ANALISIS HIDROLOGI
8
9
2.1.2. Tujuan
Menentukan letak DAS serta membuat peta DAS berdasarkan pada Peta
Rupa Bumi Indonesia. Tujuan dari pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada
dasarnya adalah pemanfaatan sumberdaya alam dilakukan dengan terlanjutkan
(sustainable) sehingga tidak membahayakan lingkungan lokal, regional, nasional,
dan bahkan global.
Ŕ=
∑ Ri
n
10
11
Dimana :
R = Hujan rata-rata (mm)
Ri = Hujan masing-masing stasiun (ha)
n = Jumlah stasiun
2. Metode Polygon Thiessen
Metode Poligon Thiessen memperhitungkan bobot dari masing-
masing stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di
dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada
stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun
mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan apabila penyebaran
stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata. Hitungan curah hujan
rerata dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh dari tiap
stasiun.
2.2.2. Tujuan
Membuat peta stasiun pengamat hujan beserta luasan pengamatannya tiap
stasiun terhadap DAS, dengan menggunakan Poligon Thiessen dan menentukan
nilai curah hujan wilayah dengan menggunakan Metode Thiessen.
curah hujan rata-rata wilayah daerah aliran sungai (DAS) ada tiga metode, yaitu
metode rata-rata aritmatik (aljabar), metode poligon Thiessen dan metode Isohyet.
P A . A A + P B . A B + PD . A D
Ṕ=
∑A
¿ 53,3243 mm
Jadi hujan wilayah rata-rata yang terjadi pada tanggal 22 November tahun
2008 adalah sebesar 53,3243 mm.
Tabel 2.1 Perhitungan curah hujan wilayah tahun 1999
Tanggal Stasiun
Hujan Rata-Rata DAS
Hujan A B D
12-Mar 75 43.2 1 28.70731654
27-Feb 27 84 44 50.56890039
28-Feb 21 10 109 63.34528098
Tinggi Hujan Yang Dipakai 63.34528098
2004 40.62549131 mm
2005 90.40157745 mm
2006 45.94313674 mm
2007 53.44158057 mm
2008 82.6751406 mm
1. Parameter statistik
Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisis frekuensi
meliputi parameter nilai rata rata (x́), standar deviasi (Sd), koefisien variasi
(Cv), koefisien kemiringan (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck). Perhitungan
parameter tersebut didasarkan pada data catatan tinggi hujan harian rata-
rata maksimum 15 tahun terakhir.
a. Nilai rata-rata
Σ xi
x́= .............................................................................................(2.2)
n
b. Standar deviasi
n
∑ { xi−x́ } ² ...............................................................................(2.3)
Sd= i−i
n−1
17
c. Koefisien Variasi
Sd
Cv= .............................................................................................(2.4)
x́
18
d. Koefisien Kemencengan
Koefisien kemencengan (coefficient of skewness) adalah suatu
nilai yang menunjukkan derajat ketidak simetrisan (assymetry) dari
suatu bentuk distribusi. Besarnya koefisien kemencengan (coefficient
of skewness) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut ini:
α
Untuk populasi : Cv=
σ3
α
Untuk sampel :Cv=
Sd 3
n
1
α= ∑ { Xi−μ }3 .....................................................................(2.5)
n i−1
n
1
α= ∑ { Xi−μ }3
(n−1)(n−2) i−1
e. Koefisien Kurtosis (Ck)
Keruncingan atau kurtosis (coefficient of kurtosis) adalah tingkat
kepuncakan dari sebuah distribusi yang biasanya diambil secara relatif
terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan keruncingannya, kurva
distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1) Leptokurtik
Merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi.
2) Platikurtik
Merupakan distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar
3) Mesokurtik
Merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak
mendatar
RUMUS KURTOSIS
1. Parameter statistik
Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisis frekuensi
meliputi parameter nilai rata rata (x́), standar deviasi (Sd), koefisien variasi
(Cv), koefisien kemiringan (Cs) dan koefisien kurtois (Ck). Perhitungan
parameter tersebut didasarkan pada data catatan tinggi hujan harian rata-
rata maksimum 15 tahun terakhir.
a. Nilai rata-rata
19
631,7741175
x́=
10
x́=63.17741175
b. Standar deviasi
2076.58828
Sd=
9
Sd=15,18986
c. Koefisien Variasi
Cv=0,24043
d. Koefisien Kemencengan
Koefisien kemencengan (coefficient of skewness) adalah suatu
nilai yang menunjukkan derajat ketidak simetrisan (assymetry) dari
suatu bentuk distribusi. Besarnya koefisien kemencengan (coefficient
of skewness) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut ini:
α
Untuk populasi : Cv=
σ3
α
Untuk sampel :Cv=
Sd 3
n
1
α= ∑ { Xi−μ }3
n i−1
n
1
α= ∑ { Xi−μ }3
(n−1)(n−2) i−1
6 2004 40.62549131
7 2005 90.40157745
8 2006 45.94313674
9 2007 53.44158057
10 2008 82.6751406
(2.6)
=
√ n−1
...................................................................
2076.59
=
√ 10−1
= 15,18987
2) K ( Faktor Frekuensi )
Yt−Yn
K = ...........................................................................
Sn
(2.7)
Yn = Reduced mean yang tergantung jumlah sampel,
n = 10, Yn = 0,4952
Yt = Reduced varians yang mempunyai nilai yang berbeda
pada
setiap periode ulang, contoh kala ulang 5 th, Yt = 1,5
21
8 2006 45.94313674
9 2007 53.44158057
10 2008 82.6751406
X rata - rata 63.17741175
Standart Deviasi (SD) 15.18986607
Tabel 2.17 Perhitungan curah hujan rencana metode gumbel
Kala Ulang TR Curah Hujan Rencana,
Yt Yn Sn P (%)
(tahun) XTR (mm)
2 0,367 37,779 50
5 1,500 46,224 20
10 2,250 51,816 10
25 3,199 0,4952 0,9497 58,881 4
50 3,902 64,122 2
100 4,600 69,324 1
1000 6,907 86,515 0,1
log x=
∑ log x
n
17.8916
=
10
= 1.7891 mm
3) Standar Deviasi Log X
Slogx=∑ ¿ ¿ ¿
= 0.0352
23
= 0,4114
2.4.2. Tujuan
Menentukan nilai debit limpasan berdasarkan pada peta Landuse yang
telah tersedia dan menghitung intensitas curah hujan dengan menggunakan rumus
mononobe dan grafik lengkung IDF.
sebelum nya harus diketahui beberapa data seperti Koefisien Run Off (Ć ), Luas
total DAS (A), dan Intensitas Curah Hujan rencana (ITR).
Selanjutnya, untuk menentukan nilai dari Intensitas curah hujan rencana
(ITR), kita harus menentukan terlebih dahulu Tinggi Curah Hujan Rencana (XTR)
dan Waktu Konsentrasi (TC). Waktu Konsentrasi (TC) adalah waktu yang
diperlukan oleh hujan dengan jatuh pada titik terjauh dari DAS untuk mencapai
Outlet. Untuk nilai dari XTR sudah diketahui berdasarkan perhitungan Analisis
frekuesi sebelumnya dengan menggunakan Distribusi Gumbel & Distribusi Log-
normal. Oleh karena itu kita hanya perlu mencari nilai TC saja dengan persamaan
dibawah:
L0,77
T C =0,06625 × 0,385 ......................................................................................(2.10)
S
Dimana:
TC = Waktu Konsentrasi (jam)
L = Panjang Lintasan
S = Kemiringan (%)
Setelah nilai XTR dan nilai TC sudah diketahui, selanjutnya kita dapat
mencari nilai Intensitas Curah Hujan Rencana (I TR). Untuk mencari nilai ITR dapat
hitung dengan persamaan dibawah ini:
X TR
I TR= ..........................................................................................................(2.11)
TC
Dimana:
ITR = Intensitas Curah Hujan Rencana (mm/jam)
XTR = Tinggi Curah Hujan Rencana (mm)
Tc = Waktu Konsentrasi (jam)
R24 TR 24 23
I TR=
24
×
TC ( )
.........................................................................................(2.12)
Dimana:
R24TR = XTR
( C 1× A 1 )+ (C 2× A 2 ) … .+(Cn+ An)
C =
A total
..................................................(2.13)
( 0,25 ×1,77 )+ ( 0,25× 34,51 )+ ( 0,6 ×12,56 )
C = + ( 0,25 ×10,39 ) + ( 0,25 ×5,63 ) + ( 0,3 ×5,62 ) + ( 0,15 ×5,26 )
105.5850
= 0.26107743 0,3
b. Intensitas Hujan (I)
R 24 24 23
It =
24
×
t ( )...........................................................................
(2.14)
Keterangan :
R24 = XTR = Nilai curah hujan rencana pada kala ulang
t = tc = waktu konsentrasi berdasarkan rumus Kirpich
Rumus Kirpich :
0,06628× L0,77
tc =
S 0,385
..........................................................................(2.15)
L = Panjang sungai utama = 105.68339 m
elevasi hulu – elevasi hilir
S = Slope sungai =
L
525 m
=
22804.727 m
= 0,0230
0,06628× 105.683390,77
tc = = 10.2434
0,0230 0,285
2 /3
79.2486 24
I5 =
24
× (
10.2434 )
= 6,04213 mm/jam
Q5 = C ×I5× A
= 0,278 × 6,04213 × 10-6×105,6834 × 106
= 53,2553 m3/s
Maka, debit limpasan pada kala ulang 5 tahun adalah 53,2553 m3/s.
Tabel 2.21 Perhitungan nilai debit limpasan berdasarkan kala ulang metode
rasional
TR (Tahun) R24 (mm) Intensitas Hujan (m/s) Debit Limpasan (m3/s)
2.5.2. Tujuan
Menentukan nilai debit banjir rencana dengan menggunakan Metode
Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu. Metode ini sederhana, karena hanya
membutuhkan data-data karakteristik DAS seperti luas DAS, panjang sungai dan
dalam beberapa kasus dapat juga mencakup karakteristik lahan.
(2.20)
1 105,7 × 1
= 3,6 ( )
( 0,3 ×3 )+ ( 4 )
= 5,9911 m3/s/mm
6) Menghitung sisi naik (Qt) dimana 0 < t < Tp
t =2
Qt = Qp× ¿..............................................................(2.21)
= 5,9911 × ¿
= 2.2641 m3/s/mm
30
t (jam) Q(mm³/detik)
0 0
1 0.4289604
2 2.2640664
3 5.991122279
= 4,4339 m3/s/mm
8) Menghitung sisi turun 2 (Qd2) dimana (Tp + T0,3 ) < t < Tp + T0,3 +
1,5T0,3)
t=7
( t −Tp ) +(0,5T 0,3)
Qd2 = Qp× 0 , 3 1,5T 0,3 ..............................................(2.23)
( 8−3 ) +(0,5×4 )
= 5,9911 ×0 , 3 6
= 1,4706 m3/s/mm
t = 14
[ ( t −Tp ) + ( 1,5 T 0,3) ] /(2 T 0,3)
Qd3 = Qp× 0 , 3 2 T 0,3 ...................................(2.24)
[ ( 14−3) + ( 1,5 ×4 ) ] /(2× 4)
= 3,468 ×0 , 3 8
= 0,4639 m3/s/mm
Volume = ( U H +2 U H ) x ∆ t...................................
0 1
(2.25)
= ( 0+0,07
2 )
x (1 x 3600)
= 119,15 m3/s
32
∑ volume
Tinggi hujan = ...............................................
Luas Das
(2.26)
39365.29 x 1 0002
=
105.683397 x 10003
= 0.000372483 mm
(2.29)
= ( 0+0,18
2 )
x ( 1 x 3600 )
= 1272,3872 m3/s
∑ volume terkoreksi
Tinggi hujan setelah tekoreksi =
Luas Das
105683.40× 10002
=
105683397× 10003
33
= 1 mm
Tabel 2.26 Perhitungan lengkung hidorgraf metode Nakayasu
QUh terkoreksi VUH terkoreski
Jam Q Uh (m3/s/mm') VUH (m3)
(m3/s/mm') (m3)
0 0.0000000 119.15 0 319.8779598
1 0.07 748.02 0.18 2008.20
2 0.35 3589.20 0.94 9635.86
3 1.64 6065.21 4.42 16283.17
4 1.72 5545.34 4.63 14887.5
5 1.36 4358.65 3.64 11701.61
6 1.07 3425.91 2.86 9197.50
7 0.84 2601.38 2.25 6983.88
8 0.61 2025.13 1.63 5436.84
9 0.52 1724.79 1.39 4630.51
10 0.44 1468.99 1.18 3943.77
11 0.38 1251.13 1.01 3358.88
12 0.32 1065.58 0.86 2860.74
13 0.27 867.69 0.73 2329.49
14 0.21 712.33 0.56 1912.38
15 0.19 631.53 0.50 1695.45
16 0.16 559.89 0.44 1503.13
17 0.15 496.38 0.39 1332.63
18 0.13 440.08 0.35 1181.47
19 0.11 390.16 0.31 1047.45
20 0.10 345.90 0.27 928.64
21 0.09 306.67 0.24 823.30
22 0.08 271.88 0.21 729.91
23 0.07 241.04 0.19 647.12
24 0.06 113.27 0.17 304.10
3 2 4.80
4 3 4
5 4 4.2
6 5 3.6
7 10 3.00
8 15 1.8
9 20 1.23
10 25 0.96
11 30 0.76
12 40 1.20
13 50 0.72
14 60 0.6
5
f (mm/jam)
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
t (jam)
0.8
t (jam)
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
log (f-fc) (mm/jam)
Ch Rencana
Kala ulang TR R24 TR
2 61.11871782
5 79.24866116
20 102.6141175
50 117.6712162
100 128.8396708
Contoh perhitungan :
Kala ulang 100 tahun dengan Xtr = 128.84 mm pada jam ke 1 jam
R 24 24 23
It = ( ) ......................................................................
24 ∆ t
(2.35)
128.8 4 24 23
= ( )
24 1
= 44,6662 mm/jam
It x Id = ∆ t × It......................................................................(2.36)
= 1 × 44,66
= 44,6662 mm
= 44,6662 – 0
= 44,6662 mm
Δp
Pt = x 100 % ...............................................................
∑ Δp
(2.38)
37
44 , 66 62
= x 100 % = 58.48 %
76.3782
Hyetograph ( % ) × R24
Hyetograph = ............................................
100
(2.39)
7,17× 6 1,12
=
100
= 4,381 mm
Infiltrasi
= 6,45 mm/jam
6 ,59
=
2
= 3,29 mm/jam
= 4,381 – 3,29
= 1,09 mm
38
Tabel 2.30 Perhitungan curah hujan jam-jaman dengan metode ABM kala ulang 2
tahun
Td ∆t lt it.Td ∆p PT (%) Hyetograph Infiltrasi P
ja ja (mm)
m m mm/jam mm mm % % mm mm
21.1886 21.1886
1 1 21.18868 8 8 58.48035 7.16822 4.38113 3.29 1.09
26.6960 5.50738
2 1 13.34803 6 3 15.20028 10.6626 6.51687 0.60 5.92
30.5593
3 1 10.18645 6 3.8633 10.66264 58.4804 35.7424 0.60 35.14
33.6349 3.07556
4 1 8.408732 3 8 8.48851 15.2003 9.29021 0.60 8.69
36.2321
5 1 7.246425 3 2.5972 7.168223 8.48851 5.18807 0.60 4.59
36.2321
Jumlah 3 100 100 61.1187
40
35
30
hyetograf (mm)
25
20
15
10
5
0
1
td ( jam)
Gambar 2.8 Grafik curah hujan jam-jaman total (Kala ulang 2 tahun)
Tabel 2.31 Perhitungan curah hujan jam-jaman dengan metode ABM kala ulang 5
tahun
Td ∆t lt it.Td ∆p PT (%) Hyetograph Infiltrasi
ja ja P (mm)
m m mm/jam mm mm % % mm mm
27.4739 27.4739
1 1 27.47398 8 8 58.48035 7.16822 5.68072 3.29 2.39
34.6150 7.14106
2 1 17.30752 4 5 15.20028 10.6626 8.45 0.60 7.85
39.6243 5.00928
3 1 13.20811 3 9 10.66264 58.4804 46.3449 0.60 45.74
43.6122 3.98788
4 1 10.90305 2 8 8.48851 15.2003 12.046 0.60 11.45
46.9798
5 1 9.395968 4 3.36762 7.168223 8.48851 6.72703 0.60 6.13
39
35
30
25
20
15
10
5
0
1
td (jam)
Gambar 2.10 Grafik curah hujan jam-jaman total (Kala ulang 5 tahun)
Tabel 2.32 Perhitungan curah hujan jam-jaman dengan metode ABM kala ulang
20 tahun
Infiltras
Td ∆t lt it.Td ∆p PT (%) Hyetograph i P
ja (mm)
m jam mm/jam mm mm % % mm mm
1 1 35.57433 35.57433 35.57433 98.18449 12.035 12.3496 3.29 9.06
2 1 22.41042 44.82084 9.246517 25.52022 17.9018 18.3698 0.60 17.77
3 1 17.10235 51.30706 6.486215 17.90183 98.1845 100.751 0.60 100.15
4 1 14.11768 56.47073 5.163666 14.25162 25.5202 26.1873 0.60 25.59
5 1 12.16625 60.83124 4.360519 12.03495 14.2516 14.6242 0.60 14.02
Jumlah 60.83124 167.8931 167.893 172.282
80
60
40
20
0
1
td (jam)
Gambar 2.12 Grafik curah hujan jam-jaman total (Kala ulang 20 tahun)
40
Tabel 2.33 Perhitungan curah hujan jam-jaman dengan metode ABM kala ulang
50 tahun
Td ∆t lt it.Td ∆p PT (%) Hyetograph Infiltrasi P
(Jam (Jam (mm)
) ) (mm/jam) (mm) (mm) (%) (%) (mm) (mm)
40.7943
1 0 -1 40.79433 3 40.79433 58.48035 7.16822 8.43494 3.29 5.14
51.3976
2 1-2 25.69882 4 10.60331 15.20028 10.6626 12.5469 0.60 11.95
58.8356
3 2-3 19.61187 1 7.43797 10.66264 58.4804 68.8145 0.60 68.21
64.7569
4 4-5 16.18924 7 5.921358 8.48851 15.2003 17.8863 0.60 17.29
69.7573
5 13.95147 3 5.000361 7.168223 8.48851 9.98853 0.60 9.39
Jumlah 69.75733 100 100 117.671
50
40
30
20
10
0
1
td (jam)
Gambar 2.14 Grafik curah hujan jam-jaman total (Kala ulang 50 tahun)
Tabel 2.34 Perhitungan curah hujan jam-jaman dengan metode ABM kala ulang
100 tahun
Infiltras
Td ∆t lt it.Td ∆p PT (%) Hyetograph i P
(jam (mm)
) (jam) (mm/jam) (mm) (mm) (%) (%) (mm) (mm)
44.6662
1 1 44.66622 2 44.66622 58.48035 7.16822 9.23552 3.29 5.95
56.2759
2 1 28.13795 1 11.60969 15.20028 10.6626 13.7377 0.60 13.14
64.4198
3 1 21.47328 4 8.143926 10.66264 58.4804 75.3459 0.60 74.75
4 1 17.7258 70.9032 6.483368 8.48851 15.2003 19.584 0.60 18.98
5 1 15.27563 76.3781 5.474957 7.168223 8.48851 10.9366 0.60 10.34
41
6
Jumlah 76.37816 100 100 128.84
40
30
20
10
0
1
td (jam)
Gambar 2.16 Grafik curah hujan jam-jaman total (Kala ulang 100 tahun)
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0 5 10 15 20 25 30
td (jam)
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0 5 10 15 20 25 30
td (jam)
Q total (m3/s)
300.000
200.000
100.000
0.000
0 5 10 15 20 25 30
td (jam)
500.000
Q total (m3/s)
400.000
300.000
200.000
100.000
0.000
0 5 10 15 20 25 30
td (jam)
400.000
300.000
200.000
100.000
0.000
0 5 10 15 20 25 30
td (jam)
Gambar 2.21
600 HIDROGRAF BANJIR RENCANA Grafik
Hidrograf banjir kala hidrograf
ulang 2 tahun
500 banjir (Kala
Hidrograf banjir kala ulang 100
400 ulang 5 tahun
tahun)
Q total (m3/s)