Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM PETROLOGI

LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB VI
FORMASI BATUAN

6.1. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini tentang formasi batuan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi peta dan jenis-jenis peta.
2. Mengetahui formasi-formasi batuan yang ada di peta geologi.
3. Mampu membaca peta geologi.

6.2. Peta Geologi

Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk


menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur
geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data
lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi
dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang
merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai
kedudukan yang pasti.
Peta geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai kajian lapangan.
Hal ini pula yang menyebabkan mengapa pemecahan geologi diartikan sama
dengan geologi lapangan. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari
permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah,
unsur-unsurnya yang merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis
yang mempunyai kedudukan yang pasti. Peta memiliki beberapa komponen-
komponen penting yang terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Judul Peta
Judul peta diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum
dalam satu sheet peta. Judul peta merupakan komponen yang sangat
penting karena memberikan informasi tentang isi peta. Biasanya terletak di
bagian atas peta atau di samping untuk peta buatan Badan Koordinasi dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber: https://pendidikanmu.com, 2020


Gambar 6.1
Judul Peta
b. Legenda Peta
Penjelasan dari simbol-simbol yang tercantum dalam peta. Bagian
ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta dalam
membaca peta jika tidak ada legendanya.

*Sumber: https://geo-media.blogspot.com, 2020


Gambar 6.2
Legenda Peta
c. Skala Peta
Bagian yang menunjukkan ukuran dalam lembar peta dengan
medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala yaitu
skala garis dan skala angka. Dalam peta topografi biasanya dicantumkan
keduanya. Rumus perhitungan : jarak dimedan sebenarnya = jarak di peta x
skalanya. (Contoh : skala peta 1:25000; 1:50000; 1:100000) cara

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
membacanya adalah 1:25000 berarti 1 cm dalam peta adalah 25000 cm di
medan sebenarnya atau 250 meter.

*Sumber: https://www.plengdut.com, 2020


Gambar 6.3
Skala Peta
d. Garis Koordinat
Jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis
horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat.
Koordinat peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat
geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat dari jarring-jaring bumi
yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertikal.
Koordinat grid adalah jaring jaring koordinat lokal yang dipakai untuk acuan
pengkoordinatan dalam peta. Biasanya hanya disebutkan dengan angka saja
dan dikenal dengan koordinat 8 angka atau 12 angka. Untuk peta Indonesia
ada 2 acuan pokok dalam koordinat ini yaitu dengan dikenal dengan sistem
UTM/UPS atau LCO masing masing dengan acuan 00 yang berbeda.

*Sumber: http://triyonopoenya.blogspot.com, 2020

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 6.4
Garis Kordinat
e. Garis Kontur
Garis kontur adalah garis yang menyerupai sidik jari yang
menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena merupakan
tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah saling
memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan
melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah ciri garis kontur. Atau bisa juga
disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar.

*Sumber: https://insanpelajar.com, 2020


Gambar 6.5
Garis Kontur
f. Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta merupakan keterangan yang menunjukkan
tahun terakhir peta tersebut diperbaharui. Hal ini sangat penting karena
kondisi permukaan bumi bisa berubah sewaktu waktu.

*Sumber: https://rumusguru.com, 2020

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 6.6
Tahun Pembuatan Peta
g. Deklinasi
Deklinasi yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta
dan Utara Magnetik (Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali.
Kenapa ada perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara
Magnetik. Seperti kita ketahui Utara Bumi kita ditunjukan oleh di Kutub Utara.
Sedangkan sumbu utara magnet bumi sebenarnya ada di sebuah kepulauan
di dekat dataran Green Land.

*Sumber: https://mafia.mafiaol.com, 2020


Gambar 6.7
Deklinasi Peta
(Noor, 2009)

Peta dapat diklasifikasikan menjadi berbagai macam, dengan jenis dan


fungsinya, beberapa diantaranya, yaitu:
1. Berdasarkan skala

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber: https://blog.ruangguru.com, 2020


Gambar 6.8
Peta Skala
Peta teknik/kadaster,skala 1 : 100 sampai dengan 1 : 5000.
Peta berskala besar, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 250.000.
Peta berskala medium, skala 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000.
Peta berskala kecil, skala 1 : 500.000 sampai dengan 1.000.000.
2. Berdasarkan keadaan objek
Peta dinamik, menggambarkan keadaan yang berubah-ubah. Misal,
peta transmigrasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya.
Selanjutnya ada peta stasioner, menggambarkan keadaan yang stabil. Misal,
peta tanah, peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya.
3. Peta topografi
Gambar bentuk permukaan bumi yang dilengkapi dengan
penggambaran, antara lain, perairan (hidrografi), kebudayaan, dan lain
sebagainya.
4. Peta Statistik

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: https://nurainins.blogspot.com, 2020
Gambar 6.9
Peta Persebaran Penduduk
a. Peta statistik distribusi kualitatif, menggambarkan kevariasian jenis data,
tanpa memperhitungkan jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta budaya, peta
agama, dan sebagainya.
b. Peta statistik distribusi kuantitatif, menggambarkan jumlah data, yang
biasanya berdasarkan perhitungan persentase. Misalnya, peta penduduk, peta
curah hujan, peta pendidikan, dan sebagainya.
5. Berdasarkan fungsi
Peta berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi beberapa macam
peta, yaitu:
- Peta geografi dan topografi;
- Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi;
- Peta lalu lintas dan komunikasi;
- Peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah, misalnya: peta
bahasa, peta ras;
- Peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan;
- Peta cuaca dan iklim;
- Peta ekonomi dan statistik.

6.3. Formasi Batuan

Formasi batuan merupakan satun dasar dalam pembagian satuan


litostratigrafi. Formasi harus memiliki keseragaman atau gejala-gejala litologi
yang nyata baik terdiri dari satu macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis
batuan atau lebih. Beberapa jenis batuan yang mempunyai ciri-ciri yang
berbeda dari satuan formasi lainnya. Pembentuk terdiri dari sejumlah batuan
strata yang memiliki sebanding litologi, fasies atau properti sejenis lainnya.
Formasi tidak didefinisikan pada ketebalan dari lapisan-lapisan batuan mereka
terdiri dari ketebalan formasi yang berbeda karena itu bisa sangat bervariasi.
Syarat yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama atau formasi :
1. Nama yang di pakai untuk formasi baru belum dipakai sebelumnya.
2. Lokasi tipe nama-nama pegunungan, bukit, sungai, biasanya nama-nama
tempat yang tidak mudah berubah.

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3. Batas ditetapkan dengan jelas batas bawah dan atas serta dijelaskan
apakah selaras atau tidak selaras.
4. Umur terutama umur relative formasi baru harus ditentukan.
5. Tebal dan variasi litologi regional baru harus ditentukan.
6. Korelasi dengan satuan-satuab stratigrafi batuan lainnya harus ditetapkan.
6.3.1 Formasi Batuan Daerah
6.4 Peran Formasi Batuan

Kegunaan dari formasi batuan adalah formasi memungkinkan ahli geologi


untuk mengkorelasikan lapisan geologi melintasi jarak yang lebar antara
singkapan dan ekspor batu strata. Formasi batuan juga bisa digunakan
untuk menggolongkan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuan-
satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi. Pada satuan
litostratigrafi penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri batuan yang dapat
di-amati di lapangan, sedangkan batas penyebarannya tidak tergantung
kepada batas waktu.
(Zuhdi, 2019)
6.5 Stratigrafi
Stratigrafi tersusun dari 2 kata, yaitu strati berasal dari kata stratus yang
berarti perlapisan dan kata grafi yang berasal dari kata graphic yang berarti
gambar atau lukisan. Dalam arti sempit stratigrafi adalah ilmu pemerian lapisan-
lapisan batuan. Dalam arti luas stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari tentang,
aturan,hubungam dan pembentukan (genesa) macam-macam batuan di alam
dalam ruang dan waktu. Dalam stratigrafi ada 3 hukum dasar mengenai
perlapisan batuan yaitu :

1. Hukum Superposisi
Dalam suatu urutan suatu perlapisan batuan maka lapisan paling
bawah relative lebih tua umurnya daripada lapisan yang berada diatasnya
selama belum mengalami deformasi.

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber :http://fahriadhari.blogspot.com, 2020


Gambar 6.10
Hukum Superposisi
2. Hukum Kejadian Horizontal
Lapisan sedimen pada mulanya diendapkan dalam keadaan
mendatar (horizontal) sedangkan akumulasi pengendapannya secara vertikal.
Jadi apabila sekarang dijumpai batuan sedimen dengan kedudukan
lapisannya miring, berarti batuan tersebut telah mengalami proses tektonik
(endogen) maupun perlapukan (eksogen).

*Sumber : https://kelompok5stratigrafi.wordpress.com, 2020

Gambar 6.11
Hukum Kejadian horizontal

Kelompok IVmmad Fajar Prawira


PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3. Hukum Kemenerusan Lateral (Lateral Continousity Law)
Lapisan yang diendapkan pada suatu cekungan akan terendapkan
terus-menerus secara lateral dan akan membaji pada tepian pengendapan
pada masa cekungan itu terbentuk. Pada awalnya lapisan sedimen
mengalami kemenerusan tapi lapisan tersebut di pisahkan oleh lembah atau
ada bidang yang tererosi.

*Sumber :http://fahriadhari.blogspot.com, 2020


Gambar 6.12
Hukum Kemenerusan lateral

(Noor, 2009)

Kelompok IVmmad Fajar Prawira

Anda mungkin juga menyukai