Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI

BODY IMAGE

DISUSUN OLEH :
NURISMA DEVI WAHYUNINGSIH
PO714231201067
I/B GIZI

DOSEN PEMBIMBING
YONATHAN RAMBA,S.PD,M.SI

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


JURUSAN GIZI DAN DIETETIKA
PRODI D.IV
2020/2021
KATA PENGANTAR

puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul body image keberhasilan
dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak untuk itu kami ucapkan terima kasih .

kami berharap semoga dengan adanya Makalah ini dapat berguna bagi orang yang
membacanya kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum sempurna untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun serta semoga Makalah ini
dapat menjadi motivator bagi penulis Untuk penulisan makalah yang lebih baik dan
bermanfaat

Jeneponto 6 oktober 2020

Nurisma Devi Wahyuningsih


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang : ..................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah :..............................................................................................1
1.3  Tujuan :................................................................................................................1
1.4 Manfaat................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1   Pengertian body image : .....................................................................................2
2.2   Faktor-faktor yang mempengaruhi body image (citra tubuh): ............................2
2.3   Tanda-tanda yang menunjukkan gangguan pada gambaran diri: ........................4
2.4   Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri...................................................4
2.5   Cara membangun body image positif : ...............................................................5
2.6   Dimensi citra tubuh (body image) : ....................................................................5
2.7   Gambaran body image (citra tubuh ) remaja : ....................................................6

BAB III PENUTUP


3.1  Kesimpulan : .......................................................................................................8
3.2  Saran : .................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA : ..............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Konsep diri sangat diperlukan untuk dapat memahami tentang manusia dan perilakunya. Tidak
ada dua orang menusia sekalipun yang mempunyai konsep diri yang sama. Konsep diri muncul dan
atau dipelajari berdasarkan pengalaman internal masing-masing individu, hubungan dengan orang
lain, dan interaksi dengan dunia luar. Karena konsep diri merupakan bingkai atau frame bagi
seseorang untuk berinteraksi dengan dunia, maka hal ini sangat mempengaruhi perilaku seseorang
(Stuart dan Laraia, 2005). Konsep diri adalah sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental
seseorang. Individu dengan konsep diri yang positif akan menjadi lebih baik dan mampu
mengembangkan dan memelihara hubungan antar sesama individu lainnya. Konsep diri memberi
perasaan kontinuitas, lengkap/utuh dan kemantapan pada seseorang. Konsep diri yang sehat
merupakan tingkatan tinggi dari kestabilan seseorang dan menyebabkan perasaan positif atau negatif
terhadap dirinya di kemudian hari.
Konsep diri yang positif, memungkinkan seseorang untuk menemukan kebahagiaan dalam
hidup, dan juga untuk mengatasi kekecewaan dan perubahan hidup. Kegagalan untuk mencapai suatu
konsep diri yang positif merupakan kendala utama di dalam perawatan. Salah satu tanggung jawab
utama perawat adalah mengidentifikasi konsep diri yang negatif dan untuk membantu dalam
mengembangkan pandangan yang positif yang lebih dari diri klien. Orang-orang dengan konsep diri
yang tidak sehat menyatakan perasaan tidak berharga, perasaan dibenci, dan selalu merasakan
kesedihan yang mendalam dan juga mudah putus asa.
Salah satu contoh konsep diri adalah Body Image, dalam makalah ini kami akan menjelaskan Body
Image secara lebih jelas
1.2    RUMUSAN MASALAH
 Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1     Apakah yang dimaksud dengan Body Image
1.2.2     Faktor-Faktor apa sajakah yang mempengaruhi Body Image
1.2.3     Apakah Tanda-tanda yang menunjukkan gangguan pada gambaran diri
1.2.4     Apakah tanda dan gejala dari gambaran gangguan diri
1.2.5     Bagaimanakah cara membangun body image yang positif
1.2.6     Apa sajakah Dimensi Body Image
1.2.7     Bagaimanakah gambaran Body Image pada remaja

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan masalah ini adalah :
1.3.1 Mengetahui Pengertian Body Image
1.3.2 Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Image
1.3.3 Mengetahui tanda-tanda yang menunjukkan gangguan Body Image
1.3.4 Mengetahui tanda dan gejala dari gangguan Body Image
1.3.5 Mengetahui cara membangun Body Image yang positif
1.3.6 Mengetahui dimensi Body Image
1.3.7 Mengetahui gambaran Body Image pada Remaja

1.4 MANFAAT PENULISAN


   Agar pembaca mengetahui dan memahami tentang konsep Body Image
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Body Image
Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2005) citra tubuh (body image) adalah ide seseorang
mengenai penampilannya di hadapan orang (bagi) orang lain.
Papalia, Olds, dan Feldman (2001) menyatakan bahwa citra tubuh (body image) merupakan
gambaran dan evaluasi mengenai penampilan seseorang.
   Dacey & Kenny (2001) menyatakan bahwa citra tubuh adalah keyakinan seseorang akan
penampilan mereka di hadapan orang lain.
   Schlundt dan Jhonson (1990) mengatakan bahwa citra tubuh (body image) merupakan gambaran
mental yang tertuju kepada perasaan yang kita alami tentang tubuh dan bentuk tubuh kita yang berupa
penilaian positif dan penilaian negatif
   Basow (1992) menjelaskan bahwa citra tubuh (body image) merupakan bagaimana kita
menerima dan juga merasakan tentang tubuh kita.
   Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai citra tubuh (body image) (Cash &
pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999).
   Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson dkk, 1999) citra tubuh (body image) merupakan
sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif.
Gambaran diri (Body Image) adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan
potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman
baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991). Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian
tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai
sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat ,1992).

Gambaran diri (Body Image) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang
dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap
dirinya manarima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa
cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Individu yang stabil, realistis dan konsisten
terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang
akan memacu sukses dalam kehidupan

2. 2  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Body Image (Citra Tubuh)

Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh (body image) adalah:

(a)         Jenis kelamin
Chase (2001) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor paling penting dalam
perkembangan citra tubuh (body image) seseorang. Deacey & Kenny (2001) juga sependapat
bahwa jenis kelamin mempengaruhi citra tubuh. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan
menyatakan bahwa wanita lebih negatif memandang citra tubuh (body image) dibandingkan pria
(Cash & Brown, 1989: Davidson & McCabe, 2005: Demarest & Allen, 2000: Furnaham &
Greaves, 1994:, Jenelli, 1993: Rozin & Fallon, 1988 dalam Hubley & Quinlan, 2005). Pria ingin
bertubuh besar dikarenakan mereka ingin tampil percaya diri di depan teman-temannya dan
mengikuti trend yang sedang berlangsung. Sedangkan wanita ingin memiliki tubuh kurus
menyerupai ideal yang digunakan untuk menarik perhatian pasangannya. Usaha yang dilakukan
pria untuk membuat tubuh lebih berotot dipengaruhi oleh gambar dimedia massa yang
memperlihatkan model pria yang kekar dan berotot. Sedangkan wanita cenderung untuk
menurunkan berat badan disebabkan oleh artikel dalam majalah wanita yang sering memuat
artikel promosi tentang penurunan berat badan (Anderson & Didomenico, 1992).

(b)         Usia
Pada tahan perkembangan remaja, citra tubuh (body image) menjadi penting (Papalia &
Olds, 2003). Hal ini berdampak pada usaha berlebihan pada remaja untuk mengontrol berat
badan. umumnya lebih sering terjadi pada remaja putri dari pada remaja putra. Remaja putri
mengalami kenaikan berat badan pada masa pubertas dan menjadi tidak bahagia tentang
penampilan dan hal ini dapat menyebabkan remaja putri mengalami gangguan makan (eating
disorder). Ketidakpuasan remaja putri pada tubuhnya meningkat pada awal hingga pertengahan
usia remaja sedangkan pada remaja putra yang semakin berotot juga semakin tidak puas dengan
tubuhnya (Papalia & Olds, 2003).

(c)          Media Massa
Tiggemann (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) mengatakan bahwa media yang muncul
dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang dapat
mempengaruhi gambaran tubuh seseorang. Tiggemann (dalam Cash &purzinsky, 2002) juga
menyatakan bahwa media massa menjadi pengaruh yang paling kuat dalam budaya sosial. Anak-
anak dan remaja lebih bahyak menghabiskan waktunya dengan menonton televisi. Konsumsi
media yang tinggi dapat mempengaruhi konsumen. Isi tayangan media sering menggambarkan
bahwa standart kecantikan perempuan adalah Tubuh yang kurus dalam hal ini berarti dengan
level kekurusan yang dimiliki, kebanyakan perempuan percaya bahwa mereka adalah orang-
orang yang sehat. Media juga menggambarkan gambaran ideal bagi laki-laki adalah dengan
memiliki tubuh yang berotot.

(d)         Keluarga
Menurut teori social learning, orang tua merupakan model yang paling penting dalam
proses sosialisasi sehingga mempengaruhi gambaran tubuh anak anaknya melalui modeling,
feedback dan instruksi. Fisher, Fisher dan Strack (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) menyatakan
bahwa gambaran tubuh melibatkan bagaimana orangtua menerima keadaan bayinya baik
terhadap jenis kelamin bayinya dan bagaimana wajah bayinya kelak. Ketika bayi lahir, orangtua
menyambut bayi tersebut dengan pengharapan akan adanya bayi ideal dan membandingkannya
dengan penampilan bayi sebenarnya. Kebutuhan emosional bayi adalah disayangi lingkungan
yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Harapan fisik bayi oleh orangtua sama seperti
harapan oanggota keluarga lain yaitu tidak cacat tubuh. Ikeda and Narworski (dalam Cash dan
Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa komentar yang dibuat orang tua dan anggota keluarga
mempunyai pengaruh yang besar dalam gambaran tubuh anak- anak. Orang tua yang secara
konstan melakukan diet dan berbicara tentang berat mereka dari sisi negatif akan memberikan
pesan kepada anak bahwa menghawatirkan berat badan adalah sesuatu yang normal.

(e)          Hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan
orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi
bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang sering membuat orang merasa
cemas dengan penampilannya dangugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya.
Rosen dan koleganya (dalam Cash & Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa feedback terhadap
penampilan dan kompetisi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan interpersonal dapat
mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan mengenai tubuh. Menurut Dunn & Gokee
(dalam Cash Purzinsky, 2002) menerima feedback mengenai penampilan fisik berarti seseorang
mengembangkan persepsi tentang bagaimana orang lain memandang dirinya. Keadaan tersebut
dapat membuat mereka melakukan perbandingan sosial yang merupakan salah satu proses
pembentukan dalam penilaian diri mengenai daya tarik fisik. Pikiran dan perasaan mengenai
tubuh bermula dari adanya reaksi orang lain. Dalam konteks perkembangan, gambaran tubuh
berasal dari hubungan interpersoanal. Perkembangan emosional dan pikiran individu juga
berkontribusi pada bagaimana seseorang melihat diriya. Maka, bagaimana seseorang berpikir dan
merasa mengenai tubuhnya dapat mempengaruhi hubungan dan karakteristik psikologis (chase,
2001).

Faktor Lainnya :

• Operasi. Seperti: mastektomi, amputsi ,luka operasi yang semuanya mengubah gambaran diri.
Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik, protesa dan lain–lain.
• Kegagalan fungsi tubuh. Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi
yaitu tadak mengkui atau asing dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf.
• Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fngsi tubuh Seperti sering terjadi pada klie
gangguan jiwa , klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan
kenyataan.
• Tergantung pada mesin. Seperti : klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai
tantangan, akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik engan penggunaan lntensif care
dipandang sebagai gangguan.
• Perubahan tubuh berkaitan Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan
merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang seseorang
menanggapinya dengan respon negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika
didapati perubahan tubuh yang tidak ideal.
• Umpan balik interpersonal yang negatif Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik
berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri.
• Standard sosial budaya. Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap
pada setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan
pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder.

2.3   Tanda-tanda yang menunjukkan gangguan pada gambaran diri

•      Syok Psikologis.
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada
saat pertama tindakan.syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi
yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme
pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan
keseimbangan diri.

•      Menarik diri.
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena tidak mungkin
maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada
motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

•      Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.


Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase
ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.

2.4    Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri


1. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.
2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
3. Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
4. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusasaan.
7. Mengungkapkan ketakutan ditolak.
8. Depersonalisasi.
9. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.

2.5  Cara Membangun Body Image Positif


Cintai dan Hargai Diri Anda
Semua orang memiliki kekurangan. Apakah itu kekurangan di tubuh, kebiasaan maupun sikap.
Kini saatnya menerima semua itu, terutama kekurangan pada tubuh. Seorang perempuan
bertubuh kurus pun kadang berharap memiliki tubuh yang berlekuk dan berisi.

Hilangkan Keinginan Memiliki Tubuh Model


Diet memang boleh dilakukan, namun tidak diajurkan untuk melakukan diet hingga rela
kelaparan. Tubuh seperti model memang terlihat sempurna, namun jangan lupa campur tangan
software komputer yang membuat tubuh mereka indah. Toh, para model maupun artis ini juga
tidak mengenakan makeup terus-terusan, terutama saat bersantai di rumah.

Belanja Sesuai Kondisi Diri


Trend berpakaian terus berubah. Tidak berarti Anda harus mengikutinya dan berpakaian ala ora
lain. Lebih baik membeli baju yang sesuai dengan pribadi Anda dan nyaman dikenakan.

Berolahraga
Melakukan olahraga tak semata berhubungan dengan penurunan berat badan atau kegemukan.
Jadikan olahraga sebagai rutinitas harian karena akan memberikan efek positif pada tubuh dan
pikiran Anda.
 
Memanjakan Diri
Sebatang coklat atau sekantong kripik tidak akan membunuh Anda. Manjakan diri Anda sejenak
dengan kudapan favorit, disusul melakukan hobi favorit seperti membaca, traveling,
menggambar atau menonton televisi.

2. 6  Dimensi citra tubuh (body image)


Penelitian-penelitian yang telah dilakukan para ahli atau pakar sebelumnya mengenai citra
tubuh (body image) pada umumnya menggunakan Multidimensional Body Self Relation
Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS) yang dikemukakan oleh Cash. Pengukuran
gambaran tubuh dalam penelitian ini menggunakan dimensi-dimensi pada alat ukur yang
dikemukakan oleh Cash dkk, (dalam Seawell & Danorf-Burg, 2005).

Cash (2004) mengemukakan pendapatnya dengan menyebutkan bahwa ada lima dimensi citra
tubuh (body image) , yaitu:

(a) Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan), yaitu mengukur evaluasi dari penampilan


dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak
memuaskan.
(b) Appearance Orientation (Orientasi penampilan), yaitu perhatian individu terhadap
penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan
dirinya

(c) Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bagian tubuh), yaitu mengukur kepuasan
individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah
(pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada,
bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan.

(d) Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk), yaitu mengukur kecemasan


terhadap kegemukan, kewaspadan individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet
untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.

(e) Self-Classified Weight (Pengkategorian ukuran tubuh), yaitu mengukur bagaimana


individu mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi citra tubuh (body image) antara lain
: Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan), Appearance Orientation (Orientasi penampilan),
Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bagian tubuh), Overweight Preocupation
(Kecemasan menjadi gemuk) dan Self-Classified Weight (Pengkategorian ukuran tubuh)

2.7  Gambaran Body Image (Citra Tubuh) Remaja


Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para remaja. Papalia
dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi jika individu
mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan Sarafino (1998) juga
mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang berlebih dalam bentuk lemak
yang berdampak buruk bagi kesehatan. Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat
berhubungan dengan berbagai macam penyakit yang serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung,
diabetes melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah perasaan
merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan membuat individu dengan
obesitas rentan terhadap berbagai masalah psikologis. Penelitian Daniel (1997) memperlihatkan
bahwa ada hubungan yang sangat erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama
dalam bentuk depresi. Remaja obesitas yang dijauhi oleh teman-temannya memiliki
kecenderungan untuk mengalami rasa putus asa yang besar. Hubungan antara obesitas dengan
gejala psikologis merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus. Masalah psikologis yang paling
umum didapatkan adalah cemas, ganggguan makan. Depresi pada obesitas dapat muncul karena
pertentangan batin antara keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan
yang ada. Depresi terjadi sebagai akibat gangguan citra tubuh (sering berupa distorsi, bila melihat
didepan cermin, seseorang tidak melihat tubuhnya sebagaimana adanya dalam realitas). Bagi
remaja putri yang mengalami obesitas, masalah yang sering kali muncul adalah kepercayaan diri
yang rendah dan kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan remaja putra yang lebih
mengutamakan prestasi dari pada mengurus bentuk tubuh yang ideal (Dewi, 2004). Remaja yang
menderita obesitas selalu dijadikan sebagai objek ejekan dan penampilan yang gemuk selalu di
ejek dan dianggap sebagai hal yang lucu yang dapat membuat orang lain tertawa dan dianggap
jelek (Dewi, 2004). Kenyataan ini dapat membuat penderita obesitas merasa dirinya sangat
berbeda dan aneh dibandingkan dengan orang lain. Tubuh yang kurus bukan hanya dianggap
menarik, tetapi tubuh yang gemuk dianggap sesuatu yang memalukan (Silverstein, Perdue,
Petersor dan Kelly, 1986).

  Kecenderungan untuk menjadi gemuk atau obesitas, dapat mengganggu sebagian anak pada
masa puber dan menjadi sumber keperihatinan selama tahun-tahun awal masa remaja (Hurlock
1980). Remaja putera dan putri yang obesitas memiliki kesulitan dalam hal perkembangan dan
identitas (Sheshowsky,1983). Obesitas juga dapat menimbulkan masalah sosial bagi remaja
(Kaplan, 1999). Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang
ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka melakukan diet,
berolahraga, melakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi obat pelangsing dan lain-lain. Sejauh
ini remaja putri lebih menyukai diet untuk menurunkan berat badan. Tidak berbeda dengan
remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami masalah berat badan. Bagi mereka yang
memiliki bobot yang berlebihan dianggap akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk
mendapatkan perhatian dari lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat
tubuh mereka sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan
melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga merupakan
kegiatan yang menyiksa. Pada umunya remaja lebih mementingkan penampilan fisik. Bila
penampilan fisik bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada
remaja, terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk (obesitas) adalah
hal yang sangat ditakuti (Dewi, 2004). Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai body
image (Cash & pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Dalam penelitian ini akan digunakan
istilah citra tubuh untuk menjelaskan body image. Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson
dkk, 1999) citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat
berupa penilaian positif dan negatif. Hasil penelitian dari Pope, Philips, & Olivardia (2000)
menunjukkan bahwa wanita lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan pria.
Penjelasan ini bukan berarti penampilan fisik yang menarik hanya pada wanita saja tetapi para
pria pun terkadang memperhatikan penampilan mereka. Santrock (2003) mengatakan bahwa
perhatian terhadap citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia 12 hingga
18 tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera Conger & Peterson dalam Sarafino
(1998) juga mengatakan bahwa pada masa remaja, biasanya mulai bersibuk diri dengan
penampilan fisik mereka dan ingin mengubah penampilan mereka. Fokus utama dari perhatian
para remaja adalah tubuh mereka (Emmons, 1996). Remaja putri sering sekali menjadi lebih
tidak puas dengan keadaan tubuhnya dikarenakan lemak di dalam tubuhnya bertambah,
sedangkan remaja putra menjadi lebih puas dikarenakan otot mereka meningkat (Gross, 1984).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gambaran diri (Body Image) adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan
potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan
pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991). Sejak lahir individu mengeksplorasi
bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan
dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat ,1992).

Gambaran diri (Body Image) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang
dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis
terhadap dirinya manarima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga
terhindar dari rasa cem=as dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Individu yang stabil,
realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap
terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam kehidupan.

3.2  SARAN
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi Body Image diantaranya faktor jenis
kelamin,usia, media massa, keluarga dan hubungan interpersonal. Oleh sebab itu penulis
menyarankan agar  kita dapat membangun Body Image kearah yang positif dengan cara
mencintai  dan menghargai diri sendiri, menghilangkan keinginan untuk memiliki tubuh seperti
model, belanja sesuai kebutuhan diri, berolahraga,dan memanjakan diri.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.g-excess.com/28225/gambaran-diri-body-image-sebagai-salah-satu-dari-konsep-diri/
http://surabaya.tribunnews.com/m/index.php/2012/07/03/cara-membangun-body-image-positif
.
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2183437-definisi-citra-tubuh-body-
image/#ixzz28u1mmQSe

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-exercise/2183448-dimensi-body-image-citra-
tubuh/#ixzz28u24Ushr

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-exercise/2183446-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-body/#ixzz28u2QYnBp

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-exercise/2183451-gambaran-body-image-
citra-tubuh/#ixzz28u2bwsPM

Anda mungkin juga menyukai