PENDAHULUAN
Toxoplasma gondii, parasit protozoa intraseluler wajib dengan distribusi di seluruh dunia, menginfeksi
manusia dan hewan (Cook et al., 2000). Tingkat infeksi T. gondii dapat mencapai hingga 90% dari
populasi di beberapa negara karena tradisi makanan serta prevalensi infeksi pada hewan (Stoicov et al.,
2004). Tahap akut dari infeksi manusia dikaitkan dengan invasi tachyzoites ke sel berinti darah, diikuti
oleh pembentukan kista jaringan di berbagai organ tubuh seperti otak, paru-paru dan mata (Montoya
dan Liesenfeld 2004; Mordue, et al. 2001). Toksoplasmosis pada orang dengan gangguan kekebalan
seperti pasien HIV-positif, penerima transplantasi dan pasien kanker mengancam jiwa (Kim dan Weiss,
2004). Oleh karena itu, pengobatan tahap kronis infeksi T. gondii sangat penting karena pecahnya kista
reaktivasi infeksi (Waree et al., 2007). Terapi standar untuk toksoplasmosis akut termasuk sulfadiazin
dan pirimetamin dengan kemungkinan efek samping yang parah seperti toksisitas hematologi, alergi,
defisiensi asam folat dan penekanan sumsum tulang (McLeod et al., 2006; Montoya dan Liesenfeld,
2004; Degerli et al., 2003). Atovaquone adalah obat anti-toksoplasmosis dengan efek samping yang lebih
sedikit yang dikenal sebagai satu-satunya pengobatan yang berhasil melawan kista jaringan dengan
mekanisme memblokir rantai pernapasan parasit (Baggish dan Hill, 2002; Araujo et al., 1992). Karena
hidrofobik yang tinggi dan bioavailabilitas yang sangat rendah dari atovaquone (Shubar et al., 2011),
penggunaan sistem pengiriman obat baru seperti nanopartikel, sedang digunakan untuk meningkatkan
bioavailabilitas dan kemanjuran obat. Nanoemulsion atau berukuran nano dispersi minyak dalam fase
berair menawarkan keuntungan seperti meningkatkan ketersediaan hayati, penyerapan dan penetrasi
obat serta penurunan dosis efektifnya (Singh et al., 2017; Jaiswal et al., 2015; Sharma et al., 2013).
Penelitian saat ini dilakukan untuk mempersiapkan nanoemulsion atovaquone (NE-AT) dan
membandingkan efisiensinya dengan suspensi atovaquone (S-AT) terhadap toksoplasmosis akut dan
kronis.