BIOKIMIA
OLEH :
KELOMPOK 4 :
1. AYU MELVASARI 09.14201.31.04
2. ETA MILIYANTI 09.14201.31.10
3. HAIRUNISYAH 09.14201.31.15
4. JAMILAH 09.14201.31.20
5. MARISA RAMA DONI 09.14201.31.25
6. NOVRIAN DIKA 09.14201.31.30
7. REFKI ANRA PUTRA 09.14201.31.35
8. SANDI ADITYA 09.14201.31.40
9. SRI NIRMALA 09.14201.31.45
10. UTHIYA LAILA H.R 09.14201.31.50
11. DEKA FERDIANTO 09.14201.31.55
KELAS : PSIK A2
SEMESTER :3
Pertemuan Kedua
Hari : Jumat
Tanggal : 05/11/2010
Metode : Sahli
Tujuan
Prinsip
Darah diubah menjadi hematin asam yang berwarna kecoklatan kemudian ditambahjan
aquadest tetes demi tetes, warna yang terbentuk dibandingkan dengan stndar warna
Alat
1. Pipet sahli
2. Tabung pengencer
Reagensia
Sampel :
Nama : Haiurunisyah
Umur : 20 tahun
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,[1] pada
mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju
paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin,
apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang
disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan
talasemia.
Prosedur kerja
4. Hisap bagian HCL 0.1 N yang masih jernih kemudian keluarkan lagi, lakukan 2-3 kali
membilas pipet
5. Tambahkan aquadest tetes demi tetes hingga warna yang terbentuk sama dengan
warna standar
Pada percobaan yang telah kami lakukan, kami mendapatkan hasil pengukuran kadar
hemoglobin darah yang samplenya berasal dari salah satu anggota kelompok kami yang
berjenis kelamin perempuan sebesar 13,6 gr/dL. dan Kami juga menyimpulkan bahwa
percobaan kami termasuk didalam kriteria hasil yang telah ditentukan sebelum percobaan
Haemometer
HB 13,6 ( normal)
Pembahasan
Berdasarkan kriteria normal, percobaan yang kami lakukan berhasil karena didalam kriteria
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,Mutasi
pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut
hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan
talasemia. Dan untuk Kriteria Normal hemoglobin : Laki-laki : 14-18 gr/dL dan Perempuan:
12-16 gr/dL, percobaan kami berhasil dengan hasil 13,6 gr/dL untuk kadar hemoglobin
perempuan.
WAKTU PERDARAHAN (BLEEDING TIME)
Pertemuan Kedua
Hari : JUMAT
Tanggal : 05/11/2010
Tujuan
Prinsip Kerja
1. Laset steril
3. Kertas saring
4. Kapas
5. Alkohol 70%
6. Stopwatch
Sampel :
1. Nama : Hairunisyah
Umur : 20 tahun
Umur : 19 tahun
Landasan Teori
Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya
tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan
ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan
cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit.
Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi
Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada
permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard. Ada 2 teknik yang dapat
digunakan, yaitu teknik Ivy dan Duke. Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-
6 menit. Teknik Duke nilai normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk
insisi merupakan teknik yang paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama
waktu perdarahan.
Prosedur kerja
1. ivy
Siapkan sphygnometer
tersebut dipertahankan
Bersihkan lokasi yang akan ditusuk yaitu dibagian poler (depan) lengan bawah
Tegangkan kulit pada lengan bawah tusuk dengan blood lancet/ auto klik sedalam ±
Isap tetes darah yang keluar setiap 30 detik dengan kertas saring
2. Duke
Bersihkan daun telinga pada bagian lobus dengan alcohol 70 %, biarkan mengering
Isap tetesan darah yang keluar setiap 30 detik dengan kertas saring ( jangan sampai
menekan luka)
Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, kami mendapat hasil waktu perdarahan
Berdasarkan kriteria Normal, hasil yang kami dapat pada percobaan ini termasuk kategori
normal, tetapi ada kendala pada saat mulai percobaan ivy, darah yang kami ambil dari tangan
salah satu anggota kami hanya sedikit keluar sehingga kami harus mengulang kembali
Kesimpulan
Hasil praktikum yang kami dapatkan 2 menit untuk lvy dan duke 1 menit menurut kriteria
Pertemuan Kedua
Hari : JUMAT
Tanggal :05/11/2010
Tujuan
untuk mengetahui waktu pembekuan darah seseorang apakah normal atau tidak
Prinsip Kerja
2. Spuit
Sampel :
Nama : Hairunisyah
Umur : 20 tahun
Landasan Teori
Test waktu pembekuan digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah
untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang membentuk
silicon)
2. Ambil darah vena dengan spuit 5 mL, bila darah terlihat masuk ke dalam spuit
4. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dan dimiringkan untuk melihat apakah telah
terjadi pembekuan ( dalam tindakan ini jaga jangan sampai tabung lain terganggu dan
5. Setelah darah pada tabung 1 membeku, catat waktunya kemudian eriksa tabung 2
6. Tindakan yang sama dilakukan pada tabung 3 dan 4. Masa pembekuan 95 adalah nilai
Hasil Percobaan
Pada oercobaan menentukan waktu pembekuan kami mendapat hasil percobaan bahwa waktu
berdasarkan teori hasil akhirnya yaitu waktu tabung 2,3,4 ditambah dan dibagi 3 maka
14+15+17 / 3= 15 menit. jadi hsilnya 16 dan waktu pembekuan yang didpat masuk kedalam
kriteria normal
Gambar CT
Pembahasan
Berdasakan kriterian normal, percobaan kami berhasil karena hasil yang kami dapat masih
termasuk diantara 9-15 menit.kami juga dapat menyimpulkan bahwa laju waktu pembekuaan
darah konstan tidak berubah, kalau tabung satu memerlukan waktu pembekuan selama 15
Kesimpulan
Waktu penbekuan darah normal yaitu 9-15 menit dan hasil yang kami dapatkan yaitu rata-
Test waktu pembekuan digunakan u ntuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan darah
untuk membeku. Adanya gangguan pada factor koagulasi terutama yang membentuk
Hari : Sabtu
Tanggal : 06/11/2010
Metode : Thoma
Tujuan
Prinsip Kerja
Darah diencerkan dalam pipet thma kemudian dimasukkan ke dalam titik hitung dan dihitung
2. Kaca penutup
3. Mikroskop
4. Pipet thoma
5. Cairan Turk
Sampel :
Umur : 19 tahun
Landasan Teori
Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk
komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna,
memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /
diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam
setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih
.Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu,
mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak
secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau
mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi
dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk
Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan
dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat
membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan
penyembuhannya dimungkinkan
Prosedur kerja
3. Letakkan bilik hitung pada meja benda mikroskop kemudian cari lapangan pandang
Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan kami dapat melihat dan menghitunng
leukosit secara jelas. oleh sebab itu kami bisa mengelmpokkan jumlah leukosit itu menjadi 9
0 1 2 1
0 2 4 3
2 1 2 2
1 0 2 2
N X P/V =
KETERANGAN :
P : Pengencer = 20
V : Volume = 0,2
maka :
Pembahasan
befrdasarkan data yang telah lami dapat, kami dapat menyimpulkan bahwa dara yang
Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk
komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna,
memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /
diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. dan hasil
Pertemuan ketiga
Hari : Sabtu
Tanggal : 06/11/2010
Tujuan
Untuk
Prinsip Kerja
Mengukur kecepatan darah mengendap bila dibiarkan selama 1 (satu) jam pada posisi tegak
lurus.
1. Bahan
darah vena diambil 1,6 ml dan dicampur dengan Na Sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml
2. Alat
Sampel :
Umur : 19 thn
Landasan teori
Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat
pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya
diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung
karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan
pengendapan darah merah di dalam plasma ( nm/jam ). Tiga fase LED meliputi :
Fase pengendapan lambat I
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )
Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan
mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang
mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti
Prosedur Kerja
1. Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat 3,8% sampai garis
2. Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya posisinya betul-betul
tegak lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari dan getaran
Interprestasi Hasil :
1. Metode Westergreen :
o Pria : 0 - 15 mm/jam
o Wanita : 0 - 20 mm/jam
2. Metode Wintrobe :
o Pria : 0 - 9 mm/jam
o Wanita : 0 - 15 mm/jam
Pria : 0 - 15 mm/jam
Wanita : 0 - 20 mm/jam
Hasil Percobaan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, dengan menggunakan sample darah
salah satu anggota kelompok kami, kami dapat mengetahui bagaimana pengendapan darah
Pembahasan
Berdasakan kriteria hasil, darah yang kami endapkan mengalami pengendapan setelah 1 jam
14 mm/jam , degan menggunakan alat yang steril, ternyata darah yang jadi sample percobaan
dinyatakan normal
Kesimpulan
Dari hasil uji Laju Endap Darah yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien
Sampling darah vena secara baik dan benar sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan
Pertemuan Pertama
Hari : Rabu
Tanggal : 03/11/2010
Metode : Bendict
Tujuan
Prinsip Kerja
Bila urine dipanaskan akan mereduksi suval sulfat menjadi kupen sulfat denfan warna merah
1. Tabung reaksi
2. Corong
3. Rak tabung
4. Kertas saring
5. Beker gelas
6. Penjepit
8. Tabung reaksi
9. Corong
13. Penjepit
Sampel :
Umur : 18 tahun
Landasan Teori
enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon
dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil
untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping
hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di
luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat
menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu
banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga
akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme
tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang
tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini
(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju
glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang
reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan
Prosedur Kerja
Interprestasi Hasil :
Jika setelah dipanaskan tidak ada perubahan maka warnanya biru, Jika setelah dipanaskan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, dengan menggunakan sample urine
salah satu anggota kelompok kami, kami dapat mengetahui bagaimana warna urine yang
Pembahasan
Berdasakan kriteria hasil, urine yang kami teliti tidak mengandung glukosa, degan
menggunakan alat yang steril, ternyata urine yang jadi sample percobaan dinyatakan tidak
terkandung glukosa
Kesimpulan
enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon
dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil
Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa,
dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik
dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak
fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan
berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti
diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’),
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, dengan menggunakan sample urine
salah satu anggota kelompok kami, kami dapat mengetahui bagaimana warna urine yang
Pertemuan Pertama
Hari : Rabu
Tanggal : 03/11/2010
Metode : Harison/Fouchet
Tujuan
Prinsip Kerja
Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet loss
3. Pipet tetes
5. Kertas saring
6. Corong gelas
Reagensia
1. Larutan BaCL2
3. Larutan Fouchet
Sampel :
Umur : 18 tahun
Landasan Teori
Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau saluran empedu,
seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif,
kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin yang mengadung bilirubin yang tinggi
tampak berwarna kuning pekat, dan jika digoncang-goncangkan akan timbul busa.
(Paraflex).
Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam
hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses.
Bilirubin dalam darah terdiri dari dua bentuk, yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek.
Bilirubin direk larut dalam air dan dapat dikeluarkan melalui urin. Sedangkan bilirubin
indirek tidak larut dalam air dan terikat pada albumin. Bilirubin total merupakan penjumlan
Adanya peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya penyakit pada hati (liver)
atau saluran empedu. Sedangkan peningkatan bilirubin indirek jarang terjadi pada penyakit
hati (liver).
Prosedur Kerja
5. Tetesi endapan yang ada diatas kertas saring dengan reagen founchet
6. Lihat hasilnya
Interprestasi Hasil
Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, hasil yang kami dapat bahwa urine yang
menjadi smaple percobaan kami tidak mengndung bilirubin, hal ini terlihat jelas pada saat
Pembahasan
Berdasarkan kriteria normal, hasil yang kami dapat termasuk di kategori negatif. Dengan ini
kami dapat menyimpulkan bahwa untuk urine yang kami jadikan sample percobaan tersebut
Kesimpulan
Bilirubinuria (bilirubin dalam urin) mengindikasikan gangguan hati atau saluran empedu,
seperti pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif,
kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik. Urin yang mengadung bilirubin yang tinggi
tampak berwarna kuning pekat, dan jika digoncang-goncangkan akan timbul busa. Dan urine
yang kami jadikan sample percobaan tersebut bebas dari gangguan di organ hati karena tidak
Pertemuan Pertama
Hari : Rabu
Tanggal : 03/11/2010
Metode : Rothera
Tujuan
Prinsip Kerja
1. Tabung reaksi
2. Pipet loss
3. Pipet tetes
Reagensia :
1. Natrium nitropruside 5%
Sampel :
Umur : 18 tahun
Zat-zat keton atau benda-benda keton dalam urin ialah aseton, asam aceto-acetat dan asam
beta-hidroksibutirat. Karena aceton yaitu zat yang terpenting diantara benda-benda keton
bersifat mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar, kalau urin dibiarkan aceto-
acetat berubah menjadi aceton, begitu pula asam beta-hidroksibutirat yang lebih dulu menjadi
2. Larutan amonial 10 %
Prosedur Kerja
4. Tambahkan pada tabung tersebut larutan ammonium sulfat jenuh 5 ml , lalu aduk
Interprestaasi Hasil
Berdasarkan Percobaan yang telah kami lakukan dengan sample urine yang berasal dari salah
satu anggota kelompok kami dan hasil yang kami dapatkan bahwa urine yang kami teliti tidak
Pembahasan
Berdasarkan kriteria hasil percobaan yang kami lakukan masuk di kategori negatif berarti
tidak ada perubahan warna urine sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa urine yang kami
Kesimpulan
Zat-zat keton atau benda-benda keton dalam urin ialah aseton, asam aceto-acetat dan asam
beta-hidroksibutirat. Positif : terjadinya perubahan warna menjadi lembayung dan urine yang
kami teliti tidak mengandung zat-zat keton sehingga tidak terjadi perubahan warna.
PEMERIKSAAN PROTEIN DIDALAM URINE
Pertemuan Pertama
Hari : Rabu
Tanggal : 03/11/2010
Metode : Pemanasan
Tujuan
Prinsip Kerja
Warna urine berubah menjadi keruh dan menjadi normal setelah diberi asam asetat 6%
Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet loss
3. Pipet tetes
Bahan
1. Asam Asetat 6 %
Umur : 18 tahun
Keberadaan protein dalam urine dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami luka pada
ginjal. Pasien yang memiliki kadar urine tinggi atau albuminuria memiliki risiko lima kali
lipat menderita luka ginjal akut. Demikian laporan sejumlah peneliti Johns Hopkins
University dalam Journal of the American Society of Nephrology yang dilansir di Baltimore,
baru-baru ini.
Mencari protein dalam urine melalui tes yang mudah dan murah mungkin dapat digunakan
sebagai cara untuk melihat kerusakan ginjal. Sekaligus bisa memperbaiki metode
pemeriksaan yang diterapkan saat ini atau biasa disebut estimasi laju penyaringan glomerular.
Luka ginjal akut tercatat mencapai 1,6 persen dari seluruh pasien di rumah sakit. Biasanya
terjadi ketika ginjal tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk menyaring produk limbah dari
darah. Luka ginjal akut dapat disembuhkan jika pasien cukup sehat. Tetapi sering
menyebabkan penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal yang memerlukan dialisis atau
transplantasi ginjal.
Prosedur Kerja
2. kalau keruh teteskan asam asetat 6% 2-3 tetes, kalau tidak keruh lagi pemeriksaan
selesai
3. kalau masih keruh setelah penambahan asam asetat berarti ada protein
Interprestasi Hasil
Hasil Percobaan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan. kami mendapatkan hasil percobaan
bahwasanyan urine yang kami teliti tidak mengandung unsur protein karena setelah keruh
Berdasarkan kriteria hasil yang kita ketahui, maka hasil percobaan kami tidak termasuk di
kriteria hasil atau bisa dikatakan urine yang kami teliti tidak mengandung protein
Kesimpulan
Keberadaan protein dalam urine dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami luka pada
ginjal. Pasien yang memiliki kadar urine tinggi atau albuminuria memiliki risiko lima kali
lipat menderita luka ginjal akut. Luka ginjal akut tercatat mencapai 1,6 persen dari seluruh
pasien di rumah sakit. Biasanya terjadi ketika ginjal tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk
menyaring produk limbah dari darah. Luka ginjal akut dapat disembuhkan jika pasien cukup
sehat.
Dan hasil percobaan kami tidak termasuk di kriteria hasil atau bisa dikatakan urine yang kami
Kertas Saring
Pipet Tetes
Haemometer
Tabung Reaksi