KEPERAWATAN
S1 KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
dilakukan dengan mengambil referensi dari berbagai sumber.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
kami yang masih dalam proses belajar ini, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini agar kedepannya dapat
lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan pemahaman tentang leukemia.
2. Untuk mengetahui manifestasi klinis dan etiologi dari leukemia.
3. Untuk memahami patofisiologi dari leukemia.
4. Untuk memahami asuhan keperawatan bagi pasien leukemia.
BAB II
TEORI LEUKEMIA
A. Definisi
Leukimia adalah keganasan hematologic akibat proses neoplastik yang disertai
gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan selinduk
hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel ganas
tersebut dalam sumsum tulang, kemudian leukimia beredar secara sistemik (Bakta,
2006).
Leukimia adalah poliferasi sel luekosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian. (Soeparman dan
Sarwono W,2001)
Secara sederhana leukimia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan
tipe sel asal yaitu:
1. Leukimia akut
Leukimia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit)
yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain. Leukimia akut memiliki
perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-
rata dalam 4-6 bulan.
a) Leukimia limfositik (LLA)
b) Leukimia mielositik akut (LMA)
2. Leukimia kronik
Leukimia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi neoplastik
dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
a) Leukimia limfositik kronis (LLK)
b) Leukimia Granulositik/ mielositik kronik (LGK/LMK)
B. Etiologi.
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukimia, yaitu (sibuea,2009)
1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(Tcellleukimia-lhymohoma virus/HLTV).
2. Radiasi
3. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diet hystilbestrol
4. Faktor herediter, misalnya pada kembar mono zigot
5. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom
C. Patofisiologi
ALL meningkat dari sel batang limfoid tunggal dengan kematangan lemah dan
pengumpalan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai
tingkat pengembangan limfoid yang berbeda dalam sumsum tulang, mulai dari yang
premature hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kematangannya merupakan
petunjuk untuk menentukan atau meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah
tepi, ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya terdapat leukositosis, kadang-kadang
leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrophil sering kali rendah, demikian pula kadar
haemoglobin dan trombosit.
Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blast yang
dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari stem sel pluripoten, kemudian stem sel
limfoid, pre-B, early B, SEL b intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid, dan sel
plasma. Limfosit T juga berasal dari stem sel pluritopen, berkembang menjadi stem
sel limfoid, sel timosit imatur, cimmomthymosit, timosit matur, serta menjadi sel
limfosit T helper dan limfosit T supresor.Peningkatan produksi leukosit juga
melibatkan tempat-tempat ekstra medular sehingga anak-anak menderita pembesaran
kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang jugasering dijumpai. Juga timbul
serangan pada susunan saraf pusat, yaitu: sakit kepala, muntah-muntah, kejang, dan
gangguan penglihatan.
PATWHAY LEUKIMIA
D. Manifestasi Klinis Leukimia
1. Gejala-gejala umum dari leukimia
a. Demam-demam atau keringat waktu malam
b. Infeksi yang seringkali
c. Perasaan lemah atau lelah
d. Sakit kepala
e. Perdarahan dan mudah memar (gusi-gusi yang berdarah, tanda-tanda
keunguan pada kulit,atau titik merah yang kecil dibawah kulit.)
f. Nyeri pada tulang-tulang atau persendian.
g. Pembengkakan atau ketidakenakan pada perut (dari suatu pembesaran
limpa)
h. Pembengkakan nodus-nodus getah bening, terutama pada leher atau ketiak.
2. Kehilangan berat badan
Gejala semacam ini bukanlah tanda-tanda yang pasti dari leukimia. Suatu
infeksi atau persoalan lain juga dapat menyebabkan gejala-gejala ini. Pada tingkat-
tingkat awal dari leukimia kronis, sel-sel leukimia berfungsi hampir secara normal.
Gejala-gejala mungkin tidak nampak untuk suatu waktu yang lama. Dokter selalu
temukan leukimia kronis sewaktu suatu checkupsebelum ada gejala apa saja.
Ketika gejala-gejala nampak, umumnya ringan pada permulaan dan memburuk secara
berangsur-angsur.
3. Leukimia kronis berjalan secara pelan dengan perasaan kelelahan yang
bertahap.
Gejala gejala lain meliputi:
a) Kehilangan berat badan secara bertahap
b) Nyeri pada tulang
c) Pendarahan di hidung
d) Ereksi lama yang tidak diinginkan (priapsin) pada pria.
e) Demam, mengacur keringat
f) Demam, keringat deras dan keringat pada malam hari
g) Kelenjar getah bening yang membengkak terutama pada leher, kunci paha
dan ketiak.
h) Mudah memar
i) Kekurangan energi
j) Nafas bertahan
4. Leukimia akut, berajalan secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan seseorang
merasakan sakit yang sangat hanya dalam beberapa hari atau minggu.
Gejala-gejala antara lain:
a) Kulit pucat (karena animia)
b) Infeksi yang berulang-ulang,seperti sakit tenggorokan
c) Pendarahan abnormal yang keluar dari gusi dan kulit
d) Periode yang berat pada wanita.
e) Kehilangan nafsu makan.
f) Gejala-gejala seperti flu, antara lain kecapekan dan tidak enak badan.
g) Luka ditulang sendi.
h) Perdarahan hidung
i) Lebih mudah mendapat memar dari biasanya tnapa sebab yang jelas.
F. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
a) Kemoterapi pada penderita LLA : pengobatan umumnya terjadi secara
bertahap, meskipun tidak semua fase yang digunakan untuk semua orang.
b) Kemoterapi pada penderia LMA
Fase induksi : fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif,
bertujuan untuk mengeradikasi sel-sel leukimia secar maksimal sehingga
tercapai remisi komplit.
Fase konsolidasi: dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi.
c) Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena mementukan strategi terapi
dan progosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi :
- Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sum-sum tulang.
- Stadium 1 : limfositosis dan limfadenopati
- Stadium 2 : limfositosis dan splenomegali/hepatomegali.
- Stadium 3 : limfositosis dan anemia ( Hb<11gr/dl)
- Stadium 4 : limfositosis dan trombositopenia
<100.000/mm3 dengan/tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.
d) Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
- Fase kronik : busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yang
mampu menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama.
- Fase akselerasi : sama dengan terapi leukemia akut, tetapirespon sangat
rendah.
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
leukimia.
Kasus
An R datang ke RS dengan dibawah ibunya keluhan perdarahan. Hasil anamnesa
didapatkan bahwa klien mudah perdarahan dan darah sulit berhenti mengalir. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan RR 20x/menit, S 38,7 derajat celcius, N 80x/menit, TD
120/80 mmHg. Klien tampak lemas dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral dingin
dan sianosis, CRT 3 detik,. Keluarga mengatakan kakak An R pernah menderita
penyakit yang sama dan meninggal saat usia 1 tahun. Keluarga berharap An R dapat
disembuhkan.
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. R
2. Tempat tgl lahir/usia : Padangsidimpuan / 3 Tahun
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan :
a. N a m a : Tn. A
b. U s i a : 38 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. A g a m a : Islam
a. N a m a : Ny. R
b. U s i a : 36 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
Keluhan Utama :
Demam naik turun, os tidak bisa berjalan-jalan dan makin lama os tidak bisa
mengangkat badan.
e. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan hanya demam saat mendapat imunisasi seperti campak.
3. Post natal
DFT II : DFT II :
5bulan 5bulan
Polio II : Polio II :
6bulan 6bulan
3.
Polio III : Polio III :
8 bulan 8 bulan
Polio IV : Polio IV :
12bulan 12bulan
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 12 kg
2. Tinggi badan : 95 cm.
3. Waktu tumbuh gigi ............ gigi
Tanggal
.........
..
Jumlah gigi buah.
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
.............................................................................................
..............................................................................................................................
.............................
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat
pembuangan
2. Frekuensi (waktu)
3. Konsistensi
4. Kesulitan
5. Obat pencahar
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang
- Malam
2. Pola tidur
3. Kebiasaan sebelum
tidur
4. Kesulitan tidur
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
2. Cuci rambut
1minggu 3kali 1minggu 1kali
- Frekuensi
Sendiri Dibantu
- Cara
3. Gunting kuku
- Frekuensi 1minggu 1kali Nunggu sembuh
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekuensi
3kali sehari pakai odol 2kali sehari pakai odol
- Cara
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari
2. Pengaturan jadwal
harian
4. Kesulitan pergerakan
tubuh
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : simetris
b. Bentuk wajah : simetris
c. Gerakan abnormal :
d. Ekspresi wajah :
Palpasi
Nyeri tekan / tidak :
Data lain :
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : Edema / tidak
Radang / tidak
b. Sclera : Icterus / tidak
c. Conjungtiva : Radang / tidak
Anemis / tidak
d. Pupil : - Isokor / anisokor
- Myosis / midriasis
- Refleks pupil terhadap cahaya :
e. Posisi mata :
Simetris / tidak :
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga :
b. Ukuran / bentuk telinga :
c. Aurikel :
d. Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
e. Pemakaian alat bantu :
Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne :
b. Weber :
Data lain :
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi :
- Karang gigi / karies :
- Pemakaian gigi palsu :
b. Gusi
Merah / radang / tidak :
c. Lidah
Kotor / tidak :
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak :
- Basah / kering / pecah :
- Mulut berbau / tidak :
- Kemampuan bicara :
Data lain :
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa :
b. Nyeri tekan :
c. Nyeri menelan :
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : Membesar / tidak
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak
b. Kaku kuduk / tidak :
c. Kelenjar limfe : Membesar atau tidak
Data lain :
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis :
Perkusi
Pembesaran jantung :
Auskultasi
a. BJ I :
b. BJ II :
c. BJ III :
d. Bunyi jantung tambahan :
Data lain :
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit :
b. Ada luka / tidak :
Palpasi
a. Hepar :
b. Lien :
c. Nyeri tekan :
Auskultasi
Peristaltik :
Perkusi
a. Tympani :
b. Redup :
Data lain :
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri :
- Pergerakan abnormal :
- Kekuatan otot kanan / kiri :
- Tonus otot kanan / kiri :
- Koordinasi gerak :
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri :
- Triceps kanan / kiri :
c. Sensori
- Nyeri :
- Rangsang suhu :
- Rasa raba :
Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan :
- Kekuatan kanan / kiri :
- Tonus otot kanan / kiri :
b. Refleks
c. Sensori
- Nyeri :
- Rangsang suhu :
- Rasa raba :
Data lain :
- contrimovazole = 2×120 mg
- decamethasion = 3×400 mg
- O2 = 1- 2 I/m (K/P)
ANALISA DATA
Kulit pucat
Infiltasi sel neoplasma
Hb 8,5 gr% ↓
Kelemahan otot dan
Trombosit anggota gerak
40.103/mm3 ↓
Kelemahan umum
Conjungtiva pucat ↓
Gangguan aktivitas
HR: 96 x/I, RR: 26
x/i
DS:
Gangguan mobilitas
Ibu mengatakan anaknya
fisik
lemah
DO:
Konjungtiva pucat
Tubuh px tampak
kurus
Kebutuhan aktivitas
px masih dibantu oleh
keluarga
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN