Anda di halaman 1dari 18

A.

Amoeba 
Pada amoeba organel pencernanya disebut vakuola makanan, Cara
makan Amoeba adalah dengan menjulurkan pseudopodianya
mengelilingi partikel makanan atau vakuola berdenyut atau vakuola
kontraktil. Di dalam vakuola makanan,partikel makanan dicerna. Selama
mencerna makanan, vakuola beredar berkeliling mengikuti aliran
sitoplasma. Sari makanan hasil pencernaan berdivusi keluar vakuola
makanan masuk ke dalam sitoplasma. Sisa makanan dikeluarkan
melalui membran permukaan tubuh. 

B. Porifera 
Pada porifera alat pencernaannya sama dengan amoeba yaitu vakuola
makanan. Cara untuk mengambil makanan pada porifera yaitu dengan
gerakan flagela pada sel leher mnyebabkan aliran air dari ostium masuk
ke spongosol lalu ke oskulum. Air yang mengalir ini membawa oksigen
dan makan yang berupa plankton. Makanan ditangkap oleh sel-sel leher
kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari
makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan ke seluruh
tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak berguna dikeluarkan oleh sel leher
ke dalam air di dalam spongosol dan seterusnya dikeluarkan melalui
oskulum bersama aliran air dalam tubuhnya.

 C.Coloentrata 
Cara makan: Makan ditangkap dengan tentakel-tentakelnya kemudian
dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke dalam rongga
gastrovaskular. Dinding gastrovaskular mengeluarkan enzim untuk
mencerna makanan. Sari-sari makanan diserap oleh sel-sel usus dan
sisanya dikeluarkan melalui mulut. Makanannya antara lain berupa
udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta. 

 D. Platyhelminthes 
 1. Tubellaria (Cth: Planaria sp) 
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,faring, dan usus, tidak
mempunyai anus. Mulut terdapat di bagian ventral, kurang lebih di
bagian tengah tubuh. Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan
usus (rongga gastrovaskuler). Usus bercabang tiga: satu cabang ke
arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang usus
tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus,
sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. 

2. Trematoda (cacing isap) 


Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan pendek, dan usus
yang bercabang dua. 
3. Cestoda(cacing pita) 
Cacing ini tidak memiliki mulut dan saluran pencernaan,karena makanan
diserap langsung berupa sari makanan oleh permukaan tubuh.

 E. Nemathelminthes 
Sistem pencernaannya sudah lengkap dan memiliki cairan pseudoselom
yang membantu sirkulasi makanan ke seluruh tubuh. Saluran
pencernaan berupa pipa lurus yang dimulai dari kerongkongan
(esofagus) dilanjutkan ke usus (intestinum) dan berakhir di anus.
Contoh: Ascaris lumbricoides(cacing gelang), Ancylostoma
duodenale(cacing tambang),dan Trichinella spiralis(cacing otot). 

F. Annelida 
Sistem pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang
berhubungan dengan faring, esofagus,tembolok, empela, intestinum,
dan anus. 

 Sistem Pencernaan Amfibi 


Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan
ikan, diawali oleh cavum oris. Pada beberapa bagian dari tractus
digestoria mempunyai struktur dan ukran yang berbeda. Mangsa yang
berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi
dengan air liur.
Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Salah satu binatang amphibi adalah katak.
Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara
berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1.             Rongga mulut. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit.
Gigi yang tumbuh di langit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali
tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Lidah pada katak
bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada
serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat
pada lidah yang berlendir. Katak tidak begitu banyak mempunyai
kelenjar ludah dari cavum oris, makanan akan melalui pharinx.
2.             Esophagus. Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus
yang menghasilkan sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan
masuk ke dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang
pencernaan.
3.             Ventrikulus (lambung). Berbentuk kantung yang bila terisi
makanan menjadi lebar. Bagian muka ventriculus yang besar di sebut
cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan
pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan
menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang
mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Iap-tiap
enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang
lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan
intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, eripsin dan protein. Disamping
itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan
makanan. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam
saluran disebut gerak peristaliis.  Lambung katak dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju
usus. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus
halus. 
4.             Intestinum (usus). Dinding usus mengandung kapiler darah dan di
sisi sari-sari makanan diserap.  Dapat dibedakan atas usus
halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi: duodenum,
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Dinding usus
halus mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-
sari makanan. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di
ventriculus tapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke
dalam instestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
5.             Usus tebal (besar). Berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan
6.             Kloaka. Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan
makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati
dan pancreas yang memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali
intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hati berwarna merah
kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam
kantung empedu yang berwarna kehijauan. Hepar/ hati yang besar
terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan
akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan
dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu
kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran
gabungan dengan saluran pancreas. Fungsi bilus untuk menghasilkan
zat lemak. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung
dan usus dua belas jari (duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan
enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
C.      Sistem Pencernaan Reptil
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan
dan kelenjar  pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran
pencernaan dan kelnejar  pencernaan. Pada umumnya reptile adalah
karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar
pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1.             Rongga Mulut. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes
(gigi-gigi) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan
mempertahankan serta mengunyah mangsanya. Barisan gigi itu dapat
dibedakan atas dua deretan .deretan gigi yang conisch (bentuk
kerucut) menempel pada rahang, dan gigi pleurodont, bengkok kea
rah cavum oris. Pada palatum (langit-langit) terdapat deretan gigi
halus yang disebut dentes palatine.  Rongga mulut Disokong oleh
rahang atas dan rahang bawah. Dan khusus pada ular berbisaakan tumbuh
gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada ronggamulut.
Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil
tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai
penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang pipih dan
melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua atau bersifat
bipida yang terletak di dasar cavum oris. Pada reptile yang masih
hidup di air misalnya  buaya bagian belakang dari lingua terdapat satu
lipatan transversal. Bagian ini bila ditekan akan menutup sehingga
cavum oris terpisah dengan pharynx, oleh karena itu walaupun hewan
itu membuka mulut pada waktu berada di air, paru-parunya tidak akan
dimasuki air. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang
dapatdijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya
relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk
pembuluh yang terbungkus oleh selaputdan terletak di bagian rahang
bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar
rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah
menelanmangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi
kelenjar poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi
taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2.             Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut
yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam
esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
3.             Lambung (ventrikulus) yang terdiri aas bagian yang agak bulat
yaitu fundus dan agak kecil yatu piloris. Lambung merupakan tempat
penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan
yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami
proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna
secara mekanik dan kimia.
4.             Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara
pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke
rectum, kemudian   diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus
disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan saluran
umum untuk pencernaan, ekskresi dan reproduksi.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu
yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica
fellea. Hati tediri dari dualobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna
coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan
hati. Pancreas pada reptile terletak diantaralambung dan duodenum.
Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.

D.      Sistem Pencernaan Aves


Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar

Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus
besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Fungsi Organ Pencernaan Pada Aves:
         Paruh : Mengambil makanan.
         Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok
         Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
         Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
         Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
         Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
         Pankreas : Menghasilkan enzim.
         Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh
kapiler darah pada dinding usus halus.
         Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
         Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
         Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
         Kloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
- Pencernaan usus.
- Saluran uretra dari ginjal
- Saluran kelamin
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk
mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian
masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian
bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut
tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung
kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan
getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara
kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.
Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-
otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam
hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu
mencerna makanan secara mekanis.
Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan
oleh
pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan
berupa sari-
sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus
halus.Burung mem-
punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus
buntu berguna
untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan
didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan
akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.

E.       Sistem Pencernaan Pisces


1.      Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan
tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara total karena
digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae,
tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang
dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan.
Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan.
Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan
sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak
di atas hidung.
2.      Rongga mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga
mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen
faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga mulut
adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut
diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada
lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk
mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian
mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang
berfungsi menyeleksi makanan.
3.      Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut,
masih ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan
makanan.
4.      Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa,
mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan
laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif
menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan
air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)

5.      Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya
relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang
lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai
penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel
mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam
berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida.
Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi.
Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi
untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik). Pilorus
merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.
Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang
mengecil/menyempit.
6.      Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan.
Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan
tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
7.      Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung.
Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum.
Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat
dibedakan dengan adanya katup rektum.

8.      Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan
dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka,
sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
9.      Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan
bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada
ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang
kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang
tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor
mendekati sirip dada.
Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim
pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses
penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan
buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya
menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan
vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar
pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran
pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk
proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar
yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada
rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus
depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat,
oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini
dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan
empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati
berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
serta tempat memproduksi cairan empedu.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim)
yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk
kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak
penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik
bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran
kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan
terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
Proses Pencernaan
Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah
menimbulkan rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk
makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau dan rabaan.
Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera
bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat
mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya
diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur
juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah
karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi
glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal
pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka
ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di
lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung
senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk
memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat
berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan,
maka dindng saluran pencernaannya akan terangsang untuk
menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran
asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah
pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif,
yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila
makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga
hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya
hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu
keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat
dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran
getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian
ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut
adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga
mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan
pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan
pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan
protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan
untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa.
Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga
enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein
dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah
maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut
membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.

F.       Sistem Pencernaan Mamalia

1. Pencernaan pada Hewan Ruminansia


Hewan memamah biak ( Ruminantia ) adalah sekumpulan
hewan pemakan tumbuhan yang mencerna makanannya dalam dua
langkah:

1. Dengan menelan bahan mentah


2. Mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan
mengunyahnya lagi.

 Lambung hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang


( monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang ( poligastrik ), atau
secara umum bisa dikatakan berperut banyak
Perbedaan antara hewan ruminansia dengan mamalia lainnya
Terlihat pada susunan dan fungsi gigi serta lambung.
Hal ini berkaitan dengan jenis makanannya.
1)      Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat,
bergelombang seperti papan pencuci. Serta berfungsi untuk
menggiling dan menggilas dinding seltumbuhan yg dimakan.
2)      Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan
memotong makanan.
3)      Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastema
Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat
melakukan peragian selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih
panjangdibanding mamalia lainnya, karena makanan yang melalui
usus dicerna perlahan-lahan.
Memiliki 4 ruangan lambung, yaitu :
1)      Rumen atauperut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali)
2)      Retikulum (perut jala)
3)      Omasum (perut masam)
4)     Abomasum atau perut kitab (merupakan lambungyang
sesungguhnya). contoh hewan ruminansia adalah sapi, dll.
Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :

1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan


berupa tetumbuhan seperli rumput.
2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lebar.
3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling
makanan.
4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen
(fermentor), Retikulum, Omasum dan Abomasum ( Lambung
yang sebenarnya sehingga terjadi pencernaan enzimatis).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan
manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus.
Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang kadang berbeda
antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.
Berdasarkan susunan giginya, terlihat bahwa sapi (hewan
memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi
taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan
dengan manusia
 Banyaknya gigi geraham ini sesuai dengan fungsinya untuk
mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel
tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
 Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek.
 Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar
serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar).
 Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi
diperkirakan sekitar  5 cm.
 Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi
rongga perut.
 Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan
makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kali).
 Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan
peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu

1. rumen
2. retikulum
3. omasum
4. abomasum                                                                                                        
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan
makanan alamiahnya.

 Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan


abomasum 7-8%.
 Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot
sfinkter berkontraksi.
 Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi
sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan.
 Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan
fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh
bakteri dan jenis protozoa tertentu.
 Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di
tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan
yang masih kasar (disebut bolus).
 Bolus akan Dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah
kedua kali.
 Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan
ke omasum.
 Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang
akan bercampur dengan bolus.
 Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang
sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan
bolus secara kimiawi oleh enzim

 Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa)


akan merombak selulosa menjadi asam lemak.
 Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH
yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun
dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan
pemamah biak.
 Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino
esensial seperti pada manusia.
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai
struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa.

 Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh


bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri.
 Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang
terjadi di lambung.
 Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena
proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada
sekum.
 Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni
pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh
bakteri dan protozoa tertentu.
 Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh
seringkali dimakan kembali.
 Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak
zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.
 Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar
dibandingkan dengan sekum karnivora.
 Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar
dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora
volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan
cepat.
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40
meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar
terdiri dari serat (selulosa).

 Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya


berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi
juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat
digunakan sebagai sumber energi alternatif.
 Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan
keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam
feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan
diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).

 Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan


makanan bercampur dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan
oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama sekali tidak
mengandung ptyalin).
 Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.
 Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan
lambung.
 Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan
makanan sehingga dengan demikian bahan makanan mudah
untuk ditelan.
 Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk
membentuk asam-asam lemak terbang.
 Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak,
protein dan nitrogen bukan protein untuk membentuk protein
mikrobial dan vitamin B.
 Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut
dalam sintesis mikrobial.
 Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama
usus halus (duodenum) yang kemudian terus mencerna pati dan
dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa.
 Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus
mencerna pula karbohidrat.
Enzim-enzim tersebut adalah
1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Pada hewan memamah biak, lambungnya terbagi menjadi 4
bagian, yaitu:

1. Rumen: bagian lambung tempat penghancuran makanan secara


mekanis
2. Retikulum: bagian lambung tempat pencernaan selulosa oleh
bakteri
3. Omasum: bagian lambung tempat pencernaan secara mekanik
4. Abomasum: bagian lambung tempat terjadinya pencernaan
secara kimiawi dengan bantuan enzim dan HCl yang dihasilkan
oleh dinding abomasum.
Jadi makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang
berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di
rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida, dan fermentasi
selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis
protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum
dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-
gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).
Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah
kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk
diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang
memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya
bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan
di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi
oleh enzim

Anda mungkin juga menyukai