Anda di halaman 1dari 69

SKRIPSI

PENGGUNAAN VIDEO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI KELAS IV MADRASAH ALIYAH
PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM AL ISLAMY
PANTAIRAJA - KAMPAR - RIAU

OLEH

MELVI RAHMATUL ANGGRAINI

NIM. 16.11.05.439

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI AL – AZHAR PEKANBARU
PEKANBARU
2020
2

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tanpa pertolongannya tentunya penulis

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta

salam semoga senantiasa penulis hadiahkan kepada junjungan alam yaitu Nabi

Besar Muhammad SAW, yang telah bersusah payah dengan segala petunjuknya

mendobrak pintu kejahilan dan membuka pintu ilmu pengetahuan sebagaiman

yang telah kita rasakan pada saat sekarang ini beserta keluarganya, para

sahabatnya dan selaku ummatnya hingga akhir zaman.

Dengan izin Allah SWT. penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul

: “ Penggunaan Video Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas IV Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Bahrul Ulum Al Islamy Pantairaja - Kampar - Riau”. Untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada jurusan

Pendidikan Agama Islam Tarbiyah Dan Keguruan Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) AL-AZHAR Pekanbaru.

Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kelemahannya, yang memerlukan masukan dan

kritikan agar lebih sempurna.

Keberhasilan dan kesuksesan dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak

terlaksana apabila tanpa semangat dukungan dan do’a serta bimbingan yang telah

2
3

turut berpartisipasi dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu

melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Mereka yang sangat penulis sayangi dan cintai yang senantiasa mendo’akan

dan mendukung penulis demi keberhasilan dan kebahagiaan yakni, ayahanda

tercinta dan Ibunda tercinta, atas do’a restu dari Ayah dan Ibu.

2. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Pekanbaru.

3. Dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktunya serta dengan

penuh kesanggupan membimbing dan menberikan petunjuk kepada penulis

sehingga skripsi ini terselesaikan sebagaimana mestinya.

4. Bapak Ibu dosen serta karyawan dan karyawati yang ada dilingkungan STAI

AL-AZHAR Pekanbaru, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

tuntunan kepada penulis selama perkuliahan.

5. Muklan Mardia Siregar, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah Aliyah Bahrul Ulum

Pantai Raja dan para guru beserta staf Tata Usaha yang telah ikut

berpartisipasi sehingga skripsi ini berjalan lancar dan dapat diselesaikan

dengan baik.

Semoga bantuan yang telah diberikan semuanya akan mendapat ganjaran

pahala dari Allah SWT. dan dinilai sebagai amal ibadah, Amin.

Pekanbaru, 25 Agustus 2020

Penulis

Melvi Rahmatul Anggraini

3
4

DAFTAR ISI

4
5

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Batasan Masalah............................................................................11
C. Peruumusan Masalah......................................................................12
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1. Media Video...............................................................................14
2. Minat Belajar..............................................................................21
B. Hubungan Media Video Terhadap Minat Belajar Siswa..................23
C. Penelitian Yang Relevan...................................................................24
D. Kerangka Berpikir............................................................................25
E. Indikator Keberhasilan......................................................................26
F. Hipotesis ...........................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian.............................................................30
B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................30
C. Rancangan Penelitian........................................................................30
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data................................................34
BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Temuan Umum
B. Persentasi Temuan Penelitian
C. Peningkatan Hasil Pre Test - Post Test
D. Hipotesis Hasil
E. Interpretasi Data
F. Deskripsi Proses Belajar Mengajar Menggunakan Video
G. Media Video Memberikan Pengaruh Positif Terhadap Hasil Belajar Siswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5
6

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

6
7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensis kehidupan manusia,

baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan Pendidikan. Akibat kemajuan

teknologi dan pengetahuan ini mempengaruhi Pendidikan dan menghasilkan alat –

alat yang dapat digunakan untuk Pendidikan.

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan

bagi dirinya, masyarakat dan bangsa ( UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20,

2003 ).

Pembelajaran merupakan proses interaksi antar siswa dengan tenaga

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ( Sakilah, 2015 ).

Dalam hali ini siswa diperlakukan sabagai subjek utama dalam proses

pembelajaran dan pendidik menepati posisi yang cukup sentral dan strategis untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga dapat dengan mudah

mengarhkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

7
8

Upaya peningkatan kualitas Pendidikan harus lebih banyak dilakukan

pengajaran dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.

Salah satu upaya untuk peningkatan proses pembelajaran adalah penggunaan

media secara efektif mempertinggi kualitas yang akhirnya dapat meningkatkan

hasil belajar ( Hujair, 2009 ).

Adapun ayat Al – Quran yang menjelaskan tentang penggunaan media

dalam firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat 44:

َ‫اس َما نُ ِّز َل اِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُوْ ن‬ َ ‫الزب ۗ ُِر َواَ ْن َز ْلنَٓا اِلَ ْي‬
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬ ِ ‫بِ ْالبَي ِّٰن‬
ُّ ‫ت َو‬

Artinya : (mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan


(mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur'an)
kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan, (Q.S. An-
Nahl:44)
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT telah menurunkan Al-

Qur’an sebagai media atau alat perantara yang tujuannya agar isi/pesan Al-Qur’an

dijelaskan kepada umat manusia. Sehingga dalam proses pembelajaran sangat

diperlukan suatu sarana dalam menyampaikan suatu maksud atau isi dari sebuah

ajaran.

Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan ransangan

keinginan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain

itu media juga berguna membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa

belajar mandiri sesuai minat dan kemampuan ( Rohman & Amri, 2013 ).

8
9

Dalam proses pembelajaran, hasil siswa menjadi salah satu kunci

keberhasilan. Seperti yang di kemukakan oleh Gie, bahwa minat merupakan salah

satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi ( Khairani, 2013). Minat

sangat berpengaruh terhadap belajar. Kartono juga mengatakan bahwa kalua

seseorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan

memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian

siswa pada mata pelajaran yang sedang di ajarkan biasanya dia malas untuk

mendengarkannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian

yang pada mata pelajaran yang di ajarkan, maka sukarlah di harapkan siswa

tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya.

Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan

kegairahan belajar siswa dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itu, guru perlu

membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah untuk dipahami

( Djamarah, 2011 ). Hasil siswa dalam pembelajaran tidak boleh berkurang.

Apabila hasil siswa berkurang maka tugas pendidik untuk meningkatkan dan

membangkitkan hasil tersebut. Untuk itu pendidik yaitu guru harus mengetahui

faktor – faktor yang meningkatkan minat dalam belajar. Salah satu faktor yang

dapat membangkitkan minat siswa adalah dengan menggunakan media yang tepat.

Adapun beberapa macam media yang dapat digunakan guru dalam

mengajar agar dapat meningkatkan minat siswa. Seperti yang dikemukakan oleh

Anderson bahwa terdapat beberapa kelompok media pembelajaran: yaitu audio,

cetak, audio – cetak, proyek visual diam, proyek visual diam dengan audio, visual

9
10

gerak, visual gerak dengan audio, benda dan computer. Salah satu dari beberapa

kelompok media tersebut adalah media visual gerak dengan audio (video).

Untuk mengupayakan Pendidikan yang berkualitas, guru sering kali

menemukan kesulitan dalam penyampaian materi pembelajaran. Khususnya bagi

guru Pendidikan Agama Islam, dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih

menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam kualitas proses

belajar mengajar yang dikembangkannya yang selanjutnya berakibat lansung

kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa.

Kondisi seperti ini akan terus terjadi selama guru Pendidikan Agama Islam masih

menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan

mengabaikan peran media pembelajaran.

Pendidikan Agama Islam (PAI) menurut Muhaimin adalah suatu upaya

membuat siswa dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan

tertarik untuk terus – menerus mempelajari agama islam, baik untuk mengetahui

bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai

penetahuan ( Muhaimin. 2012 ).

Materi pelajaran Pendidikan Agama Islam syarat dan nilai – nilai bagi

pembentukan pribadi muslim, namun apabila materi tersebut disajikan dengan

cara yang kurang tepat, tidak mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak

senang terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam dan bahkan juga terhadap

gurunya. Menurut peneliti salah satu untuk mengatasi keadaan demikian adalah

penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam proses belajar

10
11

mengajar. Begitu banyak jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam

penyampaian pembelajaran terutama media video. Arsyad mengemukakan video

merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu

kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan – pesan didalamnya

untuk ketercapaian tujuan pembelajaran ( Kurniawan & Rusman, 2012 ).

Cara mengajar materi Pendidikan Agama Islam secara tradisioanal

dengan menitik beratkan kepada metode ceramah tempaknya tidak memadai lagi,

karena para siswa yang telah mulai kritis. Metode ceramah murni hanya efektif

untuk 15 menit pertama. Untuk selanjutnya daya serap siswa terhadap materi

ceramah mulai menurun. Untuk melibatkan sebanyak mengkin alat indera siswa

dalam proses belajar mengajar maka metode ceramah itu perlu divariasikan

terutama dengan menggunakan media video.

Peneliti memilih media video karena tipe belajar anak banyak ragamnya

seperti: tipe visual, tipe auditori, tipe kinestetik. Untuk menjangkau semuanya

peneliti merasa media video ini efektif untuk meningkatkan hasil siswa pada mata

pelajaran Pendidikan agama islam. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti

lakukan di MA PP Bahrul Ulum Pantaiaraja ditemukan bahwa sekolah tersebut

sudah memiliki fasilitas atau alat seperti proyektor/infokus, namun guru belum

menggunakan alat tersebut dalam proses belajar mengajar dan kegiatan belajar

mengajar lebih dominan menggunakan metode ceramah serta hanya menggunakan

satu media (lingkungan alam sekitar). Namun yang menjadi permasalahan di MA

PP Bahrul Ulum Pantaiaraja, apa yang diharapkan belum tercapai secara

11
12

maksimal termasuk hasil siswa yang masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan

gejala – gejala sebagai berikut:

1. Masih ada siswa yang kurang memperhatiakan guru Ketika proses

pembelajaran.

2. Masih ada siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran.

3. Masih ada siswa yang tidak merasa senang terhadap pembelajaran yang

disampaikan.

4. Masih ada siswa yang bermain – main dengan temannya dan menganggu

temannya Ketika proses pembelajaran.

5. Masih ada siswa yang kurang siap Ketika diberikan pertanyaan oleh guru.

6. Masih ada siswa yang malas mengerjakan tugasnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti yang muncul di atas, tidak semua

materi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dilaksanakan atau pelajari

hanya dengan metode ceramah tanpa di dukung media lain, Ketika membahas

tentang alam semesta atau hal – hal yang tidak terdapat dilingkungan sekolah

maka kita perlu menyampaikan meteri pembelajaran menggunakan media video

yang mana dapat dilihat dan di dengar oleh siswa. Apabila situasi dan kondisi

alam pada saat itu tidak memungkinkan untuk belajar di luar kelas maka inilah

fungsi media video untuk membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran.

Olah karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui hasil siswa terhadap mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan media video.

12
13

Dengan menggunakan media video ini guru Pendidikan Agama Islam

telah membantu siswanya mengaktifkan daya ingat, minat, perhatian, berpikir,

fantasi, emosi dan perkembangan pribadi mereka. Dengan demikian dapat dikatan

bahwa penggunaan media video bukan sekedar upaya untuk membantu guru

dalam mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk

memudahkan siswa dalam mempelajari pelajaran agama. Akhirnya media video

memang pantas digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam, bukan sekedar alat

bantu mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa

media pembelajaran telah menjadi bagian intergral dalam sistem Pendidikan

agama sehingga dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan dan

meningkatkan kualitas siswa.

Peneliti akan mencoba focus pada kelas IV MA PP Bahrul Ulum

Pantaiaraja mereka menanamkan dengan religious day yang dilaksanakan setiap

hari jum’at. Peneliti berharap dengan media video dapat membuat siswa tertarik

dan atusias mengikuti pelajaran yang diajarkan pendidik, melaui cerita yang

disertai Gerakan dan memainkan fungsi video secara baik dalam proses

pembelajaran. Penggunaan media video dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dimaksudkan agar pembelajaran menjadi efektif, efisien, menarik dan

variative, sehingga tujuan dari proses pembelajaran tercapai. Berdasarkan latar

belakang dan gejala – gejala diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu

penelitian Tindakan dengan judul “Pengaruh media video untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama islam di kelas IV

MA PP Bahrul Ulum Pantaiaraja”.

13
14

B. Defenisi Istilah

Untuk memperjelas arahan penelitian ini, ada beberapa istilah yang perlu

didefenisikan yaitu:

1. Penggunaan Media Video

Media video merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang

membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan

– pesan didalamnya untuk ketercapain tujuan pembelajaran.

2. Hasil Belajar

Hasil Belajar suatu gambaran yang diperoleh dari berbagai proses yang

menjadi tolak ukur atau bagaimana proses telah dijalankan dan pencapaian

yang telah didapat yang dijadikan sebagai tolak ukur tercapai atau tidaknya

tujuan pembelajaran.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini yaitu: “bagaimanakah penggunaan media

video dapat meningkatkan hasil siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama

islam dikelas IV MA PP Bahrul Ulum Pantaiaraja?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

14
15

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk menetahui

bagaimanakah media video dapat meningkatkan hasil siswa pada mata

pelajaran Pendidikan agama islam dikelas IV MA PP Bahrul Ulum

Pantaiaraja.

2. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan dapat memberiakan manfaat

sebagai berikut:

a. Bagi siswa, penggunaan media video dapat meningkatkan hasil siswa.

b. Bagi guru, penggunaan media video yang dilaksanakan dalam penelitian

ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam memilih penggunaan media

pembelajaran yang tepat.

c. Bagi sekolah, merupakan masukan sebagai acuan dalam rangka

memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, terutama

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadiakan sebagai landasan

berpijak dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang

lingkup yang lebih luas.

15
16

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Media Video

a. Pengertian Media Video

Kata “media” berasal dari Bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau

pengantar”. Dalam Bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim kepada penerima pesan ( Nurhasnawati, 2011 ).

Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar

atau penyalur pesan. Jadi, televisi, film, foto, rekaman video, gambar

yang diproyeksikan, bahan – bahan cetakan dan sejenisnya adalah

media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan – pesan atau

informasi antara yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud

– maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

16
17

Media video sangat bagus digunakan dalam menyampaikan pembelajaran

karena media video dapat menarik semua perhatian siswa yang memiliki tipe

belajar yang berbeda seperti, visual, auditori, dan kinestetik.

a. Tipe visual

Bagi siswa bertipe visual, yang memegang peranan penting adalah

mata/penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang

digunakan guru sebaiknya lebih banyak/dititik beratkan pada peragaan.

Ajak mereka ke objek – objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut,

atau dengan cara menunjukkan alat peraganya lansung pada siswa atau

menggunakannya di papan tulis.

Siswa yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan

ciri – ciri perilaku sebagai berikut:

1) Rapi dan teratur

2) Berbicara dengan cepat

3) Mampu membuat rencan jangka pendek dengan baik

4) Teliti dan rinci

5) Mementingkan penampilan

6) Lebih mudah mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang didengar

7) Mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual

8) Memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik

9) Biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik

Ketika sedang belajar.

17
18

10) Sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia meminta

instruksi secara tertulis).

11) Merupakan pembaca yang cepat dan tekun.

12) Lebih suka membaca daripada dibacakan

b. Tipe Auditori

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya

melalui telinga (alat pendengarannya). Untuk itu, guru sebaiknya harus

memperhatikan siswanya hingga alat pendengarannya. Karena akan sia –

sialah guru yang menerangkan kepada siswa tuli, walaupun guru tersebut

menerangkan dengan lantang, jelas dan intonasi yang tepat.

Siswa yang memiliki kemampuan belajar auditori yang baik

ditandai dengan ciri – ciri perilaku sebagai berikut:

1) Sering berbicara sendiri Ketika sedang bekerja

2) Mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik

3) Lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca.

4) Jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras.

5) Dapat mengulangi atau meniru nada, irama, dan warna suara

6) Mengalami kesulitan untuk menulis sesuatu, tetapi sangat pandai

dalam bercerita.

7) Berbicara dalam irama yang berpola dengan baik.

8) Berbicara fasih.

9) Lebih menyukai seni music dibandingkan seni yang lainnya.

18
19

10) Belajar dengan mendengarkan den mengingat apa yang didiskusikan

daripada apa yang dilihat.

11) Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara Panjang

lebar.

12) Mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas – tugas yang

berhubungan dengan visualisasi.

c. Tipe Kinestetik

Siswa dengan bertipe belajar kinestetik belajarnya melaui gerak dan

sentuhan. Menurut Fatimah ( 2010 ) Siswa yang memiliki kemampuan

belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri – ciri sebagai berikut:

1) Berbicara dengan perlahan.

2) Menanggapi perhatian fisik

3) Menyentuh orang lain untuk mendapat perhatian mereka.

4) Berdiri dekat Ketika sedang berbicara dengan orang lain.

5) Banyak gerak fisik.

6) Memiliki perkembangan otot yang baik.

7) Belajar melalui praktek lansung atau manipulasi.

8) Menghapalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat lansung.

9) Menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca Ketika sedang

membaca.

10) Banyak menggunakan Bahasa tubuh (nonverbal)

11) Tidak dapat duduk diam di suatu tempat dalam waktu yang lama

19
20

Sulit membaca peta, kecuali ia memang pernah ke tempat

tersebut.

Dari paparan di atas maka media dapat dikatakan sebagai suatu

alat atau benda yang digunakan oleh pengirim kepada penerima untuk

menyampaikan pesan atau informasi, sehingga pemahaman penerima

tentang sesuatu yang diterima akan menjadi meningkat begitu pula akan

meningkatkan minat dan hasil prestasi belajar.

Menurut kempt & Daylon fungsi utama media pembelajaran yaitu

motivasi minat dan Tindakan, direlisasikan dengan Teknik drama atau

hiburan. Selain itu media juga berfungsi memperjelas informasi,

menarik dan memperkuat hasil, memudahkan proses belajar dan

mengkonkretkan konsep abstrak ( Nursalim, 2016 ).

Menurut Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media

pengajaran dalalm proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh –

pengaruh psikologi terhadap siswa. Pengguna media pembelajaran pada

tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di

samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran

juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan

data dengan menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran data dan

mendapatkan informasi.

20
21

Di antara sekian banyaknya media pembelajaran salah satunya

adalah media video. Secara empiris video berasal dari sebuah singkatan

yang dalam Bahasa Inggris yaitu visual dan audio. Kata Vi adalah

singkatan dari visual yang berarti gambar, kemudian Deo adalah

singkatan dari audio yang berarti suara ( Sukiman, 2012 ).

Jadi media video adalah seperangkat komponen atau media yang

mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman

bergambar hidup atau program televisi untuk ditanyangkan lewat

pesawat televisi atau dengan kata lain video merupakan tanyangan

gambar gerak bergerak yang disertai dengan suara. Video sebernarnya

berasal dari Bahasa latin, video – vidivisium yang artinya melihat

(mempunyai daya penglihatan); dapat melihat. Media video merupakan

salah satu jenis media audio visual. Media audio – visual adalah media

yang mengandalkan indera pendengaran dan indera penglihatan.

Azhar Arsyad menyatakan bahwa video merupakan gambar –

gambar dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksikan melaui

lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layer terlihat gambar

hidup. Dari pegertian di atas dapat disimpulkan, bahwa video

merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat

menggambarkan suatu objek yang bergerak Bersama – sama dengan

suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan

gambar hidup dan suara memberikan daya Tarik tersendiri. Video dapat

21
22

menyajikan informasi, memaparkan informasi, memaparkan proses,

menjelaskan konsep – konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,

menyikat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap. Media

video sekarang lebih modern dan mudah untuk digunakan yaitu dapat

digunakan melalui laptop dan handphone.

b. Tujuan Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran

Ronal Anderson mengemukakan tentang beberapa tujuan dari

pembelajaran menggunakan media video yaitu mencangkup tujuan

kognitif, efektif dan psikomotor ( Ronald, 1987 ). Ketiga tujuan ini

dijelaskan sebagai berikut:

a) Tujuan Kognitif

1. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut

kemampuan mengenal Kembali dan kemampuan memberikan

rangsangan berupa gerak dan sensasi.

2. Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara

sebagaimana media foto dan film bingkai meskipun kurang

ekonomis.

3. Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara

bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya

menyangkut interaksi manusiawi.

b) Tujuan Afektif

22
23

Dengan menggunakan efek dan Teknik, video dapat

menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan

emosi.

c) Tujuan Psikomotorik

1. Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan

contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini

diperjelas baik dengan cara memperlambat ataupun

mempercepat gerakan yang ditampilkan.

2. Melalui video siswa lansung mendapat umpan balik secara

visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba

keterampilan menyangkut gerakan tadi.

Menurut Munadi ( 2010 ) pemanfaatan media video dalam

proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal – hal berikut :

1) Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

2) Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih

dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi

pelajaran.

3) Sesudah program video ditunjukkan, perlu diadakan diskusi

yang juga perlu di siapkan sebelumnya.

4) Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau

lebih untuk memperhatikan aspek – aspek tertentu.

23
24

5) Agar siswa tidak memandang program video sebagai media

hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk

memperhatikan bagian – bagian tertentu.

6) Sesudah itu dapat ditest berapa banyakkah yang dapat mereka

tangkap dari program video itu.

Media video memiliki kelebihan, yaitu :

1) Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh

siswa.

2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

4) Lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan

kebutuhan.

5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi

sikap siswa.

Menurut Istarani ( 2012 ) media video memiliki beberapa

kelemahan antara lain:

1) Infokus atau televisi multimedia dan keterbatasan listrik

sehingga menghambat pelaksanaan media video ini secara

efektif dan efisien.

2) Guru kurang terampil dalam mengoperasikan perangkat

komputer bagi guru GATEK (Gagal Teknologi).

24
25

3) Pada saat proses belajar mengajar berlansung sering terjadi

kerusakan perangkat yang digunakan, seperti kompter/laptop

rusak, atau gagasan lainnya seperti mati listrik dan lain

sebaginya.

c. Langkah – Langkah Penggunaan Media Video

1) Mengatur tempat duduk siswa, sesuai dengan kebutuhan agar tidak

ada yang terganggu alias tidak Nampak gambar atau tanyangan

pembelajaran yang akan ditanyangkan, lebih – lebih pada siswa

yang matanya kurang terang melihat (kabur).

2) Menjelaskan kepada siswa apa yang harus dilakukan pada saat

pemutaran video berlangsung.

3) Pada momen – momen tertentu guru menstop pemutaran videonya,

lalu menjelaskan dan menekannya bahwa bagian materi itu sangat

– sangat penting untuk diingat. Jadi, pada bagian ini merupakan

salah satu inti dari materi yang ditanyangkan itu. Bila telah

dijelaskan lalu guru melanjutkan pemutaran video Kembali.

4) Setelah selasai, siswa dipersilahkan untuk bertanya terhadap materi

yang diajarkan melalui tanyangan video.

5) Guru menjawab pertanyaan siswa.

6) Guru bertanya pada siswa, untuk mengetahui apakah siswa telah

memahami materi yang diajarkan.

7) Siswa membuat ringkasan materi berdasarkan tanyangan materi

yang dipertontonkan.

25
26

8) Guru melakukan penilaian.

2. Hasil

a. Pengertian Hasil

Hasil adalah suatu hal yang didapatkan berdasarkan proses yang

didasarkan pada tujuan tertentu dengan kajian dan rumusan yang

sistematis ( Slameto, 2013 ). Hasil pada dasarnya adalah berawal dari

minat yangt dibuktikan berdasarkan penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar sendiri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil yang dibarengi minat adalah

kecendrungan dan keinginan yang besar terhadap sesuatu yang terdiri

dari suatu campuran perasaan senang, harapan, perasaan tertarik,

pemusatan perhatian yang terlahir dengan penuh kemauan sehingga

dapat mengarahkan siswa pada suatu mata pelajaran tersebut sehingga

tujuan dapat tercapai.

Sedangkan pengertian belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan diri seseorang. Perubahan sebagai hasil

belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan

pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku dan lain – lain ( Sudjana,

2009 ).

Jadi yang dimaksud dengan hasil yaitu suatu kecendrungan hati

seseorang terhadap sesuatu objek yang disertai adanya perhatian dan

keaktifan yang saling berhubungan untuk tujuan, melaui aktivitas yang

26
27

disengaja yang akhirnya melahirkan perubahan pada pengetahuan,

sikap dan keterampilan.

Setiap individu siswa memiliki berbagai macam minat dan potensi.

Menurut Krapp dalam Priansa ( 2014 ), ada tiga kategori minat siswa,

yaitu:

a. Minat personal yang terkait erat dengan sikap dan motivasi atas

mata pelajaran tertentu atau dapat diartikan dengan minat siswa

dalam pilihan mata pelajaran.

b. Minat situasional yang berkaitan dengan tema pelajaran yang

diberikan.

c. Minat psikologikal yang berkaitan era tantara minat personal

dengan minat situasional.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila

bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan sebaik – baiknya.

Siswa tidak merasa tertarik akan bahan pelajaran

tersebut. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah

dipelajari dan disimpan, karena minat dapat memicu keingintahuan

siswa dalam belajar.

B. Hubungan Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi. Proses

komunikasi terwujud melaui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan oleh

27
28

setiap guru dan siswa. Pesan atau informasi yang dimaksud berupa pengetahuan,

keahlian, ide dan sebagainya. Namun dalam proses pembelajaran sering terjadi

hambatan – hambatan sehingga mengakibatkan komunikasi tidak lancer, dimana

salah satunya adalah guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata – kata atau

lisan, disini yang aktif hanya guru sedang siswa lebih banyak bersifat pasif dan

komunikasi bersifat satu arah sehingga menyebabkan rendahnya hasil siswa.

Hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar. Pemakaian media dalam pembelajaran dapat

membantu mengembangkan kreatifitas guru dan murid dengan cara menyajikan

pelajarannya dengan media sehingga lebih menarik dan dapat membangkitkan

minat siswa.

Abdul Hadis & Nurhayati ( 2010 ) mengatakan bahwa minat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru

b. Sikap dan perilaku guru (kepribadian)

c. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru.

d. Fasilitas pembelajaran yang mendukung.

e. Suara guru.

Dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang menyebabkan siswa

berminat dalam belajar dan tercapainya hasil belajar adalah media pembelajaran

yang digunakan oleh guru. Media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan

28
29

yang bisa merangsang perhatian siswa untuk lebih memperhatikan materi yang

dijelaskan oleh guru.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Hasanah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2015

dengan judul Penggunaan Media Bideo sebagai Sumber belajar PAI dan Budi

Pekerti dalam Meningkatkan Nilai Keislaman Siswa di Kelas X SMA N 3 Bantul.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

dengan media video di SMA Negeri 3 Bantul terlaksana sesuai prosedur. (2) Nilai

Keislaman yang terdapat dalam pembelajaran dengan media video meliputi nilai

tauhid, sosial, akhlak dan ibadah. Masing – masing ditanamkan di kelas X (3)

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dengan media video baik

dan media video efektif digunakan sebagai saumber belajar PAI dan Budi Pekerti

kelas X Materi Haji dan Umroh. Persamaan penelitian ini sama – sama meneliti

tentang video dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Perbedaan terletak

pada kelas, tempat dan waktu penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh suyati pada tahun 2011 dengan judul:

Penerapan Media Video Compact Disk (VCD) untuk Meningkatkan Hasil Bahasa

Arab Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Khairul Ummah Air Molek Indragiri Hulu.

a. Sebelum dilakukan Tindakan sekitar 49,1%. Tergolong rendah

b. Siklus ke I dengan hasil sekitar 66%. Tergolong cukup

29
30

c. Siklus ke II dengan hasil sekitar 71,5 %. Tergolong cukup.

d. Siklus ke III dengan hasil sekitar 84,2 %. Tergolong tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan media VCD dapat meningkatkan minat.

Kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyati adalah sama – sama

meneliti hasil. Perbedaan terletak pada kelas, materi, tempat dan waktu penelitian.

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah peneliti

kemukakan, maka dapat diambil suatu kerangka berpikir yaitu: penggunaan

media video untuk meningkatkan hasil siswa terhadap mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media video

merupakan cara yang tepat untuk menarik perhatian siswa dan memancing

hasil mereka terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Kemampuan video

untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak siswa melanglang buana

walaupun dibatasi oleh dinding ruang kelas. Objek – objek yang terlalu kecil,

terlalu besar atau terlalu langka dan berbahaya dapat dihadirkan di ruang kelas.

Bahkan video dapat menghadirkan objek yang hanya ada di lain benua, waktu

dan laur angkasa. Singkatnya media ini mampu membawa dunia ke dalam

kelas.

Dengan demikian dapat diduga salah satu faktor yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran yang

30
31

menggunakan media yang tepat, akan memberikan hasil yang optimal terhadap

kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

E. Indikator Keberhasilan

1. Indikator Kinerja

a. Indicator aktivitas guru

Adapun indicator aktifitas guru dalam penggunaan media video

adalah sebagai berikut:

1) Guru mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kebutuhan agar

tidak ada yang terganggu alias tidak Nampak gambar atau tayangan

pembelajaran yang akan ditanyangkan terutama bagi siswa yang

matanya kurang terang (kabur)

2) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang harus dilakukan pada

saat pemutara video berlansung.

3) Guru menstop pemutaran videonya, lalu menjelaskan dan

menekannya bahwa bagian ini guru benar – benar merasa bahwa

dalam materi ini merupakan salah satu inti dari materi yang

ditanyangkan itu. Bila telah dijelaskan lalu guru melanjutkan

pemutaran video Kembali.

4) Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya terhadap materi yang

diajarkan melalui tanyangan video.

5) Guru menjawab pertanyaan siswa.

6) Guru bertanya kepada siswa, untuk mengetahui apakah siswa telah

memahami materi yang diajarkan.

31
32

7) Guru memerintahkan siswa untuk membuat ringkasan materi

berdasarkan tanyangan materi yang dipertontonkan.

8) Guru melakukan penelian.

b. Indikator aktifitas siswa

Adapun indikator aktivitas siswa dalam penggunaan media

video adalah sebagai berikut:

1) Siswa menyesuaikan tempat duduk sesuai kebutuhan, apabila mata

siswa kurang terang siswa menyampaikan ke guru bahwa dia harus

di tempatkan di tempat yang terdepan.

2) Siswa mendengarkan penjelasan guru apa yang akan dilakukan saat

pemutaran video berlansung.

3) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengingatnya bahwa itu

sangat penting.

4) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang di ajarkan melalui

tanyangan video.

5) Siswa mendengarkan jawaban yang diberikan guru.

6) Siswa mendengarkan pertanyaan yang disampaikan guru dan

menjawabnya

7) Siswa membuat ringkasan berdasarkan materi yang ditanyangkan.

8) Siswa melakukan apa saja kegiatan akhir dari pembelajaran tadi.

2. Indikator Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

32
33

Indikator yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada empat, yaitu:

a. perasaan senang, b. ketertarikan siswa, c. perhatian siswa dan d.

keterlibatan siswa. Masing – masing indikator tersebut sebagai berikut:

a. Perasaan Senang

Seseorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan tersebut akan terus

mempelajari ilmu yang disenangi. Tidak ada perasaan terpaksa

pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung

merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa

pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

c. Perhatian Siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap

pengamatan dan pengertian dengan mengesampingkan yang lain

dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu

dengan sendirinya akan memperhatiakan objek tersebut.

d. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan

orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau

mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

F. Hipotesis Tindakan

33
34

Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti

dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Pendidikan agama islam dikelas IV MA PP Bahrul Ulum

Pantaiaraja.

Ha : Penggunaan media video tidak dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajarab Pendidikan Agama Islam di kelas IV MA PP Bahrul

Ulum Pantairaja.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

34
35

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Ini melibatkan dua kelas,

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan dalam penelitian indai dilakukan

berbeda ; Namun, guru, lamanya waktu, dan materinya sama. Penelitian ini terdiri

dari dua variabel; variabel independen variabel dengan "X" yakni video dan yang

independen variabel adalah "Y" yaitu hasil belajar siswa. Oleh karena itu, X

adalah variabel independen dan Y akan menjadi variabel dependen. Tabel singkat.

Tabel 3.1

Desain penelitian

Kelas Pra - tes Perlakuan Post-test


Percobaan X1 X Y1
Kontrol X2 - Y2
 

B. Lokasi dan Waktu Penelitian            

Penelitian ini dilakukan di MA PP Bahrul Ulum, khusus untuk kelas IV.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret 2020.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi       

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV di MA PP Bahrul Ulum,

Kabupaten Kampar. Mereka terdiri dari empat kelas. Populasi terdiri dari 101

siswa.

Spesifikasi partisipasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

35
36

Tabel 3.2

Populasi Siswa Kelas IV di MA PP Bahrul Ulum

No Kelas Populasi
1 IV A 25
2 IV B 25
3 IV C 26
4 IV D 25
Total 101
2. Sampel       

Menurut Gay (1987) dalam tesis Dian, mengatakan bahwa mengambil

sampel adalah proses memilih sejumlah individu untuk penelitian yang

membuktikan individu yang mewakili kelas yang lebih besar akan disebut sebagai

pengikut.

Di MA PP Bahrul Ulum, peneliti memilih kelas IV A dan IV B. Alasan

memilih kelas-kelas ini karena mereka memiliki kemampuan yang sama. Kelas IV

A akan menjadi kelas eksperimen dan kelas IV B akan menjadi kelas kontrol.

Tabel 3.3

Distribusi Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah siswa Sampel


1 IV A 26 Grup Eksperimental
2 IV B 25 Kelas Kontrol
Jumlah total 51
( Gay,1998 )

36
37

D. Bahan Penelitian            

Materi itu yang diberikan untuk pre-test dan post – test dengan materi

yang sama, setelah pre-test peneliti melakukan perlakuan dengan menggunakan

video. Materi diberikan berdasarkan materi yang berdasarkan kurikulum 2013

untuk siswa kelas IV di MA PP Bahrul Ulum.

E. Instrumen Penelitian            

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Berdasarkan

pre-test dan post-test, penelitian mungkin diketahui bagaimana pengaruh video

terhadap hasil belajar belajar siswa.

F. Prosedur Penelitian            

Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data dibagi menjadi dua fase.

Pertama, prosedur pengumpulan data untuk kelas eksperimen dan prosedur kedua

untuk kelas kontrol.

1. Prosedur Penelitian untuk Kelas Eksperimental dan Kontrol       

a. Pra-Tes

Sebelum diberikan perlakuan, siswa dalam kelas eksperimen dan kontrol yang

diberikan pre-test. Tujuan pre-test adalah untuk mengetahui bagaimana siswa

sebelum diberikan perlakukan. Pre-test yang dilakukan untuk pertemuan pertama.

Jumlah siswa yang mengikuti pre-test adalah 51 siswa.

37
38

b. Perlakuan

Setelah memberikan pre-test, perlakuan diberikan kepada siswa dengan

menggunakan video terhadap hasil belajar kelas siswa. Perlakuan ini diambil

untuk mengetahui efek signifikan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan

Video. Perlakuan yang dilakukan selama enam pertemuan. Perlakuan hanya

diberikan kepada kelas eksperimen.

c. Post-test

Setelah melakukan perlakuan, peneliti diberikan post-test kepada siswa. Ini

mendukung untuk mempelajari apakah ada efek pada hasil belajar siswa dengan

menerapkan Video. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

yang signifikan antara eksperimen dan kelas kontrol.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik mengumpulkan data yang digunakan oleh peneliti dapat sebagai

berikut:

1. Pra-tes

Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes

hasil belajar. Pre-test adalah untuk menentukan data awal tentang bagaimana

38
39

kemampauan siswa sebelum diberikan perlakuan yang nantinya akan

dibandingkan bagaimana hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan

2. Post-test

Post-test dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil atau pengaruh dari

video terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Hasil post test dianalisis dan digunakan sebagai dasar dalam menentukan hasil

akhir dari penelitian ini apakan video berpengaruh atau tidak terhadap hasil

belajar siswa kelas IV MA PP Bahrul Ulum.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian dikumpulkan , maka akan perlu untuk menganalisa

data yang dimaksud adalah untuk mendapatkan hasil dari hasil belajar siswa

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan media video .

Langkah-langkahnya bisa sebagai berikut:

P = x 100

P = Skor individu

X = jumlah hasil belajar yang benar

N = jumlah bahan uji

( Hatch & Farhadi, 1982 )

39
40

Post-test dilakukan uuntuk mengetahui seperti apa hasil tes setelah

diberikan perlakuan menggunakan media video. Skor pre-test diambil sebagai

data untuk membandingkan bagaimana setelah perlakuan diberikan menggunakan

video dan nantinya akan dibandingkan dengan hasil post – test sehingga

didapatlah kesimpulan apakah media video memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar siswa MA PP Bahrul Ulum.

Teknik dalam menganalisa data dapat sebagai berikut:

1. Untuk menemukan rata-rata sebagai berikut:

∑X
X́ = = skor rata-rata
N

∑X = jumlah skor mentah

N = jumlah siswa

(Hatch dan Farhadi, 1982: 55)

2. Untuk menemukan standar deviasi

X́ =
SD =

S = Standar Deviasi

( x−x ¿ ¿2= kuadrat penyimpangan

N = total responden

3. Untuk mengetahui variabilitas Peningkatan hasil belajar, peneliti

menggunakan forrmula di bawah ini:

Varian:

40
41

∑ ¿ ¿= kuadrat total

N = jumlah siswa

1 = nomor konsultan

4. Perbandingan Mean

HigherVariance
= F obs=
LowerVariance

(Hatch dan Farhadi, 1982: 112)

I. Formula Uji Hipotesis      

Untuk mengetahui apakah hipotesis ditolak atau diterima sebagai berikut:

t 0<t t = H 0= tidak dapat diterima

t 0> t t = H 0= diterima

Hipotesis nol akan diterima jika nilai t - test lebih besar dari nilai t - table ,

namun jika nilainya t – table lebih besar dari nilai t – test maka hipotesis ditolak

(Hatch dan Farhady, 1982: 110)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. TEMUAN UMUM

41
42

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al –

Islamy

Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al – Islamy Pantairaja berdiri pada

tanggal 06 Juni 1994 yang didirikan oleh Alm. Abuya H. Muhammad Djoni Lubis

dengan luas lahan seluas 3.75 Hektar yang terletak di Desa Pantairaja Kec.

Perhentian Raja Kab. Kampar.

2. Keadan Civitas Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al – Islamy

Pantairaja

Civitas Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al – Islamy berjumlah

422 Yang tediri dari 384 siswa, dan 38 orang guru. Untuk lebih

jelasnya berikut ini adalah keadaan civitas Pondok Pesantren Bahrul

‘Ulum Al – Islamy Pantaraja.

Tabel I

Keadaan Civitas Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al Islamy

No
Jenis Civitas Jumlah
.
1. Siswa 384
2. Guru 38
Jumlah 422
Sumber: Data administrasi TU Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al -

Islamy.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar bahwa civitas Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al – Islamy

Pantairaja adalah Siswa.

42
43

Apabila ditinjau dari siswa Pondok Pesantren BAhrul ‘Ulum Al

– Islamy maka dilihat pada table dibawah ini :

Tabel II
Keadaan Siswa Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al – Islamy
Pantairaja

No
Kelas Lk Pr Jumlah
.
1. 1 40 46 86
2. 2 30 31 61
3. 3 29 46 75
4. 4 21 22 43
5. 5 28 39 67
6 6 13 39 52
Jumlah 161 223 384
Sumber: Data Administrasi TU Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al –

Islamy Pantairaja Tahun 2020.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Al – Islamy adalah siswa

perempuan dengan jumlah 223.

B. PRESENTASI TEMUAN PENELITIAN

1. Hasil Penelitian

Peneliti telah melakukan penelitian yang telah dilakukan di MA PP Bahrul

Ulum, Kampar - Riau. Ada dua kelas dalam penelitian, mereka adalah kelas

eksperimen dan kelas kontrol, IV A sebagai kelas eksperimen dan IV B sebagai

kelas kontrol. Peneliti memberikan tes tulisan yang berkaitan dengan materi

tentang sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin.

43
44

Peneliti memberikan dua tes: pre-test dan post -test untuk masing-masing

kelas, pre-test diberikan untuk kelas eksperimen yang dilakukan sebelum peneliti

menerapkan Video sementara kelas kontrol diberikan sebelum pelajaran dimulai.

Selama perlakuan terhadap kelas eksperimen, peneliti menerapkan media Video

dalam melakukuan proses belajar mengajar PAI sebanyak enam pertemuan. Pada

akhir pertemuan di kelas eksperimen, siswa diberi post-test, pada post-test

ditemukan bahasawanya ada peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran PAI..

2. Hasil Pra - Tes

Skor pre-test digunakan oleh peneliti sebagai data penelitian. Tujuan pre -

test adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Akan digunakan untuk

acuan dalam penarikan kesimpulan tentang bagaimana hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran PAI setelah memberikan perlakuan. Pre – test tidak hanya

diberikan kepada kelas eksperimen akan tetapi nuga diberikan kepada kelas

control yang kan dijadikan sebagai perbandingan angara kelas yang diberikan

perlakukan dengan menggunakan video pada saat pembelajaran dan kelas yang

tidak diberikan perlakukuan menggunakan media video. Sehingga hal ini dapat

memudahkan untuk menarik kesimpulan apakah ada pengaruh yang signfikan atau

tidak pengunaan media video terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

PAI.

Pra-tes nilai siswa, hasil baik dari kelas experimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

44
45

Tabel 4.1.
Hasil Skor Pra-Tes Siswa di Kelas Eksperimental
No Nama X1 X X1-X (X1-X)2
1 Afifah Gustin 68 63.07 4.93 24.3049
2 Ahmad Abdullah 65 63.07 1.93 3.7249
3 Alex Leo Agusta 65 63.07 1.93 3.7249
4 Dandi Asminal 60 63.07 -3,07 9.4249
5 DandiSabli Saputra 60 63.07 -3,07 9.4249
6 Dimas Tri Handoko 60 63.07 -3,07 9.4249
7 Dwi Rabianti 70 63.07 6.93 48.0249
8 Fani Pratama 60 63.07 -3,07 9.4249
9 Fatmarzuqni 70 63.07 6.93 48.0249
10 Hariyati Kumala Sari 62 63.07 -1,07 1.1449
11 Hasbi Assiddiqqi 65 63.07 1.93 3.7249
12 Ilham Fitrah Saputro 65 63.07 1.93 3.7249
13 Ilham Siddik Permana 65 63.07 1.93 3.7249
14 Johari Saputra 60 63.07 -3,07 9.4249
15 Khusnul Khotimah 60 63.07 -3,07 9.4249
16 Lusi Novita Sari 60 63.07 -3,07 9.4249
17 M. Fikri 65 63.07 1.93 3.7249
18 M.Haris Fadhillah 60 63.07 -3,07 9.4249
19 Marlem Rahayu 65 63.07 1.93 3.7249
20 Meri Sartika 60 63.07 -3,07 9.4249
21 Mesye Tanrozi 60 63.07 -3,07 9.4249
22 Risa Gusmini 65 63.07 1.93 3.7249
23 Salma Agustina 65 63.07 1.93 3.7249
24 Sasa Royanti 60 63.07 -3,07 9.4249
25 Sigit Purnomo 65 63.07 1.93 3.7249
26 Siti Cahyana 60 63.07 -3,07 9.4249

45
46

  1640 271.8474
Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa perhitungan skor siswa untuk

pre-test kelas eksperimen adalah 1640, skor rata-rata kelas eksperimen adalah

63,07. Varians data adalah 10,87 dan standar deviasi 3,29 ada 26 siswa di kelas

eksperimen.

Tabel 4.2

Hasil Skor Pra Tes Siswa di Kelas Kontrol

No Nama X1 X X1-X (X1-X)2


1 Abdul Rahmad 69 66.28 2.72 7.3984
2 Afdil Haris 69 66.28 2.72 7.3984
3 Andi Saputra 41 66.28 -25,28 639.0784
4 Andra Lexi 58 66.28 -8.28 68.5584
5 Ardion Amero 55 66.28 -11,28 127.2384
6 Azhariah Fatihah 61 66.28 -5.28 27.8784
7 Cevynda Setya Putry 98 66.28 31.72 1006.158
8 Evrilla Yanti 65 66.28 -1,28 1.6384
9 Egi Setiawan 64 66.28 -2,28 5.1984
10 Enda Purnama Sari 68 66.28 1.72 2.9584
11 Ervia Laila Anggraini 70 66.28 3.72 13.8384
12 Fathul Huda 73 66.28 6.72 45.1584
13 Habza Jukbil Aktro 41 66.28 -25,28 639.0784
14 Haryo Judanto 58 66.28 -8.28 68.5584
15 Hermita 61 66.28 -5.28 27.8784
16 Ibnu Aqil 56 66.28 -10,28 105.6784
17 Irma Yani 73 66.28 6.72 45.1584
18 Maulana Ali Sodikin 50 66.28 -16-28 265.0384
19 Jefri Sumitra 78 66.28 11.72 137.3584

46
47

20 Masita Ayu Maida 79 66.28 12.72 161.7984


21 Nesia Ispy 55 66.28 -11,28 127.2384
22 Nila Sapitri 62 66.28 -4.28 18.3184
23 Reni Kasnelita 58 66.28 -8.28 68.5584
24 Seli Juniarti 72 66.28 5.72 32.7184
24 Siti Nurmaliza 65 66.28 -1,28 1.6384
25 Titi Andri 58 66.28 -8.28 68.5584
  1657 3720.078
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat menurut skor siswa untuk pre-test

kelas kontrol adalah 1657. Skor rata-rata adalah 66,28. Varians data adalah 155

dan standar deviasi adalah 12,45 ada 25 siswa di kelas kontrol.

Perhitungan data pre-test

1. Nilai rata-rata pre-test

a. Nilai rata-rata kelas eksperimen: b. Kontrol nilai rata-rata

kelas:             

∑X ∑X
X́ = X́ =
N N

1640 1657
= =
26 25

= 63.07 = 66.28

2. Variasi dari pra-tes:

a. Varian dari kelas eksperimen b. Varians kelas kontrol     

47
48

Variance ( S)2 = ∑ ¿ ¿ Variance ( S)2 = ∑ ¿ ¿

271.8474 3720.078
= =
26−1 25−1

271.8474 3720.078
= =
25 24

= 10.87 = 155.003

3. Standar deviasi pre-test:

a. kelas eksperimen: b. kontrol kelas:                         

S = √ ∑¿¿ S= √ ∑ ¿ ¿

271.8474 3720.078
=
√ 26−1
=
√ 25−1

271.8474 3720.078
=
√ 25
=
√ 24

= √ 10.87 = √ 155

= 3.29 = 12.45

2. Hasil Post-Test Siswa

Post - test dilakukan setelah semua perlakuan dilakukan. Kelas experiment

diberi perlakuan dalam proses pembelajarannya menggunakan Video,

sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan media video dalam proses

belajar mengajar Pendisikan Agama Islam. Skor post - tes diambil sebagai

data akan dibandingkan dengan skor pre – test sehingga didapatlah suatu

kesimpulan apakan penggunaan media dapat berpengarunh terhadap hasil

belajar pendidkan agama islam siswa.

48
49

Nilai hasil post – tes kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Post-Test Siswa di Kelas Eksperimental

No Nama X1 X X1-X (X1-X)2


1 Afifah Gustin 85 77,76 7.24 52.4176
2 Ahmad Abdullah 75 77,76 -2,76 7.6176
3 Alex Leo Agusta 78 77,76 0,24 0,0576
4 Dandi Asminal 73 77,76 -4,76 22.6576
5 Dandi Sabli Saputra 72 77,76 -5,76 33.1776
6 Dimas Tri Handoko 83 77,76 5.24 27.4576
7 Dwi Rabianti 90 77,76 12.24 149.8176
8 Fani Pratama 70 77,76 -7,76 60.2176
9 Fatmarzuqni 85 77,76 7.24 52.4176
10 Hariyati Kumala Sari 72 77,76 -5,76 33.1776
11 Hasbi Assiddiqqi 85 77,76 7.24 52.4176
12 Ilham Fitrah Saputro 70 77,76 -7,76 60.2176
13 Ilham Siddik Permana 77 77,76 -0,76 0,5776
14 Johari Saputra 85 77,76 7.24 52.4176
15 Khusnul Khotimah 76 77,76 -1,76 3.0976
16 Lusi Novita Sari 70 77,76 -7,76 60.2176
17 M. Fikri 74 77,76 -3,76 14.1376
18 M. Haris Fadhillah 82 77,76 4.24 13.9776
19 Marlem Rahayu 70 77,76 -7,76 60.2176
20 Meri Sartika 70 77,76 -7,76 60.2176
21 Mesye Tanrozi 80 77,76 2.24 5.0176
22 Risa Gusmini 75 77,76 -2,76 6.7876

49
50

23 Salma Agustina 80 77,76 2.24 5.0176


24 Sasa Royanti 75 77,76 -2,76 5.0176
25 Sigit Purnomo 83 77,76 5.24 27.4576
26 Siti Cahyana 87 77,76 9.24 85.3776
2022 958.6176
Berdasarkan tabel 4.3. Perhitungan skor siswa untuk pre-test di kelas

eksperimen adalah 2022. skor rata-rata adalah 77,76. varians data adalah 38,34

dan standar deviasi adalah 6,20. juga ditemukan ada 26 siswa kelas percobaan

dalam kegiatan post-test.

Tabel 4.4.

Hasil Skor Post-Tes Siswa di Kelas Kontrol

No Nama X1 X X1-X (X1-X)2


1 Abdul Rahmad 65 66.52 -1.52 2.3104
2 Afdil Haris 70 66.52 3.48 12.1104
3 Andi Saputra 40 66.52 -26,52 703.3104
4 Andra Lexi 60 66.52 -6,52 42.5104
5 Ardion Amero 55 66.52 -11,52 132.7104
6 Azhariah Fatihah 60 66.52 -6,52 42.5104
7 Cevynda Setya Putry 95 66.52 28.48 811.1104
8 Evrilla Yanti 60 66.52 -6,52 42.5104
9 Egi Setiawan 60 66.52 -6,52 42.5104
10 Enda Purnama Sari 65 66.52 -1.52 2.3104
11 Ervia Laila Anggraini 68 66.52 1.48 2.1904
12 Fathul Huda 75 66.52 8.48 71.9104
13 Habza Jukbil Aktro 40 66.52 -26,52 703.3104
14 Haryo Judanto 80 66.52 13.48 181.7104
15 Hermita 60 66.52 -6,52 42.5104

50
51

16 Ibnu Aqil 60 66.52 -6,52 42.5104


17 Irma Yani 55 66.52 -11,52 132.7104
18 Maulana Ali Sodikin 70 66.52 3.48 12.1104
19 Jefri Sumitra 50 66.52 -16,52 272.9104
20 Masita Ayu Maida 75 66.52 8.48 71.9104
21 Nesia Ispy 80 66.52 13.48 181.7104
22 Nila Sapitri 60 66.52 -6,52 42.5104
23 Reni Kasnelita 60 66.52 -6,52 42.5104
24 Seli Juniarti 60 66.52 -6,52 42.5104
24 Siti Nurmaliza 75 66.52 8.48 71.9104
25 Titi Andri 65 66.52 -1.52 2.3104
  1663 3751.15
 

              Berdasarkan tabel 4.4. yaitu skor Perhitungan post test siswa di kelas

kontrol adalah 1663. skor rata-rata adalah 66,52. varians data adalah 156,30

dan standar deviasi adalah 12,50. juga ditemukan bahwa ada 25 siswa kelas

kontrol dalam kegiatan post-test.

Perhitungan data post-test

1. Nilai Rata-rata Post Tes

b. Kelas Eksperimental b. Kelas Kontrol

∑X ∑X
4. X́ = X́ =
N N

2022 1663
5. = =
26 25

6. = 77.76 = 66.52

51
52

2. Varians Post-Test:

a. Varian kelas eksperimen b. Varians kelas kontrol  

Variance ( S)2 = ∑ ¿¿ ¿ Variance ( S)2 = ∑ ¿ ¿

958.6176 3751.15
= =
26−1 25−1

958.6176 3751.15
= =
25 24

= 38.34 = 156.30

3. Standar Deviasi Post Tes

a. Kelas eksperimen b. Kelas Kontrol  

S= √ ∑ ¿ ¿ ¿ S= √ ∑ ¿ ¿ ¿

√ 958.6176 3751.15
= =
26−1 25−1

√ 958.6176 3751.15
= =
25 24

= √ 38.34 = √ 156.30

= 6.20 = 12.50                

C. Peningkatan dari Hasil Pre - Test Menjadi Post - Test

              Kedua kelas tersebut pda proses pembelajarannya dibimbing oleh guru

yang sama, materi yang sama namun hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI

tidaklah sama.

Hasil perbandingan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Pra Tes

52
53

Analisis data Kelas eksperimen Kontrol kelas


Skor 1640 1657
Rata - Rata 63.07 66.28
Varians 10.87 155
Simpangan baku 3.29 12.45
Skor Tertinggi 70 98
Skor Terendah 60 41
Tabel 4.5. diatas menunjukkan adanya perbedaan hasil hitung antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol untuk hasil pre-test. Yang menjadi perbedaan dari

hasil pre - test ini antara kelas eksperimen dan kontrol adalah dalam hal rata -

rata, varian, dan standar deviaton. 

Tabel 4.6 Hasil Post-Test

Analisis data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Skor 2022 1663
Rata - Rata 77,76 66.52
Varians 38.34 156,30
Simpangan baku 6.20 12.50
Skor Tertinggi 90 95
Skor Terendah 70 40
  Tabel 4.6. Menunjukkan adanya perbedaan antara kelas eksperimen dan

kontrol untuk hasil post-test. Yang yang membedakan antara kelas eksperimen

dan kontrol kelas adalah dalam hal rata-rata, varian, dan standar deviasi.

              Setelah mengetahui nilai siswa sebelum dan sesudah perlakukan yang

dalam hal ini adalah perbedaan anatara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

bertujuan untuk membandingkan apakah ada pengaruh yang signifikan

53
54

penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Sekarang dapat dilihat kembali bahwa perbandingan

dengan menggunakan Video terhadap hasil belajar siswa dapat dilihagt

berdasarkan nilai rata - rata, variasi, dan standar deviasi, seperti tabel di bawah

ini:

Tabel 4.7. Peningkatan Skor Eksperimental

Analisis data Pra - tes Post-test Peningkatan


Skor 1640 2022 382
Rata - Rata 63.07 77,76 14.69
Varians 10.87 38.34 27.47
Standar deviasi 3.29 6.20 2.91
Nilai Tertinggi 70 90 20
Nilai Terendah 60 70 10

2500
2022
2000 1664 1657 1653

1500

1000

382
500
4
0
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor Pre - Test Skor post - test Peningkatan

Diagram 4.1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Pra Tes Ke Post Tes

Analisis data diatas merupakan gambaran hasil dari kelas eksperimen.

Oleh karena itu, peneliti membandingkan antara skor sebelum dan sesudah

54
55

diberikannya perlakukan, yakni penerapan media video terhadap pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Diagram di atas terlihat seperti ada Peningkatan hasil

tes siswa. skor pre test adalah 1640 dan skor post test adalah 2022. rata-rata skor

pre-tes siswa adalah 63,07, sedangkan rata-rata post-test siswa adalah 77,76. jadi,

ada Peningkatan poin sekitar 14,69 dari pre-test ke post-test. Varian dari pre-test

adalah 10,87, dan varian dari post-test adalah 38,34. jadi, ada kenaikan sekitar

27,47. Sementara itu, standar deviasi pre-test adalah 3,29, sedangkan standar

deviasi post-test 6.20. di sini, ada peningkatan sekitar 2,91 dari pre-test ke post-

test.

              Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatan bahwa ada peningkatan

yang signifikan dari hasil belajar siswa menggunakan media video. Hal ini dapat

dilihat pada skor post-test yang lebih tinggi dari skor pre-test. Dengan kata lain,

Video memberikan efek signifikan bagi hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Hasil

Menurut Hatch dan Farhady (1982), hipotesis nol diterima jika nilai t-

hitung kurang atau sama dari nilai t- hitung (t0 <tl). Namun, jika t-hitung lebih

besar dari nilai t-tabel (t0> tl), hipotesis nol ditolak.

              Setelah menghitung skor rata-rata, variasi, dan standar deviasi, peneliti

menemukan hipotesis yang diterima adalah berdasarkan rumus di bawah ini:

2 2

S ¿ ¿=
√[ Se
][ ]S
+ c
√N1 √N 2

55
56

2 2
=
√[ 6.20
][ ]
√ 26
+
12.50
√ 25

6.20 12.50
= ⌈
√ 5.1
⌉+ [ 5 ]
= √ (1.21)2+(2.5)2

= √ 1.46+15

= √ 6.46

S= 2.54

Setelah mengetahui standar error dari skor rata-rata, t_obs dapat dihitung

dengan rumus berikut ini:

X́ e − X́ c
t_obs =
S¿¿

77.76−66.52
=
2.54

10.48
=
2.54

= 4.12

Derajat bebas → df =(n1-1 + n2-1 )

Df= (26-1 + 25-1)

Df = ( 25 + 24 )

Df = 49

56
57

              Ditemukan bahwa t_obs adalah 4,61 dan t_table berada pada tingkat

signifikan 1% dengan derajat kebebasan (df) = 49 adalah 2,704 dan pada tingkat

signifikan 5% dengan tingkat kebebasan (df) = 49 adalah 2,021. artinya dengan

menggunakan teknik pemboran memberikan peningkatan positif pada hasil belajar

siswa.

              Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Ini

berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan media

video terhadap hasil belajar siswa pada siswa kelas IV MA PP Bahrul Ulum.

E. Interpretasi Data

              Peneliti menemukan hasil yang berdasarkan pada hasil analisis data

tentang bagaimana video dapat berpengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan

Agama Islam siswa kelas IV MA PP Bahrul Ulum yang diambil dari pre-test dan

post-test. Kelas eksperimen diberlakukan perlakuan dengan menerapkan media

video sementara itu tidak ada perlakuan yang diterapkan untuk kelas kontrol.

              Oleh karena itu, ditemukan bahwa rata-rata hasil post-test kelas

eksperimen lebih tinggi dari skor pre-test di kelas control. Nilai rata-rata kelas

eksperimen adalah 63,07, sedangkan kelas kontrol adalah 66,28. di sisi lain, skor

t_ obs (4,12) lebih tinggi dari tabel (2,021) baik untuk level signifikan 5% dan

juga t_ tabel (2,704) untuk level signifikan 1%. Kemudian, hipotesis nol ditolak

dan hipotesis alternatif diterima. Jadi, ada pengaruh yang signifikan dari

penerapan media Video terhadap hasil belajar siswa dari MA PP Bahrul Ulum.

57
58

F. Deskripsi Proses Belajar Mengajar Menggunakan Video

              Dalam sub bab ini, peneliti mencoba membahas tentang proses belajar

mengajar. Kegiatan temuan dan fenomena lain selama penelitian dilakukan yang

dapat menunjukkan video dapat memberikan efek yang signifikan untuk hasil

belajar siswa. itu akan dibahas dari yang pertama sampai pertemuan di kelas

percobaan. Pertemuan pertama dan terakhir adalah ujian untuk siswa, kemudian

pertemuan kedua hingga ketujuh adalah proses belajar mengajar dengan

menggunakan Video di kelas eksperimen. Proses belajar mengajar dapat dilihat

sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama peneliti langsung memberikan pre-test kepada siswa tanpa

memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan siswa. Peneliti hanya

meminta mereka untuk menjelaskan sejarah Perkembangan Islam Pada Masa

Khulafaurrasydin sebisa mungkin sesuai dengan kemampuan mereka masing –

masing. Setiap siswa dipanggil satu per satu untuk maju dan kemudian mereka

menjelaskan tentang sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin.

Pada pra-tes, peneliti menemukan bahwa hasil pra-tes siswa masih perlu

ditingkatkan. Sebagian besar siswa tidak tahu bagaimana sejarah Perkembangan

Islam Pada Masa Khulafaurrasydin secara mendalam, mereka hanya mampu

menjelaskan dan menceritakan Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin

secara singkat sesuai denngan apa yang mereka pernang dengar dari guru, teman,

58
59

atau orang tua. Pada sesi ini, peneliti membutuhkan sekitar 40 menit kami. Setiap

siswa menghabiskan sekitar 3 menit untuk ujian.

2. Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, peneliti memberikan penjelasan tentang apa yang

mereka lakukan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti memberi mereka penjelasan

bagaimana sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin mulai dari

Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali Abi Thalib. Dalam

pertemuan ini, para peneliti mencoba untuk memberikan pemahaman untuk

membangun pengetahuan dasar para siswa yang membahas tentang bagaimana

sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin dalam proses kegiatan

belajar.

Juga, dalam pertemuan ini peneliti memperkenalkan kepada siswa tentang

seperti apa kisah dan kejadian Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin,

baik pada masa Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali Abi Thalib.

Sehingga siswa mampu memahami dan tentunya akan mendapatkan banyak

pengetahuan tentang bagaimana Perkembangan Islam Pada Masa

Khulafaurrasydin Karena ini adalah sesi baru, para siswa terlihat antusias

mengikuti kegiatan kelas. Aktivitas ini menghabiskan waktu sekitar 1 jam 45

menit. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh siswa dan perlu didiskusikan.

3. Pertemuan Ketiga

Dalam pertemuan ini peneliti menyediakan siswa beberapa buku pegangan

dan menyelesaikan latihan yang telah disiapkan. Para siswa untuk menganalisis

59
60

dan memahami tentang sejarah Perkembangan Islam Pada Masa

Khulafaurrasydin. Saat peneliti meminta siswa untuk menyebutkan siapa itu

sahabat nabi, nasabnya, keluarganya, sebagian besar mereka mampu menjawab

dan menjelaskan tentang nasab dan keluarga para sahabat nabi. Mereka tidak

bingung lagi bagaimana cara menjelaskan dan menyebutkan tentang nasab dan

keluarga para sahabat nabi. Untuk sesi ini kegiatan hanya menghabiskan 1 jam

karena sesi ini hanya untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa tentang

nasab dan keluarga para sahabat nabi dalam bentuk tertulis. Dengan menggunakan

bentuk ditulis selain dapat membantu siswa mudah mengingat juga dapat

meningkatkan keaktifan siswa karena aktifitas tidak hanya mendengarkan

penjelasan guru akan tetapi juga dapat meningkatkan ingatan siswa, selain ditulis,

juga tanpa sadar mereka telah mengulang pelajaran yang sudah didapat.

4. Pertemuan Keempat

Bagian ini, peneliti memberikan video tentang bagaimana kondisi masyarakat

pada masa khulafaurrasydin. Peneliti juga memberikan penjelasan yang lebih

detail agar siswa lebih mendalami dan memperluas pengetahuan tentang sejarah

bagaimana kondisi masyarakat pada masa khulafaurrasydin. Pada saat

menjelaskan, peneliti juga memberikan pertanyaan untuk melihat bagaimana

respond an keaktifan siswa dalam menanggapi penjelasan dan video yang

ditampilkan, dengan menanyakan perbandingan zaman saat ini dengan bagaimana

kondisi masyarakat pada masa khulafaurrasydin.. Dalam pertemuan ini peneliti

menemukan sebagian besar siswa yang masih tidak tahu bagaimana menganalisa

60
61

dan memaparkan perbandingan antara bagaimana kondisi masyarakat pada masa

khulafaurrasydin. dengan kondisi ummat saat ini.

5. Pertemuan Kelima

Peneliti memberikan tayangan video tentang bagaimana kondisi ummat saat

ini, baik dalam segi akidah, maupun sosial masyarakat yang ada saat ini. Di sela

sela tayangan video, peneliti menjelaskan bagaimana umumnya kondusi ummat

saat ini berkaitan dengan tauhid dan social masyarakat tentang bagaimana respon

ummat dalam menerima kebenaran yang dalam hal ini adalah berdasarkan al –

quran dan Sunnah.

Setelah menjelaskan dan memberikan beberapa contoh, peneliti meminta

siswa untuk meminta untuk menyimpulkan terkait dengan perbandingan kondisi

ummat saat ini dengan kondisi ummat pada zaman Perkembangan Islam Pada

Masa Khulafaurrasydin. Peneliti menemukan sebagian besar siswa mampu

membuat kesimpulan sederhana sesuai dengan materi yaitu tentang bagaimana

kondisi ummat Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin. Proses

menghabiskan waktu 45 menit saja.

6. Pertemuan Keenam

Dalam pertemuan ini peneliti memberikan beberapa daftar pertanyaan yang

berkaitan dengan bagaimana kondisi masyarakat pada masa khulafaurrasydin..

Tujuan dari tes ini untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dasar mereka

sebelumnya. Peneliti menemukan bahwa siswa masih banyak yang belum

mengetahui secara mendalam tentang orang – orang yang berkaitan langsung

61
62

dengan sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin, Baik yang

pada masa Umar Bin Khattab, Abu Bakar, Utsman, Ali bin Abi Thalib.

7. Pertemuan Ketujuh

Pada bagian ini, peneliti menayag video Islam Pada Masa Khulafaurrasydin,

Baik yang pada masa Umar Bin Khattab, Abu Bakar, Utsman, Ali bin Abi Thalib..

Setelah itu peneliti memberikan kesimpulan tentang bagaimana kehidupan

Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin, Baik yang pada masa Umar

Bin Khattab, Abu Bakar, Utsman, Ali bin Abi Thalib. Selain itu juga, peneliti

memberikan hikmah – hikmah yang dapa diambil baik hikmah dari ummat yang

patuh dan taat, dan juga hikmah yang dapat diambil dari perkembangan Islam

Pada Masa Khulafaurrasydin, Baik yang pada masa Umar Bin Khattab, Abu

Bakar, Utsman, Ali bin Abi Thalib. Sesi ini yang peneliti habiskan sekitar 1 jam

30 menit. Para siswa melakukan tes yang sudah disiapkan oleh peneliti kemudian

menambah pengetahuan siswa. Ada sekitar 18 siswa yang benar-benar

memperhatikan sesi ini.

8. Pertemuan Kedelapan

Bagian ini, peneliti memberikan siswa post-test yang terdiri dari seluruh hasil

belajar tentang sejarah perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin Para

siswa menjawab semampunya tentang bagaimana sejarah perkembangan Islam

Pada Masa Khulafaurrasydin. Setelah mereka melakukan post-test, peneliti

mengumpulkan hasil belajar siswa. Pada skor post-test, peneliti menemukan

bahwa siswa lebih baik dari sebelumnya yang dapat dibuktikan dari hasil siswa

62
63

dala menjawab daftar pertanyaan. Juga dapat dilihat pada saat penayangan video

siswa lebih nyaman, dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar di

kelas.

Berdasarkan deskripsi proses belajar mengajar dari pertemuan pertama hingga

pertemuan kedelapam, menunjukkan Video memberikan efek positif terhadap

hasil belajar siswa. dengan menggunakan video, para siswa lebih antusias,

semangat belajar tinggi, sehingga mood lebih terjaga, yang tentunya berdampak

positif terhadap hasil belajar siswa.

G. Media Video Memberikan Pengaruh Positif Terhadap Hasil Belajar

Siswa         

              Dalam sub-bab ini, peneliti ingin memberikan penjelasan tentang

bagaimana video memberikan efek yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

sebagai post-test di kelas eksperimen yang menggunakan media video, skor siswa

meningkat secara signifikan. Berdasarkan hasil post-test kelas kontrol, tidak ada

pengaruh yang signifikan karena tidak ada implementasi menggunakan video. Hal

ini berarti bahwa video memiliki peran penting untuk kemajuan hasil belajar

siswa. Hal ini dapat dilihat pada proses selama penelitian di MA PP Bahrul Ulum,

sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang buruk, bahkan mereka tidak

dapat sama sekali menyebutkan dan menjelaskan tentang sejarah Perkembangan

Islam Pada Masa Khulafaurrasydin. Hal itu disebabkan oleh jarangnya mereka

mendengarkan dan melihat tayangan atau bacaan yang berkaitan dengan sejarah

Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasydin. Dengan menggunakan video,

63
64

para siswa akan termotivasi, semangat, konsentrasi dan focus dalam mengikuti

pelajaran.

              Jadi, berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa media

video memiliki pengaruh yang positif baik dari segi keaktifan, semangat belajar,

motivasi diri, dan partisipasinya dalam proses pembelajaran sehingga dengan

demikian materi atau target yang ingin dicapai dapat berjalan dengan baik yang

tentunya hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan yang siginifikan.

64
65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa penerapan Video cocok untuk Madrasah Aliyah dan

memberikan efek yang baik untuk hasil belajar siswa. Proses dan hasil belajar

mereka lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil skor statistik

yang dilihat dari nilai ( t0) lebih besar dari nilai (Ttabel) pada signifikansi 5%

(2.021) dan juga signifikan pada 1% (2.074). Jadi, hasil percobaan menggunakan

Video dalam kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol yang tidak

menggunakan Video. Hal ini sejalan dengan teori Senel ( 2006 ), yang

menyatakan bahwa Video adalah salah satu teknik yang baik yang cocok untuk

dibahas dan dipelajari (Senel. 2006). Dengan menggunakan video, keaktifan siswa

meningkat, semangat belajar tinggi. Tingkat fokus dalam memperhatikan semakin

lebih baik, sehingga materi pembelajaran yang diberikan dapat mudah dicerna,

dipahami, dan dimengerti oleh siswa sehingga target yang ingin dicapai terwujud

yang bermuara pada meningkatnya hasil belajar siswa.

B. Saran

65
66

Dari penjelasan bab-bab sebelumnya, peneliti ingin memberikan saran yang

terkait dengan tesis, membahas tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam

serta proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat ditingkatkan.

1. Saran untuk Guru PAI di Madrasah Aliyah

Pengajaran PAI di Madrasah Aliyah harus sesuai dan terkait dengan

kebutuhan siswa, hubungan, kelas dan materi, teknik, strategi, pembahasan, media

yang dapat membahas satu sama lain. Maksudnya adalah agar proses belajar

mengajar berjalan dengan baik, dapat mencapai kompetensi yang dibutuhkan,

membuat proses belajar mengajar lebih aktif, dan yang dimaksudkan adalah siswa

yang nyaman dalam proses belajar mengajar. Video adalah salah satu media yang

dapat diterapkan di ruang kelas dalam keterampilan dan aspek bahan ajar.

Menggunakan Video, membuat siswa lebih aktif, dan menarik dalam proses

belajar mengajar.

2. Saran Untuk Siswa Madrasah Aliyah

Saat proses belajar mengajar siswa tetap bersemangat mengikuti pelajaran,

tidak masalah Anda suka atau tidak. Karena, belajar bukan tentang

menyenangkan, tetapi lebih dari itu akan bermanfaat. Apa pun mata pelajaran

akademik yang akan dipilih, semua membutuhkan bahasa sikap dan respon yang

baik. Jadi, ikuti saja pelajaran sebanyak yang bisa, cintai apa yang dilakukan, dan

lakukanlah apa yang disukai, kemudian hasil yang baik akan menghampiri.

3. Saran untuk Peneliti Selanjutnya

66
67

Sistem ini dapat diterapkan dengan menggunakan topik, strategi,

menggunakan, media, dan sub topik apa pun yang terkait dengan kurikulum di

sekolah. Video dapat membantu memperkaya hasil belajar siswa. Oleh karena itu,

peneliti lain mungkin mengembangkan penggunaan Video. Selain itu, untuk

peneliti lain yang tertarik untuk membawa topik dan kegiatan yang sama dapat

disampaikan untuk waktu berikutnya. Semoga peneliti selanjutnya melakukan

lebih baik dari pada penelitian yang telah dilakukan. Akhirnya, peneliti juga

mengharapkan adanya pembahasan skripsi ini yang dapat memberikan kontribusi

dan referensi yang signifikan bagi mereka yang akan melakukan penelitian dalam

berbagai topik.

67
68

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdul Hadis & Nurhayati B, Psikologi Dalam Pendidikan, Alfabeta, Bandung,


2010
AH. Sanaky, Hujair, Media Pembelajaran, Safiria Insania Press, Yogyakarta,
2009
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo, Jakarta, 2012
Anderson, Ronald H, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran,
CV Rajawali, Jakarta, 1987
Deni Kurniawan dan Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Pengembangan Profesionalisme Guru, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2012
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, Al – Huda Kelompok
Gema Insani, Jakarta, 2002
Djaali, Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2012
Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru: Fokus pada Peningkatan
Kualitas Pendidikan, Sekolah dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung,
2014
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), CV.
Pustaka Setia, Bandung, 2010
Hariyadi, Statistik Pendidikan, Prestasi Pustakarya, Jakarta, 2009
http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202-06209241010.pdf diakses 16-02-2017,
pukul 9.36
Istarani, Kumpulan 40 Metode Pembelajaran, Media Persada, Medan, 2012
Makmum Khairani, Psikologi Belajar, Aswaja, Yogyakarta, 2013
Muhaimin, Paradigma Pendidikan islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Islam
di Sekolah, Rosda, Jakarta, 2012
Muhammad Rohman & Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan System
Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya,
Jakarta, 2009
Nurhasnawati, Media Pendidikan Teori dan Aplikasi Pengembangan, Yayasan
Pustaka Riau, Pekanbaru, 2011
Riduwan, Skala Pengukuran Variable – Variable Penelitian, Alfabeta, Bandung,
2007
Sakilah, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Kreasi Edukasi, Pekanbaru,
2015

68
69

Slameto, Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta,


Jakarta,
2013
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, PT. Pustaka Insani Madani,
Yogyakarta, 2012
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2011
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Wardhani, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta, 2011
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan baru, Gaung Persada
Press, Jakarta, 2010

69

Anda mungkin juga menyukai