DISUSUN OLEH :
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ASPEK
HUKUM DALAM KEPERAWATAN” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan
serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon
maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan
penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi
pembaca maupun kami.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek Hukum dalam Keperawatan............................................4
B. Fungsi Hukum dalam Pelayanan Keperawatan .........................4
C. Hak dan Kewajiban Pasien dan Perawat....................................7
D. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Perawat .......................10
E. Perlindungan Hukum dalam Praktek Keperawatan ...................12
F. Undang-Undang dalam Praktek Keperawatan...........................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menuntun perawat untuk melaksanakan praktiknya secara profesional,
bertangung jawab dan tanggung gugat. Ada beberapa jurnal yang mungkin
Kondisi daripada isi jurnal tersebut sesuai dengan keadaan dewasa ini,
contohnya yaitu Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani yang penulis pernah
membaca yang nampaknya sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Green, (1980) yaitu perilaku seseorang dipengaruhi dan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, dan kepercayaannya. Dengan demikian faktor pengetahuan
akan sangat mempengaruhi perawat dalam pemenuhan hak-hak pasien.
2
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya. Perawat perlu memahami
hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah.
Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar
pemahaman terhadap apa yang diharapkan masyarakat dari penyelenggara
pelayanan keperawatan yang profesional.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas ialah sebagai berikut:
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang akan dicapai ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian hukum dalam praktek keperawatan.
2. Untuk mengetahui fungsi hukum dalam pelayanan keperawatan
3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban pasien dan perawat
4. Untuk mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
5. Untuk mengetahui perlindungan hukum dalam praktek keperawatan.
6. Untuk mengetahui undang-undang dalam praktek keperawatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga propesional
kesehatan lain.
3. Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang
mandiri.
4. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan.
5. Membedakan tanggung jawab dengan profesi yang lain.
6. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hokum
5
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di
rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang
dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
8. Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data- data medisnya.
9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
a. penyakit yang diderita tindakan medik apa yang hendak dilakukan
b. kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan
tindakan untuk mengatasinya
c. alternatif terapi lainnya
d. prognosanva.
e. perkiraan biaya pengobatan
10. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung
jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual.
Kewajiban Pasien :
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan
dan tata tertib rumah skait
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang
telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
6. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
7. Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa.
6
2. Hak Dan Kewajiban Perawat
Hak-Hak Perawat :
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar
belakang
3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan serta standar profesi dan kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas
terhadap pelayanannya.
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam
bidang keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan
atau keluarganya.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit
9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga
kesehatan lain.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan,
standar profesi dan kode etik profesi.
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya
sesuai peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang
profesinya.
Kewajiban Perawat
1. Perawat wajib memiliki :
a. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh
wilayah Indonesia.
b. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan
kepada perawat untuk melakukan praktek keperawatan di sarana
kesehatan
c. Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang
diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktek perawat
perorangan / kelompok
2. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
7
3. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
4. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan
perundang- nundangan yang berlaku
5. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang
sesuai bbatas kewenangan perawat
6. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat sesuai dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun
secara lisan
7. Mencatat semua tindakan keperawatan ( dokumentasi asuhan
keperawatan ) secara akurat sesuai peraturan & SOP yang berlaku
8. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam
melaksanakan praktik profesi keperawatan
9. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan Iptek
keperawatan & kesehatan
10. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai
batas kewenangan & SOP
11. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Mentaati semua peraturan perundang-undangan
12. Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka memenuhi
persyaratan untuk memperoleh SIK ulang & SIPP Menjaga hubungan
kerja yang baik antara sesama perawat maupun dengan anggota tim
kesehatan lain.
8
dulu klien yang gawat dan darurat sehingga harus meninggalkan bapak
sejenak”.
3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang
ditunjukkan dengan perilaku perawat. misalnya mengucapkan salam,
tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects
the patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat
misalnya “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”.
Sedangkan apabila perawat berorientasi pada kepentingan perawat ; “
Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak, dari pagi
sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud
menghina (derogatory) ,misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan
sembuhnya lebih kecil dibanding pasien yang tadi”
6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam
sudut pandang klien (see the patient point of view). Misalnya perawat
tetap bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak
cocok atau diagnosanya mungkin salah.
9
a. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada
tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat, dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adapt istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga,
dan masyarakat.
c. Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga,
dan masyarakat, senantiasa diladasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d. Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga, dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya
kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari
tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
3. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan
dengan tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh
pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hokum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan
norma-norma kemanusian.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik,
agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien
dalam melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemempuan jika menerima atau mengalih-tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan kaperawatan.
4. Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain
adalah sebagai berikut:
a. Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
b. Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya
kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari
profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang
keperawatan.
5. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi
a. Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara
sendiri-sendiri dan bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
10
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
b. Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara
a. Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan
keperawatan.
b. Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada masyarakat.
11
3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik
buruknya?
12
pelayanan kesehatan. Alasan Perlunya Perlidungan Hukum Dalam Praktek
Keperawatan, ialah sebagai berikut:
1) Pertama, alasan filosofi.
Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan
derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan
kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan
hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut
pada kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan
hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum. Perawat juga memiliki
kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional, semangat
pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, terampil, berbudi luhur dan
dapat memegang teguh etika profesi. Disamping itu, Undang-Undang ini
memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi,
kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan
pihak terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi,
fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan.
2) Kedua, alasan yuridis.
UUD 1945 pasal 5 menyebutkan bahwa presiden memegang
kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan dewan
perwakilan rakyat.
3) Ketiga, alasan sosiologis.
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran
paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal
yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan gejala
sebagai informasi dan bukan sebagaik fokus pelayanan (cohen,1996).
Perawat sebagai tenaga profesional bertanggung jawab dan
berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangannya,
terutama terkait dengan lingkup praktik perawat. Praktek keperawatan
adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama
13
(kolaborasi) dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan
profesional meliputi sistem klien (individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat) baik dalam keadaan sehat ataupun sakit. Berkaitan
dengan penerapan praktek keperawatan tersebut perlu adanya perundang-
undangan (legislasi) yang mengatur tentang hak dan kewajiban perawat
terkait dengan tugas profesinya. Legislasi dimaksudkan untuk memberikan
perlindungan hukum bagi masyarakat sebagai penerima layanan, dan
perawat sebagai pemberi layanan. Dalam rangka perlindungan hukum
tersebut, perawat perlu diregistrasi, disertifikasi dan memperoleh izin
praktek (lisensi).
Adapun dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi
perawat dalam menjalankan praktek keperawatan Pemerintah telah
mengeluarkan keputusan yang mengatur mengenai hal tersebut, yaitu
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/Sk/Xi/2001 Tentang
Registrasi dan Praktek Perawat. Ketetapan ini perlu dijabarkan lebih
lanjut, maka Direktorat Pelayanan Keperawatan bekerjasama dengan
Bagian Humas Departemen Kesehatan dan organisasi profesi Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyusun petunjuk pelaksanaan
keputusan menteri kesehatan tersebut yang meliputi, hak, kewajiban dan
wewenang, tindakan keperawatan, persyaratan praktik keperawatan,
mekanisme pembinaan dan pengawasan.
Registrasi adalah suatu kegiatan pencatatan yang dilakukan
pertama kali pada saat melakukan pendaftaran. Regulasi keperawatan
dalam hal ini regristrasi dan praktek keperawatan, adalah kebijakan atau
ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas
profesinya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Registrasi
merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah
terdaftar diizinkan memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat
14
terdaftar, perawat harus telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan
lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai yang diterima. Izin praktek
maupun registrasi harus selalu diperbaharui setiap satu atau dua tahun atau
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Undang–Undang praktik
keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para perawat. PPNI pada
kongres Nasional keduanya di Surabaya tahun 1980 mulai
merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk
perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan. Tidak adanya undang-
undang perlindungan bagi perawat pada saat itu menyebabkan perawat
secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang
mereka lakukan. Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih
sering terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa
frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan
kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama
pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang
ilmiah yang mereka miliki.
Adapun pengaturan mengenai praktek perawat dilakukan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239 Tahun 2001 Tentang
Registrasi dan Praktik Perawat, yaitu setiap perawat yang melakukan
praktek di unit pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta
diharuskan memiliki Surat Izin Perawat (SIP), Surat Izin Kerja (SIK), dan
Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP). Pengawasan dan pembinaan terhadap
praktek pribadi perawat dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat
propinsi, kabupaten sampai ke tingkat puskesmas.
Sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1239 Tahun 2001 Tentang Registrasi dan Praktik Perawat Pasal 1
ayat (2,3,4 dan 5) adalah sebagai berikut :
a. Ayat (2) Surat Ijin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah suatu bukti
tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan
keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
15
b. Ayat (3) Surat Izin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis
yang diberikan perawat untuk melakukan praktik keperawatan disarana
pelayanan kesehatan.
c. Ayat (4) Surat Ijin Praktik Perawat selanjutnya disebut SIPP adalah
bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik
perawat perorangan/bekelompok.
d. Ayat (5) Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.
Sedangkan yang berkaitan dengan praktek perawat disebutkan
dalam Pasal (21, 22, dan 23) sebagai berikut :
a. Pasal 21
1) Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan
SIP diruang praktiknya.
2) Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan
memasang papan praktik.
b. Pasal 22
1) Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan
dalam bentuk kunjungan rumah.
2) Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk
kunjungan rumah harus membawa perlengkapan perawatan sesuai
kebutuhan.
c. Pasal 23
1) Perawat dalam menjalankan praktek perorangan sekurang-
kurangnya memenuhi persyaratan:
i. memiliki tempat praktek yang memenuhi syarat kesehatan.
ii. memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan
maupun kunjungan rumah
iii. memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku, catatan
kunjungan, formulir atatan tindakan asuhan keperawatan serta
formulir rujukan.
16
2) persyaratan perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan
oleh organisasi profesi.
17
“Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan
orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata & sungguh-
sungguh dihukum penjara selama-lamanya duabelas tahun.”
5. Pasal 299 KUHP
1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruh supaya diobati, dengan memberitahukan atau
menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan itu kandungannya
dapat digugurkan, diancam pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.
2) Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan,
atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pekerjaan atau
kebiasaan, atau bila dia seorang dokter, bidan atau juru-obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3) Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pekerjaannya, maka haknya untuk melakukan
pekerjaan itu dapat dicabut.
6. Pasal 1 ayat 4 UU No 38 tahun 2014 tentang keperawatan
‘’Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan
oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.’’
7. Pasal 1 ayat 9 UU No 38 tahun 2014
‘’Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah
memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta telah diakui secara hukum
untuk menjalankan Praktik Keperawatan.’’
8. Pasal 1 ayat 11 UU No 38 tahun 2014
‘’Surat lzin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota kepada Perawat sebagai pemberian kewenangan untuk
menjalankan Praktik Keperawatan.’’
18
“Pengaturan Keperawatan bertujuan: ‘’meningkatkan mutu
Perawat, meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan, memberikan
pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.’’
10. Pasal 17 UU No 38 tahun 2014
‘’Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan
dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Perawat, Menteri dan Konsil Keperawatan bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan mutu Perawat sesuai dengan kewenangan
masing-masing.’’
11. Pasal 36 ayat 1 UU No 38 tahun 2014
‘’Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:
memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional, dan ketentuan Peraturan Perundangundangan.’’
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum kesehatan adalah Semua ketentuan hukum yang berlaku dan
langsung dengan pemeliharan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban
perorangan atau masyarakat menyangkut: pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan dan pedoman medis. Maka dapat
disimpulkan pengertian hukum dalam praktek keperawatan adalah Segala
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang asuhan keperawatan
terhadap klien dalam aspek hukum perdata, hukum pidana dan hukum
administarasi sebagai bagian dari hukum kesehatan.
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien
perlu ditetapkan dengan jelas apa hak dan kewajiban serta kewenangan perawat
agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya. Sebagai bagian dari
profesi kesehatan , perawat hemdak tidak takut lagi untuk melakukan tindakan
karena sekarang sudah ada UU keperawatan.
Dan dapat disimpulkan perawat yang melakukan praktek di unit pelayanan
kesehatan milik pemerintah maupun swasta diharuskan memiliki Surat Izin
Perawat (SIP), Surat Izin Kerja (SIK), dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP).
Pengawasan dan pembinaan terhadap praktek pribadi perawat dilakukan secara
berjenjang, mulai dari tingkat propinsi, kabupaten sampai ke tingkat
puskesmas.
B. Saran
1. Sebagai seorang perawat hendaknya mengetahui dengan jelas hak dan
kewajiban serta kewenangannya.
2. Sebagai seorang perawat hendaknya tidak perlu takut hukum, tetapi lebih
melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap harapan masyarakat
pada penyenggara pelayanan keperawatan yang professional.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/7404/1/JURNAL.pdf
Potter, Patricia A., dan Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
21