a) Akuntansi Untuk TC
Akuntansi untuk mencatat transaksi yang timbul dari traveller’s cheques meliputi :
penjualan dan pencairan TC, yang mana keduanya dapat dilakukan baik di bank cabang
penerbit, agen penjual, maupun di kantor cabang penerbit. Unsur pengamanan TC adalah
nomer seri yang tercetak pada setiap lembar TC (preprinted numbers)
b) Penerbitan TC
Dalam penerbitan, setiap TC yang telah diterbitkan akan dipelihara oleh bank yang
menerbitkannya. Rekening ini akan tetap outstanding dalam neraca selama TC belum
dicairkan. TC yang telah diterbitkan tidak memiliki jatuh waktu atau kadarluarsa.
Sebagai contoh Ny. Sita nasabah Bank Omega - Jakarta hendak membeli TC atas beban
rekening gironya jumlah TC yang di beli terdiri dari pecahan sebagai berikut : 80 lembar @
Rp. 10.000; 50 lembar @Rp. 100.000; 5 lembar @ Rp.1.000.000 Pada saat penjualan TC oleh
Bank Omega – Jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Giro - Rekening Ny .Sita Rp. 10.800.000
TC - Rupiah Rp. 10.800.000
c) Pencairan TC Dibukan Cabang Penerbit Dilakukan Oleh Sipemilik
Pencairan TC yang dilakukan bukan pada bank bukan cabang penerbit, akan tercipta
adanya hubungan rekening Koran, yang lazimnya dibukukan kedalam rekening antar kantor
(RAK), rekening ini sifatnya reciprical.
Sebagai contoh apabila Ny. Sita mencairkan TC pada Bank Omega Cab.Surabaya sebanyak 3
lembar @Rp. 100.000 secara tunai. Oleh Bank Omega-Cab.Surabaya akan dibukukan dengan
ayat jurnal sebagai berikut :
RAK-Cab.Surabaya Rp. 300.000
Kas Rp. 300.0000
Bank Omega Cab.Surabaya setelah melakukan pembayaran kepada Ny. Sita akan segera
mengirimkan warkat TC tersebut kepada penerbitnya yaitu cabang Jakarta. Oleh Bank
Omega Cab.Jakarta, setelah menerima warkat TC tersebut, akan dibukukan dengan ayat
jurnal sebagai berikut
TC - Rupiah Rp. 300.000
Rak - Cab.Surabaya Rp. 300.000
d) Pencairan TC Pada Bukan Cabang Penerbit Yang Dilakukan Oleh Pihak Ketiga (Bukan
Si pemilik)
Pada prinsipnya seluruh TC dapat langsung dicairkan. Pencairan yang langsung ini hanya
dapat dilakukan apabila TC langsung dicairkan oleh pemilik. Apabila TC dicairkan bukan
oleh sipemilik, maka kepada cabang pembayar tidak dapat langsung melakukan pembayaran,
tetapi harus terlebih dahulu melakukan inkaso atau penagihan kepada cabang penerbit setelah
diteliti keabsahannya. Sebagai contoh apabila Bank Omega - Cab.Bandung menerima setoran
untuk keuntungan rekening Toko Anda, nasabah giro, berupa warkat TC atas nama Ny. Sita
yang telah diserahkan dan ditandatangani olehnya atas pembelian sejumlah barang. Besarnya
TC sebanyak 30 lembar @Rp. 10.000 dan 1 lembar @Rp. 1.000.000 oleh Bank Omega -
Cab.Bandung warkat TC tersebut terlebih dahulu harus diinkasokan ke cabang Jakarta yang
akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
K : Rekening Administratif Rupiah –
Warkat TC Yang Di Inkaso Rp. 1.300.000
Setelah hasil inkaso kepada cabang Jakarta dinyatakan berhasil, oleh Bank Omega –
Cab.Bandung akan dibebankan komisi inkaso sebesar Rp. 25.000 yang akan dibebankan
kepada Toko Anda dan akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D: Rekening Administrative Rupiah –
Warkat Tc Yang Di Inkaso Rp. 1.300.000
D : Kas Rp 5.750.000,00
K : Giro – Rekening PLN Rp 5.750.000,00
Untuk mencatat posisi warkat yang masih outstanding atau belum dibayar oleh para
pelanggan, harus dibukukan dengan jumlah nilai yang sama dengan diatas dan langsung
mengurangi rekening administratif yang masih outstanding.
Dengan dibukukannya ayat jurnal di atas, maka sisa warkat yang belum dibayar oleh
pelanggan listrik menjadi Rp 26.250.000,00 (selisih antara Rp 32.000.000,00 warkat yang
telah diterima dari PLN dengan jumlah pembayaran pelanggan Rp 5.750.000,00).
1.3 Dana Setoran Naik Haji
Salah satu dana bank yang harganya relatif murah atau sangat murah adalah dana yang
diperoleh dari masyarakat untuk tujuan naik haji. Dana ini mulai banyak dipromosikan oleh
bank semenjak tahun 1980an sebagai upaya menyerap dana murah. Setoran ongkos naik haji
adalah dana dari nasabah yang ditujukan untuk kepentingan khusus naik haji yang diterima
oleh bank yang kemudian diteruskan kepada pihak yang berhak.
Keuntungan bagi bank selain mendapatkan sumber dana murah juga membuka
kesempatan untuk menciptakan keuntungan melalui pendayagunaan dana tersebut dan
promosi bank tersebut.
1. Penerimaan Setoran Dana Naik Haji
Untuk setiap kali penerimaan dari setoran dana naik haji akan dibukukan sebagai
sumber dana bank, atau berada pada posisi sebelah kredit. Sebagai contoh, apabila seseorang
datang kepada Bank Omega cabang Jakarta untuk menyetorkan dana ongkos naik haji sebesar
Rp 15.000.000 tunai. Setoran tersebut ditujukan untuk keuntungan rekening giro C.V. Arafat
sebagai pengelola nai haji. Pada saat penerimaan setoran naik haji ini, oleh Bank Omega
Jakarta dibukukan sebagai berikut :
D : KAS Rp 15.000.000
K : DANA SETORAN NAIK HAJI Rp 15.000.000
Secara berkala jumlah setoran ini dipindahbukukan kedalam rekening C.V. Arafat dengan
jurnal :
Dana untuk naik haji ini diharapkan mengen dap lama pada bank sehingga bank dapat
mengelola dana yang diterima ini untuk dapat disalurkan menjadi aktiva yang
menguntungkan bank.
2. Tabungan Dana Naik Haji
Selain dana setoran haji yang disetorkan langsung oleh yang bersangkutan secara
penuh, juga ada dua jenis dana setoran haji lain yang sifatnya seperti tabungan. Dana ini
dikenal dengan Tabungan Naik Haji yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk
menabung, menyimpan dan mengumpulkan dana naik haji.
Tabungan naik haji ini juga merupakan dana yang relatif murah bagi bank untuk
dikelola. Tabungan naik haji ini merupakan hutang bank kepada masyarakat yang jangka
waktunya terbuka, artinya dapat disimpan terus dalam bank hingga jumlahnya mencukui
untuk naik haji.
3. Penyetoran Tabungan Naik Haji
Pada waktu penyetoran tabungan naik haji, rekening nasabah yang bersangkutan akan
dikredit dan dibiarkan outstanding hingga pencairan dilakukan oleh nasabah yang
bersangkutan.
Sabagai contoh, bila Tuan Surya datang hendak membuka rekening tabungan naik
haji di Bank Omega cabang Jakarta sebesar Rp 300.000 tunai, oleh Bank Omega cabang
Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : KAS Rp 300.000
K : TABUNGAN NAIK HAJI-SURYA Rp 300.000
Setiap kali penyetoran akan dtampung dalam rekening nasabah yang bersangkutan.
Rekening ini lazimnya sedikit mengalami mutasi penarikan karena sifatnya untuk menumuk
dana guna naik haji.
4. Pencairan Tabungan Naik Haji
Apabila Tuan Surya yang telah memiliki tabungan naik haji sebesar Rp 12.000.000
datang hendak mencairkannya dan menyetor dana tersebut kepada C.V. Arafat, pengelola
naik haji, oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut:
Dengan demikian hanya terjadi pemindahan dana dari tabungan kedalam rekening giro yang
semuanya merupakan dana murah bagi bank.