Anda di halaman 1dari 6

BAB I

A. PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional

yang bertujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera

lahir dan batin (Depkes RI, 2009). Pembangunan kesehatan bertujuan

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan bersifat

menyeluruh baik masyarakat, swasta maupun pemerintah (Sistem Kesehatan

Nasional, 2004). Tujuan nasional bangsa Indonesia telah tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945, untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakanlah

program pembangunan nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan untuk mencapai

pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan yaitu pembangunan

mutu sumber daya masyarakat (SDM) di berbagai sektor dan menitikberatkan

pada program-program upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang

didukung oleh informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat

mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat, dan

memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau

pelayanan kesehatan yang berkualitas (Depkes RI, 2009).

Pembangunan kesehatan dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita bangsa

jika diselenggarakan oleh manusia sehat dan cerdas. Tercapainya kemampuan

untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

1
2

optimal. Pembangunan kesehatan dapat dimulai dari tenaga kesehatan dan hal ini

harus memperhitungkan sumber daya yang ada. Pada saat ini jumlah penduduk

Indonesia sangat banyak tetapi sumber daya tenaga kesehatan terbatas, salah

satunya adalah fisioterapi.

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada

individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan

gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan

penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis

dan mekanis), pelatihan fungsi komunikasi (Kemenkes RI No.376, 2007).

Fisioterapis merupakan salah satu pelaksana layanan kesehatan ikut

berperan dan bertanggungjawab dalam peningkatan derajat kesehatan, terutama

yang berkaitan dengan obyek disiplin ilmunya yaitu gerak dan fungsi. Lingkup

pelayanan fisioterapi diterapkan pada bidang antara lain peningkatan (promotif),

pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemeliharaan (rehabilitatif)

(Kemenkes RI No.376, 2007). Usaha untuk meningkatkan kesehatan oleh

fisioterapi meliputi semua bidang tersebut yang terkait dalam upaya peningkatan

derajat kesehatan yang optimal.

Dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, maka angka taraf hidup

masyarakat pun meningkat. Sejalan dengan hal itu semua potensial terhadap

penyakit degeneratif pun ikut meningkat. Di antara penyakit degeneratif tersebut

adalah osteoarthrtitis lutut.

2
3

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern ini, aktivitas di masyarakat sangat beragam. Sebagian

aktivitas mereka banyak menguras tenaga dan pikiran. Namun, dengan

perkembangan zaman pula masyarakat dimanjakan oleh kemajuan teknologi yang

semakin pesat dan memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Sehingga tidak

jarang mereka lupa untuk meluangkan waktunya untuk menjaga kebugaran

fisiknya seperti berolahraga. Pola hidup masyarakat yang kurang menjaga

kesehatan ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Tidak hanya itu, penyakit juga dapat ditimbulkan dari faktor lingkungan

dan proses degenerasi. Penyakit yang terjadi akibat proses degenerasi salah

satunya adalah osteoarthritis (OA).

OA atau juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif adalah suatu

kelainan pada kartilago (tulang rawan sendi) yang ditandai perubahan klinis,

histologi, dan radiologis (Kuntono, 2011). OA disebut juga arthritis hipertrofi.

Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan

berhubungan dengan orang usia lanjut (Mansjoer, dkk, 2001). OA merupakan arthritis

kronis yang paling sering menyebabkan gejala rematik.

Merupakan arthritis kronis yang sering ditemukan dan merupakan

penyebab disabilitas yang tersering di dunia barat, serta merupakan satu-satunya

penyebab yang paling sering menyebabkan gejala rematik dan kehilangan waktu

kerja. Prevalensi atau insiden pada populasi tidak dipengaruhi oleh iklim, lokasi

geografi, suku bangsa atau warna kulit. Dapat mengenai semua usia, pada

umumnya mengenai usia di atas 50 tahun. Pada umumnya laki – laki dan wanita

3
4

sama – sama dapat terkena penyakit ini, meskipun pada usia sebelum 45 tahun

lebih sering pada laki – laki, tetapi setelah usia 45 tahun lebih banyak pada wanita

dengan perbandingan ± 4:1 (Hudaya, 2002).

Secara klinis osteoarthritis dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: (1) Sub-

clinical osteoarthritis, yaitu tidak ditemukan gejala atau tanda klinis, tetapi secara

patologis ditemukan adanya peningkatan cairan sendi, pembentukan blister dan

fibrillasi serabut – serabut jaringan ikat kolagen, serta terjadinya sklerosis pada

tulang subkondral. (2) Manifest Osteoarthritis, ditandai dengan adanya keluhan

nyeri saat bergerak dan rasa kaku pada permulaan gerak, terjadi kerusakan sendi

yang lebih luas, pada foto rontgen tampak penyempitan ruang sendi dan sklerosis

tulang subkondral. (3) Decompensated Osteoarthritis, ditandai dengan timbulnya

rasa nyeri saat istirahat dan pembatasan lingkup gerak sendi, seluruh tulang rawan

sendi rusak, tulang subkondral menjadi sangat sklerotik, pembentukan osteofit

hebat, kapsul sendi kendor sehingga tampak deformitas yang jelas (Hudaya,

2002).

Gejala yang sering muncul antara lain : (1) nyeri, (2) kekakuan sendi, (3)

kelemahan otot dan (4) gangguan stabilitas sendi yang kesemuanya akan

menyebabkan bentuk kelainan yang bersifat impairment, functional limitation dan

disability. Keadaan tersebut memerlukan intervensi secara tim (team work) yang

mencakup; aspek medis (oleh dokter dengan berbagai spesialisasinya), dan yang

terkait dengan aspek fisik (oleh fisioterapis serta aspek lain yang diperlukan).

Berdasarkan gambaran klinis osteoarthritis di atas maka memunculkan

impairment, dan keterbatasan aktifitas fungsional akibat adanya nyeri, kekakuan

4
5

sendi, instabilitas sendi, dan menurunnya kekuatan otot. Salah satu penatalaksaan

fisioterapi yang digunakan adalah MWD dan terapi latihan.

Terapi dengan Micro Wave Diathermy (MWD) adalah untuk menurunkan

nyeri dan meningkatkan fleksibilitas sendi lutut dengan memanaskan jaringan otot

sehinggga didapat peningkatan aliran darah intravaskuler, hal ini terjadi karena

adanya peningkatan temperatur yang signifikan (Low, 2000).

Terapi latihan ini ditujukan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan luas

gerak sendi, meningkatkan atau memulihkan kekuatan otot – otot dan stabilitas

sendi lutut, memulihkan pola gait yang abnormal, serta meningkatkan kebugaran

umum, yang semuanya itu berperan dalam kapasitas fungsional. Sehingga

diharapkan pasien dapat melakukan aktivitasnya sehari – hari tanpa keluhan nyeri

dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka, rumusan masalah Karya

Tulis Ilmiah ini adalah: (1) bagaimanakah penatalaksanaan fisioterapi pada

penderita osteoartritis lutut dengan modalitas Micro Wave Diathermy untuk

mengurangi nyeri? (2) bagaimanakah penatalaksanaan fisioterapi pada penderita

osteoartritis lutut dengan terapi latihan dapat meningkatkan luas gerak sendi lutut

dan meningkatkan kekuatan otot? (3) bagaimanakah penatalaksanaan fisioterapi

pada penderita osteoartritis lutut dengan terapi latihan untuk meningkatkan

kemampuan fungsional sendi lutut?

5
6

C. Tujuan Penulisan

Penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memiliki beberapa tujuan

yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diantaranya adalah: (1) untuk mengetahui

penatalaksanaan modalitas Micro Wave Diathermy dalam mengurangi nyeri pada

penderita osteoarthritis lutut, (2) untuk mengetahui penatalaksanaan terapi latihan

dalam meningkatkan luas gerak sendi lutut dan meningkatkan kekuatan otot, (3)

untuk mengetahui penatalaksanaan terapi latihan dalam meningkatkan

kemampuan fungsional pada penderita osteoarthritis.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah (1) Penulis

dapat memperdalam ilmu pengetahuan tentang osteoarthritis, (2) Untuk

memberikan informasi kepada pasien, keluarga, dan masyarakat sehingga dapat

lebih mengenal dan mengetahui tentang kasus osteoarthritis dalam pendekatan

fisioterapi.

Anda mungkin juga menyukai