sistem informasi
yang unggul akan menciptakan barriers to entry pada kompetitor karena adanya kerumitan teknologi
untuk memasuki persaingan pasar.
Dari sisi internal perusahaan, penggunaan sistem informasi bukan saja akan meningkatkan kualitas serta
kecepatan informasi yang dihasilkan bagi manajemen, tetapi juga dapat menciptakan suatu sistem
informasi manajemen yang mampu meningkatkan integrasi di bidang informasi dan operasi diantara
berbagai pihak yang ada di perusahaan. Sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila semua proses
didukung dengan teknologi yang tinggi, sumberdaya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah
komitmen perusahaan. Sistem informasi secara umum memiliki beberapa peranan dalam perusahaan,
diantaranya sebagai berikut.
1. Minimize Risk
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya
resiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada
diuar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi resiko-
resiko yang kerap diahadapi oleh bisnis, seperti forecasting, financial advisory, planning expert, dan
lain-lain. Selain itu, kehadiran teknologi informasi merupakan sarana bagi manajemen dalam
mengelola resiko yang dihadapi.
2. Reduce Cost
Peran teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya operasional
perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Terdapat empat cara untuk
mengurangi biaya operasional melalui penerapan sistem informasi, yakni eliminasi proses yang
dirasa tidak perlu, simplifikasi proses, integrasi proses sehingga lebih cepat dan praktis, serta
otomatisasi proses.
3. Added Value
Teknologi informasi dapat menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Penciptaan value ini tidak
sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi juga untuk menciptakan loyalitas pelanggan dalam
jangka panjang.
Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka menuntut
manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang layak dan mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu,
dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem informasi. Perubahan yang terjadi adalah
dengan diterapkannya perencanaan strategis sistem informasi. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis,
peningkatan perencanaan strategis sistem informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen
sistem informasi.
Perencanaan strategis sistem informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik
untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen, serta memaksimalkan hasil
investasi dari teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang baik akan membantu sebuah organisasi
dalam pengambilan keputusan untuk merealisasikan rencana bisnisnya. Dengan demikian, penerapan
teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif
dalam untuk meningkatkan performa bisnis. Strategi sistem informasi dipengaruhi oleh strategi-strategi
lain yang diterapkan perusahaan dan selalu memiliki konsekuensi. Empat komponen infrastruktur sistem
informasi menjadi kunci strategi sistem informasi
Sering dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut
akan berusaha untuk mendapatkan di atas para pesaingnya. Satu hal yang tidak selalu terlihat adalah fakta
bahwa sebua perusahaan juga akan dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber
daya virtualnya. Keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan
pengungkitan di dalam pasar.
Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu
rantai nilai. Margin adalah nilai dari produk dan jasa perusahaan setelah dikurangi harga pokoknya,
seperti yang diterima oleh pelanggan perusahaan. Perusahaan mencintakan nilai dengan melakukan
apa yang disebut oleh porter sebagai aktifitas nilai. Aktifitas nilai terdiri atas dua jenis yaitu utama
dan pendukung.
Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan dimana keunggulannya
dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lainnya untuk meningkatkan
value (nilai) perusahaan baik dalam hal peningkatan laba maupun citra perusahaan. Contoh
perusahaan-perusahaan telekomunikasi berusaha untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya
dengan cara berkompetisi sesuai dengan keunggulan yang dimilikinya.
Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus menghadapi tantangan bahkan
tekanan-tekanan internal dan eksternal perusahaan. Salah satu pendekatannya adalah bagaimana
mengefektifkan potensi sumberdaya yang ada, bisa melalui peningkatan kualitas produk dan layanan
kepada pelanggan, maupun melalui pemanfaatan kemajuan teknologi informasi.
Manajemen harus waspada terhadap tambahin keunggulan yang dapat dicapai dengan rantai nilai
perusahaan ke rantai nilai orgaisasi lain, kaitan seperti ini dapt menghasilkan suatu system
interorganisasional (interorganizational system – IOS). Sebuah perusahaan dapat mengaitkan rantai
nilainya kepada rantai nilai pemasoknya dengan mengimplementasikan system yang membuat
sumber daya input tersedia bila dibutuhkan
Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu
industry. Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat dalam melawan
kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri.
Kompetisi merupakan karakteristik positif dalam bisnis, persaingan alami dan sehat adalah
pendukung majunya suatu pasar. Persaingan ini mendorong upaya untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif di pasar, oleh karenanya diperlukan kemampuan kompetitif yang signifikan pada berbagai
bagian dari perusahaan. Hal ini ditujukan untuk menjaga bisnis terhadap ancaman pendatang baru.
Lima strategi kompetensi dasar dalam bersaing yakni:
Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Menjadi produsen rendah biaya dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu
menurunkan biaya bagi pemasok dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya produksi
yang lebih tinggi.
Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau
mengurangi keunggulan diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk
fokus pada produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar yang
unik/niche market.
Strategi Inovasi (innovation strategy)
Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan pengembangan
produk dan atau jasa yang unik guna memasuki pasar yang unik /niche market. Hal ini juga
dapat melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk memproduksi atau
mendistribusikan produk dan layanan dari mayoritas jenis dan cara yang ada.
Strategi Pertumbuhan (growth strategy)
Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa,
ekspansi ke pasar global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam
produk dan jasa terkait.
Strategi Aliansi (alliance strategy)
Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan
perusahaan lain. Hubungan ini bisa berupa merger, akuisisi, usaha patungan, pembentukan
“perusahaan virtual,” atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau perjanjian distribusi antara
pelaku usaha dengan mitra dagangnya.
Investasi didalam teknologi informasi dapat mendukung perusahaan dalam bersaing, berikut adalah
gambaran peran teknologi informasi dan contoh penerapannya.
1. Penerapan teknologi informasi akan meminimalkan biaya bisnis proses, baik dalam hubungannya
dengan konsumen maupun supplier.
2. Meningkatkan service / layanan yang diberikan kepada pelanggan.
3. Pemanfaatan teknologi informasi meminimalkan pesaing.
4. Inovasi produk baru yang melibatkan teknologi informasi sebagai komponennya.
5. Menciptakan pasar yang baru.
6. Meningkatkan kualitas dan efisiensi serta mempersingkat waktu layanan pelanggan,
7. Menggunakan IT untuk pengembangan bisnis (business development), mengatur bisnis secara
regional dan global.
8. Membangun system informasi yang terhubung dengan internet dan extranet untuk support
hubungan bisnis dengan costumer, supplier, subcontractor, dsb.
Sistem informasi dan teknologi informasi memberikan empat peran utama di dalam
organisasi bisnis (perusahaan) yaitu untuk meningkatkan:
1) Efisiensi. Efisiensi artinya menggantikan peran manusia dengan teknologi informasi
sehingga memudahkan pekerjaan dan mempercepat pekerjaan.
2) Efektivitas. Sistem informasi ini digunakan oleh pimpinan untuk pengambilan keputusan
yang lebih efektif berdasarkan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan, mudah, murah
dan handal.
3) Komunikasi. Untuk memudahkan komunikasi dan mempercepat pengambilan suatu
keputusan dapat digunakan email atau teleconference.
4) Kompetitif. Kompetitif, artinya digunakan untuk meningkatkan daya saing perusahaan di
dalam era persaingan yang semakin ketat ini.
IT Governance Focus Area (Area focus Tatakelola TI) (Source : www.itgi.org)
Area focus Tatakelola IT Perusahaan
- Strategic alignment: fokus pada kepastian hubungan bisnis dan perencanaan TI: penetapan,
pemeliharaan dan validasi usulan nilai tambah TI; dan keselarasan operasi TI dengan
operasional perusahaan.
- Value delivery: mengenai pelaksanaan usulan nilai tambah melalui siklus pengantaran,
memastikan bahwa TI memberikan manfaat untuk strategi, konsentrasi pada optimasi biaya dan
memberikan nilai tambah perusahaan dari TI
- Resource management: mengenai investasi optimal, dan manajemen yg sesuai, sumberdaya yg
kritis: aplikasi, informasi, infrastruktur dan orang. Kunci sukses berkaitan dengan optimasi
pengetahuan dan infrastruktur.
- Risk Management: memerlukan kesadaran pegawai senior, pengertian yg jelas mengenai resiko
perusahaan, mengerti persyaratan kebutuhan, transparansi resiko bagi perusahaan dan tanggung
jawab manajemen risiko dalam organisasi.
- Performance measurement: menjajaki dan memonitor penerapan strategi, pemenuhan proyek,
penggunaan sumberdaya, proses kinerja dan mengantarkan bisnis, penggunaan, contoh,
balanced scorecard yg menterjemahkan strategi ke dalam kegiatan utk mencapai tujuan yg dapat
diukur melebihi akuntasi yg conventional.
Masalah investasi di bidang teknologi informasi merupakan hal yang cukup signifikan bagi para
manajemen senior perusahaan. Di satu sisi mereka sadar bahwa sudah saatnya (kalau tidak memang
karena sudah terlambat) mereka harus memiliki suatu teknologi informasi yang dapat menunjang
bisnis mereka, sementara di lain pihak mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup besar
untuk dapat merancang dan mengimplementasikan teknologi informasi yang dibutuhkan. Tanpa
memiliki teknologi informasi yang cukup canggih, sulit di alam kompetisi global ini untuk dapat
bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dari manca negara yang mulai banyak
mengembangkan usahanya di tanah air. Namun salah mengidentifikasikan kebutuhan teknologi pun
akan menjadi bumerang bagi organisasi yang bersangkutan
Dengan adanya internet juga dapat digunakan untuk komunikasi antar karyawan dalam divisi
yang sama maupun berbeda divisi bahkan untuk komunikasi dengan konsumen dan partner
bisnisnya dapat menggunakan email dan messenger. Hal ini tentu dapat meminimalkan penggunaan
kertas dan biaya telepon / fax, juga dapat mengurangi biaya transport untuk visit ke konsumen.
Penggunaan computer juga memudahkan pekerjaan karyawan perusahaan, karena pekerjaan
menjadi lebih cepat selesai dengan tingkat kesalahan yang minim. Apalagi jika perusahaan
menerapkan computer based information system dimana system informasi perusahaan tersebut
dibuat sedemikian rupa saling terhubung (integrated) dan mengotomatiskan pekerjaan-pekerjaan
rutin operasional, seperti misalnya pencetakan kwitansi akan terhubung langsung dengan laporan
keuangan perusahaan.
Jadi dengan pemanfaatan teknologi informasi maka akan memudahkan arus informasi secara
internal maupun eksternal perusahaan, meminimalkan resiko factor human error dan efisiensi di
segala bidang, tentunya hal ini akan berpengaruh pada margin keuntungan yang didapat perusahaan
secara akumulatif.
Selain itu peran teknologi IT dalam perusahaan adalah menciptakan value (nilai tambah) bagi
pelanggan perusahaan, dimana dengan penerapan IT maka layanan kepada pelanggan makin cepat
dan baik sehingga pelanggan puas dengan pelayanan yang diterimanya, hal itu dapat menciptakan
loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
Loyalitas pelanggan merupakan hal yang didambakan oleh tiap perusahaan karena mempengaruhi
stabilitas income perusahaan.
Dimensi-Dimensi Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif dapat diralisasikan dalam hal mendapatkan strategi, taktis, maupun
operasional. Pada tingkat manajerial yang tertinggi. Tingkat perencanaan strategis, sitem
informasi dapat digunakan untuk mengubah arah sebuah perusahaan dalam mendapatkan
keunggulan strategisnya.
1. KEUNGGULAN STRATEGIS
Pendekatan ini dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok berdasarkan lingkup dan titik
bahasan di satu pihak dan penekanan pada proses atau hasil di lain pihak. Pada
pengelompokan pertama, menurut Porter, terdapat pendekatan klasik berhadapan dengan
pendekatan non-klasik. Kemudian, pada kelompok kedua terdapat pendekatan keperilakuan
berhadapan dengan pendekatan administratif.
1. Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik diperkenalkan oleh Porter untuk membedakan umum dengan
pendekatannya sendiri. Dalam analisis lingkungan dimasukkan semua faktor lingkungan
usaha, baik yang langsung maupun tidak langsung, sehingga bersifat global. Pendekatan ini
relatif mudah karena dua hal: informasi yang disyaratkan bersifat global dan teknik yang
digunakan sederhana.
2. Pendekatan Non-Klasik
Pendekatan non-klasik atau pendekatan Porter ini menitikberatkan pada analisis posisi
persaingan, sehingga hanya lingkungan langsung perusahaan yang relevan. Pendekatan ini
mensyaratkan informasi yang cukup tentang pihak dalam lingkungan persaingan tersebut.
Hasilnya spesifik tentang strategi perusahaan yang dipilih.
3. Pendekatan Administratif
Fokus pendekatan ini adalah dokumen resmi rencana strategis yang memenuhi syarat yang
berisi arah dan strategi perusahaan. Pendekatan ini kurang memperhatikan faktor
komitmen dan berbagai tingkat dan bidang manajemen.
4. Pendekatan Keperilakuan
- Dimensi Informasi
Ketika pengembangan system (pengguna maupun spesialis informasi) mendefinisikan output yang
diberikan oleh prosesor informasi, mereka akan mempertimbangkan empat dimensi dasar informasi.
Keempat dimensi yang diinginkan ini akan dapat menambah nilai dari informasi tersebut.
1. Relevansi . Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut behubungan dengan masalah
yang sedang dihadapi.
2. Akurasi . Idealnya, seluruh informasi seharusnya akurat.
3. Ketepatan waktu . Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum situasi
yang genting berkembang atau hilang peluang yang ada.
4. Kelengkapan . Para pengguna sehaknya dapat memperoleh infomasi yang menyajikan suatu
gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya.
Manajemen sumber daya informasi (Information Resources Management – IRM) adalah
aktifitas yang dijalankan oleh manajer pada semua tingkatan dalam perusahaan dengan
tujuan mengidentifikasi, memperoleh, dan mengelola sumber daya informasi yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Elemen-elemen IRM yang diperlukan
adalah:
1. Kesadaran bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui sumberdaya
informasi yang unggul.
2. Kesadaran bahwa jasa informasi adalah suatu area fungsional utama.
3. Kesadaran bahwa CIO adalah eksekutif puncak.
4. Perhatian pada sumberdaya informasi perusahaan saat membuat perencanaan
strategis dan rencana strategis formal untuk sumberdaya informasi.
5. Strategi untuk mendorong dan mengelola end-user computing.
Putra, Y. M. (2018). Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan . Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
O’Brien JA. 2005. Introduction to Information System 12th ed. Boston: McGraw-Hill
Companies, Inc.
https://efrizalzaida.wordpress.com/2013/09/09/sistem-informasi-untuk-keunggulan-kompetitif/
https://efrizalzaida.wordpress.com/2017/03/06/sistem-informasi-untuk-keunggulan-bersaing-
perusahaan-dan-lingkungannya-tantangan-sistem-informasi-global/
http://43217110334.blog.mercubuana.ac.id/2018/09/18/sistem-informasi-untuk-persaingan-keunggulan/