Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

Disusun oleh :
Nama : Yulia Ningsih
Prodi : S1 Keperawatan 3B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
JL Raya Rawa Buntu No.10 BSD CITY
Serpong - Tangerang
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia sangat membutuhkan energi untuk melakukan berbagai aktifitas, energy
ini dapat di peroleh tubuh melalui makanan. Makanan tidak begitu saja dapat menyalurkan
energy pada tubuh manusia, tubuh manusia hanya membutuhkan sari-sari dari makanan
tersebut. Selain untuk mendapatkan energy makanan juga berfungsi sebagai penutrisis
tubuh. Bagaimana cara tubuh mendapatkan sari-sari dari makanan? Yaitu dapat di dapatkan
dalam proses system pencernaan, Serta bagaimana kita mengenali berbagai macam penyakit
yang dapat menyerang sistem pencernaan akan dibahas di dalam makalah ini.
Dalam makalah ini akan membahas tentang penegrtian system pencernaan, apa saja organ
yang berperan dalam system pencernaan, bagaimana mekanisme system pencernaan,
penyekit system pencernaan, hingga system pencernaan pada hewan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sistem pencernaan?
2. Apa saja organ yang berperan dalam system pencernaan?
3. Bagaimana mekanisme system pencernaan?
4. Apa saja penyakit system pencernaan?
5. Bagaimana system pencernaan pada hewan?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa tahu apa yang di maksud dengan system pencernaan.
2. Agar mahasiswa tahu apa saja organ yang berperan dalam system pencernaan.
3. Agar mahasisiwa tahu bagaimana mekanisme system pencernaan.
4. Agar mahasiswa tahu apa saja penyakit system pencernaan.
5. Agar mahasiswa tahu bagaimana system pencernaan pada hewan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pencernaan


Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini
dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang
akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk
yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas 5
macam yaitu:
1. Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan
tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
2. Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut.
Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi, disebut mastikasi dan alat bantu lain seperti batu
kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah
proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan
kita. Proses perncernaan secara mekanik juga terjadi di kerongkongan dengan gerakan
peristalktik yang disebut deglutisi.
3. Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang
kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna.
Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air.
4. Absorpsi/Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan
‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi
5. Defekasi/Penyingkiran
Penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui
anus.

3
B. Organ yang Berperan Dalam Sistem Pencernaan
1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot.
Sistem pencernan manusia mempunyai proses secara umum yaitu pada mulanya setelah
makanan dikunyah dan ditelan, perlu sekitar 5-10 detik untuk melewati esophagus dan
masuk ke dalam lambung, yang menghabiskan 2-6 jam untuk dicerna sebagian. Digesti
akhir dan absorpsi nutrient terjadi didalam usus halus selama periode 5-6 jam. Dalam
waktu 12-14 jam, material apa pun yang tak tercena akan melewati usus besar, dan feses
dibuang melalui anus. Organ-organ yang terlibat antara lain Rongga mulut, faring,
esophagus, Lambung, lumen usus halus, dan epitelium Usus halus. (Campbell, 2008 : 39)

2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)


Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam
melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta
kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran.
Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam
pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan
seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia:

4
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis
(bawah rahang)
4. Sublingualis
(bawah lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon
transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai
cacing
23. Rektum/Poros
usus
24. Anus

5
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan
kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan
secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut, yaitu :  

1) Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus.
Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat
dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi
geraham depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari
tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks).
Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari luar. Setiap
jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk
seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham
berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk
mahkota gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk memotong dan
menggigit makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek
makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar
berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan. Leher gigi merupakan bagian
gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang
tertanam di dalam rahang. Bila kita amati gambar penampang gigi, maka akan
tampak bagian-bagian seperti pada gambar berikut ini.

6
Bagian-bagian gigi

Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi.
Tulang gigi, tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi
yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah
sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa sakit, karena pada sumsum gigi
terdapat saraf.

2) Lidah
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa
Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang,
berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan
penyambung. Pada permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus,
sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan
kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel
mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4
jenis papilae.
 Papilae filiformis: mepunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat

7
banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung
puting kecap (reseptor).
 Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai
tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung
puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur
terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak jumlahnya.
 Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat
sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting
kecap.
 Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang
permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Papilae circumvalate tersebar
pada daerah “V” pada bagian posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa dan serosa
(von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang mengelilingi pinggir
masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit ini memungkinkan aliran
cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang terdapat sepanjang sisi
papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk menyingkirkan partikel-partikel dari
sekitar puting kecap sehingga mereka dapat menerima dan memproses rangsangan
pengencapan yang baru. Selain kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan
jenis papila ini, terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di seluruh
dinding rongga mulut lain-epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagainya-untuk
memberi respons terhadap rangsangan kecap.

letak kepekaan lidah terhadap rasa

8
3) Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam
rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :
a) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
b) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
c) Kelenjar sublingualis,  terletak di bawah lidah.
Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.

Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar


submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung
air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi,
ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan sehingga mudah
ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin,
asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat
(amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7
dan suhu 37oC.

9
b. Pharynx
Pharynx merupakan peralihan ruang antara rongga mulut dan sistem pernapasan dan
pencernaan. Ia membentuk hubungan antara daerah hidung dan larynx. Pharynx dibatasi
oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah-daerah bagian pernapasan
yang tidak mengalami abrasi. Pada daerah-daerah yang terakhir ini, epitelnya toraks
bertingkat bersilia dan bersel goblet. Pharynx mempunyai tonsila yang merupakan
sistem pertahanan tubuh. Mukosa pharynx juga mempunyai banyak kelenjar-kelenjar
mukosa kecil dalam lapisan jaringan penyambung padatnya.

c. Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut
dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah
dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses
pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong
makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis.
Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan
mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang
kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.

10
Gerak peristalsis dalam kerongkongan

Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal
kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar
menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah
dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum
mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut
kehendak kita (tidak disadari).
d. Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga
perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian
bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian
ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

Struktur lambung
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan

11
teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang
menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam
lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena
banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman
penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi
pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang
terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di
dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi.

1) Daerah Kardia
Kardia merupakan peralihan antara oesofagus dan lambung. Lamina proprianya
mengandung kelenjar-kelenjar kardia turbular simpleks bercabang, bergelung dan
sering mempunyai lumen yang besar yang berfungsi mensekresikan mukus.
Kelenjar-kelenjar ini strukturnya sama seperti kelenjar kardia bagian terminal
oesofagus dan mengandung (dan mungkin sekresi) enzim lisosom.
2) Korpus dan Fundus
Lamina mukosa tersusun atas 6 jenis sel yaitu: (1) sel-sel mukus istmus, (2) sel-sel
parietal (oksintik), (3) sel-sel mukus leher, (4) chief cells (sel zimogenik), (5) sel-sel
argentafin, dan (6) sel-sel yang menghasilkan zat seperti glukagon.
a) Sel-sel mukus istmus terdapat dalam bagian atas kelenjar pada daerah peralihan
antara leher dan gastric pit. Sel-sel ini mengsekresi mukus netral yang membatasi
dan melindungi permukaan lambung dari asam.
b) Sel parietal (oksintik) terutama terdapat pada bagian setengah atas kelenjar dan
tersisip antara sel-sel mukus leher. Sel parietal merupakan sel bulat atau piramidal
dengan inti sferis di tengah dan sitoplasma yang jelas eosinofilik. Sel-sel parietal
menghasilkan asam klorida (HCl) yang terdapat dalam getah lambung. Pada kasus
gastritis atrofikans, sel parietal dan chief cells keduanya jumlahnya berkurang,
dan getah lambung mempunyai sedikit atau tidak mempunyai aktivitas pepsin.

12
Asam yang disekresi berasal dari klorida-klorida yang terdapat dalam darah di
tambah kation (H+) yang berasal dari kerja satu enzim-anhidrase karbonat.
Anhidrase karbonat bekerja pada CO2 untuk menghasilkan asam karbonat, yang
berdisosiasi menjadi bikarbonat dan satu H+. Kedua kation dan ion klorida secara
aktif ditanspor melalui membran sel sedangkan air akan berdifusi secara pasif
mengikuti perbedaan tekanan osmotik.
c) Sel mukus leher terdapat dalam kelompokkan atau sel-sel tunggal antara sel-sel
parietal dalam leher kelenjar gastrik. Sekret sel mukus leher adalah mukus asam
yang kaya akan glikosaminoglikans.
d) Chief cells (sel zimogenik) mensintesis dan mengeluarkan protein yang
mengandung enzim inaktif pepsinogen. Bila granula pepsinogen dikeluarkan ke
dalam lingkungan lambung yang asam, enzim diubah menjadi enzim proteolitik
yang sangat aktif yang disebut pepsin.
e) Sel-sel argentafin juga dinamakan sel-sel enterokromafin karena afinitasnya
terhadap garam kromium serta perak. Sel-sel ini jumlahnya lebih sedikit dan
terletak pada dasar kelenjar, terselip antara sel-sel zimogenik. Fungsi mereka
sebenarnya masih merupakan spekulasi (belum jelas).
f) Sel-sel endokrin lain yang dapat digolongkan sebagai sel-sel APUD (Famine
precursor uptake and decarboxyllation) menghasilkan hormon Gastrin.
3) Pilorus
Pada pilorus terdapat kelenjar bergelung pendek yang mensekresikan enzim
lisosim. Diantara sel-sel mukus ke lenjar pilorus terdapat sel-sel gastrin (G) yang
berfungsi mengeluarkan hormone gastrin. Gastrin berfungsi merangsang pengeluaran
asam lambung oleh kelenjar-kelenjar lambung. Muskularis mukosae lambung terdiri
atas 2 atau 3 lapisan otot yang tegak lurus menembus ke dalam laminan propria.
Apabila otot berkontraksi akan mengakibatkan lipatan pada permukaan dalam organ
yang selanjutnya akan menekan kelenjar lambung dan mengeluarkan sekretnya.
a) Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dan pembuluh-pembuluh
darah dan limfe dan diinfiltrasi oleh sel-sel limfoid dan mast cells.
b) Muskularis eksterna terdiri atas serabut-serabut spiral yang terletak dalam 3
arah utama: lapisan eksterna adalah longitudinal, lapisan tengah adalah sirkular,

13
dan lapisan interna adalah miring.
c) Lapisan serosa adalah tipis dan diliputi oleh mesotel.

4) Pergantian (turnover) Mukosa Lambung


Selain untuk mengganti sel-sel epitel yang mengelupas setiap hari, membran
mukosa lambung dapat mengalami regenerasi bila cedera. Aktivitas mitosis terutama
dilakukan oleh sel-sel leher kelenjar. Kecepatan pembaharuan sel-sel epitel ini
sekitar 5 hari. Epitel pembatas lambung hidupnya singkat, dan sel-sel terus menerus
mengelupas dalam lumen. Sel-sel ini dengan lambat berdiferensiasi menjadi sel
partietal dan chief cells (sel zimogenik).
Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan
hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung. Di dalam
lambung terjadi gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai
di daerah pilorus. Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat lambung
berisi makanan maupun pada saat lambung kosong. Jika lambung berisi makanan,
gerak mengaduk lebih giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin
kita pernah merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang
kosong. Hal itu disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat gambar berikut.

Gerak mengaduk pada lambung.

14
Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan
berserat bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi
sedikit keluar menuju usus dua belas jari melalui sfingter pilorus.

e. Usus Halus
Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat
terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
1) Usus dua belas jari (duodenum)
2) Usus kosong (jejenum)
3) Usus penyerap (ileum)
Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut:
1)  Amilopsin (amilase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum)
menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2) Steapsin (lipase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol.
3) Tripsinogen Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim
yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap
diserap oleh usus halus.
Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya,
empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung
garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi
mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan
cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan
ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.

15
Pada bagian usus dua belas jari bermuara
saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus
yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1) Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2) Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3) Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4) Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5) Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
Usus halus relatif panjang – kira-kira 6 m – dan ini memungkinkan kontak yang lama
antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara hasil-hasil pencernaan dan
sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3 segmen: duodenum, jejunum,
dan ileum. Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lipatan permanen yang
disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi. Pada membran mukosa terdapat lubang
kecil yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks yang dinamakan kelenjar
intestinal (kriptus atau kelenjar Lieberkuhn). Kelenjar-kelenjar intestinal mempunyai
epitel pembatas usus halus dan sel-sel goblet (bagian atas).
Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis sel, yang paling banyak adalah sel
epitel toraks (absorptif), sel paneth, dan sel-sel yang mengsekresi polipeptida endokrin.
1) Sel toraks adalah sel-sel absorptif yang ditandai oleh adanya permukaan apikal
yang mengalami spesialisasi yang dinamakan ”striated border” yang tersusun
atas mikrovili. Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis yang penting karena
sangat menambah permukaan kontak usus halus dengan makanan. Striated
border merupakan tempat aktivitas enzim disakaridase usus halus. Enzim ini
16
terikat pada mikrovili, menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida,
sehingga mudah diabsorbsi. Di tempat yang sama diduga terdapat enzim
dipeptidase yang menghidrolisis dipeptida menjadi unsur-unsur asam
aminonya. Fungsi sel toraks usus halus lebih penting adalah mengabsorbsi zatzat
sari-sari yang dihasilkan dari proses pencernaan.
2) Sel-sel goblet terletak terselip diantara sel-sel absorpsi, jumlahnya lebih sedikit
dalam duodenum dan bertambah bila mencapai ileum. Sel goblet menghasilkan
glikoprotein asam yang fungsi utamanya melindungi dan melumasi mukosa
pembatas usus halus.
3) Sel-sel Paneth (makrofag) pada bagian basal kelenjar intestinal merupakan sel
eksokrin serosa yang mensintesis lisosim yang memiliki aktivitas antibakteri
dan memegang peranan dalam mengawasi flora usus halus.
4) Sel-sel endokrin saluran pencernaan. Hormon-hormon saluran pencernaan
antara lain: sekretin, dan kolesistokinin (CCK). Sekretin berperan sekresi
cairan pankreas dan bikarbonat. Kolesistokinin berperan merangsang kontraksi
kandung empedu dan sekresi enzim pankreas. Dengan demikian, aktivitas
sistem pencernaan diregulasi oleh sistem saraf dan hormon-hormon peptida.

Pembuluh dan saraf usus halus


Pembuluh darah yang memberi makan usus halus dan berperanan menyingkirkan
hasil-hasil pencernaan yang diabsorpsi menembus lapisan otot dan membentuk pleksus
yang luas dalam submukosa. Dari submukosa, cabang-cabangnya meluas ke lapisan
otot, lamina propria, dan vili. Tiap-tiap vilus menerima, menurut ukurannya, satu
cabang atau lebih yang membentuk jala-jala kapiler tepat di bawah epitel. Pada ujung
vili, terbentuk satu venula atau lebih dari kapiler-kapiler tersebut dan berjalan dengan
arah yang berlawanan, mencapai vena pleksus submukosa. Pembuluh-pembuluh limfe
usus halus mulai sebagai tabung buntu dalam inti vili. Struktur ini, di samping lebih
besar dari kapiler darah, sukar ditemukan karena dindingnya seringkali kolaps.
Pembuluh-pembuluh ini berjalan ke daerah lamina propria di atas muskularis mukosae,
di mana mereka membentuk pleksus. Dari sisni mereka menuju ke submukosa, dimana
mereka mengelilingi nodulus limfe. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis dengan

17
cepat dan meninggalkan usus halus bersama dengan pembuluh darah. Persarafan usus
halus terutama dibentuk oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Komponen intrinsik dibentuk oleh kelompokan neuron-neuron yang membentuk
pleksus mesenterikus (Auerbach), terdapat antara lapisan otot luar longitudinal dan
lapisan otot dalam yang sirkuler dan pleksus submukosa (Meissner) dalam lapisan
submukosa. Pleksus-pleksus mengandung beberapa nauron sensoris yang menerima
informasi dari ujung-ujung saraf dekat lapisan epitel dan dalam lapisan otot polos
mengenai susunan isi usus halus (kemoreseptor) dan dinding usus halus
(mekanoreseptor). Sel-sel saraf lain adalah efektor dan mempersarafi lapisan otot dan
sel-sel yang mengsekresi hormon. Persarafan intrinsik yang dibentuk oleh pleksus-
pleksus ini bertanggung jawab akan kontrkasi usus halus yang terjadi pada keadaan di
mana persarafan ekstrinsik tidak ada sama sekali (total). Persarafan ekstrinsik dibentuk
oleh serabut-serabut saraf kolinergik parasimpatis preganglionik yang merangsang
aktivitas otot polos usus halus dan oleh serabut-serabut saraf adrenergik simpatis
postganglionik yang menekan aktivitas otot polos usus halus.

18
Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penampang Usus Halus Manusia


Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat
gambar diatas). Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-
sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung
kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai
darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya
masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan
mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah
melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk
suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus,
gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa

19
oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam
peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati
untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan
K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya,
vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Umumnya sari makanan
diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara
perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

f. Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir
akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan
dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka
sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan
fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari
usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar  berikut ini.

20
Struktur usus besar
Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima
jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus
besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke
rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar).

g. Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat
anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap
dibuang maka otot sphinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot
sphinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi
otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sphinkter anus dan
kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter adalah
untuk membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk
menyimpan feses sementara waktu.

21
h. Kelenjar Saliva
Disamping kelenjar-kelenjar kecil yang tersebar di seluruh rongga mulut, terdapat
3 pasang kelenjar saliva yang besar; kelenjar parotis, submandibularis (submaxilaris),
dan sublingualis.
Kelenjar saliva tersusun atas unit-unit morfologik dan fungsional yang dinamakan
adenomer. Suatu adenomer memiliki bagian sekretoris yang terdiri atas sel-sel
glandularis. Dekat basis sel sekretoris dan duktus interkalaris terdapat sel-sel otot
polos yang disebut mioepitel. Kelenjar saliva yang besar tidak semata-mata
kelompokan adenomer tetapi mengandung unsur-unsur lain seperti jaringan
penyambung, pembuluh darah dan limfe, dan saraf-saraf. Saluran yang terdapat
dalam lobulus dinamakan duktus intralobularis-bergabung menjadi duktus
ekstralobularis.
Fungsi kelejar saliva adalah membasahi dan melumasi rongga mulut dan isinya,
memulai pencernaan makanan, menyelenggarakan eksresi zat-zat tertentu seperti
urea dan tiosianat, dan mereabsorpsi natrium dan mengeksresi kalium. Fungsi utama
pankreas adalah menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang bekerja dalam usus
halus dan mengeksresi hormone insulin dan glukagon ke dalam aliran darah.

i. Pankreas
Pankreas tersusun atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin terdiri atas
pulau Langerhans, dan bagian eksokrin terdiri atas kelenjar asiner, maka disebut
bagian asini pankreas. Sel asiner pankreas merupakan sel serosa, dan memilki sifat
memsintesis protein. Setelah disintesis dalam bagian basal sel, maka proenzim
selajutnya meninggalkan retikulum endoplasma kasar dan masuk apparatus Golgi.
Proenzim tersebut dikumpulkan dalam vesikel-vesikel sekresi yang disebut sebagai
granula prozimogen. Granula sekresi yang matang (granula zimogen), melekat pada
membran dan terkumpul pada bagian apical (ujung) sel. Bagian eksokrin pankreas
manusia mensekresikan:
- air
- ion-ion: bikarbonat.

22
- enzim: karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, dan amilase.
- proenzim sebagai berikut: tripsinogen, kimotripsinogen.
Regulasi sekresi asini pankreas diatur oleh 2 hormon – sekretin dan kolesistokinin
(dahulu dinamakan pankreoenzim) – yang dihasilkan oleh mukosa duodenum.
Perangsangan nervus vagus (saraf parasimpatis) juga akan meningkatkan sekresi
pankreas.
1. Sekretin bersifat merangsang sekresi cairan, sedikit protein (enzim) dan kaya akan
bikarbonat. Fungsinya terutama mempermudah transport air dan ion. Hasil sekresi
ini berperanan untuk menetralkan kimus yang asam (makanan yang baru
dicernakan sebagian) sehingga enzim-enzim pankreas dapat dapat berfungsi pada
batas pH netral optimalnya.
2. Kolesistokinin (CCK) merangsang sekresi cairan (sedikit), banyak protein dan
enzim. Hormon ini bekerja terutama dalam proses pengeluaran granula-granula
zimogen. Kerja gabungan ke dua enzim tersebut menghasilkan sekresi getah
pankreas yang kaya akan enzim.

j. Hati (Hepar)
Hati merupakan organ terbesar dari tubuh, setelah kulit, terletak dalam rongga
abdomen di bawah diafragma. Sebagian besarnya darahnya (sekitar 70%) berasal dari
vena porta. Melalui vena porta, semua zat yang diabsorpsi melalui usus mencapai hati
kecuali asam lemak, yang ditranspor melalui pembuluh limfe.
Lobulus Hati
Hati tersusun atas sel-sel hati yang disebut hepatosit. Sel-sel epitel ini
berkelompok dan saling berhubungan dalam susunan radier (menjari) membentuk
suatu bangunan yang disebut lobulus hati. Pada hewan tertentu (misalnya babi),
lobulus satu dengan lainnya dipisahkan oleh lapisan jaringan penyambung. Celah
portal, terdapat pada sudut-sudut polygon hati (lobulus hati) dan diduduki oleh
segitiga portal (trigonum portal). Segitiga porta hati manusia mengandung venula
(cabang dari vena portal); dan arteriol (cabang dari arteri hepatica); duktus biliaris
(bagian dari sistem saluran empedu); dan pembuluh limfa.

23
Sinusoid kapiler memisahkan sel-sel hati. Sinusoid merupakan pembuluh yang
melebar tidak teratur dan hanya terdiri atas satu lapisan sel-sel endotel yang tidak
utuh (kontinyu). Sinusoid mempunyai pembatas yang tidak sempurna dan
memungkinkan pengaliran makromolekul dengan mudah dari lumen ke sel-sel hati
dan sebaliknya. Sinusoid berasal dari pinggir lobulus, diisi oleh venula-venula dalam,
cabang-cabang terminal vena porta, dan arteriola hepatica, dan mereka berjalan ke
arah pusat, di mana mereka bermuara ke dalam vena centralis. Pada sinusoid juga
mengandung sel-sel fagosit yang dikenal sebagai sel Kupffer. Kanalikuli empedu
dapat diantara sel-sel hati. Sel-sel endotel dipisahkan dari hepatosit yang berdekatan
oleh celah subendotel yang dikenal sebagai celah Disse, yang sebenarnya merupakan
kolagen dan lamina basalis bebas.

C. Mekanisme system pencernaan


Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik
yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan
enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang
mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah
dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara
6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa
turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan
akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
 Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya
dimiliki oleh bayi.
 Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
 HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
desinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus
halus.
 Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase
yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam,
makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-
enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase
Enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2. Lipase
Enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen

24
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah
protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam
kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas
jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam
empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan
dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu
merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat
pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses
pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna
menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna
menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat,
lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan
berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap
dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein
diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan
dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir
akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia
coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain
membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K
berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk
banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap
kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini
dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.

D. Penyakit Pada Sistem Pencernaan

1. Sariawan, Bau Mulut dan Sakit Gigi

a. Sariawan
Alat pencernaan yang terganggu atau terserang oleh sariawan adalah mulut (bibir dan
gusi) dan lidah. Ketika Anda terkena sariawan, bibir dan lidah Anda seperti terluka dan
terasa perih khususnya saat makan. Biasanya orang yang terkena penyakit ini menjadi
malas makan, sehingga kondisi tubuh turun. Penyebabnya adalah “panas dalam” atau
luka pada rongga mulut dan lidah. Orang mudah terkena sariawan kemungkinan karena
kekurangan vitamin C atau daya tahan lemah.
Pengobatannya dilakukan dengan obat sariawan. Apabila tanda-tanda akan terserang
sariawan muncul sebaiknya meminum larutan penyegar atau pencegah panas dalam.

25
Orang yang mudah terkena sariawan sebaiknya banyak memakan makanan yang
mengandung vitamin C atau menambah asupan vitamin C dalam bentuk tablet atau
minuman suplemen yang kaya vitamin C.
b. Bau Mulut
c. Sakit Gigi
Sakit gigi yang paling sering disebabkan oleh adanya lubang pada gigi. Gigi
berlubang juga disebut karies. Penyebab gigi berlubang pada anak-anak adalah makanan
yang banyak mengandung gula. Sisa makanan menempel pada gigi dan menjadi sarang
bakteri. Bakteri akan mudah menerobos masuk ke dalam gigi sehingga gigi keropos.
Lalu masuk ke dalam rongga gigi sehingga menyerang pembuluh darah dan saraf gigi.
Karang gigi dapat menyebabkan gigi rapuh dan mudah copot. Gigi yang berlubang
harus dicabut agar tidak merembet ke gigi lainnya. Pada balita, gigi berlubang lebih
baik ditambal supaya pertumbuhan tetap teratur.
2. Keracunan
Keracunan makanan adalah kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami mual, nyeri
perut, muntah, kehilangan nafsu makan, diare,
demam, lemas, dan nyeri otot akibat mengonsumsi
makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh
virus norovirus atau bakteri E. coli dan salmonella yang menyebabkan penyakit demam
tipus dan paratipus.

3. Diare dan Konstipasi (sembelit)


a. Diare
Diare adalah penyakit atau keadaan di
mana si penderita mengalami buang air
besar bercampur air berkali-kali.
Penyebab diare yaitu peradangan usus
oleh penyakit lain seperti kolera dan
disentri. Seringkali diare juga disebabkan
oleh virus, bakteri, alergi atau tidak tahan makanan tertentu, atau kurang gizi. Diare

26
termasuk penyakit yang kerap dialami oleh anak-anak kecil karena kegemaran
memasukkan sesuatu ke mulutnya atau dialami pula oleh anak-anak yang gemar jajan
sembarangan. Orang yang mengalami diare akan kehilangan banyak cairan tubuh dan
jika diare berlangsung lama, si penderita dapat mengalami dehidrasi. Kondisi kesehatan
anak-anak yang mengalami diare biasanya cepat menurun. Bobot tubuh juga menjadi
turun drastis. Bahkan jika tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian pada anak-
anak balita.
Pengobatan gejalanya dilakukan dengan pemberian obat yang menghentikan diare.
Misalnya, norit atau karbotablet, yang bahan utamanya karbon. Diare yang disebabkan
oleh kuman dapat diobati dengan antibiotika. Jika penyebabnya karena kekurangan gizi,
maka harus diberi asupan makanan yang bergizi beberapa waktu.
b. Konstipasi (sembelit)
Konstipasi atau yang sering kita sebut
dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan
yang dialami seseoang dengan gejala fases
mengeras sehingga susah dikeluarkan.
Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan
air pada sisa makanan. Akibatnya, fases
kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi
dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda
buang besar. Selain itu, juga karena kurangnya penderita dalam mengkonsumsi
makanan berserat, kurang minum, stres, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak memakan
buah-buahan dan sayur-sayuran berserat, minum banyak air, makan teratur, buang air
setiap hari, makan makanan berserat, dan olahraga teratur dapat mencegah gangguan
ini.

4. Maag

Penyakit ini juga disebut tukak lambung


atau luka pada lambung. Alat pencernaan
yang diserang oleh maag adalah lambung
atau usus dua belas jari. Gejalanya antara

27
lain pegal-pegal di punggung satu sampai dua jam setelah makan atau jika perut kosong.
Gejala yang terkenal dari penyakit maag adalah mual, kembung, dan muntah-muntah.
Gejala lainnya adalah kurang nafsu makan dan berat turun. Penyebab penyakit maag
yaitu bakteri Helicobakter pylori atau pemakaian sejenis obat antiradang.

Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotika jika penyebabnya


bakteri tadi. Misalnya, pemberian tetrasikin atau amoksilin. Yang ringan dapat diatasi
dengan antasid. Gejala mual dan kembung dapat diatasi dengan obat sakit maag.

5. Tifus
6. Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri tifoid
menyebabkan penderitanya demam, lemah, dan bahkan kematian. Kejadian demam
tifoid umumnya terjadi di kawasan yang sangat padat penduduk. Ketika sanitasi dan
kebersihan diperbaiki hingga standar modern, kejadian demam tifoid menurun drastis.
Sekarang relatif agak jarang.
Gejala penyakit ini ialah demam, khususnya pada malam hari, sakit kepala, sakit
perut, lidah pahit sehingga tidak ada nafsu makan. Gelaja pertama muncul satu hingga
tiga pekan setelah mengkonsumsi air atau makanan yang tercemar bakteri demam tifoid.
Lazimnya demam terjadi pada pekan pertama, dan pada pekan kedua meningkat dan
tetap tinggi. Seringkali juga diikuti munculnya bercak-bercak warna merah muda. Pada
tingkat parah, terjadi diare berwarna kehijauan. Selanjutnya terjadi hal-hal yang lebih
fatal seperti tukak pada usus bahkan lubang pada dinding usus.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi. Bakteri ini
ditularkan terutama melalui air atau makanan yang tercemar. Korban demam tifoid
membuang bakteri dalam feses dan urinenya. Orang sehat tapi pembawa bakteri
penyakit bisa menularkan penyakit ini melalui fesesnya. Bakteri juga dapat dibawa oleh
lalau yang hinggap pada feses yang terkontaminasi lalu hinggap pada makanan.
Makanan yang sudah terkontaminasi kemudian kita makan.Pengobatannya dilakukan
dengan memberikan obat antibiotik. Obat ini akan menghambat
pertumbuhan Salmonella dan mempercepat pemulihan kondisi tubuh.

28
7. Disentri
Penyakit ini menyerang usus. Usus yang terserang disentri terinfeksi oleh kuman
(bakteri atau amoeba) jadi meradang. Gejala umumnya antara lain sakit perut, mencret
(diare) kadang-kadang berdarah dan berlendir. Ada dua tipe disentri yaitu disentri
baksiler dan disentri amebik. Disentri baksiler disebabkan oleh bakteri dari
keluarga Shigella. Sedangkan disentri amebik disebabkan oleh keluarga Amoeba.
Penyebaran atau penularannya seperti penyakit diare, yaitu melalui tinja si penderita
yang mencemari air atau tanah. Dan orang sehat memakai air atau tanah yang tercemari
oleh tinja yang mengandung kuman penyakit ini.

8. Tukak Lambung dan Gastritis


a. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem
pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak
lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman,
toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan,
stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis
yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di
lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung
akan rusak.
b. Gastristis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada
lapisan mukosa (lender) dinding lambung.
Penyebabnya ialah penderita memakan yang
mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga
karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu
tinggi.

29
9. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat
masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan

10. Usus Buntu (Apendisitis)

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi


karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah
adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus
buntu). Penyakit usus buntu adalah peradangan dan
pembengkakan yang terjadi di dalam usus buntu, yaitu
suatu organ berbentuk kantung dan seukuran jari, yang
terhubung dengan usus besar.
Seseorang yang terkena penyakit usus buntu awalnya akan merasakan sakit yang
kerap muncul dan hilang di perut bagian tengah. Rasa sakit ini dalam waktu beberapa
jam akan terasa semakin konstan dan perlahan berpindah menuju sumber
peradangannya, yaitu perut bawah sebelah kanan. Penyebab penyakit usus buntu sendiri
masih belum diketahui secara pasti. Ahli berpendapat bahwa kondisi ini bisa disebabkan
penyumbatan pintu masuk usus buntu oleh kotoran atau oleh pembengkakan kelenjar
getah bening pada dinding usus. Salah satu penyebabnya juga karena infeksi bakteri
pada umbai cacing (usus buntu).

11. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Wasir merupakan pembengkakan
pembuluh darah di sekitar atau di
dalam anus.
Penyebab pembengkakan ini
belum diketahui secara pasti, namun
erat kaitannya dengan tekanan yang

30
meningkat pada pembuluh darah akibat Kurang mengonsumsi makanan kaya serat.
Wasir termasuk penyakit yang mudah didiagnosis oleh dokter melalui pemeriksaan
kondisi dubur. Biasanya dokter akan meresepkan obat-obatan untuk meredakan
gejala sekaligus memperlancar buang air besar pasien.

12. Refluks gastroesofagus (GERD)


Refluks gastroesofagus (penyakit asam lambung) atau dikenal juga sebagai GERD
merupakan kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik ke atas kerongkongan akibat
cincin otot esofagus tidak dapat menutup secara baik.
Esofagus atau kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan mulut dengan
lambung. Cincin esofagus bekerja sebagai katup satu arah dimana ketika kita menelan
makanan, bagian ini akan terbuka dan mempersilakan makanan lewat untuk menuju
lambung. Setelah makanan lewat, cincin esofagus akan tertutup secara otomatis guna
mencegah makanan dan asam lambung naik ke kerongkongan.
GERD biasanya mudah didiagnosis oleh dokter hanya dengan menanyakan gejala
yang dirasakan penderitanya secara detail. Pemeriksaan lebih lanjut biasanya dilakukan
jika pasien diduga menderita kondisi lain seperti sindrom iritasi usus atau tukak
lambung. Pada kasus GERD dengan gejala parah dan tidak mempan terhadap obat-
obatan, penanganan biasanya dilakukan melalui operasi.

13. Radang Dinding Lambung


Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami
gangguan ini Radang dinding lambung menyerang membran mukus yang melapisi
lambung. Gejalanya sulit bernapas, feses berwarna gelap bercampur darah, dan sakit
kepala. Penyebabnya mungkin alergi makanan, alkohol, atau obat-obatan, racun atau
bakteri. Pengobatannya dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Yang disebabkan oleh
bakteri pasien diberi antibiotika.

14. Cacingan
Ada beberapa jenis penyakit cacing. Tiga yang perlu Anda ketahui yaitu cacing
gelang, cacing tambang, dan cacing kremi.

31
a. Cacing gelang
Disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbriciadea. Telur cacing ini masuk
melalui makanan dan minuman yang tercemar atau tidak bersih.
Gejalanya antara lain perut mulas, mencret dan kembung. Penderita mungkin juga
mengalami gejala ikutan seperti tenggorokan dan hidung gatal. Terkadang ia
mengalami kejang dan kesemutan di tangan dan kaki. Mata sering mengedip dan
timbul selaput pada putih mata. Anak-anak menjadi sering rewel dan menangis.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang tepat melalui
resep dokter. Resep tradisional, rebung atau biji petai cina dapat menyembuhkan
penyakit cacing gelang.
b. Cacing tambang
Penyakit cacing ini disebabkan oleh cacing tambang. Telur cacing tambang masuk
ke tubuh melalui kulit, khusunya kaki dan tangan. Telur cacing ini hidup di daerah
lembab dan hangat.
Gejala yang tampak ialah perut mulas, mencret, dan kembung. Seringkali diiringi
dengan tidak enak badan dan gatal di kaki atau tangan. Pengobatannya dengan
obat cacing yang sesuai.
c. Cacing kremi
Cara telur cacing ini masuk ke dalam sistem pencernaan ialah melalui makanan
dan minuman mentah dan tidak bersih. Anak-anak yang mempunyai kebiasaan
menggigit-gigit jari dan bermain di tempat yang becek-lembap berpeluang terkena
penyakit ini. Karena telur cacing kremi suka berada di air atau tanah yang tidak
bersih.
Gejala penyakit cacing keremi yaitu gatal-gatal pada liang dubur atau liang
hidung. Jika parah, mata anak yang menderita cacing kremi tampak agak berbusa.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang sesuai dan dosis
yang tepat atau memakan biji petai cina sebanyak-banyaknya agar cacingnya mati
dan keluar bersama tinja.

32
15. Penyakit Batu Empedu
Penyakit batu empedu merupakan peradangan kantong empedu atau penyumbatan
saluran empedu karena adanya batu yang berasal dari pengkristalan kolesterol.Batu
tersebut terbentuk akibat ketidakseimbangan kimia di dalam kandung empedu. Batu
empedu yang tidak menyumbat saluran empedu tidak akan menimbulkan gejala apa
pun. Namun jika sudah menyumbat, penderitanya dapat merasakan nyeri perut hebat
yang biasanya berlangsung antara satu hingga lima jam dan muncul secara tiba-tiba.
Selain rasa sakit, batu empedu juga dapat menyebabkan peradangan yang diikuti
dengan gejala demam tinggi dan sakit kuning. Bahkan pada beberapa kasus, batu
empedu dapat mengiritasi pankreas dan menyebabkan gejala nyeri yang dapat
meningkat secara cepat.
Batu empedu yang tidak menimbulkan gejala tidak perlu diobati. Sebaliknya
diagnosis dan pengobatan harus dilakukan jika gejala sudah terasa cukup mengganggu.
batu empedu dapat didiagnosis dengan pemindaian USG. Untuk pengobatannya, metode
yang direkomendasikan adalah dengan operasi pengangkatan kantong empedu melalui
operasi laparoskopi. Selain sederhana, prosedur ini juga terbukti minim risiko terjadinya
komplikasi.

E. Sistem Pencernaan pada Hewan


1. Vertebrata
a. Pisces
Saluran pencernaan ikan terdiri dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan
anus. Di dalam rongga mulut ikan terdapat
lidah pendek yang berada di dasar
mulut. Gigi ikan tumbuh pada bagian
rahang atas dan rahang bawah, bahkan ada
yang tumbuh pada langit-langit mulut. Ikan
tidak mempunyai kelenjar
ludah tapi mempunyai kelenjar lendir dari

33
mulutnya. Lambung merupakan pelebaran dari saluran pencernaan. Ikan
mempunyai hati, kantung empedu serta saluran empedu yang bermuara ke dalam
usus. Pankreas dan hati bersatu disebut hepatopankreas
b. Aves

Saluran pencernaan burung terdiri atas mulut,


kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar,
lambung pengunyah (empedal), usus halus, usus
besar, rektum dan kloaka. Pada bagian mulut
terdapat paruh yang kuat untuk mengambil makanan
karena tidak mempunyai gigi . Lidah burung kaku
karena dilapisi zat tanduk. Lambung atau perut besar
terdiri dari dua bagian yaitu lambung kelenjar di
bagian depan dan lambung pengunyah atau empedal
di bagian belakang.
c. Reptilia
Saluran pencernaan pada reptil terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, pankreas, dan
hati. Pada mulut reptil terdapat gigi, lidah dan ludah. Gigi-gigi tumbuh pada
rahang atas dan rahang bawah. Pada ular berbisa terdapat gigi bisa atau gigi
beracun.

Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora
(pemakan daging).

34
d. Amphibia
Saluran pencernaan pada amfibi terdiri atas
mulut, kerongkongan (esofagus), lambung
(ventrikulus), usus (intestinum), dan kloaka. Di
dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah,dan
kelenjar ludah. Kelenjar pencernaan terdiri dari
kelenjar ludah, hati dan pankreas. Gigi tumbuh
pada rahang atas dan langit-langit yang disebut gigi
vomer. Lidah pada katak bercabang dua dan
berfungsi sebagai alat penangkap mangsa.

e. Mamalia

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut


sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada
hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung
selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem
pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.Perbedaan sistem
pencernaan makanan pada hewan mammalia, tampak pada struktur gigi, yaitu
terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah
rerumputan yang sulit dicerna.

35
Sistem pencernaan hewan ruminansia dikategorikan sebagai salah satu sistem
pencernaan hewan yang cukup unik. Makanannya yang berupa rumput atau
tumbuhan sehingga tersusun atas banyak bahan selulosa yang sulit dicerna
membuat sistem pencernaan pada hewan ruminansia memiliki struktur khusus.
Berbeda dengan sistem pencernaan pada hewan karnivora dan omnivora, hewan-
hewan yang tergolong ruminansia murni seperti sapi, kambing, kelinci, dan
domba dapat mengunyah makanannya hingga dua fase.
Ditinjau dari cara makan dan sistem pencernaannya, hewan ruminansia atau
hewan memamah biak termasuk hewan yang unik. Mereka dapat mengunyah atau
memamah makanannya yang berupa rerumputan melalui 2 fase. Fase pertama
terjadi saat awal kali mereka makan, makanannya itu hanya dikunyah sebentar
dan masih kasar. Mereka kemudian menyimpan makanannya itu dalam rumen
lambung . Selang beberapa waktu saat lambung sudah penuh, mereka kemudian
mengeluarkan makanan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga
teksturnya lebih halus. Baru kemudian setelah halus, makanan tersebut masuk ke
dalam rumen lambung lagi.
Organ pada saluran sistem pencernaan hewan ruminansia:
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
2. Kerongkongan (Esofagus)
3. Lambung

36
4. Rumen (Perut Besar)
5. Retikulum (Perut Jala)
6. Omasum (Perut Buku)
7. Abomasum (Perut Masam)
8. Usus Halus dan Anus

2. Avertebrata
a. Insekta
Saluran pencernaan terdiri atas mulut,
kerongkongan, tembolok, lambung
pengunyah (empedal), lambung, usus,
rektum, dan anus.
Mulut belalang terdiri atas beberapa alat-
alat mulut yaitu: bibir atas (labrum), bibir
bawah (labium), rahang atas (maksila),
rahang bawah (mandibula). Bibir atas
berfungsi sebagai alat pengecap. Bibir bawah
mempunyai sepasang alat peraba. Rahang
bawah mempunyai gigi yang tajam untuk mengunyah makanan.
Terdapat dua jenis pencernaan pada serangga yaitu:
1. Pencernaan Di Luar Saluran Usus (Ekstrainstestinal Digestion)
Jenis pencernaan dimana makanan sebelum masuk ke dalam perut terlebih
dahulu telah mendapat perlakuan pencernaan sebelumnya. Karena air liur
mengandung enzim, seringkali pencernaan dimulai sebelum makanan ditelan. Hal
ini terjadi pada serangga-seranggga pengisap cairan. Enzim disemprotkan pada
makanan sehingga larut sebelum ditelan.
2. Pencernaan Di Bagian Dalam Usus (Intrainstestinal Digestion)
Jenis pencernaan ini kebanyakan dilakukan oleh mahluk hidup dimana
pencernaan terjadi didalam perut setelah makanan dimakan. Saluran pencernaan
berperan terutama untuk pencernaan dan penyerapan makanan. Pada umumnya

37
pencernaan terjadi sebagian besar di dalam usus bagian tengah, dimana enzim-
enzim pencernan bayak diproduksi.

38
b. Annelida
Saluran pencernaan cacing tanah terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok,
empedal, usus dan anus. Makanan
cacing tanah berupa humus. Di
sekitar kerongkongan terdapat tiga
pasang kelenjar kapur yang
menghasilkan zat kapur guna
menetralkan sifat asam makannya.
Cacing tanah dapat mencerna
senyawa organik tersebut menjadi
molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan
makanan dikeluarkan melalui anus.

c. Amoeba

Proses pencernaan
makanan pada hewan bersel
satu berlangsung di dalam sel
itu sendiri.
Contoh:Amoeba. Makanan
masuk ke dalam vakuola
makanan melalui pelekukan
ke dalam membran selnya. Di
dalam vakuola ini makanan
dicerna, sambil di edarkan ke
seluruh tubuh. Sari-sari makanan diserap dan sisa-sisa makanan berbentuk padat
dikeluarkan dari membran selnya. Sisa makanan berbentuk cair di keluarkan
melalui vakuola berdenyut atau vakuola kontraktil.

39
BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini
dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan
dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih
sederhana.
Organ yang berperan dalam system pencernaan adalah:
2. Kelenjar ludah 15) Kantung empedu
4) Parotis 16) duodenum
5) Submandibularis (bawah rahang) 17) Saluran empedu
6) Sublingualis (bawah lidah) 18) Kolon
7) Rongga mulut 19) Kolon transversum
8) Amandel 20) Kolon ascenden
9) Lidah 21) Kolon descenden
10) Esofagus 22) Ileum
11) Pankreas 23) Sekum
12) Lambung 24) Appendiks/Umbai cacing
13) Saluran pankreas 25) Rektum/Poros usus
14) Hati 26) Anus

Dalam makalah ini, hal yang harus diperhatikan adalah yaitu pada fungsi fungsi dari
organ pencernaan itu sendiri juga mekanisme kerjanya. Sehingga ketika kita memahami dengan
baik mekanismenya, maka kita akan terhindar dari beberapa penyakit yang dapat timbul dari pola
makan dan pola hidup yang salah terkait dengan sistem pencernaan itu sendiri.

40
DAFTAR PUSTAKA

Campbell dkk. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga


Geneser. Finn. 1993. Textbook of Histology. Copenhagen: Munksgaard
Pack. Philip E. 2001. Anatomy and Physiology. New York: Hungry Minds
Surtiretna. Nina. 2006. Mengenal Sistem Pencernaan. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama
Wandy.2012. Pencernaan manusia. https://wandylee.wordpress.com di akses 21 November
2016 19:30.
Sasrawan, Hedi.2012.System pencernaan pada manusia materi .
http://hedisasrawan.blogspot.co.id di akses 21 November 2016 19:35.
Admin. 2014. Digesti. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf (diakses pada
18 November 2016, pukul 16.00)

41

Anda mungkin juga menyukai