Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“ASPEK HUKUM DALAM KEPERAWATAN”

DISUSUN OLEH :

1. SILVIA ANGELIA : SNR20215010


2. AGUSTINA SUSANTI : SNR20215029
3. RAHMINI QADARSYIH : SNR 20215031
4. ANI ODE : SNR 20215040
5. OKTAVIANI YUSTINA : SNR20215009

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH (STIK)
PONTIANAK

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ASPEK
HUKUM DALAM KEPERAWATAN” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan
serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon
maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan
penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi
pembaca maupun kami.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Ketapang, 1 Oktober 2020


Penyusun,

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................3
C. Tujuan Masalah............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek Hukum dalam Keperawatan............................................4
B. Fungsi Hukum dalam Pelayanan Keperawatan .........................4
C. Hak dan Kewajiban Pasien dan Perawat....................................7
D. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Perawat .......................10
E. Perlindungan Hukum dalam Praktek Keperawatan ...................12
F. Undang-Undang dalam Praktek Keperawatan...........................17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..............................................................................20
B. Saran-saran ...............................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Perawat sebagai tenaga profesional memiliki akuntabilatas terhadap
keputusan dan tindakannya.dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak menutup
kemungkinan perawat berbuat kesalahan dan kelalaian baik yang disegaja
maupun tidak disegaja. Tugas tenaga kesehatan berdasarkan ketentuan Pasal 50
UU 23/1992 adalah menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan
sesuai dengan bidang keahliannya dan atau kewenangannya masing-masing.
Agar tugas terlaksana dengan baik, Pasal 3 PP 32/1996 menentukan ”setiap
tenaga kesehatan wajib memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan
jenis dan jenjang pendidikannya yang dibuktikan dengan ijazah.” Ketentuan
Pasal 53 ayat (2) UU 23/1992 jo. Pasal 21 ayat (1) PP 32/1996 tenaga
kesehatan dalam melaksanakan tugas diwajibkan untuk memenuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien. Salah satu tenaga kesehatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan adalah tenaga profesi
perawat.
Perawat merupakan tenaga profesional yang memiliki body of knowledge
yang khusus dan spesifik dan dalam menjalankan praktik profesinya memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat, sehingga perawat juga sangat terikat oleh
atauran-aturan hukum yang mengatur praktik tenaga kesehatan. Aspek hukum
praktik keperawatan merupakan perangkat hukum atau aturan-aturan hukum
yang secara khusus menentukan hal-hal yang seharusnya dilakukan atau
larangan perbuatan sesuatu bagi profesi perawat dalam menjalankan
profesinya. Aspek hukum yang terkait langsung dengan praktik keperawatan
diantaranya adalah UU 23/1992 tentang kesehatan; PP 32/1996 tentang tenaga
kesehatan: Kep.Men.Pan/II/2001 tentang jabatan fungsional perawat dan angka
kreditnya: Kep.Men.Kes 1239/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat:
Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik No. Y.M.00.03.2.6.956 tentang
hak dan kewajiban perawat. Sampai saat ini profesi keperawatan di Indonesia
belum memiliki aturan hukum khusus tentang praktik perawat setingkat
Undang-Undang. Pemahaman perawat tentang aspek hukum tersebut akan

1
menuntun perawat untuk melaksanakan praktiknya secara profesional,
bertangung jawab dan tanggung gugat. Ada beberapa jurnal yang mungkin
Kondisi daripada isi jurnal tersebut sesuai dengan keadaan dewasa ini,
contohnya yaitu Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani yang penulis pernah
membaca yang nampaknya sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Green, (1980) yaitu perilaku seseorang dipengaruhi dan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, dan kepercayaannya. Dengan demikian faktor pengetahuan
akan sangat mempengaruhi perawat dalam pemenuhan hak-hak pasien.

Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hak untuk mendapatkan


pelayanan keperawatan yang bermutu, mendorong profesi perawat untuk lebih
meningkatkan kualitas pelayanannya. Perkembangan masyarakat terhadap
pemahaman hukum harus diikuti oleh pemahaman perawat terhadap
konsekuensi hukum dari semua tindakan keperawatan. Perawat harus
menyadari perubahan yang terjadi pada masyarakat saat ini terkait kesadaran
akan hak-haknya. Perawat sebagai salah satu anggota dari health provider
harus mengantisipasi dirinya dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran
tentang aspek-aspek hukum yang berhubungan dengan jasa pelayanan/praktik
keperawatan, demikian juga kesadaran untuk melakukan tugas sesuai dengan
standar profesi. Dengan semakin meningkatnya pendidikan dan kesadaran
masyarakat sebagai penerima jasa keperawatan terhadap hukum, maka tata
tertib hukum dalam pelayanan keperawatan memberikan kepastian hukum
kepada perawat, pasien dan sarana kesehatan.
Kepastian hukum berlaku untuk pasien serta perawat sesuai dengan hak
dan kewajiban masing-masing. Hak dan kewajiban perawat harus dilaksanakan
seimbang. Berdasarkan hal tersebut perawat harus mengantisipasi keadaan
yang diinginkan oleh pasien dengan meningkatkan profesionalisme sebagai
seorang perawat juga memahami hak dan kewajibannya. Untuk penerapan
praktik keperawatan, perlu ketetapan (legislasi) yang mengatur hak dan
kewajiban perawat yang terkait dengan profesi. Legislasi dimaksudkan untuk
memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat dan perawat. Untuk
melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien atau pasien perlu
ditetapkan dengan jelas apa hak dan kewajiban serta kewenangan perawat agar

2
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya. Perawat perlu memahami
hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah.
Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar
pemahaman terhadap apa yang diharapkan masyarakat dari penyelenggara
pelayanan keperawatan yang profesional.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas ialah sebagai berikut:

1. Apa pengertian hukum dalam praktek keperawatan ?


2. Apa fungsi hukum dalam pelayanan keperawatan ?
3. Apasaja hak dan kewajiban pasien dan perawat ?
4. Apa tanggung jawab dan tanggung gugat perawat ?
5. Bagaimana perlindungan hukum dalam praktek keperawatan?
6. Apa saja Undang-undang dalam praktek keperawatan

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang akan dicapai ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian hukum dalam praktek keperawatan.
2. Untuk mengetahui fungsi hukum dalam pelayanan keperawatan
3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban pasien dan perawat
4. Untuk mengetahui tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
5. Untuk mengetahui perlindungan hukum dalam praktek keperawatan.
6. Untuk mengetahui undang-undang dalam praktek keperawatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Hukum dalam Keperawatan


1. Pengertian Hukum
. Menurut Deden Dermawan dan Sujono Riyadi (2010) hukum didefinisikan
sebagai Ugeran (norma) yang mengatur hubungan kemasyarakatan. Menurut
KBBI hukum adalah Undang-Undang peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat,yang dikukuhkan oleh penguasa,pemerintah atau otoritas.
Hukum merupakan keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-
kaidah dalam suatu kehidupan bersama; atau keseluruhan peraturan tingkah
laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan
pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Maka dari itu, Hukum adalah
keseluruhan peraturan yang mengatur dan menguasai manusia dalam
kehidupan bersama. Berkembang di dalam masyarakat dalam kehendak,
merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas, mengandung pesan kultural
karena tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
2. Pengertian Hukum Kesehatan
Hukum kesehatan adalah Semua ketentuan hukum yang berlaku dan
langsung dengan pemeliharan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban
perorangan atau masyarakat menyangkut: pemberian dan penerima pelayanan
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan dan pedoman medis. Maka dapat
disimpulkan pengertian hukum dalam praktek keperawatan adalah Segala
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang asuhan keperawatan
terhadap klien dalam aspek hukum perdata, hukum pidana dan hukum
administarasi sebagai bagian dari hukum kesehatan.

B. Fungsi Hukum dalam Pelayanan Keperawatan


Fungsi hukum dalam keperawatan antara lain :
1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan
keperawatan yang sah dalam asuhan klien.

4
2. Hukum membedakan tanggung jawab  perawat dari tenaga propesional
kesehatan lain.
3. Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang
mandiri.
4. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan.
5. Membedakan tanggung jawab dengan profesi yang lain.
6. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hokum

C. Hak Dan Kewajiban Pasien Dan Perawat


Hak : Kekuasaan / kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu
badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban : Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh
seseorang atau suatu badan hukum
Pasien : Penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit
Perawat : seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1. Hak dan Kewajiban Pasien :
Hak Pasien:
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku  di rumah sakit.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai
dengan standar profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa
diskriminasi .
4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi
keperawatan
5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak
luar.

5
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di
rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang
dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
8. Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data- data medisnya.
9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
a. penyakit yang diderita tindakan medik apa yang hendak dilakukan
b. kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan
tindakan untuk mengatasinya
c. alternatif terapi lainnya
d. prognosanva.
e. perkiraan biaya pengobatan
10. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung
jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual.

Kewajiban Pasien :
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan
dan tata tertib rumah skait
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang
telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
6. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
7. Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa.

6
2. Hak Dan Kewajiban Perawat

Hak-Hak Perawat :
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan  profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar
belakang
3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan serta standar profesi dan kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas
terhadap pelayanannya.
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam
bidang keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan
atau keluarganya.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit
9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga
kesehatan lain.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan,
standar profesi dan kode etik profesi.
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya
sesuai peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang
profesinya.

Kewajiban Perawat
1. Perawat wajib memiliki :
a. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh
wilayah Indonesia.
b. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan
kepada perawat untuk melakukan praktek keperawatan di sarana
kesehatan
c. Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang
diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktek perawat
perorangan / kelompok
2. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.

7
3. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
4. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan
perundang- nundangan yang berlaku
5. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang
sesuai  bbatas kewenangan perawat
6. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat sesuai  dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun
secara lisan
7. Mencatat semua tindakan keperawatan ( dokumentasi asuhan
keperawatan ) secara akurat sesuai peraturan & SOP yang berlaku
8. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam
melaksanakan praktik profesi keperawatan
9. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan Iptek
keperawatan & kesehatan
10. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai
batas  kewenangan & SOP
11. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan  masyarakat Mentaati semua peraturan perundang-undangan
12. Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka memenuhi
persyaratan untuk memperoleh SIK ulang & SIPP Menjaga hubungan
kerja yang baik antara sesama perawat maupun dengan anggota tim
kesehatan lain.

D. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Perawat


1. Pengertian Tanggung Jawab Perawat
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional
menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat
dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung
jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan
dengan disiplin ilmunya. Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena
kecemasan akan muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang
merawatnya kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan kurang
berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas
dalam sikap, keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi.
Beberapa cara dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung
jawabnya :
1. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere
intereset)
Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu
saya akan mengganti balutan atau mengganti spreinya”.
2. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia
memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion
about the delay). Misalnya ; “Mohon maaf pak saya memprioritaskan

8
dulu klien yang gawat dan darurat sehingga harus meninggalkan bapak
sejenak”.
3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang
ditunjukkan dengan perilaku perawat. misalnya mengucapkan salam,
tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects
the patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat
misalnya “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”.
Sedangkan apabila perawat berorientasi pada kepentingan perawat ; “
Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak, dari pagi
sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud
menghina (derogatory) ,misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan
sembuhnya lebih kecil dibanding pasien yang tadi”
6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam
sudut pandang klien (see the patient point of view). Misalnya perawat
tetap bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak
cocok atau diagnosanya mungkin salah.

Jenis Tanggung Jawab Perawat


Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)
2. Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan
masyarakat)
3. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas.
4. Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap
rekan sejawat dan atasan) .
5. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi.
6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara

1. Tanggung jawab perawat terhadap Tuhannya saat merawat klien


Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling
utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya
penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya di
hadapan Tuhan.
2. Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang
merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar
terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah tersebut
adalah hak dan martabat manusia.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, diperlukan
peraturan tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai
berikut :

9
a. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada
tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat, dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adapt istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga,
dan masyarakat.
c. Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga,
dan masyarakat, senantiasa diladasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d. Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga, dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya
kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari
tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
3. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan
dengan tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh
pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hokum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan
norma-norma kemanusian.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik,
agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien
dalam melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemempuan jika menerima atau mengalih-tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan kaperawatan.
4. Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain
adalah sebagai berikut:
a. Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
b. Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya
kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari
profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang
keperawatan.
5. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi
a. Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara
sendiri-sendiri dan bersama-sama dengan jalan menambah ilmu

10
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
b. Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara
a. Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan
keperawatan.
b. Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada masyarakat.

2. Pengertian Tanggung Gugat


Tanggung gugat, merupakan istilah yang baru berkembang untuk
meminta pertanggung jawaban seseorang karena kelalaiannya menimbulkan
kerugian bagi pihak lain. Di bidang pelayanan kesehatan, persoalan tanggung
gugat terjadi sebagai akibat adanya hubungan hukum antara tenaga medis
( dokter, bidan, perawat) dengan pengguna jasa ( pasien) yang diatur dalam
perjanjian. Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat
dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat
artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan
yang dilakukannya.
Barbara kozier (dalam Fundamental of nursing 1983:7, 25)Tanggung
gugat atau  Acountability : dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat
dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat
artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan
yang dilakukannya.Hal ini bisa dijelaskan dengan mengajukan tiga pertanyaan
berikut :
1.   Kepada siap tanggung gugat itu ditujukan?
2.   Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?

11
3.   Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik
buruknya?

1)  Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan ?


Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki
tanggung jawab terhadap direktur, sebagai profesional perawat memilki
tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan
perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai
contoh:  perawat memberikan injeksi terhadap klien. Injeksi ditentukan
berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter, perawat membuat daftar
biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan ke
pihak rumah sakit.Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.
2)   Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?
Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang
dilakukannya mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan
pulang.Hal ini bisa diobservasi atau diukur kinerjanya.
3)  Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit
telah menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara
membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar yang
tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah
perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu.Mencuci kuku,
telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali
dan sebagainya.

E. Perlindungan Hukum dalam Praktek Keperawatan


Upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat melalui
pelayanan kesehatan dengan mempergunakan sarana kesehatan dan jasa
tenaga kesehatan khususnya tenaga keperawatan. Atas dasar inilah maka
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan melalui praktik keperawatan
memerlukan peraturan hukum sebagai dasar pembenaran hukum dalam setiap
kegiatan yang dilakukan. Selanjutnya setiap upaya kesehatan terikat untuk
tunduk dan taat terhadap semua peraturan hukum yang rnelandasi kegiatan

12
pelayanan kesehatan. Alasan Perlunya Perlidungan Hukum Dalam Praktek
Keperawatan, ialah sebagai berikut:
1) Pertama, alasan filosofi.
Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan
derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan
kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan
hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut
pada kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan
hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum. Perawat juga memiliki
kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional, semangat
pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, terampil, berbudi luhur dan
dapat memegang teguh etika profesi. Disamping itu, Undang-Undang ini
memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi,
kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan
pihak terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi,
fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan.
2) Kedua, alasan yuridis.
UUD 1945 pasal 5 menyebutkan bahwa presiden memegang
kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan dewan
perwakilan rakyat.
3) Ketiga, alasan sosiologis.
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran
paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal
yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan gejala
sebagai informasi dan bukan sebagaik fokus pelayanan (cohen,1996).
Perawat sebagai tenaga profesional bertanggung jawab dan
berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangannya,
terutama terkait dengan lingkup praktik perawat. Praktek keperawatan
adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama

13
(kolaborasi) dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan
profesional meliputi sistem klien (individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat) baik dalam keadaan sehat ataupun sakit. Berkaitan
dengan penerapan praktek keperawatan tersebut perlu adanya perundang-
undangan (legislasi) yang mengatur tentang hak dan kewajiban perawat
terkait dengan tugas profesinya. Legislasi dimaksudkan untuk memberikan
perlindungan hukum bagi masyarakat sebagai penerima layanan, dan
perawat sebagai pemberi layanan. Dalam rangka perlindungan hukum
tersebut, perawat perlu diregistrasi, disertifikasi dan memperoleh izin
praktek (lisensi).
Adapun dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi
perawat dalam menjalankan praktek keperawatan Pemerintah telah
mengeluarkan keputusan yang mengatur mengenai hal tersebut, yaitu
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/Sk/Xi/2001 Tentang
Registrasi dan Praktek Perawat. Ketetapan ini perlu dijabarkan lebih
lanjut, maka Direktorat Pelayanan Keperawatan bekerjasama dengan
Bagian Humas Departemen Kesehatan dan organisasi profesi Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyusun petunjuk pelaksanaan
keputusan menteri kesehatan tersebut yang meliputi, hak, kewajiban dan
wewenang, tindakan keperawatan, persyaratan praktik keperawatan,
mekanisme pembinaan dan pengawasan.
Registrasi adalah suatu kegiatan pencatatan yang dilakukan
pertama kali pada saat melakukan pendaftaran. Regulasi keperawatan
dalam hal ini regristrasi dan praktek keperawatan, adalah kebijakan atau
ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas
profesinya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Registrasi
merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah
terdaftar diizinkan memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat

14
terdaftar, perawat harus telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan
lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai yang diterima. Izin praktek
maupun registrasi harus selalu diperbaharui setiap satu atau dua tahun atau
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Undang–Undang praktik
keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para perawat. PPNI pada
kongres Nasional keduanya di Surabaya tahun 1980 mulai
merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk
perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan. Tidak adanya undang-
undang perlindungan bagi perawat pada saat itu menyebabkan perawat
secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang
mereka lakukan. Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih
sering terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa
frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan
kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama
pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang
ilmiah yang mereka miliki.
Adapun pengaturan mengenai praktek perawat dilakukan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239 Tahun 2001 Tentang
Registrasi dan Praktik Perawat, yaitu setiap perawat yang melakukan
praktek di unit pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta
diharuskan memiliki Surat Izin Perawat (SIP), Surat Izin Kerja (SIK), dan
Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP). Pengawasan dan pembinaan terhadap
praktek pribadi perawat dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat
propinsi, kabupaten sampai ke tingkat puskesmas.
Sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1239 Tahun 2001 Tentang Registrasi dan Praktik Perawat Pasal 1
ayat (2,3,4 dan 5) adalah sebagai berikut :
a. Ayat (2) Surat Ijin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah suatu bukti
tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan
keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.

15
b. Ayat (3) Surat Izin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis
yang diberikan perawat untuk melakukan praktik keperawatan disarana
pelayanan kesehatan.
c. Ayat (4) Surat Ijin Praktik Perawat selanjutnya disebut SIPP adalah
bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik
perawat perorangan/bekelompok.
d. Ayat (5) Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.
Sedangkan yang berkaitan dengan praktek perawat disebutkan
dalam Pasal (21, 22, dan 23) sebagai berikut :
a. Pasal 21
1) Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan
SIP diruang praktiknya.
2) Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan
memasang papan praktik.
b. Pasal 22
1) Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan
dalam bentuk kunjungan rumah.
2) Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk
kunjungan rumah harus membawa perlengkapan perawatan sesuai
kebutuhan.
c. Pasal 23
1) Perawat dalam menjalankan praktek perorangan sekurang-
kurangnya memenuhi persyaratan:
i. memiliki tempat praktek yang memenuhi syarat kesehatan.
ii. memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan
maupun kunjungan rumah
iii. memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku, catatan
kunjungan, formulir atatan tindakan asuhan keperawatan serta
formulir rujukan.

16
2) persyaratan perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan
oleh organisasi profesi.

F. Undang – Undang Dalam Praktek Keperawatan


1. Pasal 53 (1) UU 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan profesinya.
2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
3) Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan
tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan
kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.
4) Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien diatur
dalam peraturan pemerintah.
2. Pasal 54 UU tahun 1992 tentang kesehatan
1) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau
kelalaian dalam melaksankan tugas profesinya dapat dikenakan
tindakan sangsi.
2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan.
3) Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja
Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ditetapkan dengan keputusan
presiden.
3. Pasal 24 (1) PP 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
‘’Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yg
melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.’’

4. Pasal 344 KUHP

17
“Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan
orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata & sungguh-
sungguh dihukum penjara selama-lamanya duabelas tahun.”
5. Pasal 299 KUHP
1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruh supaya diobati, dengan memberitahukan atau
menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan itu kandungannya
dapat digugurkan, diancam pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.
2) Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan,
atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pekerjaan atau
kebiasaan, atau bila dia seorang dokter, bidan atau juru-obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3) Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pekerjaannya, maka haknya untuk melakukan
pekerjaan itu dapat dicabut.
6. Pasal 1 ayat 4 UU No 38 tahun 2014 tentang keperawatan
‘’Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan
oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.’’
7. Pasal 1 ayat 9 UU No 38 tahun 2014
‘’Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah
memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta telah diakui secara hukum
untuk menjalankan Praktik Keperawatan.’’
8. Pasal 1 ayat 11 UU No 38 tahun 2014
‘’Surat lzin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota kepada Perawat sebagai pemberian kewenangan untuk
menjalankan Praktik Keperawatan.’’

9. Pasal 3 UU No 38 tahun 2014

18
“Pengaturan Keperawatan bertujuan: ‘’meningkatkan mutu
Perawat, meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan, memberikan
pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.’’
10. Pasal 17 UU No 38 tahun 2014
‘’Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan
dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Perawat, Menteri dan Konsil Keperawatan bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan mutu Perawat sesuai dengan kewenangan
masing-masing.’’
11. Pasal 36 ayat 1 UU No 38 tahun 2014
‘’Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:
memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional, dan ketentuan Peraturan Perundangundangan.’’

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum kesehatan adalah Semua ketentuan hukum yang berlaku dan
langsung dengan pemeliharan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban
perorangan atau masyarakat menyangkut: pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan dan pedoman medis. Maka dapat
disimpulkan pengertian hukum dalam praktek keperawatan adalah Segala
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang asuhan keperawatan
terhadap klien dalam aspek hukum perdata, hukum pidana dan hukum
administarasi sebagai bagian dari hukum kesehatan.
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien
perlu ditetapkan dengan jelas apa hak dan kewajiban serta kewenangan perawat
agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya. Sebagai bagian dari
profesi kesehatan , perawat hemdak tidak takut lagi untuk melakukan tindakan
karena sekarang sudah ada UU keperawatan.
Dan dapat disimpulkan perawat yang melakukan praktek di unit pelayanan
kesehatan milik pemerintah maupun swasta diharuskan memiliki Surat Izin
Perawat (SIP), Surat Izin Kerja (SIK), dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP).
Pengawasan dan pembinaan terhadap praktek pribadi perawat dilakukan secara
berjenjang, mulai dari tingkat propinsi, kabupaten sampai ke tingkat
puskesmas.
B. Saran
1. Sebagai seorang perawat hendaknya mengetahui dengan jelas hak dan
kewajiban serta kewenangannya.
2. Sebagai seorang perawat hendaknya tidak perlu takut hukum, tetapi lebih
melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap harapan masyarakat
pada penyenggara pelayanan keperawatan yang professional.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Ilmu keperawatan.Jilid 1 / P.J.M.Stevens,F.Bordui, W.E. van der Weyde; alih


bahasa,J.A. Tomasoa; Editor edisi bahasa indonesia, Mon ica Ester.-Ed. 2-
Jakarta: EGC, 1999.

http://e-journal.uajy.ac.id/7404/1/JURNAL.pdf

Potter, Patricia A., dan Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Praktik keperawatan profesional : konsep dasar dan hukum ,robert priharjo:


editor-yasmin asih – jakarta : EGC, 1995.

Dermawan,Deden dan Sujono Riyadi.2010.Keperawatan Profesional Edisi


1.Yogjakarta:Gosyen Publishing.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang


Registrasi dan Praktik Keperawatan.

21

Anda mungkin juga menyukai