Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :

Aliran Fluida

Disusun Oleh :

Ika Nurcahyaningsih

Group : 7/ Kamis

Rekan Kerja : 1. Andi Irawan

2. Naomi Simarmata

Halaman Judul

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Materi : Aliran Fluida


Kelompok : 7 / Kamis
Anggota : 1. Andi Irawan (NIM. 21030118120066)
2. Ika Nurcahyaningsih (NIM. 21030118120008)
3. Naomi Simarmata (NIM. 21030118120024)

Semarang, Oktober 2020


Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M. Eng.


NIP. 19671114 199303 1 001

ii
RINGKASAN

Pada sistem perpipaan, selain pipa lurus yang datar dan tegak, dilengkapi
fitting berupa kran, bengkokan, perbesaran, pengecilan sambungan dan
manometer. Cairan yang dialirkan adalah air yang ditampung di dalam tangki,
sehingga bisa di recycle. Tujuan dari prak tikum ini adalah dapat menentukan laju
alir, bilangan reynold, hilang tekan, dan menjelaskan hubungan dari masing -
masing variabel operasi tersebut. Fluida adalah zat yang mengalir. Zat cair dapat
mengalir dengan sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah
atau tekanan tinggi ke tekanan rendah. Fluida diklasifikasikan berdasarkan respon
saat mengalami perubahan tekanan, kekentalan, tipe aliran, dan kestabilan
debitnya.
Praktikum dimulai dengan mengatur kran bypass dan kran sistem pipa serta
kran manometer tertutup. Setelah itu, hidupkan pompa dan ukur debit air yang
keluar. Catat sebagai variabel 1. Kemudian buka kran sistem, kran manometer
masih dalam kondisi tertutup. Buka kran manometer per pasang dan catat
perbedaan tinggi di setiap manometer. Kemudian ulangi langkah dari yang paling
awal untuk variabel selanjutnya. Catat perbedaan tinggi setiap manometer pada
masing-masing variabel.
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa bilangan Reynold
berbandning terbalik dengan factor driksi, dimana semakin besar bilangan
Reynold maka factor friksi akan semakin menurun dan sebaliknya. Nilai Le/D
valve, sambungan, dan pengecilan yang didapat dari hasil percobaan lebih besar
dibandingkan nilai Le/D teoritis. Sedangkan nilai Le/D bengkokan dan pembesaran
yang didapat dari hasil percobaan lebih kecil dibandingkan nilai Le/D teoritis.
Hubungan laju alir dengan bilangan Reynold dan pressure drop adalah
berbanding lurus. Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu amati pembacaan
manometer dengan teliti, usahakan tidak ada udara di dalam pipa saat percobaan
berlangsung, dan mengubah laju alir dengan cara membuka kran secara perlahan.

iii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal praktikum unit
operasi teknik kimia yang berjudul Aliran Fluida.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerja sama dari
berbagai pihak maka laporan ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M. Eng. selaku dosen penanggung jawab
Laboratorium Unit Operasi Teknik Kimia
2. Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M. Eng. selaku dosen pengampu materi
Aliran Fluida
3. Peter Kusnadi selaku koordinator asisten Laboratorium Operasi Teknik
Kimia
4. Rifqi Maulana Adiasa dan Evie Riswanda selaku asisten pembimbing
materi Aliran Fluida
5. Segenap asisten Laboratorium Unit Operasi Teknik Kimia
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan
pembaca. Laporan ini disadari masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari berbagai pihak diharapkan untuk kesempurnaan laporan.

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
RINGKASAN ..................................................................................................iii
PRAKATA...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum .............................................................................. 1
1.4 Manfaat Praktikum............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
2.1 Pengertian Fluida ............................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Aliran Fluida .................................................................... 3
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................. 8
3.1 Rancangan Percobaan ........................................................................ 8
3.1.1 Rancangan Praktikum ............................................................ 8
3.1.2 Penetapan Variabel ................................................................ 8
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan......................................................... 8
3.3 Gambar Rangkaian Alat ..................................................................... 9
3.4 Prosedur Praktikum...........................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 11
2.1 Hubungan Bilangan Reynold (Re) terhadap Faktor Friksi ...................11
2.2 Perbandingan Panjang Ekivalen (Le/D) Fitting Praktis dan Teoritis ....14
2.3 Hubungan Laju Alir (v) terhadap Bilangan Reynold (Re) ...................15
2.4 Hubungan Laju Alir (v) terhadap Pressure Drop (∆P) ........................16
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan.......................................................................................18

v
5.2 Saran ................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 19
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa
Besar..............................................................................................11
Tabel 4.2 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa
Kecil ..............................................................................................12
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Le/D Teoritis .....................................14

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan............................................................... 8


Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa
Besar.............................................................................................12
Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa
Kecil .............................................................................................13
Gambar 4.3 Hubungan Laju Alir terhadap Bilangan Reynold pada Pipa Besar ....15
Gambar 4.4 Hubungan Laju Alir terhadap Bilangan Reynold pada Pipa Kecil ....15
Gambar 4.5 Hubungan Laju Alir Fluida terhadap Pressure Drop Pipa Besar.......16
Gambar 4.6 Hubungan Laju Alir Fluida terhadap Pressure Drop Pipa Kecil .......17

viii
DAFTAR LAMPIRAN

LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada percobaan ini dirancang aliran fluida cair secara tertutup yaitu
melalui sistem perpipaan dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi
dengan bantuan tenaga pompa. Pada sistem perpipaan, selain pipa lurus yang
datar dan tegak, dilengkapi fitting berupa kran, bengkokan, perbesaran,
pengecilan sambungan dan manometer.
Cairan yang dialirkan adalah air yang ditampung di dalam tangki,
sehingga bisa di recycle. Aplikasi perpindahan masa bisa menghitung debit
aliran dengan mengatur kran, sedangkan aplikasi perpindahan momentum dari
semburan tenaga pompa yang bisa mengalirkan cairan bisa dihitung hilang
tekan pada pipa-pipa maupun fitting.

1.2 Perumusan Masalah


Pada praktikum aliran fluida ini sudah disediakan rangkaian alat berupa
tangki air, pompa dan sistem perpipaan termasuk manometer sebagai alat ukur
hilang tekan (pressure drop). Sehingga praktikan diharapkan mampu
mengoperasikan alat dan menghentikan kembali, serta mencari data, merubah
debit aliran yang berkaitan dengan perhitungan laju alir, bilangan Reynold,
hilang tekan, friksi dan faktor friksi pipa lurus maupun panjang ekivalen fitting.

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan alat
ukur yang ada.
2. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran.
3. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan
membaca beda tinggi manometer.
4. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan, dengan
menghitung friksi dan faktor friksi pipa.

1
5. Dapat menghitung panjang ekuivalen dari fitting yang berupa kran (valve),
pembesaran (sudden enlargement), pengecilan (sudden contraction),
bengkokan (elbow) dan sambungan (flange).
6. Mampu menjelaskan hubungan antara laju alir dengan bilangan Reynold
dan hilang tekan.
7. Mampu membuat laporan praktikum aliran fluida.

1.4 Manfaat Praktikum


Dengan melakukan percobaan aliran fluida diharapkan praktikan
memiliki keterampilan dalam mengoperasikan aliran fluida pada sistem
perpipaan, mengatur debit, membaca alat ukur (manometer) dan menghitung
faktor friksi dan panjang ekivalen dari fitting.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fluida


Fluida / zat alir adalah zat yang bisa mengalir, zat cair dapat mengalir
dengan sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah (Diyono, 2002). Bila tidak memenuhi persyaratan
tersebut, maka untuk mengalirkan fluida harus direkayasa dengan penambahan
tenaga dari luar. Untuk zat cair menggunakan pompa, gas menggunakan fan,
blower atau kompressor.

2.2 Klasifikasi Aliran Fluida


Ditinjau pengaruh yang terjadi bila fluida mengalami perubahan tekanan,
dibagi menjadi 2 jenis , yaitu :
1. Fluida tak mampat (incompressible); apabila terjadi perubahan tekanan
tidak mengalami perubahan sifat fisik, misal volume tetap sehingga rapat
massa (density) juga tetap. Jenis fluida ini adalah fluida fase cair stabil,
misalnya: air, air raksa, minyak dan cairan lain.
2. Fluida mampat (compressible); apabila terjadi perubahan tekanan akan
mengalami perubahan volume, sehingga mengalami perubahan rapat
massa. Jenis fluida ini adalah fluida fase gas, misalnya: udara, steam, dan
gas lain.
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk aliran fluida cair. Ditinjau dari
kekentalannya, zat cair dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Fluida Newton (Newtonian fluid)
Yaitu zat cair yang dalam keadaan mengalir, antara tegangan geser (shear
stress) yang terjadi memberikan hubungan linier /garis lurus dengan
deformasi kecepatan/gradien kecepatan dari pola alirannya, yang termasuk
ini adalah fluida yang kekentalannya rendah/encer.
2. Fluida Non Newton (Non Newtonian fluid)

3
Yaitu bila zat cair yang mengalir memberikan hubungan yang tidak linier
(kurva lengkung), yang termasuk ini adalah fluida kental (pekat).
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau
debitnya, dibagi 2 yaitu:
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu
yang ditinjau adalah tetap.
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak
tetap/berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi dibagi 2 yaitu:
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang
paralel, dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak
teratur dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah
dengan menghitung bilangan Reynold (Re) menurut Giles (1997) dalam buku
Fluid Mechanics and Hydraullic. 2nd ed. New York: Mc Graw Hill Book. Co.
𝜌 𝐷𝑉
𝑅𝑒 =
𝜇

Dimana: Di = diameter dalam pipa


𝜌 = rapat massa fluida
V = laju alir fluida
𝜇 = viskositas fluida
Ketentuan aliran fluida dalam pipa:
Re < 2000 tipe aliran laminer
Re 2000-3000 tipe aliran transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga
dilengkapi dengan fitting, antara lain: sambungan pipa, bengkokan,
pembesaran, pengecilan, kran dan sebagainya. Pada fluida yang mengalir
dalam pipa. Dari neraca massa diperoleh persamaan kontinuitas yang intinya
kapasitas massa atau debit tetap, sedang dari neraca tenaga diperoleh
persamaan tenaga yang sering disebut sebagai persamaan Bernoulli, yaitu:

4
𝑔 ∆𝑉 2 ∆𝑃
∆𝐸 + ∆𝑍 + + + Q + ∑ 𝐹 = −𝑊𝑓
𝑔𝑐 2𝛼𝑔𝑐 𝜌

Keterangan:
∆𝐸 = beda tenaga dakhil
𝑔
∆𝑍 = beda tenaga potensial
𝑔𝑐

∆𝑉2
= beda tenaga kinetis
2𝛼𝑔𝑐
∆𝑃
= beda tenaga tekan
𝜌

Q = efek panas yang terjadi


∑𝐹 = jumlah kehilangan tenaga akibat friksi yang terjadi
−𝑊𝑓 = tenaga yang diberikan dari luar misal melalui tenaga pompa
Jumlah tenaga hilang akibat friksi, berasal dari friksi pipa lurus ditambah
friksi dari fitting. Besarnya kehilangan tanaga akibat friksi bisa dihitung dari
kehilangan tekanan (pressure drop) yang dihitung dari penunjuk alat ukur yang
digunakan, misal: manometer.
∆𝑃 = 𝑅 (𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )𝑔 (Giles, 1997)
Dimana:
∆𝑃 = hilang tekan (pressure drop)
𝑅 = manometer reading (beda tinggi permukaan) fluida pengukur,
misal
air raksa
𝜌𝐻 = rapat massa fluida pengukur, misal air raksa
𝜌𝐿 = rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air
𝑔 = gravitasi bumi
Hubungan antara pressure drop dengan friksi dinyatakan dalam persamaan:
∆𝑃 = 𝐹 𝜌 (Diyono, 2002)
Dimana :
∆𝑃 = hilang tekan (pressure drop)
𝐹 = friksi
𝜌 = rapat massa fluida

5
Perhitungan besarnya friksi pipa lurus juga bisa menggunakan persamaan
Fanning atau persamaan D’Arcy, untuk keperluan teknis praktis biasanya
menggunakan persamaan D’Arcy :
𝑓 𝐿 𝑉2
𝐹= (Giles, 1997)
2 𝑔𝑐 𝐷
Dimana:
𝐹 = friksi
𝑓 = faktor friksi D’Arcy
𝐷 = diameter dalam pipa
𝐿 = panjang pipa
𝑉 = laju alir
Besarnya nilai faktor friksi (𝑓) bisa dihitung dengan menggunakan rumus
persaman D’Arcy :
𝐹 2 𝑔𝑐 𝐷
𝑓= (Giles, 1997)
𝐿 𝑉2
Dimana:
𝑓 = faktor friksi D’Arcy
∆𝑃
𝐹 = friksi =
𝜌

𝐷 = diameter dalam pipa


𝐿 = panjang pipa
𝑉 = laju alir
Friksi fitting dihitung, dengan menyatakan panjang ekuivalen fitting
terhadap pipa lurus. Panjang ekuivalen fitting (Le) adalah ekuivalensinya
terhadap panjang pipa lurus yang diameternya tertentu yang memiliki besar
faktor friksi yang sama. Dengan demikian perhitungan friksi fitting bisa
menggunakan persamaan D’Arcy :
𝐹 2 𝑔𝑐 𝐷
𝐿𝑒 = (Giles, 1997)
𝑓 𝑉2

Dimana:
𝑓 = faktor friksi D’Arcy
∆𝑃
𝐹 = friksi =
𝜌

6
𝐷 = diameter dalam pipa
𝐿𝑒 = panjang ekuivalen fitting
𝑉 = laju alir
Harga Le yang didapat dinyatakan dalam angka tak berdimensi menjadi
Le/D untuk masing-masing fitting.

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Percobaan


3.1.1 Rancangan Praktikum
1. Alat yang digunakan adalah sistem pengaliran fluida cair (air) secara
tertutup, melalui sistem perpipaan yang terdiri dari pipa lurus, fitting
dan pompa.
2. Sistem perpipaan dilengkapi dengan sistem recycle yang
dimaksudkan agar kerja pompa stabil. Sistem juga dilengkapi dengan
kran-kran yang digunakan untuk mengatur debit yang selanjutnya
atau digunakan untuk menghitung laju alir dan bilangan Reynold.
3. Dipasang manometer untuk mengetahui besarnya hilang tekan pada
pipa lurus maupun fitting pada setiap harga bilangan Reynold yang
divariasi.
4. Menghitung faktor friksi pada pipa lurus dan panjang ekivalensi pada
fitting.
3.1.2 Penetapan Variabel
Variabel berubah : debit/laju alir yang dibagi menjadi 3 jenis aliran
turbulen, transisi, dan laminar (2,4 ml/s; 4,4 ml/s; 8,4
ml/s; 10,4 ml/s; 12,4 ml/s; 24,4 ml/s; 26,4 ml/s; 28,4
ml/s; 30,4 ml/s; 32,4 ml/s; 36,4 ml/s; 40,4 ml/s; 44,4
ml/s; 50,4 ml/s; dan 60,4 ml/s)

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


Bahan: Air
Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida, dibagi dalam 2 bagian,
yaitu:
A. Rangkaian alat utama, yang terdiri dari:
1. Bak air
2. Pompa

8
3. Sistem pemipaan yang terdiri : pipa lurus, sambungan, bengkokan,
kran, pembesaran, pengecilan.
4. Manometer dengan media pengukur air raksa.
B. Peralatan pembantu, yang terdiri dari:
1. Picnometer ; untuk menentukan rapat massa
2. Stopwatch ; untuk mengukur waktu
3. Gelas ukur 500 ml ; untuk mengukur volume
4. Jangka Sorong ; untuk mengukur diameter pipa

3.3 Gambar Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan


Keterangan gambar:
A. Bak air
B. Pompa
C. Sistem Pemipaan
D. Kran Recycle sering disebut Bypass
Keterangan alat ukur/ manometer:
1. Kran
2. Pembesaran pipa
3. Bengkokan pipa
4. Pipa lurus datar
5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar

9
8. Pipa lurus vertikal
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar

3.4 Prosedur Praktikum


Tata Kerja percobaan dapat dibagi 2 tahap:
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1)
dan kran-kran manometer tertutup
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan kran kran manometer tetap
tertutup tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam manometer,
jangan ada gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada
sistem pemipaan dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 1- 9.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila
perlu kran bypass dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga
mendapatkan variasi Reynold aliran laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9).

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Bilangan Reynold (Re) terhadap Faktor Friksi


Dari hasil percobaan diperoleh data hubungan Bilangan Reynold
terhadap Faktor Friksi yang ditunjukkan oleh tabel dan gambar berikut.
Tabel 4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa
Besar
No Bilangan Reynold (Re) Faktor friksi (f)
1 211,582 33,126
2 387,900 9,856
3 740,536 2,704
4 916,855 1,764
5 1093,173 1,241
6 2151,082 0,641
7 2327,400 0,548
8 2503,718 0,473
9 2680,036 0,619
10 2856,354 0,545
11 3208,991 0,576
12 3561,627 0,468
13 3914,263 0,581
14 4443,218 0,451
15 5324,809 0,366

11
35

30

25

Faktor Friksi (f)


20

15

10

0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Bilangan Reynold (NRe)

Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa
Besar
Tabel 4.2 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa
Kecil
No Bilangan Reynold (Re) Faktor friksi (f)
1 489,4572 0,6130
2 897,3382 0,2390
3 1713,1001 0,0811
4 2120,9811 0,0630
5 2528,8621 0,0797
6 4976,1480 0,0322
7 5384,0290 0,0296
8 5791,9100 0,0283
9 6199,7910 0,0247
10 6607,6720 0,0276
11 7423,4340 0,0257
12 8239,1959 0,0238
13 9054,9579 0,0215
14 10278,6009 0,0182
15 12318,0058 0,0135

12
0,7

0,6

0,5

Faktor Friksi (f)


0,4

0,3

0,2

0,1

0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Bilangan Reynold (NRe)

Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi pada Pipa
Kecil
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat hubungan antara
bilangan Reynold dan faktor friksi pada pipa besar dan pipa kecil yaitu semakin
besar bilangan Reynold maka faktor friksi yang dihasilkan semakin kecil.
Berdasarkan teori yang ada bilangan Reynold dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut.
𝜌.𝐷.𝑣
Re =
𝜇
Dimana:
Re = bilangan Reynold
D = diameter dalam pipa
𝜌 = rapat massa fluida
𝑣 = laju alir fluida
𝜇 = viskositas fluida
Berdasarkan hubungan pada faktor friksi, rumus awal dari faktor friksi
berdasarkan pada persamaan D’Arcy akan menjadi:
𝑓 𝐿 𝑉2
𝐹=
2 𝑔𝑐 𝐷

Dimana:
𝐹 = friksi
𝑓 = faktor friksi D’Arcy
𝐷 = diameter dalam pipa

13
𝐿 = panjang pipa
𝑉 = laju alir
Pada persamaan D’Arcy factor friksi berbanding terbalik dengan laju alir
fluida, sedangkan laju alir fluida menjadi factor terpenting dalam penentuan
bilangan Reynold yang menentukan sifat aliran laminar, transisi, atau turbulen
(Wibowo dkk., 2017). Dapat disimpulkan hasil percobaan sesuai dengan teori
yang ada yaitu semakin besar bilangan Reynold maka faktor friksi yang
dihasilkan semakin kecil.

2.2 Perbandingan Panjang Ekivalen (Le/D) Fitting Praktis dan Teoritis


Dari percobaan diperoleh data perhitungan panjang ekivalen (Le/D)
praktis. Dan melalui pembacaan panjang ekivalen (Le/D) pada referensi
diperoleh hasil perbandingan Le/D praktis dan teoritis sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Le/D Teoritis
Fitting Le/D praktis Le/D teoritis %Error
Valve 306.267121 340 9.92143486
Bengkokan 27.0755419 30 9.74819357
Sambungan 20.599914 20 2.99957005
Pengecilan 16.5184382 13.5 22.3588015
Pembesaran 20.599914 27.5 25.0912218
Pada percobaan diatas, Le/D yang diperoleh pada praktikum sebesar
306,267; 27,07; 20,59; 16,51; dan 20,59 untuk fitting valve, bengkokan,
sambungan, pengecilan dan pembesaran.
Menurut literatur, Le/D yang diperoleh dari hasil percobaan lebih besar
daripada Le/D secara teoritis pada fitting sambungan (3) dan pengecilan (4).
Hal ini dikarenakan pressure drop yang terjadi lebih besar. Pressure drop atau
hilang tekan akan mempengaruhi faktor friksi yang dihasilkan. Sesuai dengan
rumus berikut:
𝐹𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔.2.𝑔𝑐.𝑑𝑖
𝐿𝑒 = (Dharma dan Prasetyo, 2014)
𝑓.𝑣2

Akan tetapi terdapat ketidaksesuaian dimana Le/D praktis lebih kecil dari Le/D
teoritis. Hal tersebut terdapat pada fitting valve (1), bengkokan (2), dan
pembesaran (5). Dalam hal ini hasil perhitungan Le/D praktis dipengaruhi oleh

14
faktor teknis dalam pelaksanaan percobaan. Adanya gelembung udara yang
terperangkap menyebabkan error dalam pembacaan manometer sehingga
besaran pressure drop yang didapatkan lebih kecil dari yang sebenarnya
sehingga Le/D praktis yang didapatkan lebih kecil dari teoritis.

2.3 Hubungan Laju Alir (v) terhadap Bilangan Reynold (Re)


Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data hubungan laju alir
(v) terhadap nilai bilangan Reynold yang ditunjukkan oleh gambar berikut.

6000

5000
Bilangan Reynold (NRe)

4000

3000

2000

1000

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Laju alir (cm/s)

Gambar 4.3 Hubungan Laju Alir terhadap Bilangan Reynold pada Pipa Besar

14000

12000
Bilangan Reynold (NRe)

10000

8000

6000

4000

2000

0
0 50 100 150 200
Laju alir (cm/s)

Gambar 4.4 Hubungan Laju Alir terhadap Bilangan Reynold pada Pipa Kecil
Dapat dilihat bahwa semakin besar laju alir, maka semakin besar
bilangan Reynoldnya. Hal ini dikarenakan laju aliran fluida sangat

15
mempengaruhi perubahan tekanan dan jenis aliran fluida (Dharma dan
Prasetyo, 2012).
Bilangan Reynold sendiri dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida (Vf),
diameter dalam pipa pengujian (D), dan viskositas kinematik fluida (µ).
Semakin bertambahnya kecepatan fluida, maka bilangan Reynold juga akan
bertambah (Dharma dan Prasetyo, 2012). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
hasil percobaan telah sesuai dengan teori yang ada.

2.4 Hubungan Laju Alir (v) terhadap Pressure Drop (∆P)


Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data hubungan laju alir
(v) terhadap pressure drop (∆P) yang ditunjukkan melalui gambar berikut:

50000
45000
40000
Pressure Drop (∆P)

35000
Pipa Besar
30000
25000 Valve

20000 Perbesaran
15000 Bengkokan
10000 Sambungan
5000
0
0 20 40 60 80
Laju Alir cm/s
Gambar 4.5 Hubungan Laju Alir Fluida terhadap Pressure Drop Pipa Besar

16
40000
35000

Pressure Drop (∆P)


30000 Pipa Kecil
Horizontal
25000
Pipa Kecil
20000 Vertikal
15000 Pipa Kecil
Horizontal Atas
10000
Pengecilan
5000
0
0 20 40 60 80
Laju Alir (cm/s)
Gambar 4.6 Hubungan Laju Alir Fluida terhadap Pressure Drop Pipa Kecil
Teori yang berlaku pada aliran fluida bahwa laju alir berbanding lurus
dengan hilang tekan sehingga semakin besar laju alir maka nilai hilang tekan
(pressure drop) akan meningkat juga (Wibowo dkk., 2017). Hal ini dapat
dijelaskan melalui persamaan berikut:
∆𝑃 𝑆 2 . 𝐾. 𝜇
= 𝑔𝑐 =
𝐿 𝑎3
Berdasarkan data hasil percobaan, terjadi kenaikan grafik secara
fluktuatif, dan nilai hilang tekan seiring dengan laju alir fluida, faktor konversi,
panjang pipa, viskositas fluida, luas permukaan serta porositas. Dari persamaan
diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar laju alir fluida dalam L, gc, K,
s, maka nilai hilang tekan pada aliran fluida. Hal ini terjadi karena pada saat
kecepatan superfisial gas meningkat, maka gaya gesek (friksi) yang terjadi
antara fluida yang mengalir dengan dinding pipa akan semakin besar, sehingga
mengakibatkan hilang tekan yang terjadi semakin besar dan sesuai dengan
persamaan:
𝑄
𝑉=
𝐴
Sehingga saat gaya gesek (friksi) semakin besar, maka penurunan
tekanan (pressure drop) yang terjadi juga semakin besar (Wibowo dkk., 2017).

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Dalam praktikum aliran fluida ini, laju alir dapat dihitung dengan membagi
debit aliran dengan luas penampang dalam pipa dimana debit aliran dapat
diperoleh dari pengaturan kran bypass.
2. Besarnya bilangan Reynold dari tiap perubahan laju alir dapat dihitung
𝜌 𝐷𝑉
dengan persamaan 𝑅𝑒 = , dimana 𝜌 adalah densitas fluida, D adalah
𝜇

diameter dalam pipa, dan 𝜇 adalah viskositas fluida.


3. Besarnya hilang tekan pada aliran dapat dihitung dengan data beda tinggi
manometer (R) dengan persamaan ∆𝑃 = 𝑅(𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )𝑔.
4. Hasil percobaan diperoleh faktor friksi pada pipa besar yaitu 9,738 pada
aliran laminar, 0,565 pada aliran transisi, dan 0,488 pada aliran turbulen.
Sedangkan pada pipa kecil diperoleh faktor friksi 0,215 pada aliran
laminar, 0,028 pada aliran transisi, dan 0,022 pada aliran turbulen. Friksi
yang didapatkan pada pipa besar yaitu 2515,699 pada aliran laminar,
6037,677 pada aliran transisi, dan 13584,774 pada aliran turbulen.
5. Hasil percobaan diperoleh Le/D praktis 306,267 pada valve, 27,076 pada
bengkokan, 20,599 pada sambungan, 16,518 pada pengecilan, dan 20,599
pada perbesaran.
6. Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar bilangan Reynold dan
hilang tekannya, karena laju alir berbanding lurus dengan bilangan Reynold
dan hilang tekan.

5.2 Saran
1. Amati pembacaan manometer dengan teliti.
2. Usahakan tidak ada udara di dalam pipa saat percobaan berlangsung.
3. Mengubah laju alir dengan cara membuka kran secara perlahan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dharma dan Prasetyo. 2012. Pengaruh Perubahan Laju Aliran terhadap Tekanan
dan Jenis Aliran yang Terjadi pada Alat Uji Praktikum Mekanika Fluida .
Jurnal Turbo. ISSN 2301-6663, Volume 1, No. 2. Jurusan Teknik Mesin.
Universitas Muhammadiyah Metro.
Diyono, Ikhsan. 2002 . Operasi Teknik Kimia I. Semarang: Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Giles, Ronald. 1997. Fluid Mechanics and Hydraullic. 2nd ed. New York: Mc
GrawHill Book. Co.
Wibowo, S. S., Suharno, K., Widodo, S., 2017. Analisis Debit Fluida pada Pipa
Elbow 90° dengan Variasi Diameter Pipa. Jurnal Teknik Mesin: Universitas
Tidar.

19
LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi:
Aliran Fluida

Kelompok : 7/ Kamis
Anggota : 1. Andi Irawan NIM 21030118120066
2. Ika Nurcahyaningsih NIM 21030118120008
3. Naomi Simarmata NIM 21030118120024

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Data Praktikum:
 OD pipa besar = 1,85 cm = 0,728 in
 OD pipa kecil = 0,725 cm = 0,285 in
 ID pipa besar = 0,622 inch = 1,58 cm (Kern)
 ID pipa kecil = 0,269 inch = 0,683 cm (Kern)
 Panjang pipa horizontal besar = 160 cm
 Panjang pipa horizontal kecil = 140 cm
 Panjang pipa vertikal kecil = 106 cm
 Luas pipa besar = 1,96 cm2
 Luas pipa kecil = 0,366 cm2
 Densitas air raksa = 13,6 g/cm3
 Densitas air = 0,983 g/cm3
 Gaya gravitasi = 980 cm2/s
 gc = 1 cm2/s
 Viskositas air = 0,00899 g/cm.s

Tabel hasil percobaan


Laju alir v
Debit Re pada pipa R (beda tinggi manometer)
No. (cm/s)
(ml/s)
Pbesar Pkecil Pbesar Pkecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2,4 1,22 6,56 211,55 489,72 0,6 0,02 0,02 0,2 0,02 0,02 0,2 0,2 0,2
2 4,4 2,24 12,02 387,84 897,81 0,6 0,02 0,02 0,2 0,02 0,02 0,2 0,4 0,2
3 8,4 4,29 22,95 740,41 1714,01 0,6 0,02 0,04 0,2 0,04 0,02 0,2 0,6 0,2
4 10,4 5,31 28,42 916,70 2122,10 0,8 0,04 0,04 0,2 0,04 0,04 0,4 0,6 0,2
5 12,4 6,33 33,88 1092,99 2530,20 0,8 0,04 0,06 0,2 0,04 0,04 0,6 0,6 0,8
6 24,4 12,45 66,67 2150,72 4978,78 1,2 0,06 0,06 0,4 0,06 0,06 1,2 1 1
7 26,4 13,47 72,13 2327,01 5386,88 1,2 0,08 0,08 0,4 0,06 0,08 1,2 1 1,2
8 28,4 14,49 77,59 2503,30 5794,98 1,4 0,1 0,1 0,4 0,08 0,08 1,4 1,2 1,2
9 30,4 15,51 83,06 2679,59 6203,07 1,6 0,1 0,1 0,6 0,08 0,1 1,4 1,2 1,2
10 32,4 16,53 88,52 2855,88 6611,17 1,8 0,2 0,2 0,6 0,1 0,1 1,6 1,6 1,6
11 36,4 18,57 99,45 3208,46 7427,37 2 0,2 0,2 0,8 0,2 0,2 2 1,6 2
12 40,4 20,61 110,38 3561,03 8243,56 2,4 0,4 0,4 0,8 0,2 0,2 2,2 2 2,2
13 44,4 22,65 121,31 3913,62 9059,75 2,8 0,4 0,4 1,2 0,4 0,2 2,4 2,2 2,4
14 50,4 25,71 137,70 4442,48 10284,04 3,2 0,6 0,6 1,2 0,4 0,4 2,6 2,4 2,6
15 60,4 30,82 165,03 5323,92 12324,53 3,8 0,6 0,6 1,4 0,4 0,4 3 2,6 2,6

Semarang, 25 Oktober 2020


Mengetahui
PRAKTIKAN Asisten Pembimbing

Ika Nurcahyaningsih Naomi Simarmata Andi Irawan Evie Riswanda


NIM. 21030118120008 NIM. 21030118120024 NIM. 21030118120066 NIM. 21030117120048
LEMBAR PERHITUNGAN

 OD pipa besar = 1,85 cm = 0,728 in


 OD pipa kecil = 0,725 cm = 0,285 in
 ID pipa besar = 0,622 inch = 1,58 cm (Kern)
 ID pipa kecil = 0,269 inch = 0,683 cm (Kern)
 Panjang pipa horizontal besar = 160 cm
 Panjang pipa horizontal kecil = 140 cm
 Panjang pipa vertikal kecil = 106 cm
 Luas pipa besar = 1,96 cm2
 Luas pipa kecil = 0,366 cm2
 Densitas air raksa = 13,6 g/cm3
 Densitas air = 0,983 g/cm3
 Gaya gravitasi = 980 cm2/s
 gc = 1 cm2/s
 Viskositas air = 0,00899 g/cm.s

Laju alir v
Debit Re pada pipa R (beda tinggi manometer)
No. (cm/s)
(ml/s)
Pbesar Pkecil Pbesar Pkecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2,4 1,22 6,56 211,55 489,72 0,6 0,02 0,02 0,2 0,02 0,02 0,2 0,2 0,2
2 4,4 2,24 12,02 387,84 897,81 0,6 0,02 0,02 0,2 0,02 0,02 0,2 0,4 0,2
3 8,4 4,29 22,95 740,41 1714,01 0,6 0,02 0,04 0,2 0,04 0,02 0,2 0,6 0,2
4 10,4 5,31 28,42 916,70 2122,10 0,8 0,04 0,04 0,2 0,04 0,04 0,4 0,6 0,2
5 12,4 6,33 33,88 1092,99 2530,20 0,8 0,04 0,06 0,2 0,04 0,04 0,6 0,6 0,8
6 24,4 12,45 66,67 2150,72 4978,78 1,2 0,06 0,06 0,4 0,06 0,06 1,2 1 1
7 26,4 13,47 72,13 2327,01 5386,88 1,2 0,08 0,08 0,4 0,06 0,08 1,2 1 1,2
8 28,4 14,49 77,59 2503,30 5794,98 1,4 0,1 0,1 0,4 0,08 0,08 1,4 1,2 1,2
9 30,4 15,51 83,06 2679,59 6203,07 1,6 0,1 0,1 0,6 0,08 0,1 1,4 1,2 1,2
10 32,4 16,53 88,52 2855,88 6611,17 1,8 0,2 0,2 0,6 0,1 0,1 1,6 1,6 1,6
11 36,4 18,57 99,45 3208,46 7427,37 2 0,2 0,2 0,8 0,2 0,2 2 1,6 2
12 40,4 20,61 110,38 3561,03 8243,56 2,4 0,4 0,4 0,8 0,2 0,2 2,2 2 2,2
13 44,4 22,65 121,31 3913,62 9059,75 2,8 0,4 0,4 1,2 0,4 0,2 2,4 2,2 2,4
14 50,4 25,71 137,70 4442,48 10284,04 3,2 0,6 0,6 1,2 0,4 0,4 2,6 2,4 2,6
15 60,4 30,82 165,03 5323,92 12324,53 3,8 0,6 0,6 1,4 0,4 0,4 3 2,6 2,6

Rumus Perhitungan
a. Menghitung laju alir (v)
𝑣
𝑄=
𝑡
𝑄
𝑣=
𝐴
b. Menghitung Bilangan Reynold (Re)
𝜌.𝐷.𝑣
𝑅𝑒 =
𝜇
c. Menghitung hilang tekan pada pipa
𝑔
∆𝑃 = 𝑅(𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )
𝑔𝑐

d. Rumus perhitungan F
Untuk pipa lurus horizontal besar dan pipa lurus horizontal kecil
∆𝑃
𝐹=
𝜌𝑎𝑖𝑟

Untuk pipa lurus horizontal kecil atas dan pipa lurus vertical kecil
∆𝑃 − ∆𝑍
𝐹=
𝜌𝑎𝑖𝑟

Dimana ∆𝑍 = Panjang pipa kecil vertical (106 cm)


e. Menghitung faktor friksi (f) pipa
𝐹 2 𝑔𝑐 𝐷
𝑓=
𝐿 𝑉2

A. Perhitungan Pipa Lurus


1. Pipa Lurus Horizontal Besar (Manometer 4)
Q v
Re R(4) ∆P F f
(ml/s) (cm/s)
2,4 1,225 211,582 0,2 2472,932 2515,699 33,126
4,4 2,245 387,900 0,2 2472,932 2515,699 9,856
8,4 4,286 740,536 0,2 2472,932 2515,699 2,704
10,4 5,307 916,855 0,2 2472,932 2515,699 1,764
12,4 6,328 1093,173 0,2 2472,932 2515,699 1,241
24,4 12,451 2151,082 0,4 4945,864 5031,398 0,641
26,4 13,472 2327,400 0,4 4945,864 5031,398 0,548
28,4 14,492 2503,718 0,4 4945,864 5031,398 0,473
30,4 15,513 2680,036 0,6 7418,796 7547,097 0,619
32,4 16,533 2856,354 0,6 7418,796 7547,097 0,545
36,4 18,575 3208,991 0,8 9891,728 10062,796 0,576
40,4 20,616 3561,627 0,8 9891,728 10062,796 0,468
44,4 22,657 3914,263 1,2 14837,592 15094,193 0,581
50,4 25,719 4443,218 1,2 14837,592 15094,193 0,451
60,4 30,821 5324,809 1,4 17310,524 17609,892 0,366

2. Pipa Lurus Horizontal Kecil (Manometer 7)


Q v
Re R(7) ∆P F f
(ml/s) (cm/s)
2,4 6,554 489,457 0,2 2472,932 2515,699 0,571
4,4 12,015 897,338 0,2 2472,932 2515,699 0,170
8,4 22,939 1713,100 0,2 2472,932 2515,699 0,047
10,4 28,400 2120,981 0,4 4945,864 5031,398 0,061
12,4 33,862 2528,862 0,6 7418,796 7547,097 0,064
24,4 66,631 4976,148 1,2 14837,592 15094,193 0,033
26,4 72,093 5384,029 1,2 14837,592 15094,193 0,028
28,4 77,555 5791,910 1,4 17310,524 17609,892 0,029
30,4 83,016 6199,791 1,4 17310,524 17609,892 0,025
32,4 88,478 6607,672 1,6 19783,456 20125,591 0,025
36,4 99,401 7423,434 2 24729,320 25156,989 0,025
40,4 110,324 8239,196 2,2 27202,252 27672,688 0,022
44,4 121,247 9054,958 2,4 29675,184 30188,387 0,020
50,4 137,632 10278,601 2,6 32148,116 32704,085 0,017
60,4 164,940 12318,006 3 37093,980 37735,483 0,014
3. Pipa Lurus Horizontal Kecil Atas (Manometer 8)
Q
v (cm/s) Re R(8) ∆P F f
(ml/s)
2,4 6,554 489,457 0,2 2472,932 2407,866 0,547
4,4 12,015 897,338 0,4 4945,864 4923,565 0,333
8,4 22,939 1713,100 0,6 7418,796 7439,263 0,138
10,4 28,400 2120,981 0,6 7418,796 7439,263 0,090
12,4 33,862 2528,862 0,6 7418,796 7439,263 0,063
24,4 66,631 4976,148 1 12364,66 12470,661 0,027
26,4 72,093 5384,029 1 12364,66 12470,661 0,023
28,4 77,555 5791,910 1,2 14837,592 14986,360 0,024
30,4 83,016 6199,791 1,2 14837,592 14986,360 0,021
32,4 88,478 6607,672 1,6 19783,456 20017,758 0,025
36,4 99,401 7423,434 1,6 19783,456 20017,758 0,020
40,4 110,324 8239,196 2 24729,32 25049,156 0,020
44,4 121,247 9054,958 2,2 27202,252 27564,855 0,018
50,4 137,632 10278,601 2,4 29675,184 30080,553 0,015
60,4 164,940 12318,006 2,6 32148,116 32596,252 0,012

4. Pipa Lurus Vertikal Kecil


Q
v (cm/s) Re R(9) ∆P F f
(ml/s)
2,4 6,554 489,457 0,2 2472,932 2407,866 0,722
4,4 12,015 897,338 0,2 2472,932 2407,866 0,215
8,4 22,939 1713,100 0,2 2472,932 2407,866 0,059
10,4 28,400 2120,981 0,2 2472,932 2407,866 0,038
12,4 33,862 2528,862 0,8 9891,728 9954,962 0,112
24,4 66,631 4976,148 1 12364,660 12470,661 0,036
26,4 72,093 5384,029 1,2 14837,592 14986,360 0,037
28,4 77,555 5791,910 1,2 14837,592 14986,360 0,032
30,4 83,016 6199,791 1,2 14837,592 14986,360 0,028
32,4 88,478 6607,672 1,6 19783,456 20017,758 0,033
36,4 99,401 7423,434 2 24729,320 25049,156 0,033
40,4 110,324 8239,196 2,2 27202,252 27564,855 0,029
44,4 121,247 9054,958 2,4 29675,184 30080,553 0,026
50,4 137,632 10278,601 2,6 32148,116 32596,252 0,022
60,4 164,940 12318,006 2,6 32148,116 32596,252 0,015

5. Faktor friksi rata-rata


f(7) f(8) f(9) f rata-rata
0,570849 0,546379774 0,721633664 0,612954042
0,169839 0,332398551 0,214700925 0,238979585
0,0466 0,137802216 0,058908871 0,08110366
0,0608 0,0898976 0,038430195 0,063042749
0,064154 0,063237021 0,11176434 0,079718337
0,033137 0,027377555 0,036159035 0,032224578
0,028307 0,023386566 0,037118919 0,029604011
0,028537 0,024285347 0,032074987 0,028299036
0,024905 0,02119502 0,027993423 0,024697964
0,025058 0,02492357 0,032917922 0,027633107
0,024817 0,019746835 0,03263603 0,025733126
0,02216 0,020059273 0,029154123 0,023791195
0,020015 0,018275724 0,026340674 0,021543849
0,016828 0,015477813 0,022152034 0,018152528
0,01352 0,011678273 0,015424134 0,013540638

B. Menghitung Panjang Ekivalen Praktis


Rumus perhitungan Le :
𝐹 2 𝑔𝑐 𝐷
𝐿𝑒 =
𝑓 𝑉2
1. Panjang ekivalen ‘valve’ (Manometer 1)
Q v
Re R(1) ∆P F f Le Le/D
(ml/s) (cm/s)
2,4 1,225 211,582 0,6 7418,796 7547,097 33,137 479,848 303,701
4,4 2,245 387,900 0,6 7418,796 7547,097 9,859 479,841 303,697
8,4 4,286 740,536 0,6 7418,796 7547,097 2,705 479,837 303,694
10,4 5,307 916,855 0,8 9891,728 10062,796 1,765 639,782 404,925
12,4 6,328 1093,173 0,8 9891,728 10062,796 1,241 639,781 404,925
24,4 12,451 2151,082 1,2 14837,592 15094,193 0,641 479,842 303,697
26,4 13,472 2327,400 1,2 14837,592 15094,193 0,548 479,841 303,697
28,4 14,492 2503,718 1,4 17310,524 17609,892 0,473 559,814 354,313
30,4 15,513 2680,036 1,6 19783,456 20125,591 0,620 426,525 269,952
32,4 16,533 2856,354 1,8 22256,388 22641,290 0,545 479,840 303,696
36,4 18,575 3208,991 2 24729,320 25156,989 0,576 399,866 253,080
40,4 20,616 3561,627 2,4 29675,184 30188,387 0,468 479,838 303,695
44,4 22,657 3914,263 2,8 34621,048 35219,784 0,581 373,210 236,209
50,4 25,719 4443,218 3,2 39566,912 40251,182 0,451 426,525 269,953
60,4 30,821 5324,809 3,8 46985,708 47798,279 0,366 434,141 274,772

2. Panjang ekivalen ‘pembesaran’ (Manometer 2)


Q v
Re R(2) ∆P F f Le Le/D
(ml/s) (cm/s)
2,4 1,225 211,582 0,02 247,293 251,570 33,137 15,995 10,123
4,4 2,245 387,900 0,02 247,293 251,570 9,859 15,995 10,123
8,4 4,286 740,536 0,02 247,293 251,570 2,705 15,995 10,123
10,4 5,307 916,855 0,04 494,586 503,140 1,765 31,989 20,246
12,4 6,328 1093,173 0,04 494,586 503,140 1,241 31,989 20,246
24,4 12,451 2151,082 0,06 741,880 754,710 0,641 23,992 15,185
26,4 13,472 2327,400 0,08 989,173 1006,280 0,548 31,989 20,246
28,4 14,492 2503,718 0,1 1236,466 1257,849 0,473 39,987 25,308
30,4 15,513 2680,036 0,1 1236,466 1257,849 0,620 26,658 16,872
32,4 16,533 2856,354 0,2 2472,932 2515,699 0,545 53,316 33,744
36,4 18,575 3208,991 0,2 2472,932 2515,699 0,576 39,987 25,308
40,4 20,616 3561,627 0,4 4945,864 5031,398 0,468 79,973 50,616
44,4 22,657 3914,263 0,4 4945,864 5031,398 0,581 53,316 33,744
50,4 25,719 4443,218 0,6 7418,796 7547,097 0,451 79,973 50,616
60,4 30,821 5324,809 0,6 7418,796 7547,097 0,366 68,549 43,385

3. Panjang ekivalen ‘Bengkokan’ (Manometer 3)


Q v
Re R(3) ∆P F f Le Le/D
(ml/s) (cm/s)
2,4 1,225 211,582 0,02 247,293 251,570 33,137 15,995 10,123
4,4 2,245 387,900 0,02 247,293 251,570 9,859 15,995 10,123
8,4 4,286 740,536 0,04 494,586 503,140 2,705 31,989 20,246
10,4 5,307 916,855 0,04 494,586 503,140 1,765 31,989 20,246
12,4 6,328 1093,173 0,06 741,880 754,710 1,241 47,984 30,369
24,4 12,451 2151,082 0,06 741,880 754,710 0,641 23,992 15,185
26,4 13,472 2327,400 0,08 989,173 1006,280 0,548 31,989 20,246
28,4 14,492 2503,718 0,1 1236,466 1257,849 0,473 39,987 25,308
30,4 15,513 2680,036 0,1 1236,466 1257,849 0,620 26,658 16,872
32,4 16,533 2856,354 0,2 2472,932 2515,699 0,545 53,316 33,744
36,4 18,575 3208,991 0,2 2472,932 2515,699 0,576 39,987 25,308
40,4 20,616 3561,627 0,4 4945,864 5031,398 0,468 79,973 50,616
44,4 22,657 3914,263 0,4 4945,864 5031,398 0,581 53,316 33,744
50,4 25,719 4443,218 0,6 7418,796 7547,097 0,451 79,973 50,616
60,4 30,821 5324,809 0,6 7418,796 7547,097 0,366 68,549 43,385

4. Panjang ekivalen ‘Sambungan’ (Manometer 5)


Q v
Re R(5) ∆P F f Le Le/D
(ml/s) (cm/s)
2,4 1,225 211,582 0,02 247,293 251,570 33,137 15,995 10,123
4,4 2,245 387,900 0,02 247,293 251,570 9,859 15,995 10,123
8,4 4,286 740,536 0,04 494,586 503,140 2,705 31,989 20,246
10,4 5,307 916,855 0,04 494,586 503,140 1,765 31,989 20,246
12,4 6,328 1093,173 0,04 494,586 503,140 1,241 31,989 20,246
24,4 12,451 2151,082 0,06 741,880 754,710 0,641 23,992 15,185
26,4 13,472 2327,400 0,06 741,880 754,710 0,548 23,992 15,185
28,4 14,492 2503,718 0,08 989,173 1006,280 0,473 31,989 20,246
30,4 15,513 2680,036 0,08 989,173 1006,280 0,620 21,326 13,498
32,4 16,533 2856,354 0,1 1236,466 1257,849 0,545 26,658 16,872
36,4 18,575 3208,991 0,2 2472,932 2515,699 0,576 39,987 25,308
40,4 20,616 3561,627 0,2 2472,932 2515,699 0,468 39,987 25,308
44,4 22,657 3914,263 0,4 4945,864 5031,398 0,581 53,316 33,744
50,4 25,719 4443,218 0,4 4945,864 5031,398 0,451 53,316 33,744
60,4 30,821 5324,809 0,4 4945,864 5031,398 0,366 45,699 28,923

5. Panjang ekivalen ‘Pengecilan’ (Manometer 6)


Q V
Re R(6) ∆P F f Le Le/D
(ml/s) (cm/s)
2,4 6,554 489,457 0,02 247,293 251,570 0,613 13,052 19,110
4,4 12,015 897,338 0,02 247,293 251,570 0,239 9,960 14,583
8,4 22,939 1713,100 0,02 247,293 251,570 0,081 8,053 11,790
10,4 28,400 2120,981 0,04 494,586 503,140 0,063 13,516 19,790
12,4 33,862 2528,862 0,04 494,586 503,140 0,080 7,519 11,009
24,4 66,631 4976,148 0,06 741,880 754,710 0,032 7,206 10,550
26,4 72,093 5384,029 0,08 989,173 1006,280 0,030 8,934 13,080
28,4 77,555 5791,910 0,08 989,173 1006,280 0,028 8,076 11,824
30,4 83,016 6199,791 0,1 1236,466 1257,849 0,025 10,095 14,780
32,4 88,478 6607,672 0,1 1236,466 1257,849 0,028 7,943 11,629
36,4 99,401 7423,434 0,2 2472,932 2515,699 0,026 13,516 19,789
40,4 110,324 8239,196 0,2 2472,932 2515,699 0,024 11,867 17,375
44,4 121,247 9054,958 0,2 2472,932 2515,699 0,022 10,850 15,886
50,4 137,632 10278,601 0,4 4945,864 5031,398 0,018 19,988 29,265
60,4 164,940 12318,006 0,4 4945,864 5031,398 0,014 18,657 27,317

C. Panjang Ekivalen Teoritis


Perhitungan nilai k
1. Pada Pengecilan
𝐷22
k = 0,4 (1 − )
𝐷12
0,6832
k = 0,4 (1 − )
1,582

k = 0,325
2. Pada Pembesaran
𝐷12
k = 0,4 (1 − )
𝐷22
1,582
k = 0,4 (1 − )
0,6832

k = 0,661

Fitting k Le/D praktis Le/D teoritis %Error


Valve - 306,267 340 9,921
Bengkokan - 27,076 30 9,748
Sambungan - 20,600 20 3,000
Pengecilan 0,325 16,518 13,5 22,359
Pembesaran 0,661 20,600 27,5 25,091
REFERENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL

Anda mungkin juga menyukai